1 November 2020
Penulis —  rensjordens

Pengalaman di bangku kuliah bersama Kezia

Namun karena usiaku saat itu masih terlalu muda, aku masih belum berani menyatakan rasa sayangku kepada Kezia yang merupakan sepupuku sendiri.. sehingga aku terpaksa memendam perasaan dan nafsuku dan cerita itupun ditutup oleh yang maha kuasa..

Selang 2 tahun kemudian, kak Kezia telah beberapa saat menjadi mahasiswi pada sebuah universitas negeri terkemuka di kota Bandung, dan aku pun baru saja menyelesaikan pendidikan SMU ku di kota Jakarta. Orang tuaku mendorongku untuk melanjutkan kuliah di universitas yang sama dengan kak Kezia, tak disangka keinginan itu terkabul..

namun sebelum aku memasuki bangku kuliah, orang tuaku menyuruhku mengunjungi kak Kezia untuk melihat2 kehidupannya sebagai mahasiswi di kota Bandung… pada hari yang dijanjikan, akupun mengemudikan mobilku menuju kota Bandung dan tidaklah sulit untuk menemukan tempat tinggal kak Kezia. Orang tuanya (pamanku) cukup berada sehingga sejak pindah ke kota Bandung, kak Kezia tinggal di sebuah apartemen milik orang tuanya sendiri..

Setelah memarkir mobilku dan berjalan ke lobby apartemen, aku menelpon kak Kezia. “Kak, aku udah dibawah nih…” jelasku. “Oke Angga, kakak turun jemput kamu ya…” jawabnya. Agar dapat memasuki gedung apartemen itu setiap penghuni harus memiliki akses berupa kartu magnetis sendiri2, sehingga terpaksa kak Kezia harus menjemputku di lobby agar aku bisa masuk..

“Hai Angga! Look at you…! Udah lama ya kita gak ketemuu…” sapa kak Kezia menyambutku dengan ramah. Oooh… rambut panjangnya, senyumannya, serta wajah manisnya, mengingatkanku akan liburanku bersamanya beberapa tahun lalu… “Iya kaak.. udah 3 tahun ya??” balasku. Kak Kezia memelukku dengan erat, kubalas pelukannya dengan melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya..

Kami menaiki lift menuju lantai 17, dimana kak Kezia membimbingku menuju apartemennya. Ia membuka pintu, dan tampaklah apartemen yang besar, rapi, wangi, ciri khas tempat tinggal mahasiswi cewek. Hal ini mengingatkanku akan kamar tidur kak Kezia di rumah orang tuanya.. oooh pengalaman tak terlupakan…

A: “Waaaah luas banget kaak apartemen ini…”

K: “Iya Ngga… lumayan lah. Tapi agak terlalu besar memang buat sendirian. Untung mulai bulan depan kamu kuliah disini ya… enak deh kakak ada temennya di apartemen ini.”

A: “Eh… mmm maksud kakak?”

K: “Lho, papamu belum cerita?”

A: “Belum kak?”

K: “Kamu akan tinggal disini sama aku… apartemen ini kan punya 2 kamar. Jadi kamu bisa punya kamar sendiri. Ga usah repot cari kos2an Ngga… asik kan?”

Whaat?? Mimpi apa aku semalam? Ternyata aku akan tinggal satu apartemen dengan kak Kezia? Jantungku berdebar keras, mengingat liburanku beberapa tahun yang lalu bersamanya.. aku masih ingat betapa aku melewatkan seminggu liburan bersamanya dengan banyak kejadian yang membuat nafsu birahiku memuncak, apalagi sekarang aku akan tinggal dengannya?

“Nah yang disebelah kamar mandi itu kamarmu nanti..” kak Kezia menunjukkan sebuah kamar kosong. “Sebelahnya itu kamarku. Jadi nanti kamu tinggal bawa tempat tidur dan lemari baju aja, semuanya udah lengkap!” Kak Kezia menunjukkan seluruh bagian apartemen tersebut, namun yang terlintas di benakku hanyalah “kamu akan tinggal serumah dengan kak Kezia…

“Nah.. mumpung masih siang nih, yuk jalan2 keliling Bandung dulu, nanti kita ngobrol di kafe yang enak..” ajak kak Kezia. Tak lama kemudian kami turun ke tempat parkir, menuju mobil kak Kezia, dan mulai menelusuri seluruh kota Bandung yang saat itu diguyur hujan ringan, menambah suasana bersama kak Kezia sungguh romantis.

Sambil menyetir, kak Kezia bercerita tentang banyak hal, mulai dari kehidupan kampus nya, hal2 yang selalu ia lakukan di kota Bandung, hingga tentang teman2nya… aku mendengarkan sambil mengagumi dirinya.. ah, kami saudara sepupu, namun entah kenapa aku selalu menyukainya seolah ia kekasih idamanku…

Kami sampai di sebuah kafe kecil di sudut kota Bandung. Setelah memilih tempat duduk kak Kezia bertanya kepadaku “kamu mau pesen apa? Biar aku yg pesenin aja kamu duduk disini aja…” “Capuccino aja kak, tanpa gula ya…” jawabku. Kak Kezia pun berjalan menuju counter pemesanan minuman tak jauh dari meja kami berdua, dan aku berkesempatan untuk mengagumi dia dari belakang…

Foto (asli!) kak Kezia sedang memesan minuman.. dilihat dari belakang.

Setelah banyak berbincang di kafe, kami pun kembali menuju ke apartemen. Sesampainya disana, kak Kezia berkata “kamu kan akan pindah sebulan lagi kesini, jadi nanti aku siapin semuanya ya.. kamu pokoknya tinggal bawa baju aja. We will have fun!” Aku hanya tersenyum, masih tak percaya akan fakta bahwa sebulan lagi aku akan tinggal bersamanya, jauh dari orang tua kami berdua..

Sebelum kembali menyetir ke Jakarta, aku meminta ijin kak Kezia untuk menggunakan toiletnya. “Yup, itu di sebelah kamar kosong yang akan jadi kamarmu itu… lampunya di balik pintu sebelah kanan ya” ujarnya. Aku pun memasuki toilet dan mulai mengeluarkan air kencingku sambil aku melihat2 ke sekitar…

oh my goddd. Itu dia.. keranjang pakaian kotor kak Kezia.. aku ingat dengan apa yang kulakukan dengan celana dalam bekasnya waktu itu, kini pikiran kotor itu menghampiriku lagi. Setelah kencing dan mengguyur toilet, aku beranjak menuju keranjang itu dan mulai membuka2 isinya.. oooh terlihat beberapa beha dan celana dalam yang telah digunakan kak Kezia berserakan disana…

kuambil satu buah celana dalam berwarna pink, kucium aroma vagina kak Kezia di celana dalam itu… nikmaaaat.. aku mulai terangsang. Namun aku tak punya banyak waktu. Kulipat celana dalam itu dan cepat2 kumasukkan ke kantong celanaku. Setelah itu aku bergegas keluar dan berpamitan kepada kak Kezia…

Kisah ini tentunya akan berlanjut untuk waktu yang cukup lama… namun saat ini, aku harus sabar menunggu sebulan lamanya hingga aku dapat tinggal berdua dengan kak Kezia… sesampainya di rumah, aku langsung bergegas menuju kamarku dan mengeluarkan celana dalam kak Kezia dari kantong celanaku… ooh, kulihat bekas cairan vagina kak Kezia ada tepat di tengah celana dalam itu.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu