2 November 2020
Penulis —  rensjordens

Kezia, sepupuku yang cantik

Hai semuanya. Namaku Angga, saat ini duduk di kelas 12 sebuah SMA swasta terkenal di Jakarta. Cerita ini adalah kisah nyata pengalamanku sendiri beberapa tahun yang lalu, namun nama2 dibalik cerita ini sudah kubah dan tentunya cerita ini ditambahkan bumbu2 agar terasa lebih sedap.

Setiap liburan sekolah, aku bersama kedua orang tuaku selalu menginap di rumah paman dan bibi di kota Surabaya. Mereka memiliki seorang anak perempuan yang berusia 2 tahun lebih tua dariku. Karena kami tidak tinggal di satu kota, maka aku tidak begitu dekat dengan kakak sepupu ku itu namun ketika liburan kami selalu bermain bersama seperti kakak adik biasa.

Waktu itu aku kelas 3 SMP, dan karena aku telah menempuh ujian kelulusan SMP sebelum naik tingkat ke SMA, libur ku dimulai lebih awal. Aku bertanya kepada orang tuaku kapan kami akan mengunjungi paman dan bibi lagi, namun orang tuaku berkata ‘sabarlah, papa masih harus ngantor seminggu lagi, dan kak Kezia juga masih sekolah, siapa yang akan menemanimu bermain disana?

’ Ya, Kezia nama kakak sepupu ku itu, saat itu ia duduk di bangku kelas 2 SMA swasta paling terkenal di kota Surabaya. Aku pun sudah mulai bosan dirumah, namun akhirnya saat2 yang ditunggu pun tiba. Di hari terakhir sebelum liburan sekolah, kami telah berangkat menuju rumah paman dan bibi di Surabaya.

Kami tiba sekitar jam makan siang, dan langsung disambut oleh paman dan bibi yang mengajak kami menikmati makan siang bersama. ‘Kezia masih di sekolah, namun ini hari terakhir sebelum libur, harusnya sih dia pulang sebentar lagi. Kita makan dulu aja ya’ kata paman ku. Setelah makan siang usai, orang tuaku lanjut mengobrol dengan paman dan bibiku, sementara aku bermain2 sendiri di halaman rumah mereka yang cukup luas.

“Hai, Angga! Kamu udah datang rupanya! ’ Tiba2 suara kak Kezia mengagetkan ku. Ia berdiri di belakangku, mengenakan seragam putih abu2 dan tas ransel hitam, wajahnya tampak senang menyambut kehadiran ku di rumahnya, senyumnya mengembang di wajahnya yang putih bersih dengan rambut panjang yang terurai.

‘Udah lama datangnya? ’ tanya kak Kezia. ‘Sekitar satu jam yang lalu, sebelum makan siang lah… ’ jawabku. Ia pun menghampiriku dan memelukku erat2, maklum kami berdua adalah anak tunggal dan hanya bertemu mungkin sekali dua kali dalam setahun. Hmm aku dapat mencium aroma body lotion nya bercampur dengan bau menyengat terik matahari pada seragam sekolah dan rambutnya.

‘Ah kamu sudah datang, Ke! Dari tadi Angga nungguin kamu, kasihan dia sendirian’ ujar paman ku begitu melihat kami berdua memasuki rumah. ‘Sana ganti baju dulu, cuci tangan dan kaki, lalu makan siang ya’ kata bibiku. ‘Oh ya sekalian tunjukkan tempat Angga nanti tidur di kamarmu ya’. Rupanya kali ini aku akan menginap satu kamar dengan kak Kezia, padahal pada tiap liburan sebelumnya aku selalu tidur dengan orang tuaku.

‘Iya, Ngga, sekarang aku punya kamar sendiri dan cukup besar. Kita bisa main2 sampai malam jadi nggak gangguan orang tua kita… enak kan, lebih bebas’ ujar kak Kezia padaku. Aku pun hanya tersenyum dan mengangguk seraya mengikutinya naik tangga ke atas menuju kamarnya. Di tangga aku melihat kak Kezia dari belakang dan berpikir ‘wow, makin seksi aja kakak sepupu ku ini’.

Setibanya di kamar kak Kezia, aku melihat sebuah ranjang dengan ranjang kecil disampingnya. ‘Kamu nanti tidur di ranjang bawah ya, aku di atas’ ujar kak Kezia. Di samping ranjang masih ada ruang yang luas beralaskan karpet di lantai, sebuah TV, meja belajar dengan laptop, lemari baju, dan hebatnya kak Kezia ternyata memiliki kamar mandi sendiri di dalam kamarnya.

‘Wah besar sekali kamarmu, kak! ’ ujar ku terkagum-kagum. ‘Iya, lebih enak kan daripada di hotel? Haha! ’ balasnya. ‘Kita bisa nonton, main, dan melakukan apapun sampai larut malam dan orang tua kita gak akan terganggu’ tambahnya. Hmm, pikirku. Lumayan juga seminggu liburan di rumah kak Kezia ini, pasti aku nggak akan bosan.

Aku kemudian duduk di lantai beralaskan karpet itu, menghadap ke ranjang dimana kak Kezia duduk sambil mengecek ponselnya. ‘Jadi kamu udah lulus SMP kan? Masuk SMA mana? ’ tanyanya. Aku menyebutkan salah satu nama SMA swasta terkenal di kota Jakarta dan kak Kezia pun menjawab ‘wah susah banget loh sekolah disitu.

Kemudian kak Kezia mengambil karet rambut dari tas ranselnya dan mulai mengikatkan rambut panjangnya. Ketika melakukan itu kedua tangannya pun terangkat ke belakang kepala sehingga kemeja sekolahnya sedikit terangkat ke belakang dan menunjukkan buah dada kak Kezia yang mulai membesar. Wow, pikirku. Sepertinya tahun lalu dadanya masih rata, sekarang sudah tambah besar.

Aku mulai berpikir yang tidak2 dalam kepalaku. Memang, sejak duduk di bangku SMP aku mulai mengenal yang namanya seks, dari teman2 sekolah ku. Bahkan aku sudah setahun terakhir melakukan masturbasi, biasanya bila habis diam2 melihat foto dan. Ideo porno bersama teman2ku, atau habis mengintip teman2 cewek ganti baju pada saat pelajaran olah raga, atau melihat teman2 sekolah yang suka duduk mengangkang di sekolah sampai kelihatan celana dalam nya.

Namun tidak pernah terpikir bahwa aku akan menjadi terangsang karena kakak sepupu ku sendiri. Tidak, tidak boleh, dia kakak sepupu ku, pikirku dalam hati. ‘Kakak ganti baju dulu di kamar mandi ya, nanti temenin kakak makan siang ya’ ujarnya. ‘Oke kak! ’ jawabku. Kak Kezia pun bangkit dari tempat tidur menuju lemari baju, mengambil sepasang kaos dan celana pendek, dan berjalan menuju kamar mandi.

Seperti anak2 remaja terutama yang cewek2, kak Kezia tak bisa melepaskan ponsel dari tangannya. Kebetulan aku masih duduk di lantai kamar dan saat kak Kezia berjalan ke kamar mandi tiba2 ponsel nya terpeleset dari tangannya dan jatuh ke karpet. ‘Aduh, jatuh lagi deh. Untung di karpet’ ujarnya. Aku pun sedikit tertawa melihat kejadian itu, namun tiba2 kak Kezia berjongkok untuk mengambil ponselnya dari lantai tanpa memegangi rok nya, sehingga ketika ia berjongkok aku dapat melihat dengan jelas pangkal paha serta celana dalam putihnya dengan jelas dari balik rok SMA nya.

Ternyata aku menjadi begitu terangsang melihat selangkangan dan celana dalam kak Kezia sehingga batang kemaluanku pun jadi membesar. Kak Kezia kemudian menyalakan TV dan berkata ‘tuh kamu nonton dulu aja ya sementara aku ganti baju dulu’. Namun apapun yang kulihat di layar TV itu tak bisa menghilangkan apa yang ada di benakku.

Aku baru saja melihat selangkangan dan celana dalam kak Kezia, kakak sepupu ku, dan aku merasa terangsang. Apalagi membayangkan bahwa ia sekarang berada di balik pintu kamar mandi tersebut, membuka kemeja seragamnya, melepas rok abu2nya, hanya mengenakan beda dan celana dalam, membuatku ingin sekali mendobrak pintu itu dan melihatnya setengah telanjang.

Jam demi jam berlalu, sore itu aku menghabiskan waktu dengan bersantai2, mengobrol dengan kak Kezia, paman dan bibiku, minum teh serta makan pisang goreng buatan bibi, dan akupun mulai melupakan apa yang kulihat dan kupikir kan pada siang harinya di kamar kak Kezia. Setelah makan malam kami pun masih menonton TV bersama di ruang keluarga.

Tak terasa waktu telah menunjukkan jam 21:30, orang tuaku pun ingin beristirahat di kamar yang sudah disediakan khusus untuk mereka. Tak lama kemudian, pukul 22:00 paman dan bibiku pun masuk ke kamar. Paman berpesan ‘Kezia, Angga, ini memang liburan sekolah dan kalian bisa bermain2 sampai malam di kamar kalian, namun jangan berisik ya, dan kalau bisa tidurlah sebelum jam 12 malam, oke?

Setelah berada di kamar bersama kak Kezia, aku pun segera menuju kamar mandi dan gosok gigi, serta mengganti bajuku dengan baju tidur yang sudah disiapkan. Selama di kamar mandi aku berpikir ‘wah jadi disini toh tempat kak Kezia mandi… Hmm gimana ya rasanya melihat kak Kezia mandi, telanjang disini?

’ Sembari berpikir, batang kemaluanku mulai menegang lagi.. lalu mataku tertuju pada keranjang cucian yang ada dibawah wastafel, kubuka penutupnya, dan kulihat seragam putih abu2 yang dikenakan kak Kezia siang tadi didalamnya. Dibalik itu ada beberapa celana dalam dan beha milik kak Kezia.. aku pun makin terangsang melihatnya, kucoba menyentuh celana dalam itu, meraba2 bagian bawahnya, dan kurasakan batang kemaluanku menegang dengan sangat.

Aku yakin celana dalam yang kupegang itu yang tadi siang kulihat masih dipakai kak Kezia dibalik rok SMA abu2 nya. Lalu kulihat ada sepasang beha dengan label bertuliskan 32B, pada waktu itu aku belum tahu apa arti label tersebut, namun yang ku tahu adalah buah dada kak Kezia yang mulai membesar selalu bersembunyi dan menempel dibalik beha itu.

‘Ngga! Udh selesai belum gosok giginya? Aku jg mau gosok gigi dan ganti baju nih! ’ tiba2 suara kak Kezia dari balik pintu kamar mandi mengagetkan ku. ‘Iya kak, maaf… Udh selesai kok! ’ sahut ku. Ketika aku keluar dari kamar mandi kak Kezia tertawa ‘lama amat kamu didalam sana? Ngapain aja? ’ ‘Haha enggak kak!

’ jawabku. ‘Suka aja liat kamar mandi kakak besar gitu, ada bathtub nya pula! ’ jawabku berusaha mengalihkan pembicaraan dan pikiranku. ‘Iya, enak emang. Kadang aku malah suka kelamaan berendam di bathtub itu haha’ ujarnya, membuatku kembali membayangkan dirinya telanjang bulat berada dalam bathtub itu.

‘Itu cukup gede loh, kayanya kita berdua juga muat disitu! ’ sambungnya lagi sambi masuk dan menutup pintu kamar mandi. Aku terkejut mendengar perkataannya. Aaaah, kak Kezia, kau membuatku semakin ingin melihatmu telanjang di kamar mandi itu. Tak terasa adik kecilku pun mulai menegang lagi dibuatnya.

Aku duduk diatas tempat tidur di sisi ranjang kak Kezia sambil menonton TV, ketika kulihat kak Kezia keluar dari kamar mandi mengenakan baju tidurnya yang hanya berupa sebuah kaos berwarna kuning panjang seperti daster, sampai kira2 20 cm diatas lututnya, memperlihatkan pahanya yang putih bahkan ketika ia masih berdiri.

Aku langsung menaruh bantal diatas selangkanganku untuk menyembunyikan adik kecilku yang berdiri tegak di balik celanaku. ‘Gak pakai celana, kak? ’ tanyaku. ‘Panas! ’ jawab kak Kezia. ‘Surabaya itu panas, walaupun kita tidur pakai AC, tetap aja panas kalau pakai celana dan selimut, jadi kakak begini aja.

Toh kan nanti kalau tidur ditutupin selimut! ’ Lalu ia berjalan dan tepat di depan mataku ia melangkahi ranjang bawah ku dan naik ke ranjangnya sendiri. Apapun yang ku tonton di TV pada saat itu sudah tidak mampu lagi ku cerna. Aku hanya bisa tertegun melihat body kak Kezia yang sudah mulai terbentuk itu hanya berbalut selembar kaos berwarna kuning, dan terlihat dari bentuk bagian dadanya bahwa ia juga sudah tidak mengenakan beha.

‘Kamu pasti capek kan baru datang hari ini? Kakak juga capek habis hari terakhir sekolah. Kita tidur cepat aja ya hari ini’ ujarnya. Aku masih berusaha menonton TV sementara kulihat kak Kezia meraih ponsel disamping tempat tidurnya. ‘Aku chat sebentar sama temen2ku ya’ ujarnya. ‘Oke kak’ balas ku. Namun astaga, kulihat ia memainkan ponselnya sambil duduk bersila diatas tempat tidurnya, sehingga aku dapat dengan jelas melihat kedua buah paha mulusnya serta selangkangannya yang dibalut celana dalam berwarna putih.

Ia tampak tidak sadar akan posisi duduknya yang membuatku terangsang setengah mati dan tetap bermain dengan ponselnya. Sementara aku, sambil berpura2 menonton TV, diam2 meraba2 penisku yang sangat tegang dari balik bantal, sesekali melirik ke arah celana dalam kak Kezia di antara paha putihnya yang terbuka lebar tepat sejajar dengan mataku..

Telah 2 jam aku mencoba tidur, namun tak bisa juga aku berhenti memikirkan apa yang tadi kulihat. Selangkangan dan celana dalam kak Kezia begitu membuatku terangsang. Gawat, pikirku. Aku masih akan tidur bersamanya di kamar ini selama 6 hari ke depan, bagaimana jika aku tidak dapat menahan nafsu birahi ku ini?

Lampu kamar telah dimatikan, namun cahaya dari lampu jalan yang menerobos melalui jendela kamar membuat dinding di sebelah ranjang kak Kezia serta sebagian tempat tidurnya agak terang. Aku melihat ke arah jam digital diatas meja belajar kak Kezia, waktu menunjukkan pukul 1:23 dini hari. Aku bangkit dan duduk di tempat tidurku, memandang kak Kezia yang tampaknya tertidur sangat pulas.

Ia memang tampak kelelahan. Tiba2 entah dari mana, pikiran nakal merasuki ku. Kucoba sentuh tangan kak Kezia, ia tidak bergerak. Ku pandangi wajahnya yang cantik, kakak sepupu ku yang duduk di kelas 2 SMA itu tampak lelap dalam mimpinya. Dengan jantung yang berdebar, pelan2 ku raba buah dadanya dari luar kaosnya.

Benar, tidak memakai bra. Kurasakan puting kanannya dengan jari tangan kananku, sementara penisku berdiri tegak kembali. Ingin sekali ku ciumi wajah kak Kezia yang cantik, namun aku takut ia akan terbangun. Lalu timbul niat nakalku untuk melihat apa yang ada dibalik selimutnya. Bercahaya kan sinar lampu jalan yang menembus masuk melalui jendela, pelan2 ku tarik selimut yang menutupi kak Kezia hingga perutnya itu.

Jantung ku makin berdebar, tanganku gemetaran, dan penisku tegang luar biasa. Lama sekali waktu yang ku perlukan untuk menyingkap selimutnya, setiap centi aku berhenti untuk menghela nafas, karena aku tak ingin dia terbangun. Yang kulihat hanyalah kaos kak Kezia yang membalut tubuhnya. Selimut ku tarik pelan2 hingga turun ke pinggangnya, ia tetap tertidur pulas.

Lalu turun lagi hingga ujung kaos kuningnya, kini pahanya mulai terlihat. Mau copot rasanya jantung ini, apalagi kak Kezia tidur terlentang dengan posisi kaki yang sedikit mengangkang. Ku turunkan sedikit lagi selimutnya hingga lututnya, kemudian pelan2 ku singkapkan kaos kuningnya. Ku tarik perlahan keatas, pahanya makin terlihat hingga ke pangkalnya.

Aku terdiam sejenak, karena penisku begitu kerasnya, rasanya dikocok 2 kali pun bisa keluar. Ku lanjutkan menarik kaosnya lebih keatas lagi, hingga terlihatlah celana dalam putih kak Kezia. Ingin sekali ku sentuh, namun aku takut. Ku tarik kaosnya hingga pinggangnya, dan kini aku melihat kakak sepupu ku tidur dengan daster yang tersingkap hingga pinggang, memperlihatkan celana dalam putihnya dengan jelas.

Pelan2 ku turunkan celanaku dan mulai mengocok sambil melihat paha dan celana dalam kak Kezia yang persis di depan mataku. Belahan vaginanya pun tampak jelas dari balik celana dalam putihnya, membuatku ingin sekali menyetubuhinya. Diam2 kupegang belahan vagina itu dan ku elus2 celana dalamnya. Aku hentikan masturbasi ku sesaat, kemudian ku elus paha putihnya sambil diam2 dan pelan2 ku cium dan ku jilat celana dalam kak Kezia, tepat di belahan memeknya.

Waktu menunjukkan pukul 2:03 dini hari. Sudah 40 menit aku menggerayangi tubuh kak Kezia, dan aku ingin sekali mencapai orgasme, namun aku takut akan membangunkannya. Ingin sekali ku foto posisi kak Kezia pada saat itu, namun kamar itu terlalu gelap dan aku takut ia bangun. Akhirnya ku cium lagi belahan vaginanya, dan pelan2 kuturunkan lagi kaosnya serta kunaikkan lagi selimutnya seperti semula.

Setelah itu pelan2 aku mengendap2 menuju kamar mandi, dan mulai menelanjangi diriku sendiri dan mengocok penisku yang sudah tak tahan ingin orgasme. Ku ambil celana dalam kak Kezia yang ia kenaikan tadi siang dari dalam keranjang cucian dan kuletakkan di atas tutup keranjang, tepat dibawah penisku. Aku masturbasi telanjang sambil membayangkan apa yang baru saja ku lihat dan kulakukan pada kak Kezia, dan ketika aku mencapai orgasme aku mengambil sehelai handuk dan menutup mulutku dengan handuk itu…

Orgasme yang ku alami begitu kuat dan nikmat sehingga butuh beberapa menit sampai aku dapat menenangkan diri lagi. Segera kukembalikan celana dalam kak Kezia yang telah berlumuran spermaku ke dalam keranjang cucian, ku kenakan kaos dan celana tidurku lagi, kemudian aku berjalan pelan keluar dari kamar mandi menuju tempat tidur.

Kulihat kak Kezia masih tertidur pulas, posisinya belum berubah sama sekali sejak aku menutup kembali selimutnya. Pelan2 kupandang wajah cantik kakak sepupuku ini, kukecup keningnya perlahan dan berkata dalam hati, ‘thank you, kak… aku sayang banget sama kakak.. ’ Lalu aku kembali berbaring di tempat tidurku, menarik selimut, dan terdur pulas dengan tersenyum…

Liburan bersama kak Kezia masih 6 hari lagi… 😇

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu