2 November 2020
Penulis —  rensjordens

Kezia, sepupuku yang cantik

Jam menunjukkan pukul 8:15 ketika aku terbangun dari tidur lelap ku. Cahaya matahari masuk menembus jendela kamar, menggantikan sorotan lampu jalan yang temaram yang kulihat semalam. Nyenyak sekali tidurku, setelah apa yang kulakukan pada kak Kezia dan di kamar mandi semalam. Sedikit merasa bersalah, aku melirik ke arah ranjang kak Kezia.

Ternyata ia telah bangun, selimutnya masih berantakan diatas kasurnya. Aku mendengar suara gemericik air dari kamar mandi, ternyata ia telah berada disana. Aku pun bangun, membereskan tempat tidurku, sekaligus merapikan sprei dan selimut ranjang kak Kezia, selimut yang semalam menutupi tubuh indahnya, selimut yang semalam kusingkapkan diam2 agar dapat menggerayangi tubuh kakak sepupuku yang mulus itu.

Tak lama, pintu kamar mandi terbuka. Kak Kezia keluar dengan rambut panjangnya yang masih basah, masih berbalut kaos kuning yang sama dengan yang ia kenakan saat tidur semalam. ‘Eh, udah bangun kamu, Ngga! Enak tidurnya semalam? ’ tanyanya kepadaku. ‘Enak banget kak, nyaman sekali tidur di kamar kakak ini’ jawabku sambil tersenyum.

‘Kakak sendiri kayanya juga pulas semalam tidurnya ya’ lanjutku. Ia pun tertawa ‘hahaha, iya nih. Maklum lah liburan, bisa tidur lebih tenang ya. ’ Ia berlanjut ‘tuh kamar mandi udah kosong, kalau mau langsung mandi? Hari ini papa mau ajak kita ke pantai, lho.. kita bisa main air dan pasir sepuasnya sampai sore, katanya’.

Aku pun bergegas jalan menuju kamar mandi, aku membayangkan akan asyiknya bermain di pantai berdua dengan kak Kezia. Akankah ia memakai pakaian pantai yang seksi? Bikini? Ah tidak mungkin paman dan bibiku mengizinkannya. Itu hanyalah khayalan belaka, pikirku sendiri sambil tertawa. ‘Kenapa kamu senyum2?

’ tiba2 kak Kezia bertanya. ‘Ah enggak kok kak, aku senang aja mau ke pantai hari ini… ’ jawabku seadanya. ‘Oooh haha, okee. Eh sementara kamu mandi, aku ganti baju dulu di kamar ini ya, jadi jangan keluar cepat2 dari kamar mandi ya… ’ ujarnya seolah menggoda dengan pandangan matanya yang sipit namun indah itu.

‘Haha siap kak! ’ ujar ku sambil masuk dan menutup pintu kamar mandi. Namun tak terasa batang kemaluanku tiba2 menegang lagi, mengingat hal2 yang kulakukan semalam. Duh, kak Kezia nggak mau aku melihatnya ganti baju, namun bagaimana jika dia tahu bahwa aku semalam diam2 telah menyibakkan selimut dan baju tidurnya, mengelus paha nya yang mulus, meraba belahan vaginanya dari luar celana dalamnya dan bermasturbasi diatas celana dalamnya?

Mengenakan kaos dan celana jeans pendek, kak Kezia terlihat makin dewasa untuk usianya yang masih sangat belia. Ketika sarapan aku pun tak henti-hentinya memandanginya. Entah kenapa, kakak sepupuku yang selama ini tidak menarik perhatianku, kini benar2 membuatku terpesona. Namun siapakah aku, pikirku.

Ia pasti hanya menganggap ku sebagai adik sepupu nya yang masih kecil, baru akan menginjak bangku SMA. Sementara ia hampir duduk di kelas 12 sebuah SMA swasta terkenal di kota Surabaya. Ingin sekali aku dekat dengannya, dipeluknya, diciumnya, seolah2 dia adalah kekasihku. Namun apa daya, paman dan bibiku selalu berada bersama kami, orang tuaku pun selalu mendampingi kami selama liburan.

Mobil Innova paman ku segera melaju menuju pantai, paman mengemudi dengan bibi duduk di sebelahnya, orang tuaku duduk di baris kedua, dan aku serta kak Kezia duduk di bangku paling belakang. Kami mengobrol sepanjang perjalanan, namun kak Kezia sesekali melihat layar ponselnya untuk chat dengan teman2 nya serta aku pun tak lupa untuk memperhatikan kedua buah paha kak Kezia yang terekspos dengan jelas karena ia hanya mengenakan celana pendek.

Setibanya di pantai, paman ku berpesan agar kami berkumpul kembali di sebuah rumah makan di dekat pantai tersebut sekitar jam makan siang. Kala itu masih jam 10:00. Masih ada 2 jam, pikirku. ‘Yuk kita jalan berdua aja sendiri sampai makan siang ya’ ajak kak Kezia kepadaku, aku pun mulai berjalan mengikutinya.

Belum banyak orang di pantai tersebut, karena memang liburan sekolah baru saja dimulai. Kami berjalan bergandengan menyusuri pantai yang indah sambil mengobrol soal sekolah, keluarga, dan teman2, serta perbedaan hidup sebagai anak sekolah di dua kota besar di Indonesia. Sesekali kami melepas alas kaki dan berjalan di atas pasir di antara ombak yang menyapu pantai, sesekali kak Kezia berjalan di depanku dan aku memandangi tubuh cantiknya dari belakang.

Setelah 2 jam berjalan menyusuri pantai, aku dan kak Kezia menuju rumah makan tempat orang tuaku menunggu kami bersama paman dan bibiku. Kami makan siang bersama, sambil aku tetap memandang wajah kak Kezia yang cantik itu. Seandainya dia bukan saudaraku, mungkin aku ingin sekali menjadi pacarnya. Setelah makan siang, paman berpesan ‘kalian boleh jalan sendiri lagi sampai jam 4 ya..

setelah itu berkumpul disini lagi dan kita pulang, oke? ’ ‘Oke, pa! ’ Jawab kak Kezia. Paman ku pun mengecup dahi anak gadisnya itu dan membelai rambutnya. Agak cemburu aku melihatnya, seandainya aku bisa mengecup wajahnya tanpa sembunyi2.. Aku dan kak Kezia pun kembali berjalan menuju pantai. Kini kami mengambil sisi pantai yang tidak terlalu banyak orangnya.

Kami duduk2 diatas pasir sambil bermain tebak gambar diatas pasir, lama kelamaan muncullah ide dari kak Kezia untuk membuat istana pasir di pantai. Karena kami tidak membawa peralatan apa2, maka kami mulai membangun istana pasir itu berdua dengan tangan telanjang, sehingga tangan kami pun berlumuran pasir pantai, tak terkecuali pakaian kami semua.

Sesekali ku melihat ke arah paha kak Kezia yang basah dan berlumuran pasir, ingin sekali aku membasuh pahanya tersebut.. namun kegiatan membangun istana pasir berdua tersebut membuatku semakin dekat dengannya, terkadang rambut panjangnya menyentuh wajahku, ku hirup aroma tubuhnya yang wangi itu, dan sesekali ketika ia membungkuk aku melihat bongkahan buah dadanya yang mulai tumbuh dibalik bra putihnya yang membuatku merasa terangsang lagi..

Tak terasa waktu hampir menunjukkan pukul 16:00, ‘wah kayanya kita harus balik ke orang tua kita deh! ’ Seru kak Kezia. Tak lupa ia mengambil foto dan selfie dari kami bersama istana pasir yang kami bangun sebagai kenang-kenangan. Ia lalu juga mengirimkan foto tersebut ke teman2 di grup chat nya. Dalam hati aku merasa bangga dan senang karena kak Kezia memamerkan kebersaman kami kepada teman2 nya.

Setibanya di tempat parkir mobil, orang tua kami pun terheran-heran melihat pakaian kami yang sangat kotor, namun setelah kak Kezia menunjukkan foto istana pasir yang kami buat, orang tua kami pun tersenyum senang dan bangga. ‘Tapi, sebelum masuk mobil dan pulang, kalian harus mandi dan ganti baju dulu ya!

’ pesan bibi kepada kami. Ternyata bibi telah mengira bahwa kami akan pulang dalam keadaan kotor, sehingga ia telah menyiapkan baju ganti untukku dan kak Kezia, serta beberapa sabun dan shampoo untuk mandi. ‘Itu di belakang resto tadi ada kamar mandi umum, cepat mandi sana dan ganti baju ya, jangan lama2, agar kita bisa sampai di rumah sebelum makan malam!

’ ujar paman ku. Kami pun segera menuju kamar mandi umum yang ditunjuk, untuk laki2 sebelah kanan dan perempuan sebelah kiri. Di kamar mandi laki2 aku mengambil bilik paling kiri, dimana bilik tersebut bersebelahan dengan bilik kamar mandi wanita sebelah paling kanan. Aku membuka bajuku dan celanaku, dan segera menyiramkan air shower keatas badanku.

Segar sekali rasanya.. namun tiba2 aku mendengar suara seseorang memasuki bilik wanita di sebelah bilik ku. Seseorang tersebut tampaknya sedang berbicara di telepon dan aku mendengar percakapannya. “Haha, bukan kok! Itu tadi sepupuku yang di foto tadi, dia dari Jakarta lagi liburan kesini dan kami bikin istana pasir bareng..

Rupanya itu suara kak Kezia yang sedang bertelepon dengan temannya, dan ia memasuki bilik mandi tepat di sebelah bilik ku. Pikiran nakal pun menghampiriku. Dinding bilik tersebut tidak terlalu tinggi, tidak sampai atap. Dengan badanku yang cukup tinggi untuk anak seumurku, harusnya aku bisa memanjat sesuatu agar bisa melihat apa yang ada dibalik dinding pemisah itu.

Ku matikan showerku, dan dalam keadaan masih telanjang bulat, aku mencoba menaiki kloset WC tepat disamling dinnding itu.. sial, kurang tinggi. Aku hanya bisa melihat rambut kak Kezia yang panjang itu sementara ia menggantungkan handuk dan baju gantinya di gantungan baju.. akhirnya aku nekat menaiki tangki air yang ada diatas kloset WC tersebut.

Kulihat kak Kezia mulai melepas kaosnya… astagaaa.. tubuh bagian atasnya yang kini hanya terbalut bra putih tipis amat sangat merangsang ku. Penisku menegang dengan sangat, apalagi aku masih dalam keadaan telanjang. Berpijak pada tangki air kloset dan berpegangan pada dinding membuatku semakin bisa dengan leluasa memandangi kak Kezia.

Ia berdiri membelakangi ku ketika tiba2 membuka kaitan bra nya dan melepas bra nya, serta menggantungnya di gantungan baju. Alamaaaakk… sekarang ia bertelanjang dada. Sepupuku yang cantik itu sudah telanjang dada di depanku, namun aku belum berhasil melihat payudaranya. Tiba2 ia membuka kancing celana pendeknya dan melepasnya, membuatku kagum akan bongkahan pantatnya yang bulat dan seksi, tertutup celana dalam tipis warna pink.

Penisku semakin tegang hampir menyentuh dinding bilik pembatas antara aku dan kak Kezia. Lalu ia melepas celana dalamnya dan wowwwww… aku melihat kak Kezia, sepupu idaman ku, telanjang bulat didepanku!! Sungguh tak percaya aku.. apalagi ia membalikkan badannya dan berjalan menuju shower. Alamaaakk…

buah dadanya yang baru tumbuh dan puting susunya yang merah kecoklatan membuatku semakin terangsang.. sayang, dari atas situ aku kurang dapat melihat bibir memeknya, namun terlihat bahwa bulu2 yang tumbuh di bawah sana masih sangat tipis.. segera ia membuka shower dan membilas badannya.. ia mengambil sabun cair, menuangkan di telapak tangannya, dan mulai mengoleskan sabun tersebut ke badannya…

aku tak tahan lagi menikmati pemandangan indah dari kakak sepupuku ini… dalam keadaan telanjang bulat ku kocok penisku pelan2 sambil menikmati indahnya tubuh kak Kezia… ketika ia membersihkan payudara mungilnya dan meremas2 nya, ia tampak kenikmatan sehingga aku yang melihatnya pun makin terangsang.

‘Ooooh kak Kezia… ’ pikirku dalam hati sambil terus mengocok penisku.. ’ aku ingin sekali mandi in kakak, pegang tetenya kakak, ciuman seluruh tubuh kakak, colmekin kakak… ooohh enaknyaaa.. tak terasa aku hampir mencapai orgasme, ketika tiba2 kak Kezia mulai menyabuni daerah vaginanya.. ia terus menggosok2 daerah vaginanya dengan sabun, dan tiba2 mata kak Kezia terpejam dan ia tersenyum, sambil terus menggosok2 vaginanya..

astagaaaaa apakah ia sedang masturbasi? Apa yang dibayangkannya? Sambil tangan kanannya terus menggosok memeknya, tiba2 tangan kiri kak Kezia naik ke dadanya dan meremas2 payudara kirinya.. matanya tetap terpejam dibawah siraman shower itu, aaaah! Benar ia sedang masturbasi! Aku tak tahan lagi melihat pemandangan kakak sepupuku yang sedang menikmati sentuhannya sendiri itu dan mulai mengocok penisku lebih keras hingga akhirnya…

Aku lemas tak berdaya setelah orgasme yang begitu hebat… tiba2 tutup tangki air yang ku pijak bergeser sedikit dan menimbulkan suara yang keras. ‘Kraak! ’ Aku kaget setengah mati, namun rupanya kak Kezia pun kaget mendengar suara itu sehingga ia membuka matanya dan menghentikan apa yang ia lakukan..

aku pun panik dan segera meloncat turun ke lantai kamar mandi sebelum kak Kezia mendongak ke atas. Aaaaah, selamat! Segera ku siram spermaku yang menempel di dinding bilik, ku selesaikan mandi ku, dan kupakai pakaian ku. Kudengar bahwa kak Kezia pun telah mematikan showernya dan bersiap memakai pakaiannya.

Dibalik dinding bilik itu aku berbisik… ‘Thank you kak Kezia… Angga jadi makin sayang sama kakak…! ’ Segera aku keluar dari kamar mandi tersebut menuju orang tua kami yang telah menunggu di mobil, tak lama kemudian kak Kezia pun menyusul. Dalam perjalanan pulang, kak Kezia tertidur disampingku, aku pun hanya dapat memandang wajah dan tubuhnya yang cantik sambil berpikir…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan