1 November 2020
Penulis —  toketmania

The Trip

“10 kilo lagi kita ketemu rest area lagi nih, kita berhenti gak tante? ”, tanya Andi memecah pertarungan tersembunyi di belakang… “iya deh, kita mampir aja, tante rasanya mau pipis lagi,” jawab Erna setengah merintih. Andi tidak menyadari kalau jari jemari Johan tengah meremas-remas dan memilin-milin payudara Erna di belakang, sementara di bagian bawah pusar kepala jamur penis Johan mengobrak abrik liang vagina ibunya.

Dering Hp Erna kembali berbunyi… pesan whatsapp lagi “Ma… aku mau keluar nih, keluarin di dalam ya,” Erna panik dan menoleh ke belakang nyaris berteriak, namun sadar ada orang lain di depan, dia membalas whatsapp… “jangan Johan, kamu jangan nakal ah,” Johan menjawab… “tapi aku gak punya pilihan lain Ma…

bentar lagi masuk rest area”.. Erna bingung, tapi itu satu-satunya cara, tidak munkin membiarkan Johan ejakulasi di luar dalam kondisi seperti ini.. Erna memilih pasrah dan membiarkan sesuatu yang juga mulai menggelora di setiap senti dinding vaginanya, sesuatu yang akan meletus… tinggal 5 kilo lagi selintas ia melirik ke rambu lalu lintas.

Satu tangan Johan turun ke bawah melewati pusar Erna terus mengusap rambut-rambut hitam dibawahnya dan… mulai menggelitik klitorisnya.. dalam waktu belasan detik tubuhnya mengejang diikuti dengan gelombang kontraksi dahsyat di dalam rongga vaginanya… wajahnya memerah dan matanya terbalik ke atas sambil meringis menggigit jari menahan erangan ekpresi kenikmatan orgasmenya…

Johan yang merasakan lubang memek ibunya makin menyempit juga tak mampu bertahan lagi… segera ia peluk pinggul ibunya erat-erat, satu hentakan terakhir mengantar tsunami kecil semburan demi semburan sperma yang memenuhi paksa setiap sudut gua sempit itu dan mengetuk lembut mulut rahim di mana ia dulu pernah tinggal di dalamnya.

“nah… sampe juga”, ujar Andi ketika mobil itu masuk gerbang rest area, menyadarkan ibu dan anak yang tengah melayang terbuai puncak kenikmatan masing-masing. “hey… Ric, bangun lo, tidur aja lo ah, yuk kita ngopi,” ujar Andi lagi seraya membangunkan Rico. “Gak turun tante?” tanya Andi kepada Erna.

“kalian turun aja dulu, tante masih kesemutan neh”, jawab Erna. “Oke tante,” Andi menyahut sambil berjalan keluar bersama Rico. Menunggu setelah mereka cukup jauh, Erna segera menyambar tumpukan tisu, mengangkat dasternya sampai melewati pusarnya dan bangkit, suara “plop” berbunyi ketika penis Johan terlepas dari liang vagina Erna yang segera diikuti dengan lelehan sperma dan sempat jatuh di atas kepala penis anaknya yang masih keras berdiri itu, “liat kelakuan mu tuh,” ujar Erna seraya melap permukaan memeknya, sepertinya separuh box tisu habis dipakai untuk membersihkan lahar putih itu, tak terkecuali batang penis Johan pun tak luput dari sapuan tisu membuatnya menggelinjang karena ngilu.

Erna merasakan cairan sperma Johan keluar mulut vaginanya dan mengalir pelan melewati pahanya yang putih itu di sepanjang jalan menuju kamar mandi umum. Usai membersihkan diri mereka berdua lalu bergabung dengan Rico dan Andi, memesan minuman dan makanan siap saji untuk sekedar mengisi perut. Beberapa saat kemudian, Erna yang menyadari tidak mengenakan seutas benang pun di balik dasternya meninggalkan sekumpulan anak muda tersebut menuju mobil.

Agak sedikit ribet ia mencari koper pakaiannya di antara tumpukan barang, namun perang bathin berkecamuk di benaknya… ia tertegun beberapa saat memikirkan hubungan terlarang ibu dan anak yang terjadi barusan, mengingat kembali detil-detil peristiwa yang seharusnya tak boleh terjadi, memikirkan orgasme dahsyat yang selama belasan tahun menikah hanya beberapa kali ia alami, tapi tak senikmat hari ini.

“cape bro abis mangku nyokap lo?” tanya Andi kepada Johan. “Ya lumayan sih… tapi mau bagaimana lagi,” jawab Johan terkesan lesu. “Apa perlu gue gantiin?” ujar Andi dengan tertawa kecil, “ah… gak usah bro, biar gue yang berkorban deh ngerasain pegelnya,” jawab Johan. “Ah… klo mangku hot mom kek nyokap lo seh gue kuat aja bray,” kata Andi lagi sambil terkekeh diikuti senyuman lebar Rico.

Johan memukul lengan Andi ringan, tertegun sejenak bertanya-tanya dalam hati… apakah Andi mengetahui aktivitas mereka di kursi belakang? ah… biarlah, sudah terlanjur ini. Tak lama kemudian Erna kembali bergabung, bersenda gurau sebentar dan akhirnya kembali bersiap melanjutkan perjalanan disaat hari sudah menjelang senja.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu