1 November 2020
Penulis —  Rico Logan

Seranjang dengan Amel

Aku dan Amel kembali terdiam lama dalam keheningan. Amel menatapku dan aku menatapnya. Lalu aku menariknya dan menempelkan bibirnya ke bibirku. Kami saling berpelukan dan berciuman. Lidahku perlahan melnyusup masuk ke dalam mulutnya, dan Amel pun menyambut saat lidah kami saling bergelut lembut dengan mesra. Tangan kami pun saling membelai dalam pelukan.

Sangat perlahan aku mendorong Amel kembali berbaring di tempat tidurku. Aku membungkuk tanpa melepaskan ciumanku, Jemariku, mulai mengelus dari lututnya menelusuri kemulusan sepasang paha Amel hingga sampai dipangkalnya yang hangat dan lembab.

Bibirku melepaskan bibir Amel dan turun ke lehernya

mencumbui setiap senti permukaan kulit lembut halusnya, saat aku mulai meragkak diatas tubuh Amel.

Tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di belahan bibir vaginanya yang sudah basah

“Oh.. Rico.. Please.. Aku… jangan… udah…” rintih Amel lirih tak jelas.

Aku menundukkan kepala untuk kembali menjilati dan mengemuti kedua payudara padatnya bergantian membuat Amel menggelinjang dan semakin keras mendesah gelisah.

Perlahan aku mendorong lembut penis kerasku menyeruak bibir vaginanya dan menyelinap masuk kembali kedalam liang ketatnya.

Tak banyak variasi, pinggulku membuat gerakan maju mundur mengayun. Setiap gesekan kelamin kami yang meyatu erat menyebabkan desiran aliran sensasi kenikmatan yangbertambah semakin menyesakkanku. Aku terus mengenjot memompa dan semakin terbuai sensasi kenikmatan yang tercipta dari setiap gerakan dorongan dan tarikan batang penis kerasku yang menggesek liang vagina ketat kesat milik kakak sepupuku, Amel.

Tangan Amel merengkuh bahuku erat dan menggigit bibir bawahnya dengan wajah mengernyit lirih seperti menahan nyeri.

“Ohh… Ricoo.” rintih Amel bergetar.

Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit makin erat batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menarikku menekan lebih erat lagi.

Amel kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali

Hanya beberapa detik setelah Amel mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya membelakangiku. Dengan pelan kutarik pinggangnya sambil memintanya menunduk.

Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya kembali tepat di belahan bibir vaginanya yang sudah merekah berkilat basah, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah vaginanya lembut.

“Engkhh…” Amel mengejan menerima desakan penisku.

Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku kembali mengayun maju mundur untuk kembali berkonsentrasi memompa liang vagina nikkmatnya lebih dalam.

Aku membungkuk, dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, aku mengulum bibirnya dan meremasi kedua payudaranya lembut.

“Sayang aku mau keluar nih,” bisiku lirih.

“Ohh.. sayang aku juga” sahutnya merintih pelan.

Aku mempercepat ritme gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua pinggulnya erat dan memekan penisku dalam-dalam.

“. Ohh.. Sayang,” geramku kemudian dengan tubuh kejang.

Sperma puncak klimaksku menyembur-nyembur deras dalam liang vaginanya dan beberapa tetes meleleh keluar mengalir di kedua paha mulusnya. Untuk beberapa saat aku terdiam terlena sampai akhirnya perlahan penisku mengecil di dalam vaginanya yang telah memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.

Tubuh Amel rubuh tengkurap setelah aku melepaskannya. Aku pun ikut roboh berbaring disamping Amel.

***

“Menurut kamu siapa yang lebih cantik, aku atau Nadya?” tanya Amel.

“APA??!!” Aku terkejut atas pertanyaan Amel yang tak terduga itu.

“Dari kecil aku selalu iri sama Nadya..” lanjut Amel mengaku.

“Hahahaha… Nadya itu bodoh dan suka buat onar” Aku tertawa geli.

“Tapi Nadya selalu jadi pusat kekaguman utama. Semuanya selalu memuja Nadya…” desak Amel.

“Ya karena dia artis dan model yang cukup terkenal” sahutku malas membahas.

“Tap kamu juga kagum kan sama Nadya, Ric!”

“Cuih… sorry enggak tuh! Aku sudah bosat liat kelakuannya yang selalu bikin repot keluarga” sahutku.

“Nadya bilang, kamu sering mengintip dia dan pernah beberapa kali memergoki kamu masuk kekamarnya waktu dia tidur”

WHAT!!!????

Aku tiba-tiba jadi makin gelisah

“Hiihihii… Nadya juga cerita kamu sering mencuri celana dalamnya” Amel terkikik geli.

Dan aku kejang seperti disambar petir.

**

Nadya Fransiska adalah kakak perempuan kandungku. Amel dan Nadya memang cukup dekat mengingat usia mereka hanya selisih beberapa bulan. Nadya memang sangat cantik dan semua yang dituduhkan Amel itu benar.

Tapi itu hanyalah kenakalan remaja saat aku masih SMP.

***

Author Note: Terima kasih atas apresiasi dan dukungannya atas cerita kentang iseng saya. Maaf sibuk banget gawean gak sempet sering-sering ngetik cerpan fantasi. Kalau sempet mungkin nanti dibuatin lanjutan sekuel kentang baru aja

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu