1 November 2020
Penulis — Rico Logan
Aku bermimpi bercumbu dengan Amel dengan berbagai variasi bercinta yang aku bisa bayangkan. Sulit untuk diceritakan karena mimpiku tidak punya alur cerita. Berantakan, loncat-loncat secara random. Aku tak berduli betapa aneh, acak dan liarnya mimpi basahku bersama Amel, semuanya begitu indah dan nikmat.
Aku terbangun perlahan dalam posisi meringkuk menghadap dinding dan akhirnya aku menyadari sedang berada dalam posisi yang sama sebelum aku tertidur tadi. Hanya saja kali ini terbalik… kurasakan tangan Amel masuk merogoh kedalam celana boxerku.
Aku rasakan jemari lentik lembut Amel membelai-belai batang penisku yang sudah tegang sekeras beton. Sangat perlahan mengusap-usap lembut namun sudah cukup membuatku begitu sesak. Setiap gesekan lembut jemari tangan Amel membuatku berdesir seperti tersetrum aliran sensasi rangsangan. Terutama saat jemari Amel kurasaan menyentuh memnelai-belai bagian ujung botak penisku yang terasa sangat sensitif malam itu.
Amel terus membelai penisku, bisa kurasakan juga nafasnya berhembus hangat dekat telingaku, makin membuatku merinding.
Amel agak kaget waktu aku yang mulai tak sabar memelorotkan celana boxer dan celana dalamku sendiri sekaligus hingga burung kerasku akhirnya bebas dari sangkarnya. Secara reflek Amel menarik tangannya tapi aku cepat menangkap tangan Amel dan membimbingnya agar terus mengusap membelai batang penis merdeka ku yang semakin gagah dan sombong.
Aku membimbing jemari Amel menutup menggenggam batang penisku dan mengoyangkan agar dia mulai mengocok-ngocok pelan meng-onanikan aku.
“Eenggkkhhhh…!!” aku mengeram aneh merasakan sensasi kocokon genggaman Amel. Dan walau tak melihat dan mendengar entah bagaimana aku yakin Amel tersenyum menahan kikik geli akan kelakuan cupu ku.
Aku melepaskan pegangan bimbingan tanganku di tangan Amel. Amel berhenti mengocok tapi masih menggenggam batang penis kerasku.
Tangan kananku yang kini bebas merogoh kebelakang. Aku mencari, menemukan dan mnyelipkan tanganku ke dalam celana pendek dan celana dalam Amel.. Jari-jariku kembali menelusuri menembus bulu-bulu halus-nya dan membelai-belai mesra gundukan bibir belahan memek mungilnya.
Aku mengusap jariku di antara belahan bibir vaginanya, sedikit demi sedikit aku membenamkan jari tengahku masuk ke liang vagina Amel semakin dalam.
Genggaman jemari Amel makin kuat meremas gemas penis kerasku.
Aku mulai menusuk-nusuk, mengorek, mengobeli liang vagina memek Amel. Makin lama jari tengahku menusuk-nusuk makin dalam dan agak lebih cepat. Amel juga meremas lebih kuat dan mengocok-ngocok penisku lebih cepat. Kami saling memasturbasi, salaing mengimbangi dan saling menstimulasi rangsangan kenikmatan birahi masing-masing.
“Aaghhh.. curang!!” rintih Amel lucu saat aku menyusupkan jari telunjukku mememani jari tengahku hingga 2 jariku mengobeli liang Vagina sempit licin kesat kakak sepupu cantikku itu.
“Siapa yang curang? Siapa yang pake 5 jari? Gue cuma baru pake 2 jari” sahutku.
“Aduhhh!!!” aku merintih saat Amel mengigit gemas pundakku walaupun sebenarnya tidak terlalu keras dan tidak melukaiku.
Aku membalas dengan menusuk-nusukkan ke 2 jariku lebih cepat dan lebih kasar didalam liang vagina memek Amel dan Amel juga membalas mengocok-ngocok batang penisku makin cepat.
Seluruh tubuh Amel makin hangat dan gemetar kejang, liang vaginanya berkedut-kedut meremas ke 2 jariku. Hampir bersamaan kontolku meledak berdenyut-denyut dan menyembur dengan deras berulang-ulang. Aku semi mengelepar kejang akibat dasyatnya puncak ejakulasi yang baru pertama kali aku rasakan sefenomenal seperti ini.
Entah berapa lama akhirnya sensasipuncak itu perlahan mereda. Kami sama-sama hanya berbaring terengah-engah sesak tanpa bergerak, jariku masih di dalam liang vagina Amel dan tangan Amel masih mengenggam penisku.
***
Nanti malem ane usahain sambung lagi tapi segitu dulu. Semoga masih kentang, karena kena tanggung lebih baik dari pada gak kena sama sekali