1 November 2020
Penulis — Rico Logan
****
Jari tengahku menyusup menyelinap disela belahan bibir vagina Amel. Aku mengusap-usap dan merasakannya makin merekah, lembab dan lebih licin. Amel makin gelisah, terutama saat jariku menyolek-nyolek clitoris mungilnya. Jari tengahku mencari, menemukan dan mulai menggali masuk ke dalam liangnya. Perlahan, berputar-putar mengorek sedikit demi sedikit dan makin menusuk lebih dalam.
Tangan kananku sudah menyusup memeluk dari bawah ketiak Amel dan lebih berani meremasi payudara padat kencang Amel sambil memilin-milin puting susunya
Jari tengah tangan kiriku menekanku lebih kencang, dan aku menusuk-nusuk lebih dalam dan makin agresif.
Amel makin gelisah, sesak dan seperti terengah-angeh menghembuskan dan menghirup nafas dengan keras.
Tangan kiri Amel terangkat meraih kepalaku dan menjambak rambutku hingga aku terdorong menghirup udara di bahunya.
Entah berapa lama, aku mulai pegal karena tegang dan posisi yang kurang nyaman, tapi aku tak mau berhenti. Aku terus menusuk dan mengorek liang sempit vagina dengan jari tengahku sambil ibu jariku mengusap-usap clitorisnya. Tangan kananku memeluk terus meremasi sepasang payudara dan memainkan puting susunya dan mulutku mulai ikut aktif menghirup menciumi pundak dan leher jenjang Amel… Yang makin gelisah mengeliat-liat meronta lemah.. Aku memeluknya erat-erat. Aku bisa merasakan vaginanya meremas keras jari Aku berulang kali saat aku terus menusuk-nusuk ke dalam dirinya. Walau tak yakin aku menduga kakak sepupu cantiku itu sudah orgasme karena terasa makin hangat, makin licin dan makin basah walaupun tidak banjir dan masih sangat kesat…
Geliat gelisah Amel melemah dan berhenti. Dengan lembut Amel menarik keluar rogohan tanganku dari dalam celananya. Aku terdiam menunggu, tapi tak ada kata-kata maupun reaksi dari Amel selama beberapa menit berikutnya kami berada dalam keheningan. Aku sangat menginginkan Amel berinisiatif memulai sesuatu lagi karena aku terlalu bodoh dan pengecut takut akan disalahkan. Aku hanya menunggu, dan berharap.
Entah berapa menit lagi berlalu, Napas Amel menjadi lambat dan teratur. Aku merasa Amel pasti sudah tertidur pulas. Harapanku makin memudar dan menjadi kekecewaan. Aku frustrasi dan KENTANG!!!
***
TIDAAAKKK… Aku tak boleh hanya menunggu inisiatif Amel. Aku tak boleh hanya berharap semua keinginan akan datang tersaji sempurna dari sepupu cantikku ini. Aku akan membuat kisah panas ku dari inisiatif dan usahaku sendiri. Aku juga akan menerima resiko dan konsekuensi nya.
Tapi apa yang harus kulakukan??? Ada begitu banyak cara dan pilihan??? Agrrhhh Ini tidak segampang protes dan teori belaka!!!
Sialnya dalam lamunan segala kebimbangan dan kegalauan itu aku pun tertidur
***