1 November 2020
Penulis —  Antingmama

Perang Bosnia

Lanjutan

POV Zarifa

“Ahh aku puas sayang Ahh nikmat hahahahahaha!” Teriak Dragan sambil mencabut penisnya dari vaginaku lalu membaringkan tubuhnya di sampingku.

“Hiks hiks hiks dasar lelaki kurang ajar! Terkutuk! Kataku marah sambil menangis menutupi menutupi mukaku.

Selama 15 menit pun suasana di dalam ruangan itu terasa hening sampai akhirnya Dragan pun kembali memelukku dari samping. Rupanya dia kembali bernafsu melihat tubuhku yang masih terlanjang dan berkeringat ini. Aku pun berusaha berontak.

“Ahh tolong jangan lakukan lagi aku mohon”. Kataku memelas padanya.

“Aku masih ingin menikmati tubuhmu ayo Ahh!” Desah Dragan sambil kembali menindih tubuhku.

Akhirnya Dragan pun kembali “menggagahiku” sebanyak dua ronde lagi. Setelah permainan selesai, dia menyuruhku untuk kembali memakai baju dan memerintahkanku untuk kembali ke sel.

Pengalaman di penjara sungguh tidak akan terlupakan olehku. Aku melihat penyiksaan, pemerkosaan dan pembunuhan begitu dekat di depan mata kepalaku sendiri. Tentara Serbia memperlakukan kami layaknya seekor binatang bukan seperti manusia normal pada umumnya.

Selain melayani Dragan, aku pada akhirnya harus melakukan tindakan terkutuk yang dilarang oleh agama yaitu menyetubuhi anakku sendiri alias berhubungan

incest dengan Adam. Semula aku menolak karena ini adalah tindakan dosa. Namun karena ancaman dari Tentara Serbia adalah nyawa kami berdua maka terpaksa kami pun melakukannya.

Semula aku merasa aneh harus melakukannya dengan Adam anakku sendiri terlebih lagi orang-orang yang ada di dalam camp pun memandang heran pada kami. Tapi karena senapan Tentara Serbia sudah ‘menempel’ di leher kami akhirnya kami pun melakukannya. Jujur Adam memang cukup kuat dan perkasa setiap kali melakukannya denganku.

Setelah hampir sebulan ditahan akhirnya kami pun dibebaskan. Aku dan Adam merasa lega bisa lepas dari tahanan Tentara Serbia dan bisa kembali ke rumah kami dengan selamat. Saat kami bebas dan pulang ke rumah kami kulihat banyak kaum Ibu dan wanita Muslim Bosnia yang hamil akibat pemerkosaan yang dikakukan Tentara Serbia.

Sebenarnya dari dalam hati aku ingin memberitahukan Adam bahwa aku juga diperkosa oleh Tentara Serbia sebelum dipaksa bersetubuh dengannya. Namun hal itu urung aku lakukan karena aku takut dia akan dendam dan bernasib sama seperti Papanya. Aku pun menyimpan rapat-rapat rahasia pemerkosaan yang aku alami darinya.

Saat tiba di rumah terlihat rumah kami lumayan kotor karena sudah lama ditinggalkan. Aku dan Adam pun membersihkan rumah kami hingga bersih seperti sedia kala.

Setelah selesai membersihkan rumah. Aku ingat bahwa aku menyimpan perhiasan emas di salah satu sudut rumah. Memang setelah perang berkecamuk aku sengaja menyembunyikan perhiasan emasku di tempat tersembunyi agar tidak dicuri orang.

Dengan meminta bantuan Adam aku pun mengorek-ngorek lubang dengan parang yang sudah hitam berkarat. Akhirnya kotak perhiasan tersebut berhasil kami temukan. Saat membukanya aku bersyukur bahwa semua perhiasan emasku yang totalnya 2 kg masih utuh tanpa ada yang hilang sedikitpun.

Aku pun merencanakan untuk menjual sebagian perhiasanku ini untuk modal melarikan diri dari Bosnia. Kuutarakan niatku ini pada Adam dan dia pun setuju dengan usulanku. Setelah itu Adam pun pamit padaku untuk pergi mandi sedangkan aku kembali ke kamar untuk merapikan perhiasanku.

Saat sampai di kamar, aku pun memilah-milah mana perhiasan yang akan dijual dan mana yang tetap aku simpan sebagai kenang-kenangan. Jujur bagi seorang wanita sepertiku begitu berat rasanya untuk menjual perhiasan-perhiasan itu. Namun karena kondisi perang yang berkecamuk di negara ini tentu menjual perhiasan adalah pilihan yang paling bijak sebagai modal untuk melarikan diri dari kekacauan perang negara ini.

Saat memilah-milah perhiasan-perhiasan tersebut, mataku tertuju pada sepasang anting-anting dan kalung emas pemberian almarhum suamiku Asmir. Saat memegangnya tak terasa air mataku mengalir di pipiku. Ya anting-anting dan kalung emas ini adalah hadiah ulang tahun pernikahan kami yang terakhir dia berikan sebelum dia gugur di Medan perang.

Awalnya aku merasa tidak pantas memakai anting-anting dan kalung emas ini mengingat tubuhku sudah ternoda oleh Dragan dan bahkan anakku sendiri Adam. Namun karena rasa cintaku dan juga sebagai pengingat pada almarhum suamiku Asmir maka aku putuskan untuk tidak menjual kedua perhiasan tersebut dan memisahkannya di kotak lain bersama beberapa sisa-sisa kalung, gelang dan anting-anting yang sengaja tidak kujual.

Setelah selesai memilah-milah perhiasan emasku, aku memutuskan untuk mandi karena hari sudah sore. Setelah selesai mandi aku pun berpakaian dengan memakai dress dan bandana berwarna biru di kepalaku. Aku pun memakai make up tipis untuk membuat wajahku sedikit lebih segar karena habis menangis tadi. Selanjutnya kubuka kotak perhiasan yang tadi kupisahkan, kulihat anting-anting dan kalung emas hadiah pernikahan kami yang terakhir dari suamiku.

Anting-anting dan kalung emas kenang-kenangan dari suamiku Asmir

Setelah selesai berdandan, aku pun langsung memasak makanan untuk makan malam kami berdua. Tak lama setelah makanan selesai, Adam pun datang ke meja makan untuk makan bersama denganku. Selama kami makan kulihat tatapan Adam seakan tak berkedip menatapku. Rupanya dia terpesona dengan penampilanku malam ini.

Zarifa Hafizovic

Selesai makan aku dan Adam pun pergi menonton TV. Kulihat tayangan di TV kali ini lebih banyak mengenai perang yang berkecamuk di negara kami. Melihat itu tak terasa air mataku pun mengalir perlahan. Adam yang duduk di sampingku pun langsung reflek memeluk dan mencium keningku lalu berusaha membesarkan hatiku yang sedih dengan keadaan kami.

Saat sedang memelukku Adam pun menanyakan kenapa aku memakai anting-anting dan kalung emas di dalam rumah padahal biasanya aku hanya memakainya saat keluar rumah. Aku pun menjawab bahwa aku memakainya sebagai pengingatku terhadap mendiang Papanya dan juga kujelaskan bahwa tidak semua perhiasan emasku akan kujual.

Mendengar penjelasanku Adam pun mengangguk paham dan setelah itu mengajakku untuk tidur malam. Karena aku takut tidur sendiri akhirnya kami pun tidur bersama di dalam kamarku.

Sampai di kamar setelah mengunci pintu aku dan Adam pun berciuman mesra. Sebenarnya aku tidak mau mengulang perbuatan dosa ini namun karena sudah terlanjur bernafsu akhirnya kami pun kembali melakukannya. Bedanya kali ini hubungan seks dilakukan di dalam rumah di kamarku dan mendiang suamiku.

Malam itu kami pun melakukannya dengan penuh nafsu. Ya sepertinya akibat dari tekanan hidup yang ada membuat kami lebih bergairah dalam melakukan hubungan seks. Di malam itu juga aku mengetahui bahwa sebenarnya anakku Adam memang

ngeres melihatku memakai anting-anting dan kalung emas ini. “Duh Adam, masa ngeliat Mama pake Anting-anting sama kalung emas aja bisa

ngeres sih burungmu hihihihi!” Kataku dalam hati. Untuk membesarkan hatinya, kubelai rambutnya dan bilang bahwa itu adalah hal yang normal untuk laki-laki seumuran dirinya.

Beberapa saat kemudian setelah selesai persetubuhan kami berdua, tiba-tiba Adam membuka laci yang terletak di samping ranjang dan mengeluarkan sesuatu berupa peta negara Yugoslavia milik Papanya Asmir. Kami pun berdiskusi menyusun rencana pelarian kami. Akhirnya diputuskan bahwa Swiss adalah tempat tujuan akhir kami mengungsi dan mencari suaka.

Pagi harinya aku merasakan tubuhku bergoyang-goyang hebat. Saat terbangun kulihat Adam dengan penuh nafsu mmenyodok-nyodokkan penisnya ke dalam vaginaku. Kubelai rambutnya dengan lembut dan mulai berbicara padanya.

“Anak Mama masih pagi udah nafsu aja”. Kataku dengan lembut.

“Ohh Ohh Ohh Mama cantik pake anting-anting aku suka Ohh Ohh Ohh CUPP CUPP!” Katanya mendesah sambil menciumi anting-anting emas di kedua telingaku.

Pagi itu anakku Adam terlihat begitu rakus menikmati tubuhku. Payudaraku yang montok 36D leherku yang jenjang nan putih mulus dihisap dan digigitnya hingga meninggalkan bekas-bekas merah. Sebenarnya aku masih kelelahan pagi itu akibat persetubuhan semalam. Namun melihat Adam yang sedang bernafsu menyetubuhiku membuatku merasa kasihan padanya dan membiarkan dia menuntaskan nafsunya di pagi ini.

Sekitar 20 menit kemudian, kurasakan sodokan Adam makin menggila di vaginaku. Aku pun memperingatkannya agar memelankan sodokannya namun sepertinya Adam tidak mempedulikan ucapanku.

“Adam, pelan-pelan nyodoknya sayang. Mama jadi kesakitan nih”.

“Maaf Ma, tapi aku udah gak tahan lagi Ohh Ohh Ohh!” Katanya tetap menyodokku dengan keras.

5 menit kemudian kurasakan kepala penis Adam mulai membesar. Dia pun mulai memperdalam sodokannya hingga menyentuh mulut rahimku. Aku yang juga merasakan akan klimaks hanya mampu memejamkan mata menikmati permainan di pagi ini.

“Mama aku mau keluar terima ini Ahh Ahh Ahh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT Ahh Ahh!” Teriak Adam sambil menyemprotkan cairan spermanya sebanyak 8 kali ke dalam rahimku.

“Ahh Mama juga keluar sayang Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriakku dengan pelan yang juga telah mencapai orgasme.

Setelah selesai pertempuran, tubuh Adam pun ambruk menindih tubuhku. Karena kelelahan, Adam hanya menggelayut manja mengusel-uselkan kepalanya di payudaraku sambil sesekali tangannya memainkan anting-anting di kedua telingaku. Melihat tingkah manjanya tersebut naluri keibuanku pun muncul dengan memeluk dan mengusap-usap kepalanya pelan.

“Gimana udah puas belum pagi ini?” Tanyaku pada Adam.

“Puas Ma, aku puas banget Ohh!” Katanya sambil mendesah pelan.

“Ihh tanganmu ini nakal ya dari tadi megangin anting-anting Mama terus”. Kataku sambil tersenyum padanya.

“Abisnya Mama cantik sih kalo pake anting-anting kan aku jadi suka”. Katanya manja.

“Suka atau_ngeres_hayo? Beda lho sayang hihihihi”. Kataku tertawa kecil sambil mengusap-usap kepala Adam. Karena malu, Adam pun hanya meneggalamkan wajahnya di payudaraku yang montok.

“Ma, tetek Mama gede montok gini kok gak ada air susunya?” Tanya Adam mengalihkan pembicaraan soal anting-anting tadi.

“Kan Mama gak lagi hamil atau punya bayi sayang makanya tetek Mama gak ada air susunya”. Jawabku berusaha menjelaskan padanya.

“Kalo gitu aku bikin Mama hamil ya biar tetek Mama ada air susunya hehehehe”. Kata Adam sambil tertawa kecil.

“Memangnya kamu udah siap jadi Papa, tanggung jawabnya berat lho hihihi!” Tawaku padanya.

“Udah kok, buktinya sekarang aku bisa kan ngelindungin Mama?” Katanya sambil memelukku erat-erat. Mendengar jawabannya tak terasa air mataku mengalir di pipiku karena terharu. Oh Adam kamu emang anak Mama yang paling baik.

“Mama kok nangis? Inget sama Papa ya?” Katanya bangkit sambil mengusap pipiku yang berlumuran air mata.

“Sayang, besok kamu bantuin jual perhiasan Mama ya buat modal kita kabur dari sini”. Kataku mengalihkan pembicaraan sambil membelai rambut pirangnya.

“Emangnya mau dijual kemana perhiasan Mama?” Tanya Adam padaku.

“Mama ada kenalan namanya Om Semsudin Muhic. Dia pedagang emas langganan Mama dulu. Semoga aja hasilnya cukup buat modal kita”. Kataku pada Adam.

“Ok Ma aku ngerti. Yaudah aku tidur dulu ya Ma sekarang”. Kata Adam dengan mata lelah akibat pertempuran kami tadi.

“Yaudah kalo gitu lepas dulu dong burungmu dari lubang Mama”. Pintaku padanya.

“Gak mau ah, aku maunya tidur sambil nindihin tubuh montok Mama kayak gini”. Katanya bersikeras sambil kembali menindih tubuhku.

“Yaudah gih terserah kamu, Mama juga udah capek nih tempur sama kamu”. Kataku membolehkannya. Tak berapa lama kemudian Adam pun tidur mendengkur halus di payudaraku.

Jujur ketika Adam bilang ingin menghamiliku perasaanku pun campur aduk. Aku tahu jika hamil dari Adam anakku sendiri merupakan satu dosa besar. Namun aku ingat bahwa selama hampir sebulan kemarin tubuhku selalu diperkosa oleh Dragan perwira Serbia yang tengik itu. Aku berpikir bahwa lebih baik hamil dari Adam yang notabene adalah anak kandungku sendiri daripada harus hamil dari Dragan si penjahat perang Serbia itu.

“Adam, Mama sayang kamu. Jangan tinggalin Mama ya nak”. Kataku lirih sambil mengusap kepalanya.

Tak berapa lama kemudian tepat jam 4 pagi, karena kelelahan aku pun ikut tertidur sambil memeluk Adam anakku yang tampan ini.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu