1 November 2020
Penulis —  Antingmama

Membalas Perbuatan Mamaku

Lanjutan

POV Aslam

Setelah mengisi buku tamu dan menaruh kado pernikahan di tempat yang disediakan, kami pun langsung masuk ke gedung tempat acara berlangsung. Kami pun bertemu saudara-saudara yang telah lama tidak bertemu. Setelah bersalaman sebentar kami langsung mencari Mira yang sedang duduk di make up dan kami pun menyalaminya dan bercanda dengan sang pengantin baru.

“Wah ponakan Tante udah jadi penganten aja ya sekarang. Perasaan dulu masih tante gendong-gendong sampe ngompol lagi di baju tante hihihihi”

“Ihh Tante kok malah buka kartu sih, aku kan malu”. Kata Mira dengan bibir manyun.

“Becanda kok Mir hihihihi, Oh ya mempelai laki-lakinya dimana?” Tanya Tante Mumtaz.

“Lagi di tempat lain Tante sama keluarganya”. Jawab Mira.

“Oh ya calonnya orang mana Mir? Terus kenal dimana?” Tanya Mamaku yang memang belum tahu banyak tentang calon suami Mira.

“Oh dia campuran Arab Jawa Tante dari Tebing Tinggi. Namanya Ibrahim Al Haddad, panggilannya Baim. Kita kenal karena pernah sekantor waktu kerja di Bank Mega”. Kata Mira pada Mamaku.

“Oh temen sekantor toh”. Balas Mamaku.

“Iya Tante”. Jawab Mira.

Setelah selesai di make up, Mira pun diantar di salah satu ruangan sementara mempelai Pria berada di tempat lain. Ya memang beginilah adat Pakistan. Mempelai Perempuan dan Laki-laki duduk terpisah sebelum ada ijab kabul. Setelah itu ijab kabul pun dimulai. Kulihat Baim sedang mengucapkan ijab kabul di hadapan ayah Mira pamanku yang biasa kupanggil Om Hasan.

Tak lama kemudian pesta pun dimulai. Alunan musik khas Pakistan pun menggema di ruangan ini. Aku dan keluargaku banyak yang menari-nari mengikuti irama musik. Suasana pesta pun berlangsung meriah. Keluarga Baim yang keturunan Arab pun juga ikut menari bersama kami.

Makanan yang tersedia saat itu juga lumayan lezat perpaduan dari Pakistan, Melayu, Arab, Jawa sesuai dengan latar belakang etnis kedua mempelai. Ada Nasi Biryani, Roti Jala, Kari Kambing, Nasi Mandi, Soto Ayam dll. Aku pun makan dengan lahap pada siang itu menikmati hidangan yang ada.

Pesta pun berlangsung hingga menjelang sore hari. Setelah selesai pesta kami pun bersalaman dengan keluarga yang lain dan menaiki mobil untuk meninggalkan tempat acara. Setelah mobil berjalan cukup lama, Mama pun membuka pembicaraan dengan Zoya.

“Zoya, nanti kamu mau kuliah dimana?” Tanya Mamaku.

“Pengennya sih di Jawa Tante, cuman gak tahu nih Mama nyuruhnya malah ke Malaysia bareng kak Nadir”. Jawab Zoya sambil memanyunkan bibirnya.

“Ya kalo di Malaysia kan ada Kak Nadir yang jagain kamu, coba kalo di Jawa kamu kan sendirian gak ada sodara”. Jawab Tante Mumtaz judes.

“Udahlah Taz, biarin aja dia mau kuliah dimana aja. Ya hitung-hitung kan belajar mandiri mulai dari sekarang”. Kata Mamaku menengahi perdebatan mereka.

“Tuh kan Ma, Tante Aisha aja ngerti apa mauku”. Jawab tak mau kalah.

“Yaudah tapi kalo bisa barengan sama Aslam ya, biar Mama tenang ngelepas kamu”. Kata Tante Mumtaz melunak.

“Iya moga aja nanti kita sekampus, iya gak Lam”. Kata Zoya sambil menepuk pundakku. Aku pun hanya tersenyum dan membalas menepuk pundaknya balik.

“Eh kita mau langsung pulang apa jalan-jalan dulu sambil makan malem baru pulang”. Tanya Tulang Tigor pada kami semua.

“Lanjut jalan-jalan sama makan malem aja pa, lagian ini kan hari Sabtu males kalo langsung pulang”. Ceplos Zoya pada Papanya.

“Ibu gak apa-apa nih kalo kita pulang malem”. Tanya Mamaku pada Bunda.

“Gak apa-apa kok, lagian Ibu juga udah lama gak keluar malem minggu”. Balas Bunda pada Mamaku.

“Emangnya kita mau makan apa Tulang?” Tanyaku pada Tulang Tigor.

“Kita makan Sop Sipirok, itu makanan Khas kampung Tulang di Sidempuan”. Jawab Tulang Tigor mantap.

“Wah boleh tuh, ayolah Pa kita kesana, gimana Kak Aisha mau gak?” Tanya Tante Mumtaz pada Mamaku.

“Ok lah aku ikut kalo gitu”. Jawab Mamaku ikut.

Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan dan berhenti di warung makan khas Sidempuan yang menjual Sop Sipirok. Setelah duduk dan menunggu sebentar akhirnya pesanan makanan kami pun datang. Sop Sipirok sendiri adalah Sop Sumsum Sapi yang cukup lezat. Kami pun makan dengan lahap malam itu. Selama makan kami pun mengobrol cukup akrab layaknya keluarga pada umumnya.

Setelah sampai di rumah Bunda, Tante Mumtaz sekeluarga pun pamit pulang ke rumah. Dia pun menawarkan Mama untuk main ke rumahnya selama berada di Medan. Mama pun bilang dia akan usahakan untuk datang ke rumah adiknya tersebut.

“Kak Aisha, Ibu, Aslam, kami pulang dulu ya. Nanti sebelum pulang ke Jakarta kalo ada waktu Kak Aisha sama Aslam mampir ke rumahku ya”. Kata Tante Mumtaz.

“Iya Taz, nanti aku usahain main ke rumahmu sebelum pulang ke Jakarta”. Janji Mamaku pada Tante Mumtaz.

“Ok Tante nanti aku ingetin Mama buat mampir ke rumah Tante”. Kataku pada Tante Mumtaz.

“Yaudah kalo gitu kita pulang dulu ya Assalamualaikum”. Pamit Tulang Tigor.

“Waalaikumsalam hati-hati di jalan ya”. Kata Bunda. Kami pun saling bersalaman dan cipika cipiki sebelum akhirnya berpisah dan mobil Tante Mumtaz meninggalkan rumah Bunda.

Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Karena kelelahan kami pun langsung menuju kamar masing-masing. Sampai di kamar Mama pun membuka bajunya dan melepaskan aksesoris di tubuhnya hingga ia telanjang bulat. Melihat itu pun kontan saja kontolku mengeras bukan main. Aku pun juga ikut membuka bajuku hingga kami sama-sama telanjang bulat.

“Ihh anak Mama baru aja pulang udah nafsu aja”. Kata Mamaku sambil tersenyum.

“Habisnya tadi aku banyak makan daging Ma, apalagi ngeliat badan Mama yang seksi itu makanya tititku jadi keras”. Kataku sambil memegang kontolku yang mengeras.

“Makanya jangan kebanyakan makan daging sayang, jadi nafsu kan tititmu sama Mama”. Balas Mamaku sambil tersenyum.

“Ma, mandi bareng yuk biar cepet”. Kataku sambil mendekatinya

“Kalo mandi bareng mana bisa cepet, yang ada kamu pasti gituin Mama”. Kata Mamaku.

“Udah ah Ma, aku udah gak tahan nih ayo”. Kataku sambil menarik tangannya ke dalam kamar mandi.

“Iya sabar dong sayang kita ambil handuk dulu”. Kata Mamaku. Kami pun mengambil handuk masing-masing dan akhirnya masuk ke dalam kamar mandi secara bersamaan.

Di dalam kamar mandi pun kami mandi sambil menyalakan shower. Selama mandi aku dan Mama pun saling menciumi dan menyabuni tubuh masing-masing. Mama pun mengelus-elus penisku dan menghisap-hisapnya dengan bibirnya yang seksi. Aku pun membalasnya dengan meremas-remas payudaranya yang montok itu. Karena sudah tidak tahan aku pun meminta Mama untuk memasukkan kontolku ke dalam memeknya.

“Ma, udahan dong, aku mau masukin ke punya Mama”.

“Aduh Mama capek sayang seharian pergi pesta. Mama kocokin aja ya sampe keluar”.

“Gak mau Ma, aku maunya dimasukin ke punya Mama”. Kataku merengek padanya.

“Aduh kamu nih banyak maunya ya, yaudah deh tapi sekali aja ya soalnya Mama udah capek banget sayang”. Jawab Mamaku.

“Makasih ya Ma, kita mainnya di atas ranjang aja ya biar kalo kecapean bisa langsung tidur”. Tawarku pada Mama.

“Ok sayang Mama mau kalo gitu”. Setuju Mamaku.

Akhirnya kami pun melanjutkan acara mandi bersama kami hingga selesai dan saling mengeringkan tubuh masing-masing dengan handuk.

Karena sudah tidak sabar, aku pun menggendong Mama dan membawanya ke ranjang kami. Mamaku pun hanya tersenyum dan memeluk leherku selama aku menggendongnya. Setelah menelentangkannya di atas ranjang aku pun membuka handukku dan membuka handuknya lalu kujemur di gantungan pakaian kami. Setelah itu aku mengunci pintu kamar dan menutup dan mematikan lampu kamar mandi.

“Ahh sayang kamu gak sabaran banget sih Ohh Ohh”. Kata Mamaku sambil mendesah.

“Ohh Mama montok banget aku gak tahan sama Mama Slurp Slurp Slurp Slurp”. Kataku sambil menjilati memeknya.

Kujilati terus memek Mamaku hingga membuatnya mendesah-desah.

“Ahh terus Aslam jilatin punya Mama Ahh Ahh Ahh!” Teriak Mamaku hingga mendesah-desah.

“Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp!” Begitulah bunyi jilatanku pada memeknya.

Setelah menjilatinya beberapa menit akhirnya Mamaku pun mencapai orgasmenya. Dijambaknya rambutku dan akhirnya dia berteriak menyemburkan cairan orgasmenya membasahi mukaku.

“Ahh Mama keluar sayang Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mamaku sambil menyemprotkan cairan sampai membasahi mukaku. Kujilati cairan bening dari memek Mamaku hingga bersih dan selanjutnya kami pun menuju permainan utama.

“Ma, aku masukin ya ke punya Mama”. Pintaku padanya.

“Iya sayang, tapi yang cepet ya Mama udah lemes banget ini”. Jawab Mamaku dengan mata sayu.

“Iya Ma yaudah kita mulai ya”. Kataku padanya.

Aku pun mulai menggesek-gesekkan kontolku pada memeknya. Mamaku pun mendesah tak karuan dan memintaku untuk cepat memulainya. Karena sudah tak tahan lagi akhirnya kumulailah permainan ini.

“BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET!” Kumasukkan kontolku hingga mentok ke dalam rahim Mamaku.

“Ohh pelan-pelan sayang punyamu gede banget mentok Ohh Ohh!” Desah Mamaku merasakan penetrasi kontolku ke dalam memeknya.

Selanjutnya kugenjot Mamaku dengan lumayan cepat. Malam itu Mama terlihat pasrah dengan genjotan kontolku. Dia hanya memeluk tubuhku sambil memejamkan mata menikmati sodokan kontolku.

“Ahh Mama cantik Ohh Ohh Ohh!” Jeritku sambil terus menyodoknya.

“Ahh Ahh Ahh Ahh!” Desah Mamaku pelan.

Selama menyetubuhinya tetek montok dan leher putih mulus Mama menjadi sasaran ciuman dan hisapanku. Kujilati dan kuhisap puting teteknya yang merah kecoklatan.

Setelah 20 menit berlalu, kurasakan spermaku sudah akan keluar. Kupercepat sodokanku dengan brutal hingga membuat Mama berteriak agak keras. Saat sudah benar-benar diujung, kumasukkan dalam-dalam kontolku hingga mencapai rahimnya dan keluarlah cairan spermaku.

“Ohh Ohh Ohh aku keluar Ma Ahh Ahh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Spermaku pun menyemprot dengan deras sebanyak 6 kali ke dalam rahimnya.

“Ahh Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Desah Mamaku yang juga telah mencapai orgasmenya. Setelah selesai persetubuhan itu ambruklah tubuhku menimpa tubuh montok Mamaku.

Mama pun mengelus-elus rambutku dan menciumi wajahku. Terlihat tatapan matanya yang sayu namun puas dengan permainan tadi. Mama pun membuka percakapan denganku.

“Udah puas kan sayang?” Tanya Mamaku sambil tersenyum.

“Hahhh puas Ma, aku puas Cupp Cupp”. Desahku sambil mencium wajahnya.

“Kalo udah kita tidur ya sekarang, Mama udah gak kuat lagi capek banget”. Kata mamaku sambil memohon padaku.

“Ok deh, tapi kita tidurnya tetep begini ya Ma sampe pagi”. Kataku memohon untuk tidur tetap dalam posisi menindihnya dari atas.

“Aduh kamu nih, badan kamu berat sayang Mama pegel ini”.

“Bodo, pokoknya aku mau tidur kayak gini sampe pagi”. Ngototku pada Mama.

“Hah yaudah deh, oh ya besok kamu temenin Mama dateng ke reuni ya”. Pinta Mamaku.

“Iya Ma besok aku temenin”. Jawabku pada Mama. Akhirnya kami pun tertidur dalam posisi kutindih Mamaku dari atas sembari kontolku masih menancap kuat di memek Mamaku.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu