1 November 2020
Penulis —  Antingmama

Mamaku Rini Wulandari

POV Agus

Sudah lebih dari sebulan ini aku tidak pulang ke Malang. Ya kesibukanku melakukan penelitian skripsi dan menjalani bimbingan dengan dosen setiap minggu membuatku sangat sibuk. Aku pun merasa sangat rindu dengan Mama.

Hari Jum’at kemaren saat aku sedang di kampus tiba-tiba Mama menelfonku dan bilang akan datang ke Surabaya menengokku besok. Aku merasa senang sekali karena selama aku ngekos di Surabaya, Mama tidak pernah sekalipun main ke tempat kosku dikarenakan kesibukannya sebagai seorang guru. Aku pun mempersilahkan Mama untuk datang ke kosanku.

Sebenarnya hari Sabtu besok aku ada acara ke Bromo dengan teman-temanku. Mereka mengajakku sejak seminggu yang lalu. Aku tidak memberikan jawaban yang pasti kepada mereka karena memang aku sangat sibuk belakangan ini dengan penelitian dan jadwal bimbingan skripsi. Namun setelah Mama bilang akan datang ke Surabaya besok, maka aku pun menolak ajakan teman kuliahku dengan alasan ada Mamaku datang ke Surabaya besok.

Di malam sebelum kedatangan Mama, sebenarnya aku sudah sangat bernafsu karena sudah beberapa hari ini aku tidak mengeluarkan sperma. Namun karena Mama akan datang besok pagi, aku mencoba untuk bersabar dan menunggu sampai Mama tiba di kosanku keesokan harinya.

Pagi harinya sekitar jam 8 pagi saat aku baru saja bangun tidur tiba-tiba pintu kosanku diketuk dari luar. Aku yang masih mengantuk pun bangun dan membukakan pintu. Saat membuka pintu aku pun takjub melihat Mama yang berpenampilan beda hari ini. Jika biasanya Mama selalu memakai jilbab lebar dan baju panjang, namun pagi ini Mama memakai jilbab model turban warna kuning yang hanya menutupi bagian kepala, anting-anting panjang yang menghiasi kedua telinganya, baju warna kuning yang agak ketat dan celana Aladin.

“Assalamu’alaikum sayang, hei kok kamu bengong gitu ngeliatin Mama hihihihi”. Kata Mamaku tersenyum manis lalu masuk ke dalam kamarku.

“Waalaikumsalam, Mama tumben pake jilbab kayak gini”. Kataku takjub melihat penampilannya.

“Ya sekali-sekali gak apa-apa kan kalo tampil beda hihihihi”. Kata Mamaku sambil berjalan dan duduk diatas kasurku.

“Mama tadi berangkat jam berapa dari Malang?” Tanyaku pada Mama.

“Tadi jam 6 pagi Mama udah berangkat. Oh ya kamu udah mandi belum?” Terang Mama sambil bertanya kembali pada Mama.

“Belum Ma, hehehehe”.

“Mandi gih cepetan, abis itu temenin Mama belanja ya”.

“Iya Ma”. Kataku sambil mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah mandi aku langsung ke lemari mengambil baju sementara Mama bercermin merapikan make-upnya. Pagi itu aku memakai celana tactical warna khaki, baju hitam dan jaket jeans. Setelah selesai memakai baju aku dan Mama pun keluar dari kamar kos lalu pergi ke tempat perbelanjaan menggunakan mobil Nissan Serena milik Mama.

Setelah setengah jam waktu perjalanan, akhirnya mobil kami pun tiba di Tunjungan Plaza Surabaya. Setelah memarkirkan mobil kami pun langsung masuk kesana untuk mencari belanjaan. Mama membeli banyak baju dan jilbab baru sementara aku juga dibelikan baju oleh Mama karena banyak bajuku yang telah sobek dan lusuh.

Tak lama kemudian waktu Zhuhur pun tiba. Aku dan Mama pun langsung menuju Mushola untuk shalat Dzuhur secara bergantian karena harus menjaga barang-barang belanjaan kami. Setelah shalat Zhuhur kami pun menuju restoran cepat saji Mc Donald’s untuk makan siang. Sewaktu menikmati makan siang Mama pun angkat bicara padaku.

“Gus, Papa kemaren bilang kalo tahun depan dia bakal pindah tugas ke Jakarta”. Kata Mamaku.

“Yang bener Ma?” Tanyaku agak kaget.

“Iya sayang, Papa bilang tahun depan dia pindah jadi PNS pusat di Kemenkeu bagian Dirjen Pajak”. Terang Mamaku.

“Terus kerjaan Mama gimana?” Tanyaku lagi.

“Kemaren Mama sempet debat panjang sama Papa kamu. Dia nyaranin Mama buat berhenti kerja dan urus anak setelah pindah ke Jakarta nanti. Jelas Mama gak mau lah, tau sendiri kan sekarang banyak orang pada berebutan jadi PNS. Mama kasih syarat ke Papa kalo Mama mau ikut asalkan Mama tetap boleh ngajar di sekolah”.

“Terus Mama udah bilang belum sama pihak sekolah”. Tanyaku lagi

“Ya belum sih nak, rencananya Mama mau bilang dalam waktu dekat ini”. Terang Mamaku.

“Oh gitu”. Jawabku pendek.

“Eh gimana, kamu sendiri setuju gak kalo kita pindah ke Jakarta sekalian nyusul Kak Yunita disana?” Tanya Mamaku.

“Aku sih setuju aja Ma, tapi aku mau nyelesaiin skripsiku dulu baru pindah kesana”.

“Iya Mama juga kemaren bilang sama Papa kalo tungguin kamu selesai skripsi dulu setelah itu baru kita pindah”.

“Terus rumah kita di Malang mau diapain Ma kalo kita pindah?”

“Kemaren Mama diskusi sama Papa, katanya rumahnya bakalan dijual atau dikontrakin aja ke orang”.

“Kalo saranku sih mendingan jangan dijual Ma rumahnya, mending dikontrakin aja ke orang”.

“Mama juga maunya begitu sayang, tapi kamu tahu sendiri kan banyak memori buruk dirumah itu yang terjadi sama kita”. Kata Mamaku bimbang dan sedih

mengingat perselingkuhannya dengan Pak Kardi di masa lalu.

“Iya sih Ma, yaudah kalo gitu baiknya aku serahin ke Mama sama Papa deh keputusan akhirnya soal rumah kita itu”. Kataku pasrah. Mama pun hanya tersenyum mendengar jawabanku.

Selesai makan, aku pun bilang pada Mama ingin beli sepatu baru. Mama pun mengiyakan dan kami pun berburu sepatu siang itu. Setelah berputarnya ke beberapa toko, akhirnya aku pun mendapat sepatu yang cocok yaitu sneakers warna merah. Setelah selesai membayar kami pun langsung pulang menuju tempat kosku.

Sampai di kosku sekitar jam 4 sore aku pun merebahkan diri di kasur beristirahat sejenak. Mama pun ikut berbaring di sampingku setelah melepaskan kain jilbabnya dengan menyisakan turban dan anting-antingnya. Melihat Mama rebah di sampingku, nafsuku pun bergejolak. Aku pun memeluk mamaku dan menciumi wajahnya.

“Yah Mama kok dilepas, aku kan udah gak tahan”. Rengekku pada Mama.

“Nanti malem aja ya sayang abis kita makan malem baru nanti main”. Kata Mamaku mengusap kepalaku lembut.

“Yaudah deh kalo gitu, tapi nanti janji ya Ma”.

“Iya sayang, yaudah sekarang Mama mandi dulu ya terus abis itu kita pergi makan diluar”.

“Iya Ma”.

Mama pun langsung mengambil handuk dan pergi mandi. 30 menit kemudian setelah Mama selesai mandi aku pun langsung masuk mandi. Selama di kamar mandi kontolku mengeras luar biasa bagaikan batu. “Sabar ya, nanti malem kamu bisa kok ngerasain memek Mama”. Kataku sambil mengelus kontolku dengan sabar.

Selesai mandi aku langsung keluar dan mengambil bajuku yang ada di lemari. Kulihat Mama sedang berdandan memakai make-up sambil berkaca di cermin yang tertempel di dinding kamarku. Sore itu Mama memakai jilbab turban berwarna merah yang hanya menutupi rambutnya, sepasang anting-anting panjang di kedua telinganya, baju kemeja warna coklat dan celana jeans panjang warna biru.

Aku pun memakai baju kaos oblong ketat warna hitam dengan celana army tactical warna hijau untuk menemani Mama malam ini. Tak lama kemudian azan Maghrib pun berkumandang.

“Sayang, sholat Maghrib dulu ya, abis itu baru kita pergi”. Pinta Mamaku.

“Iya Ma”.

Kami pun shalat Maghrib berjamaah di kamar kosku. Selesai shalat aku dan Mama pergi meninggalkan kosan untuk makan malam diluar.

Akhirnya kami sampai di restoran yang menjual steak yang cukup terkenal di Kota Surabaya. Malam itu aku dan Mama memesan steak daging sapi Rib eye ukuran besar yakni 400 gram lengkap dengan sayuran dan kentang yang banyak. Kami menghabiskan makan malam dengan cukup lahap.

Selesai makan malam, sebenarnya aku langsung ingin pulang karena sudah tidak tahan ingin menggauli Mama. Namun Mama malah mengajakku keliling kota dengan alasan agar lebih hafal dengan seluk-beluk jalanan Kota Surabaya, alhasil aku pun menuruti keinginan Mamaku untuk berkeliling kota selama satu setengah jam.

Setelah berkeliling kota selama satu jam lebih, sekitar jam setengah 10 akhirnya kami pun tiba di kosanku. Kami pun langsung keluar dari mobil dan menuju kamar kosku yang ada di lantai dua. Setelah masuk ke dalam aku langsung memeluk Mamaku erat-erat.

“Udah gak tahan ya anak Mama hihihihi”. Katanya sambil tersenyum.

Aku pun tidak menghiraukan omongannya dan langsung menciumi bibirnya sambil memainkan lidahnya. Setelah puas menciuminya, kami pun saling melepaskan pakaian masing-masing hingga telanjang bulat. Namun saat Mama akan membuka jilbab turbannya aku pun melarangnya.

“Lho sayang kenapa?” Tanya Mamaku heran.

“Aku pengen gituan Mama sambil pake turban sama anting-anting kayak gini”. Kataku sambil memegangi turban dan anting-antingnya. Mamaku pun hanya tersenyum dengan permintaanku.

Aku pun membimbing Mama menuju ranjangku. Sampai di ranjang aku dan Mama pun saling mencumbu dan berciuman mesra. Kurebahkan tubuh Mama di ranjangku dan setelah berciuman mesra aku dan Mama langsung mengambil posisi 69 dimana aku menjilati memek Mama sedangkan Mama menghisap-hisap kontolku.

“Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp Ahh Ahh Ahh”. Desahku menikmati jilatan Mama pada kontolku.

15 menit kemudian kontolku yang berukuran 19 cm dan berdiameter 4 cm pun telah mengeras sempurna. Kudengar Mamaku pun mendesah semakin kencang dan pada akhirnya;

“Ahh Mama keluar Gus Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT”. Desah Mamaku sambil orgasme dan memuncratkannya ke mukaku.

Aku memberikan Mama waktu istirahat sebentar untuk mengatur nafasnya. 5 menit kemudian aku pun tak tahan lagi. Kuminta izin untuk memasukkan kontolku ke dalam memeknya;

“Ma, aku udah gak tahan banget nih, aku masukin ya”. Pintaku pada Mama.

“Pelan-pelan sayang, punya kamu gede banget soalnya”.

Aku pun langsung mengatur posisi dan menaiki tubuhnya dari atas. Tak lupa kubuka lebar selangkangannya sambil memegang kontolku yang sudah mengeras bagai batu. Mama pun memegang kontolku dengan tangannya dan membantuku memasukkan kontolku ke dalam memeknya.

“BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET BLESS OHH OHH OHH!” Desahku menahan nikmat ketika kontolku menyeruak masuk ke dalam memeknya yang sempit dan nikmat itu.

“OHH OHH OHH enak Ma”. Desahku ketika kontolku masuk sepenuhnya ke dalam memeknya.

Aku pun mulai menyodok memek Mamaku dengan irama sedang. Selama menyodoknya aku menciumi bibir, leher, anting-anting, dan kedua payudaranya yang montok dan bersusu itu. Kunikmati setiap jengkal tubuh Mamaku dengan penuh nafsu.

“OHH OHH OHH OHH OHH”. Desahku pada Mama.

AHH AHH AHH Sayang AHH AHH”. Desah Mama padaku.

15 menit kemudian aku pun meminta Mamaku untuk ganti posisi jadi doggy style. setelah menungging aku pun menyodok Mamaku dari belakang sambil menciumi punggungnya yang mulus. “Plak Plok Plak Plok Plak Plok Plak”. Begitulah bunyi sodokan kontolku pada memek Mama. Kurang lebih 5 menit aku menyodok Mama dalam posisi seperti itu.

Setelah memberikan kesempatan pada Mama untuk beristirahat menikmati orgasmenya, sekarang aku dan Mama pun berganti posisi dengan memangku Mama sambil berhadap-hadapan. Dalam posisi ini aku bisa leluasa memainkan payudaranya yang montok. Kusodok Mama lumayan kencang hingga payudaranya bergoyang-goyang dengan keras.

10 menit kemudian aku pun merasa akan klimaks. Karena akan keluar aku pun kembali menidurkan Mama dalam posisi misionaris dan aku kembali menindih tubuh Mama dari atas. Kuciumi tubuh Mamaku mulai wajahnya yang cantik, lalu turun ke lehernya yang mulus beserta anting-antingnya yang cantik, lalu turun menghisap-hisap payudaranya yang montok.

“OHH OHH OHH Mama cantik jilbaban pake anting-anting OHH OHH OHH!” Kataku mendesah-desah dengan keras.

“AHH AHH AHH AHH AHH iya sayang kamu suka ya AHH AHH AHH!” Timpal Mamaku.

“OHH OHH OHH iya Ma, aku mau Mama pake jilbab kayak gini tiap hari OHH OHH OHH!” Jawabku pada Mama.

5 menit kemudian aku merasa spermaku akan keluar. Sperma yang telah kutabung cukup lama ini akan keluar sebentar lagi. Aku mempercepat sodokan kontolku pada memek Mama semakin cepat dan semakin dalam hingga menyentuh mulut rahimnya. Saat akan keluar aku pun memasukkan kontolku dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya dan berteriak-teriak lalu menciumi anting-antingnya.

“OHH OHH OHH Mama aku keluar Ma, OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT OHH OHH!” Teriakku sambil mengeluarkan sperma sebanyak 15 kali tembakan ke dalam rahimnya.

“AHH AHH AHH Mama keluar sayang AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mamaku yang juga telah menjemput orgasmenya. Setelah mengeluarkan cairan kami masing-masing tubuhku pun ambruk menimpa tubuh montok Mamaku.

Sambil mengatur nafas, aku pun mencium leher mulus Mamaku dan memainkan anting-antingnya. Setelah itu aku dan Mama pun saling berciuman mesra lalu kami memulai percakapan.

“Gus tadi sperma kamu keluar banyak banget di rahim Mama, nanti Mama bisa hamil sayang”. Katanya sambil mengusap-usap kepalaku dengan lembut.

“Biarin, aku mau punya anak dari Mama”. Kataku tegas.

Setelah saling bermesraan, aku pun angkat bicara pada Mama.

“Ma, aku mau ngomong sesuatu sama Mama”. Kataku pada Mama

“Iya sayang ayo ngomong aja sama Mama”. Balas Mama padaku.

“Ma, Mama tahu gak kalo dulu Mama sebenarnya diguna-guna sama Pak Kardi buat muasin hawa nafsunya”. Kataku mulai membuka rahasia.

“Maksud kamu, Mama dipelet gitu sama dia?” Tanya Mamaku.

“Iya Ma, Pak Kardi melet Mama pake ilmu nguyup pejuh”.

“Apa itu ilmu nguyup pejuh sayang?”

“Itu ilmu pelet yang caranya numpahin sperma ke BH sama celana dalam korban sambil dibacain mantra-mantra tertentu supaya si korban nurut dan mau ikut apa kata pelaku”.

“Tahu dari mana kamu Pak Kardi pake ilmu kayak gitu?” Tanya Mamaku.

“Kemaren waktu Mama digituin sama Pak Kardi, aku sempat minta bantuan salah satu Ustadz yang ngerti soal ilmu hitam disini Ma. Waktu aku nanya sama Pak Ustadz perihal Mama, dia langsung nerawang pake mata batinnya terus bilang ke aku Mama dipelet sama Pak Kardi pake ilmu nguyup pejuh”.

“Oh iya Mama inget, dulu Mama sering ngintipin Pak Kardi masturbasi pake BH sama celana dalam Mama”. Jawab Mamaku sambil mengingat kembali kejadian soal Pak Kardi.

“Nah pas tahu kalo Mama dipelet sama Pak Kardi, lantas aku minta bantuan Ustadz itu buat ngelepasin Mama dari pengaruh ilmu pelet itu”.

“Caranya gimana sayang”. Tanya Mamaku dengan Mata yang berkaca-kaca.

“Setiap aku pulang dari Surabaya aku selalu bawain air yang udah dibacain doa dari Pak Ustadz terus aku campurin ke minuman Mama supaya pengaruh ilmu peletnya bisa luntur pelan-pelan, nah si Pak Ustadz itu yang bagian ngelawan ilmu pelet Pak Kardi, soalnya ilmu nguyup pejuh itu termasuk ilmu pelet tingkat tinggi”.

“Terus abis itu gimana sayang hiks hiks hiks”. Kata Mamaku mulai menangis terisak-isak.

“Setelah itu kan gak lama setelah Mama melahirkan Pak Kardi sama istrinya Mbok Minah kan kecelakaan Ma, nah kata Pak Ustadz itu kecelakaan yang Pak Kardi alamin itu adalah balasan dari perbuatannya karena udah ngegangguin Mama selama 4 tahun. Makanya setelah Pak Kardi meninggal Mama langsung bisa ngelupain dia dengan cepat kan”.

“Iya sayang hiks hiks hiks hiks”. Kata Mamaku dengan Isak tangisnya yang makin keras.

“Udah Ma gak usah nangis, yang penting kan sekarang udah gak ada yang ganggu keluarga kita”. Kataku sambil mengusap air matanya.

“Mama jadi ngerasa bersalah karena perbuatan Mama dulu nak huhuhuhuhu. Dulu Mama pikir kamu gituin Mama karena cuma pengen balas dendam aja, tapi setelah tahu cerita sebenarnya Mama sadar rupanya kamu bukan cuma udah nyelamatin Mama tapi kamu juga udah nyelematin kita satu keluarga dari pengaruh ilmu syirik itu hiks hiks hiks hiks!

“Itu udah jadi tugasku sebagai seorang anak buat nyelamatin Mama dari gangguan orang lain”. Jawabku padanya.

“Makasih ya sayang, Mama jadi utang budi sama kamu hiks hiks hiks hiks!” Kata Mamaku sambil memelukku erat-erat.

Merasakan tubuh montok Mama memelukku erat-erat membuat nafsuku bangkit kembali, aku pun mengutarakan maksudku pada Mama.

“Ma, aku jadi nafsu lagi nih gara-gara Mama peluk kenceng kayak gini”.

“Kamu nafsu lagi ya sayang? Yaudah deh kalo gitu sekarang terserah kamu mau apain Mama, tapi jangan kelewat keras ya mainnya soalnya Mama udah capek”.

“Iya Ma, yaudah sekarang buka dong paha Mama, kontolku udah gak tahan nih mau masuk ke memek Mama”. Kataku padanya.

“Iya sayang sabar ya”. Kata Mamaku lalu membuka pahanya lebar-lebar supaya kontolku bisa masuk ke dalam memeknya.

“BLESS SREET BLESS SREET BLESS OHH OHH OHH!” Desahku menahan nikmat ketika kontolku kembali masuk ke dalam memeknya.

Di ronde kedua ini aku dan Mama melakukannya secara lebih santai. Mama begitu sabar meladeniku. Kami melakukannya dengan berbagai macam gaya mulai dari doggie style, saling pangku, miring, Women on Top dll. Mama terlihat begitu pasrah dan menikmati permainanku ronde kedua ini.

“OHH nikmat Ma nikmat OHH OHH OHH!” Kataku ketika dalam posisi miring saling berhadapan.

“AHH sayang iya enak banget AHH AHH!” Balas Mamaku.

Saat kembali dalam posisi misionaris tiba-tiba spermaku mendesak ingin keluar. Aku pun mempercepat sodokanku pada memeknya dan saat akan klimaks aku menyodok memek Mama dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya lalu berteriak kencang.

“Mama aku keluar lagi OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT OHH OHH OHH!” Teriakku sambil menyemprotkan sperma sebanyak 12 kali semprotan ke dalam rahimnya.

“AHH AHH AHH Mama juga keluar sayang AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mama yang juga telah mencapai orgasmenya. Karena kelelahan yang teramat sangat tubuhku pun ambruk menindih tubuh montok Mamaku dalam posisi kontolku masih menancap di dalam memeknya.

“Ma aku puas banget sama Mama CUPP CUPP CUPP!” Kataku sambil menciumi bibir dan anting-anting di kedua telinganya.

“Mama juga puas banget sama sayang”. Katanya dengan wajah sayu sambil mengusap-usap kepalaku.

Kami pun saling mengatur nafas masing-masing lalu kembali melanjutkan pembicaraan.

“Ma, besok-besok kalo pake jilbab yang kayak gini aja ya, yang bisa pake anting-anting”. Pintaku pada Mama sambil memegangi jilbab turbannya yang basah karena keringat dan anting-antingnya.

“Aduh gimana ya sayang, Mama pake jilbab kayak gini aja karena Papa kamu lagi gak ada. Kalo Papa kamu ada Mama mana berani pake jilbab model begini. Bisa dimarahin seharian Mama sama Papa kamu”. Kata Mamaku khawatir.

“Yaudah kalo gitu Mama pake jilbab kayak gini waktu main ke Surabaya aja kalo lagi jengukin aku”. Pintaku pada Mama.

“Iya sayang Mama janji”. Katanya sambil mencubit hidungku dengan gemas.

“Ma, aku mau tidur sambil nindih Mama kayak gini boleh gak?” Soalnya aku mau netek sama Mama”. Pintaku manja.

“Aduh kolokan banget sih anak Mama, yaudah sekarang kamu boleh netek sama Mama tapi abis itu tidur ya soalnya Mama udah ngantuk berat ini”. Kata Mamaku lembut.

Setelah Mama membolehkan aku pun langsung menghisap-hisap kedua payudara Mamaku yang montok dan penuh dengan ASI ini. Kurasakan ASI Mama terasa manis dan lezat. “Oh pantas saja adik-adiknya tumbuh dengan sehat, ternyata karena ASI Mama begitu melimpah dan lezat seperti ini”. Setelah selesai meminum ASI di kedua payudaranya, kulihat Mamaku sudah tertidur pulas karena kelelahan akibat pertempuran dahsyat malam ini.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu