2 November 2020
Penulis —  ironcrot88

Bu Hajjah Tati

Melihat Bu Tati yang ada di samping Abdul, laki-laki itu menajdi ingin tahu, “Siapa nih ibu? Koq tumben nyari perek yang udah ibu-ibu gini?”

“Halo boss Ayung! Wah makin makmur aja tuh perut!” kata Abdul sambil menarik Bu Tati mendekati orang itu. “Ibu ini bukan perek Koh Ayung!! Namanya Bu Tati, dekan di kampus gue, FS UIB. Jadi bukan perek sembarangan Koh Ayung. Orang tiap hari ke kampus aja pake jilbab terus. Lagian bu Tati ini dari keluarga baek-baek Koh Ayung.

“Buju busyet… apa loe udah gila Abdul?? Loe mau masuk penjara kali yah? Dekan sendiri loe kerjain??”

“Jangan takut Koh Ayung, gue bakal abisin dia tanpa ninggalin jejak. Gue dendam banget nih sama dia, gara-gara die yang paling getol bikin gue DO tadi 3 hari yang lalu waktu gue diadili. Masak gara-gara gue perkosa mahasiswi berjilbab aja gue di-DO. Rese nggak sih”

“Ah loe olang benel-benel gile Abdul. Ehm… tapi boleh juga nih bu Dekan. Montok & putih banget Man…!”

Sambil menoleh ke Bu Tati, Abdul melanjutkan, “Bu Tati sayang, ini Koh Ayung. Boss gue yang turunan Cina. Hobbynya juga sama, memperkosa gadis-gadis yang lokal yang soleha apalagi yang berjilbab. Tapi malem ini die dapet kesempatan lihat ibu soleha yang berjilbab telanjang bullet. He.. he.. Kasih salam dong sayang…!

“Malam.” kata Bu Tati lirih sambil menunduk. Dirinya merasa malu sekali berdiri di depan dua orang pria dengan hanya memakai celana dalam dan t-shirt.

”HEH yang bener donk kalo kasih salam, gimana kalo ngassih salam di kampus??”

”Assalaamualaikum …” Lemah sekali bu Tati menyapa sambil mematung malu sekali

“Ya.. Iya… Wa’alaikum salam” jawab lelaki yang dipanggil Koh Ayung tadi.

Lalu Abdul melanjutkan “Bu Tati, coba ibu lepasin kaos sama celana dalem ibu. Biar saya bisa yakinin temen saya ini!”

Dengan gemetar Bu Tati melepaskan kaosnya dan menarik turun celana dalamnya. Sedangkan jilbab lebar serta sepatunya masih tetap dikenakan, kata Abdul itu membuat dirinya lebih seksi.

Koh Ayung bersiul ketika melihat tubuh Bu Tati yang halus mulus dan bugil di depan matanya. Kontolnya langsung tegang.

“Gila! Cakep banget! Liat Abdul, teteknya padet banget. Cocok sama selera saya! Loe emang pinter milih barang Abdul!” kata Koh Ayung sambil bangkit dan berjalan mendekati Bu Tati.

Bu Tati berusaha tetap tegak sekalipun ia tidak ingin Koh Ayung menyentuh dirinya, tetapi ia lebih takut dengan ancaman Abdul tadi. Sedangkan dalam rumah itu sudah tidak ada lagi kemungkinan untuk lari.

Sambil menjilat bibirnya Koh Ayung berhenti di hadapan Bu Tati. Disibakkannya bagian depan jilbab lebar bu Tati ke atas bahu bu Dekan itu. Lalu tangannya ditangkupkan di tetek Bu Tati, sambil meremasnya dengan lembuuuut.. sekali. Merasakan kehalusan dan kepadatan tetek Bu Tati. Kemudian dengan telunjuknya disentuhnya puting susu sebelah kiri bu Tati, ke kiri dan ke kanan, ke atas dank ke bawah.

“Berapa umur ibu?” Tanya Koh Ayung mencoba gaya sopan dan berwibawa.

“52 tahun.”

“Wah, udah masuk tengah baya ya! Tapi masih begini bagus. Bodi ibu oke banget dan kulit ibu bersih banget!” kata Koh Ayung. “Coba ibu berputar deh!”

Perlahan Bu Tati berputar membelakangi Koh Ayung. Dan dirasakanya tangan Koh Ayung sekarang ada di pantatnya membelai dan meraba-raba. Bu Tati mau menangis sekeras-kerasnya. Belum pernah ia dipermalukan seperti ini. Sebagai seorang ibu hajjah yang taat dan saleh, ia harus berdiri telanjang bulat dengan hanya mengenakan jilbab lebarnya serta sepatu berhak tinggi, di depan dua lelaki yang bukan suaminya dan bukan muhrimnya.

Kemudian sambil menyibakkan jilbab lebar di dada Bu Tati, Koh Ayung menghirup putting susu Bu Tati dengan hidungnya sepintas.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu