2 November 2020
Penulis —  ironcrot88

Bu Hajjah Tati

Lucunya di bagian depan kaos itu tertulis kata-kata “TETEK SAYA 36 D, MAU COBA?”

Sedangkan di bagian belakang kaos “PALING SUKA DEH SAMA KONTOL GEDE” dan ada gambar kontol lelaki yg besar dan gempal di atas tulisa itu.

Dan ketika Bu Tati meraih gamisnya yang ada di lantai Abdul berkata memerintahkan Bu Tati untuk langsung memakai sepatunya saja. Tanpa perlu mengenakan gamis. Terkejut dan masih yakin kalau mereka akan melepaskan mereka Bu Tati langsung membantah. “Tapi, saya kan mau pulang masa nggak boleh pake baju?

Abdul langsung marah dan menghajar perut Bu Tati keras-keras. Bu Tati langsung terbungkuk dan megap-megap kesakitan.

“Brengsek ibu! saya cuma suruh ibu pake celana dalem, kaos, jilbab sama sepatu ibu. Cuma itu ******!” teriak Abdul sambil menarik jilbab Bu Tati agar tegak kembali, dan mendorong tubuh Bu Tati hingga punggungnya menempel ke dinding van.

Sambil meremas-remas tetek Bu Tati yang tertutup oleh t-shirtnya Abdul menlanjutkan, “Dengerin ******! ibu lebaih baek lebih perhatian kalo saya lagi ngomong! ibu bukan di kampus sekarang, jadi ibu lebih baek nurutin apa yang saya perintah! Dan yang saya nyuruh langsung pake sepatu ibu! Daster ibu nggak usah dipake!

Dan sambil menarik rambut Bu Tati lebih keras lagi, “Dan ibu lebih baek brenti nangis! Kalo nggak, saya bakal bikin ibu nangis betulan dan keras banget! ibu mau puting susu ibu saya tindik, biar ibu tau sakitnya gimana? Gimana? ibu ngerti atau saya musti hajar ibu lagi?”’

Dengan tubuh gemetar Bu Tati pelan-pelan memakai sepatunya. Setelah itu Abdul menyuruh Bu Tati berdiri dihadapannya.

Dengan t-shirt porno berwarna putih yang yang panjangnya hanya sampai di atas pusarnya, celana dalam, sepatu dan tetek yang membayang, membuat Bu Tati semakin seksi dan cantik. Membuat mereka bertiga langsung bergairah lagi.

Tapi Abdul langsung menarik tangan Bu Tati dan menariknya turun dari van dan masuk ke halaman rumah besar tadi. Sementara Sitompul langsung memutar van dan memacunya ke tengah kota. Ketika sampai ke depan pintu masuk Abdul langsung membuka pintu dan mendorong Bu Tati masuk. Mereka masuk ke sebuah ruangan di tengah rumah itu.

“Hei! Abdul! Gila loe, lama amat loe nggak mampir, saya kira loe udah mati aja waktu kerusuhan kemaren!”

Seorang laki-laki gemuk berumur 50-an menyapa Abdul dari balik meja kerja yang besar di tengah ruangan.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu