1 November 2020
Penulis —  Chenot

Sepenggal kisah hidupku

Part 7

Sudah ku lalui hari2 indahku bersama bi Murni. walaupun kami tak melakukan hubungan badan setiap hari, tapi 2 atau 3 kali seminggu pasti kami lakukan, tergantung situasi.

Mungkinkah aku mencintai bibiku?…

Entahlah… yang jelas aku merasa nyaman jika sedang berdua bersamanya.

Begitupun sebaliknya, aku tidak mengetahui perasaan bibi yang sebenarnya. apakah dia ada perasaan terhadapku atau tidak. Atau justru hanya sebagai pelampiasan kebutuhuanya saja?… Hemmm.. biar lah waktu yang akan memberi jawabanya.

Aku juga belum bisa berbicara tentang perasaan, masih banyak hal yang ingin ku raih dalam hidupku.

Aku ingin menjadi orang sukses agar dapat membahagiakan kedua orang tuaku.

Kini aku telah lulus dari sekolahku, ya walapun nilai akademisku biasa2 saja, tapi setidaknya aku dapat menyelesaikan sekolahku. Dan mungkin minggu2 yang akan datang, aku sudah harus menyusul orang tuaku dikota. Atau lebih tepatnya nunggu dijemput oleh bapakku…

Sudah hampir 1 minggu ini aktifitasku hanya membantu mbahku diladang. Apalagi sekarang aku sudah tidak ada lagi kegiatan lain, jadi seluruh waktuku ku gunakan untuk membantu simbah.

Tapi tidak dengan hari ini, semua ladang mbahku telah selesai ditanami, jadi aku tidak perlu mambantu mbahku.

Maka dari itu, hari ini aku bangun agak siang. “… Hoooaammm.. jam berapa ini…”

Pikirku.

Aku keluar dari bilik kamarku. ya, setelah aku memutuskan untuk terus tidur dirumah mbahku, maka bale yang berada disudut ruang tamu diberi sekatan ala kadarnya oleh mbahku. Katanya biar aku punya bilik kamar sendiri.

Setelah bangun, aku berniat kekamar mandi untuk sekedar mencuci muka ku.

Tapi saat baru beberapa langkah “… Heeemmmm…” ku cium aroma sedap dari bumbu masakan yang sangat menggoda selera. Pasti bi Murni sedang masak di dapur. Pikirku sambil terus berjalan menuju kamar mandi dan yang harus melewati dapur dahulu. Dan benar saja, ketika aku sudah berada didapur, ku lihat bi murni sedang memasak.

”… hemm… masak opo toh bi.. kayaknya enak banget…” tanya ku

”… oalah… cah ganteng baru bangung toh…? Iki loh bibi lagi masak sayur asem sama goreng ikan peda…” jawab bibiku sambil tersenyum.

”… wah… enak pasti bi.. cobain yo…” imbuhku lagi.

”… ihh jorok ah… cuci muka sik kono loh…” ucap bibi lagi melarangku.

”… iyo bi iyo… hehe… eh bi, mbah wedok lagi kemana…?” tanyaku.

”… simbah wedok nyusul mbah lanang ke ladang, anter air minum… buruan cuci muka, trus sarapan udah mau mateng ini bibi masaknya…” perintah bibi pada ku.

Aku pun bergegas kekamar mandi untuk sekedar cuci muka dan gosok gigi.

Sebenarnya sudah beberapa hari ini aku tidak sempat bercumbu dengan bibiku.

Mungkin tubuh ku sudah terlalu lelah dengan aktifitasku membantu simbahku diladang.

Tapi melihat kondisi pagi ini yang sepi dan badanku yang sudah cukup istirahat dari sore, tiba2 libidoku terasa ingin disalurkan.

Akupun bergegas melakukan aktifitasku untuk sekedar bersih2 badanku. Dan segera menuju kembali ke dapur untuk menemui bibiku.

Dan ketika sampe didapur kulihat bibi sedang merapikan masaksnya dimeja.

Kemudian kudekati bibi dari belakang dan langsung meremas bokongnya yang bahenol.

”… ihhh… andri… nakal yo…” ucap bibi ketika ku perlakukan seperti itu.

”… andri kangen bi…” balasku sambil menciumi leher bibiku.

”… pagi2 wis kangen… awas loh nanti mbah wedok pulang…” ucap bibi lagi tapi tidak menolak perbuatanku.

”… ayo lah bi… andri lagi pengen iki… simbah paling masih lama…” ajak ku.

”… hemmmm… pengen opo to…? Tanya bibiku seperti memancingku.

”… ngenthu bi… andri kangen karo memek bibi…” ucapku sudah sangat bernafsu.

Karena aku sudah sangat2 ingin bercumbu dengan bibi, kini kualihkan tanganku menuju ke arah payudara bibi ku dan meremasnya. posisiku masih dibelakang bibi. Dengan begitu otomatis burungku yang tegang menempel erat di bokong bibiku.

”… iiihhhh… sssttt… awwhhh… owalah keponakan bibi wis ngaceng to…” ucap bibi ketika merasakan remasanku di payudaranya, dan burungku yang telah tegang dibokongnya.

”.. bibi yo kangen ndri… ssttt… tapi masih pagi loh ini…” ucap bibi lagi.

”… sebentar aja bi… udah lama loh bi aku ga ngenthu bibi…” balasku

”… yo tapi sabar to ndri… masa mau disini…” jawab bibi lagi sambil merapikan masakan dimeja.

Setelah semua selasai, kemudian bibi melepaskan kedua tanganku yang masih di payudaranya, dan kemudian berbalik menghadapku sambil tersenyum manis.

”… ga sabaran banget to keponakanku ini, ihh… udah keras gini ndri…” ucap bibi sambil salah satu tanganya meremas burungku dari luar celana.

”… iyalah bi, dah ngaceng kontolku…” jawabku singkat.

”… yo.. bibi yo kangen sama kontolmu iki lo…” ucap bibi, yang kini tanganya telah menggenggam kontolku.

Perlahan2 bibi pun mulai mengocok2 kontolku. Walaupun bibi orang desa, tapi jari jemari bibi terasa begitu halus di kontolku.

”… enak ndri kontolmu dikocok2 sama bibi…” tanya bibi

”… ssttt… iyo bi… enak banget…” jawabku singkat.

Baru sesaat merasa kenikmatan dikocok oleh bibi, tiba2 saja pintu rumah terdengar ada yang membuka. Bibi pun langsung menarik tanganya dari kontolku.

”… kan ndri, simbok pulang dari ladang…” ucap bibi sedikit panik.

Untung dapur rumah mbahku sedikit berbentuk leter L, jadi ketika mbahku masuk tadi tidak langsung melihat apa yang sedang kami perbuat.

”… Eh mbok… bapak belum ikut pulang…” tanya bibi pada mbahku.

”… iyo paling bentar lagi Mur…” jawab mbahku

”… oohh.. yo mbok, makan bareng ayo mbok, ini udah siap.. aku sama andri juga baru mau makan…” ucap bibi berbohong.

”… ya kalian aja dulu… simbok belum lapar…”

Jawab mbahku lagi.

Aku hanya diam, menahan nasfuku yang tertunda. Kulihat mbahku kemudian menuju kedepan.

”… ayo ndri sarapan dulu…” ajak bibiku.

”… tanggung bi…” jawabku lirih.

”… iyo sabar2… ada mbahmu itu loh, nanti saja habis sarapan kita kerumahmu…” ucap bibi sambil tersenyum.

Kemudian aku pun mengikuti bibi untuk sarapan, dengan menahan nafsuku. Setelah kira2 15 menit kami pun telah selesai sarapan, dan bibi pun sudah mencuci piring kotornya sekalian.

”… sudah sana ndri, kamu duluan kerumahmu… bibi mau bilang simbok dulu kalo kita mau bersih2 rumahmu…” ucap bibi.

”… iyo bi… tapi jangan lama2…” jawabku.

Kemudian aku segera menuju rumahku.

Setelah berada didalam rumahku, akupun menuju kamar orang tuaku. Ya, kamar orang tuaku memang selalu menjadi pilihanku dan bibi.

Setelah beberapa saat menunggu, ahirnya bibi pun datang dan langsung menuju kedalam kamar. aku yang sudah menahan nafsu dari tadi, langsung memeluk tubuh bibiku ini.

”… hhmmmm… sabar to cah bagus…”

”… udah ga sabar bi… udh kangen banget…” jawabku sambil memeluk bibiku.

”… kangen sama apa to ndri…” bibi menggoda ku.

”… sama semua bi… ini kangen… yang ini juga kangen banget…” ucapku sambil meremas payudara dan mengusap2 kemalyan bibiku dari balik dasternya.

”… iyo ndri,, bibi juga kangen sama punyamu…” balas bibiku.

Setelah beberap waktu, ahirnya ku lepaskan pelukanku dari tubuh bibi. dan mungkin karena aku dan bibi sudah sama2 bernafsu, maka aku dan bibi langsung melepas pakain kami masing2.

Dan setelah sama2 telanjang, bibi kemudian jongkok di depanku yang masih dalam posisi berdiri. Dirahnya burungku dan kemudian membelai2 dan mengkocok2 burungku.

”… bibi yo kangen iki ndri…” ucap bibiku dan kemudian dilanjutkan dengan mencium kepala kontolku dan mengulumnya.

”… ssshhhhh… ooohhhh… biii…” desahku saat bibi memasukan kontolku dalam mulutnya.

”… emmmmuuuaaacchh… eemmmmuuuaacchhh… ssllrruupp… ssllrruupppppp…” suara2 dari aktifitas bibiku.

Karena sudah sangat bernafsu, aku pun meminta bibi untuk menyudahi kulumannya.

Kemudian kami sama2 naik keatas tempat tudur. bibi segera merebahkan tubuhnya, kemudian kulebarkan kedua paha bibiku. Ku arahkan bibirku ke kemaluan bibiku dan segera menciumi dan memainka kelentitnya.

”… ssstttt… hhmmmm… sssttt… oohhh… ndriiii… oohhhh… terusss nnddrriii… hisap yang kuat ndriii…” perintahnya.

Terus ku jilati dan ku ciumi kemaluan bibiku. Bahkan kumasukan lidahku kedalamnya.

Hampir 10 menitan kulakukan kegiatanku.

”… oohhhh… aaahhhh… ohhh… ndrrii… bibi ga kuat.. terusss ndriii… ooohhhh… ohhhh… sserrrrtt… sserrrrtt… ccrreetttt… cccrrreetttt… ooohhhhh… ooohhhh…” desah bibi ketika mendapat orgasmenya.

Setelah bibi mendapat orgasme, aku pun merangkat keatas tubuh bibi, dan disambut oleh ciuman mesara dari bibiku.

”… eemmmuuuaachhh… heemmm emang keponakan bibi pinter bikin bibi puas…” ucap nya

”… iyo lah bi… kan bibi yang ngajarin…” jawabku dan kemudian kembali kulumat bibir bibiku. sambil memberi waktu buat bibiku beristirahat.

Kurasakan nafsu bibi sudah naik lagi. Itu terlihat dari ciuman2ku dibalas dengan ganas oleh bibiku.

”… ayo ndri… bibi udah pengen, cepeett…”

suruhnya.

Tanpa membalas ucapan bibi, kemudian ku arahkan kontolku ke kamaluan bibiku.

Kugesek2 kemalaluan bibi menggunakan kepala kontolku. walaupun aku juga sudah sangat bernafsu, tapi timbul niatku untuk sedikit mempermainkan bibiku ini. dengan tidak langsung melakukan penetrasi kedalam kemaluan bibuku.

Kurasakan kemaluan bibi sudah sangat licin, apalagi bibi sudah mendapatkan orgasme pertamanya.

Kurasakan bibi sedikit menggoyang2kan pinggulnya karena rangsangku di kemaluanya.

Kulihat bibi sudah tidak sabar untuk kusetubuhi.

”… ayo to ndriii… cepet… bibi udah pengen…” ucap bibi gelisah

”… cepet apa to bi… andri ga ngerti…” jawabku masih terus hanya menggesek2an kepala kontolku dibibir kemalyanya.

”… ahhhh… ndriiii… iiihhhh… ceeppeettt… masssuukkkiiinnnn…” rancaunya lagi.

”… masukin apa sih bi… masukin kemana…” godaku, yang sebenarnya juga sudah ga sabar ingin menyutubuhi bibiku ini.

”… ssseeetttt… iiihhh… nakkkaaalll yaa kammuuu… kenthu mmemek bibi… cceeeppeett… masssuukkinnn konntoll kamu ke mmemekk bibi…”

Dan ketika kata2 terahir dari bibi, langsung kuhujamkan kontolku kedalam memeknya.

”… sssllebbbb… bbblleesss…”… oohhhhh… aahhhh…” desah kami bersamaan.

Langsung ku kocok memek bibi dengan cepat.

”… pplllokkkk… ppllloookkk… pplllookkk…”

”… ohhh… terussss.. nndriii… teruuusss… ohhh… ennnaakkk bannggett kkoonntollmu… ndriii…”

”… iyyoo bii… memek bibi juga eennak banget… ssttt ahhh…”

”… pplllookkkk… pplllokkkk… pppllloookk…”

Suara kocokan kontolku dimemek bibi yang terasa sangat nikmat.

Setelah kurang lebih 15 menit kusetubuhi bibi dengan gaya misionaris, kuhentikan sejenak koncokanku kan kemudian mencium bibir bibiku.

”… eeemmmmuuuaacchhh… ganti gaya bi…”

”… ya sudah… gantian bibi diatas… bibi bentar lagi sampai…” ucap bibi seakan sudah tidak sabar.

Aku segera mencabut kontolku dari memek bibi, dan merebakan kemudian tubuhku. sekarang giliran bibi berada diatasku. dan langsung meraih kontolku dan menurunkan pinggulnya. Ku rasakan bibi mengesek2an sedikit kepala kontolku di bibir memeknya, setelah dirasa tepat dimulut memenya, bibi segera menurunkan pinggulnya dan

”… bbblleessss… ohhhh…” desahku dan bibi bersamaan.

”… ppllokkk… pplllokkk… pplllokkk…” kembali suara2 alat kelamin kami beradu.

Gesekan2 antara bagian dalam memek bibi dengan kontolku terasa begitu nikmat.

Karena posisi bibi diatas, ku lihat payadara bibi ikut bergoyang. melihat pemandangan seperti itu nafsuku pun semakin naik. segera kuraih kedua payudara bibiku dan ke remas.

”… sssttt… tterruss ndrii… ooohhh… rremmess yanggg… kkkeennncccenngg… ssseeettt… aahhh…” desah bibi ku perlakukan seperti itu.

Kurasakan gerakan bibi pun semakin cepat..

Bahkan gerakannya sudah tidak lagi hanya naik turun tapi juga kadang diselingi dengan goyangan ke kiri dan kanan.

”… ooohhhh… ndddrriiii… kkkonnnnttoollmu… enaakk bnngettt nnddriii… ohhh… ppllokkkk… plllokkkk… pllokkk… ppllookkkk…”

”… sssettt… iyoo bbiiii… mmmeemekk biibbii… jjuuggaa… eennnakkk bbannggeettt…”

”… nnnddrrriiiii… ooohhhh… ooohhhh… ssseerrrrtt… ssseerrr… cccrreeettt… crrreettt… ohhhh… oohhh…” ahirnya bibi sudah sampai pada orgasme keduanya.

Aku yang juga sudah merasa sangat dekat dengan orgasmeku, segera ku peluk tubuh bibi dan membalik posisi kami tanpa melepas kontolku dari memeknya.

Setelah bibi berada dibawahku, langsung ku kocok memek bibiku dengan secepat2nya.

”… ppplllokkkk… pplllookkk… pplllookkk…”

”… ooohhh… bbiiii… ooohhh… bbiii…” desah ku mendekati orgasmeku..

”… tterrusss ndrrrii… tteerrruusss… ssaaayaannggg…” ucap bibiku sambil memeluk ku seakan mengerti kalo aku sudah dekat dengan orgasmeku.

”… ooohhhhh… bbbbiii… mmmemmm… mmmmeemmmeekkk bbiibbiii… eeennnakkk bbbaannggeettt… bbbii… ooohhhh… bbbiii…

… pplllookkkk… pppllloookkkk… bbbiiii… ooohhhh… ooohhh… ttteeemmmmmmpppiiikkkkmmuu… eeennaaakkk bbaannggeett.. bbiii… ohhh…” desahku semakin tak karuan.

Kalo sudah dekat dengan puncak kenikmaktan, rasa sopan santun pun sudah tak lagi ku pedulikan. Kurasakan cairan kenikmatan ku segera beeada diujung kontolku. segera semakin ku percepat lagi kocokan ku di memek bibi dan..

ooohhh… Mmuurr… oookhhh… Mmuurr… oooohhhhh… Mmmuuurrrnnniii… mmmmeeemmmeeekkkkmmuuu… Mmurrr… mmmeeemmmmeeekkkmmmu… eeennnaakkk… bbaannggeettt… ooohhhh… Mmmmuuurrrnnniii… ooohhh… Ttteemmmmppiiikkkk… ooohhh… cccrrroootttt… cccrrtoottt…

Ku hujamkan kontolku sedalam2nya kedalam memek bibiku… kurasakan 8 x semprotan pejuhku kedalamnya ”… hhhooohh… hhhooohhh… hhhaaahhh…” suara kami ngos2an sama2 manikmati puncak kenikmatan ini.

Setelah sedikit reda, ku kecup bibir bibiku yang masih terpejam menikmati puncak kenikmatan..”… eemmmuuuaahhh…”

Mendapat ciuman dari ku, kemudian bibi terlihat membuka matanya.

”… mmaaff ya bi… kalo andri ga sopan memanggil nama sama bibi…” ucapku membuka percakapan.

Aku memang suka lepas kontrol ketika hendak mencapai orgasmeku.

Kemudian bibi membalas ciumanku.

”… eeemmmmuuaaccchhh… ga popo ndri… bibi ngrrti.. apa yang dirasakan oleh mu, bibi juga paham tentang itu…” balasnya.

Setelah itu aku dan bibi sama2 istirahat dengan saling berpelukan. karena terasa sangat lelah. Rencana bersih2 rumahku pun sudah tak terpikir olehku.

Mungkin saking merasa nikmatnya, aku pun tertidur dikamar orang tuaku. Entah sudah berapa lama aku tertidur. Saat ku buka mata, kulihat bibi sudah tidak ada di dalam kamar ini, kurasakan tubuhku diselimuti selembar ksin jarik, pasti bibiku yang menyelimutinya. aku yang masih belum berpakaian pun segera bangun dan memakai pakainku yg sudah terkumpul diatas tempat tidur.

Kemudian aku pun berniat kembali kerumah mbahku. Saat berada diruang tengah rumahku, kulihat jam menujukan pukul 12.30.

”.. hhemmm lama juga aku tertidur… hampir 3 jam. Kemudian aku keluar dari rumahku.

Dan begitu membuka pintu rumahku, kulihat dirumah mbahku seperti sedang ramai ada beberapa tamu. Sepertinya tamu2 itu tidak asing bagiku.

Dan setelah ku ingat2 lagi. ”… itu kan Lek Dayat dan kedua orang tuanya…“ada urusan apa mereka datang ke tempat mbahku.

Ya.. itu meraka… pak Lek Hidayat nama lengkapnya..(mantan suami bi Murni) dan kedua orang tuanya.

Aku pun mengurungkan niatku untuk kerumah mbahku. Karena segan sedang ada tamu. Tapi dari pada aku bosan dirumah, maka kemudian pergi kerumah temanku. Atau mungkin kemana sajalah yang penting jalan.

Apa ya kira2 maksud dari kedatangan Lek dayat dan kedua orang tuanya…? Pikiranku terus bertanya2 sambil terus berjalan tak jelas tujuanya.

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu