1 November 2020
Penulis —  Chenot

Sepenggal kisah hidupku

Part 4

Setelah selesai menjemur, aku pergi meninggalkan bibi tanpa pamit.

Dengan pikiran yang tidak menentu ini,

Kutelusuri jalan setapak untuk menuju ladang kakek..

Aku masih tidak dapat berpikir secara utuh untuk semua hal2 yang terjadi dipagi ini..

Bagaimana semua kejadian itu bisa terjadi?

Entahlah…

Disisi lain aku masih sangat malu karena bibi telah mengetahui perbuatanku terhadapnya…

Dan setelah beberapa saat berjalan…

Aku telah sampai diladang kakek

“Loh ndri, nyapo ndadak nyusul mbah mbarang… lagi ra ono gawean ko…” (loh ndri, ngapain nyusul kakek segala, lagi belum ada kerjaan juga…) ucap kakek ku yang terlihat kaget dengan kedatanganku..

“yo orapopo mbah, aku bingung neng ngomah arep ngopo…” (ya gapapa kek, dirumah juga ku bingung mau ngapain..) jawabku sekenanya…

“yo muleh wae kono, opo dolan kono ro konco2 mu mumpung minggu… si mbah lagi nyemprot loh iki… ndak koe keracunan ngko…” (ya pulang aja sana.. apa main sama temen2mu,, kakek lagi nyemprot iniloh,, takut keracunan nanti malah kamunya..) imbuh kakek ku lagi…

(nyemprot =memberi pestisida untuk menghilangkan hama… hadddeehhh pake diterangin segala…🙄🙄🙄🙄)

“yo wis lah mbah,, q mulih…” (ya udhlah kek, aku pulang..) jawabku.

“oh yo… ngko sedilut ngkas yo mbah rampung arep bali…”(oh ya, sembentar lg kalo sudah selesai kakek juga pulang…) imbuh kakeku…

“kui cabe gawanen mulih sisan yo ndri, miki simbah ngunduh cabe neng pojokan kono…” (itu cabe bawa pulang sekalian ndri, tadi kakek memetiknya dipojokan sana…) suruh kakekku

“iyo mbah…” jawabku

Akupun mengambil cabe yang kulihat hanya dibungkus menggunakan daun talas…

Dan perlahan2 akupun semakin menjauh meninggalkan ladang kakek untuk kembali pulang kerumah..

Tak berapa lama, akupun sudah sampe dirumah.. kurasakan rumah sangat sepi…

Padahal pas aku pergi tadi ada nenek dan bibiku… pada kemana mereka smua…

Kemudian aku menuju dapur untuk meletakan cabai yang ku bawa.

Di dapur aku tidak menemukan bibi mau pun nenekku..

Saat kembali kedepan, pas melewati kamar bibi… aku coba sedikit menengok kedalam kamar bibiku yang terdengar sepi… akan tetapi akupun tak menemukan bibiku didalam sana…

Dan tiba2 saja nenek keluar dari kamarnya…

“Loh ko ngendi ndri…?…” (loh dari mana ndri…?) tanya nenekku yang tidak tau kalo aku pergi menyusul kakek di ladang…

“seko ladang mbah, nusul simbah… eh ga enek gawean…” (dari ladang nek, nyusulin kakek eh ga ada kerjaan…) jawabku..

“bibi neng ngendi mbah… ko ga ketok neng omah…?” (bibi kemana nek… ko tidak kelihatan dirumah…?) tanyaku pada nenek..

padahal sebenarnya aku masih canggung bertemu bibiku… tapi pura2 saja aku tanyakan pada nenekku.

“ohhh mau ngomong arep resik2 umah mu… kono susulen bibimu… ewangi resik …” (ohhh tadi bilang mau bersih2 rumahmu.. sana susulin bibimu… bantuin bersih2 …).. suruh nenek ku..

Hah!!!… aku sangat terkejut ketika mengetahui bahwa bibi berada dirumahku..

“iyo mbah, aku tak ngrewangi bibi resik2 neng ngomahku…” (iya nek, aku mau mbantu bibi bersih2 dirumahku…) jawabku sekenanya

Kemudian nenek ku pun berlalu menuju dapur atau mungkin kamar mandi..

Begitupun dengan aku, perlahan aku keluar dari rumah nenek ku untuk menuju rumah ku… (hemmm… naik ojek apa angkot ya… ehh… rumahku kan berhadap2an dengan rumah nenek ku… wkwkwkwkkk 😅😅😅)…

Begitu sampai didepan rumahku, aku sedikit berpikir.. apa yang harus kulakukan nanti…

Ada rasa canggung dan sungkan saat harus bertemu dengan bibiku.

Tetapi setelah berpikir untuk beberapa saat, aku memutuskan untuk masuk saja dan membantu bibiku beres2..

“ini kan rumahku, justru seharusnya akulah yang selalu merawatnya dan juga membersihkanya, bukan bibiku.. kasihan bibi jika harus membersihkanya sendiri…” pikirku dalam hati..

Apalagi setelah kuingat lagi, kedua orang tuaku pernah berpesan agar selalu merawat dan membersihkan rumah ini.

Sejurus kemudian aku telah memasuki rumahku ini…

“Gelap begini… gumamku setelah aku berada didalam rumah…

“kata nenek, bibi sedang bersih2 rumahku… tapi dimana dia sekarang…” pikirku.. karena aku tak melihat sosok bibiku…

Aku mulai mencari bibi, karena diruang depan tidak ada, kemudian aku coba memasuki kamarku… siapa tau bibi sedang membersihkan kamarku..

Akan tetapi tak ku temukan juga bibi dikamarku… Dan saat aku masih didalam kamar… aku sedikit mendengar ada suara2 aneh ”… uhh uhhh… hhuu… ahhhh…”

dan…”Deggghhttt…” jantungku terasa berdegup kencang… karena ku dengar suara2 itu, dan bulu kudukku pun merinding… karena tiba tiba muncul rasa takut pada diriku…

(aku udah bilang aku penakut ya… itu pula sebabnya aku tidur dirumah kakek.. bukan dirumah sendiri..)

“jangan2 ada hantu di rumahku…” pikirku, dan kurasa tubuhku agak sedikit bergetar…

Dan disaat aku sedang diselimuti rasa ketakutan ini, tiba2 suara itu muncul kembali…

”… ahhh.. ahhh… ehhhmm.. ahhh…”

Kudengar suara2 itu semakin jelas…

Sejenak ku berpikir dan berusaha melawan rasa takutku.

“bukan,, ini bukan suara setan atau hantu…” ucapku dalam hatiku..

rasa takut dalam diriku pun sedikit demi sedikit mulai menghilang…

Ya… suara2 ini seperti pernah terdengar sebelumnya olehku…

Sejenak aku diam dan mengingat ingat kapan aku mendengar suara2 seperti ini…

Dan pada ahirnya aku menemukan jawabanya…

”… suara ini kan sama seperti suara2 yang ku dengar saat orang tuaku masih dirumah…”

“ya suara2 ini sama seperti suara yang keluar dari ibuku ketika sedang bersetubuh dengan bapakku…” pikirku lagi..

Kurasa arah datangnya suara itu juga sama..

Yaitu dari kamar kedua orang tua ku dulu..

… akan tetapi siapa ya kira2 yang ada didalam sana…?” apa mungkin bibi…” tapi jika benar itu bibi, sedang apa dia…” pikirku

Dan pada ahirnya aku pun teringat sesuatu..

Dulu pas ketika orang tuaku sedang bersetubuh, aku pernah beberapa kali mengintipnya dari lubang kunci pintunya…

Aku pun bergegas menuju depan kamar ibuku…

Dan mencoba melihat kedalam lewat lobang kunci pintu tersebut…

Tubuhku yang tadinya diselimuti rasa takut pun, kini sudah tidak lagi…

Bahkan rasa itu kini telah berganti menjadi gelisah, karena telah mengingat ingat kejadian tempo dulu saat mengintip orang tuaku..

Dan burungku pun ku rasakan mulai menegang…

Perlahan lahan sedikit ku bungkukan badanku dan mendekatkan mataku kearah lubang kunci dipintu itu…

Dan… Deegghhtttt… seakan akan jantungku berhenti sejenak…

”… siapa perempuan ini… dan apa yang sedang dilakukanya didalam kamar ibuku…”

Hanya pertanyaan2 itu yang muncul dipikiranku…

Tak begitu jelas sosok tersebut dipenglihatanku… karena posisi kamar ibuku sangat minim pencahayaan…

Tapi walaupun didalam kamar terlihat redup, bukan berarti aku tak mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh sosok tersebut…

Ya… sosok tersebut pasti sedang mencoba menuntaskan gairah birahinya…

Kulihat sosok wanita dewasa terlentang di ranjang orang tuaku.. pakaian yang digunakannya pun sudah naik sampai bawah dagunya…

Dan yang membuat aku semakin ikut terangsang adalah.. masing2 tangan wanita tersebut sudah berada dibalik bh dan cdnya…

”… ssseetttrr… ohh… ohhh…” kembali sosok wanita itu mengeluarkan desahanya…

Karena melihat pemandangan yang begitu menggairahkan… tak terasa burung di balik kolorku pun ikut mengeras… dan perlahan salah satu tanganku pun ku telusupkan kedalam kolorku…

Dan ketika aku sedang menikmati pemandangan ini… tiba2 sosok itu bangkit dan duduk diatas ranjang…

”… Bi Murni…” ketika aku melihat dengan jelas sosok itu… ya karena dengan posisi terduduk maka wajah bibi sedikit tersorot oleh sinar matahari yang masuk lewat celah2 genting rumahku…

Kejadian berikutnya lebih membuat aku terangsang… kulihat bibi melepas semua pakaian beserta bh dan cdnya…

Kulihat kedua payudara bibiku yg montok walau sedikit samar… kemaluan yang ditumbuhi bulu2nya pun ikut terlihat olehku…

Bibi kembali terlihat merebahkan tubuhnya… kulihat tangan bibi pun sudah kembali meremas payudara dan membelai bahkan kadang memasukan jari dikemaluannya…

Dari luar kamar, nafsuku pun ikut memburu…

”… ohhh… ohhhh… ahhh… andri…” desah bibiku

Aku pun sangat terkejut saat bibi menyebut namaku disela desahanya…

”… kenapa bibi menyebut namaku…” pikirku

Bahkan desahan2 berikutnya membuat aku lebih shok… membuat tubuhku kaku bagaikan patung…

”… oohhh… ohhhh… ahhhh.. ndrri… terusss… ohhh… kenthu bibi.. ndriiii…” desah bibi sambil badanya terkejang kejang karena telah sampai pada orgasmenya…

Aku masih diam, walaupun nafsuku sudah sangat memburu.. tapi mendengar desahan2 bibi membuat aku tak bisa berbuat apa2..

Setelah beberapa saat, aku sudah dapat mengontrol diriku kembali… aku berniat meninggalkan bibiku karena takut jika sampai ketahuan mengintipnya…

Dan dengan kondisi nafsu yang sangat memuncak aku mulai menjauh dari pintu kamar ibuku…

Tapi baru saja aku aku memundurkan diriku… tak sengaja gerakan kakiku menyerempet sapu yang diletakan disamping pintu… dan…”… glotaaakkk…”

Aku panik… aku berusaha mengembalikan posisi sapu seperti semula… tapi saat aku membungkukan badan untuk mengambil sapu tiba2 ter dengar pintu kamar dibuka..

”… kkrrrerekkkk…” dan..

”… andri…” ucap bibiku sedikit teriak…

“agi ngopo koe neng kono…” (lagi ngapain kamu disitu..) tanya bibiku lagi..

“ee.. anu bi… eee kui…” (ee… anu bi… eee… itu…) tak jelas jawabku karena takut bibi marah.. kulihat bibi hanya memeluk dasternya untuk sekedar menutupi payudara dan kemaluannya…

”… koe ngintip bibi yo…” (kamu ngintipin bibi ya..) tanyanya lagi…

“nnngapuro bi, andri ga sengojo.. mau simbah ngomong bibi lagi beres2 omahku… terus aku yo di kon ngewangi bibi…” (mmmmaaf bi, andri tidak sengaja,, tadi kata nenek bibi lagi beres2 rumahku… terus aku juga disuruh bantuin bibi…) jawabku sambil sesekali melirik ketubuh bibi, karena ku rasa tidak ada tanda2 kemarahan dari bibiku..

Beberapa saat kemudian terlihat bibi menghela nafsa dan berucap..

“hhhuuuhhhh… yo wislah, ayo mlebu, awake dewe labuh beres2 seko kamar ibumu sik wae…” (hhhhuuuhhh… ya sudahlah, ayo masuk, kita mulai beres2 dari kamar ibumu dulu saja..) ucap bibi dengan santainya..

Dan bibiku pun kembali masuk kedalam kamar, dan aku yang telah mendengar perintah bibi pun mengikutinya…

Dan tak lupa juga ku bawa masuk sapu yang tadi terjatuh, karena setau ku kita akan mulai membersihkan rumahku.

Setelah aku sampai didalam kamar ibu, ku lihat bibi duduk dipinggir ranjang ibuku dan belum memakai pakaianya.. ya hanya masih sekedar menempelkanya saja…

”… sapune delahke kono sik wae ndri cedak lemari…” (sapunya taruh situ dulu aja ndri deket lemati..) ucap bibiku sambil masih terduduk ditepi ranjang..

Dan kemudian aku pun meletakan sapu itu didekat lemari… setelah itu bibi kembali berucap ..

”.. kene sik ndri, njagong cedak bibi…” (sini dulu ndri, duduk deket bibi..)

Tanpa menjawab aku pun mendekat dan duduk didekat bibi..

”… Ndri, koe mesti ngerti kabeh yo.. opo wae sing bibi lakoke…” (Ndri, kamu pasti tau semua ya.. apa aja yang bibi lakukan…) tanya bibi kepadaku setelah aku duduk di katnya…

”… iyo bi, tapi bener2 ra sengojo bi, aku mung niat bantu bibi resik2 umahku…” (iya bi, tapi benar2 tak sengaja bi, aku cuma niat bantu bibi bersih2 rumahku..) jawab ku sambil melirik paha mulus bibi yang terlihat sangat jelas…

Ya karena daster yang digunakan bibi untuk menutupi dirinya hanya bisa menutup bagian depan tubuh bibi, tapi tidak bisa menutup bagian samping tubuhnya.

”… bibi ngarep koe ngeri yo ndri… bibi wis dadi rondo kan wis lumayan sui…” (… bibi harap kamu ngerti ya ndri… bibi kan sudah lama menjada..) jelas bibiku sambil tersenyum…

Karena pengalaman aku yang minim tentang sex, maka sejujurnya aku kurang bisa mengerti apa yang sebenarnya harus ku mengerti dari bibiku…

Sesaat sedang memikirkan itu,, tiba2 kejadian berikutnya semakin membuatku terkejut..

”… manukmu tangi yo ndri…” (burungmu bangun ya ndri..) ucap bibiku dibarengi dengan mendaratnya tangan bibiku diatas kolorku yang mebusung..

”.. i.. iiyo bi..” (.. i.. iiya bi..) jawabku dengan sedikit malu…

Setelah itu bibi bertanya kembali dengan tersenyum..” koe sering ngocok yo ndri…” (kamu sering ngocok yo ndri..)..

”… yo ga… ga sering bi…” jawabku singkat disertai rasa malu ku…

”… opo to ndri sing marai koe pengen ngocok…” (apa sih ndri yang membuat kamu pengen ngocok..) tanya bibiku lagi dengan tanganya yang masih terus mengelus elus burung dibalik kolor ku.. bahkan sesekali diselingi dengan remasan remasan..

“bibi ndelok manukmu yo ndri…” (bibi lihat burungmu ya ndri…) ucap bibi sambil berusaha melepas kolor ku..

Aku tak banyak bicara, hanya diam dan mengikuti saja perlakuan bibiku ini…

Tak butuh waktu lama untuk bibi melepaskan kolor beserta cd yang ku pake…

Burungku pun sudah bebas… dan dengan tegap berdiri…

Sesaat kemudian kulihat bibi sampe terbelalak saat melihat burungku keluar dari sarangnya…

Kurasakan bibi mulai mengenggam burungku dengan jari lentiknya… dan kemudian berkata…;…” manukmu gedi ndri… bibi ngewangi ngocok yo…” (burungmu gede ndri… bibi bantuin kocok ya…) sambil tersenyum manis..

posisi ku dan bibi masih sama2 duduk dipinggir ranjang…

Secara perlalahan bibi mulai mengocok ngocok burungku… dan ”… ohhh… ohhh…” desahku tak terasa keluar dari mulutku..

”… enak to ndri dikocok neng bibi…” (enak kan ndri dikocokin sama bibi…) tanya bibi sambil tersenyum manis… dan terus memberikan kocokan2 pada burungku…

Aku sudah tidak dapat berkata apa2 lagi…

hanya kenikmatan2 yang dapat kurasakan untuk saat ini..

Beberapa saat kemudian bibi mendekatkan wajahnya ke wajahku… dan…”.. eeemmmuacchhh…” kami berciuman dengan sangat mesra..

Karena aktifitas yang dilakukan bibi, pakain yang tadinya digunakan bibi untuk menutupi tubuh bibi pun kini sudah tergeletak dilantai… melihat bibi dengan keadaan telanjang, naluri lelaki ku pun datang menghampiriku…

Kini kuraih payudara bibi dengan tangan kanan ku… kuremas perlalahan2 kedua benda kecal itu… tangan kiri ku pun tak tinggal diam.. ku sentuh kemaluan bibiku yang terasa sudah sangat basah…

”… ohh… ohhh… uhhhh… ahhhhh… ohhh…”

desah bibi ketika aku terus memberinya cumbuan..

bibi pun masih terus mengocok2 burungku.. dan berucap…” … ohh… trus ndri.. peres2 susu bibi… ohhhh…” (.. ohhh.. terus ndri remas2 susu bibi… oohhh…)..

Kini dikamar ini dipenuhi desahan2 yang memburu…

”… ohh.. ohhh.. biii…” aku merasakan nikmat dari kocokan bibi..

”… iyo… ndri… terusss ndriii…” sedikit teriakan dari bibi karena remasan2ku pada kedua payudara bibi… dan colokan2 jariku tangan kiriku pada alat kemaluan bibiku…

ya, sekarang kami saling memberi kenikmatan… bibi mengocok burungku dan aku meremas payudara dan mencolok colok kemaluanya…

Ku merasa akan segera sampai pada puncak kenikmatan… Dan”… ohhh… biii… crrottt… crooottt… ccrrottt…” aku telah sampai dan menyemburkan pejuhku

hampir bersama dengan itu bibi juga mendapat orgasmenya…

”… ohhh ndrrriiii… ndrriii… ohhhh… ssseeerrrrr… ssserrrr… crrreeettt… cccrrreeettt…”

terasa ada yang menyiram jariku dari dalam kemaluan bibi…

”… hah.. hah… hahhh…” terdengar nafas kami setelah mencapai kenikmatan…

karena terasa lelah, aku merebahkan tubuh ku… bibi terlihat tersenyum kemudian mencium pipiku dan kemudian ikut merebah kan tubuhnya disampingku…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu