1 November 2020
Penulis —  Mekangkang

Pesugihan Gunung Kemukus

Kerja kerasku dan teman-teman akhirnya membuahkan hasil.

Kini pembangunan rumah mewahku selesai.

Rumahku cepat selesai karena sebagian besar adonan semennya dicetak dengan cor dan alat modern.

Ku bayar teman-temanku tiga kali lipat dari bayaran kuli bangunan pada umumnya.

Kupandangi rumah mewah bertingkat berukuran lebar 100 m x 100 m didepanku.

Saking luasnya jalan kaki dari ruang tamu sampai ruang dapur sampai pegal kaki ini melangkah.

Dilengkapi dengan taman indah hijau rumput jepang dan beragam bunga-bunga tepat berada disamping gubug reot rumahku yang dulu, membuatnya kelihatan kontras jika dilihat dan dibandingkan.

Namun itu tak apa, aku akan tetap mempertahankan rumah reot penuh kenangan ini, lagi pula itu semua kini milikku.

Menurut filsafat salah satu orang terkaya di dunia keturunan keluarga Rockefeller mengatakan bahwa “puncak kemewahan adalah kesederhanaan”.

Mungkin sedikit demi sedikit aku mulai paham dengan perkataan orang tersebut.

Aku memiliki banyak emas, banyak uang, kini aku bisa melakukan apapun semauku namun masih tetap menikmati kesederhanaan.

Ayah dan ibuku kini dapat merasakan tinggal di rumah sangat mewah, setiap hari dapat makan ayam sepuasnya bila kami mau.

Selain itu kami sesekali pergi ke kota untuk sekedar membeli sushi, pizza, fried chicken, atau burger karena memang seumur hidup kami belum pernah sekalipun merasakan makanan-makanan tersebut.

Selain makanan kami juga membeli motor baru, dan banyak peralatan rumah tangga seperti kulkas, AC, oven dll.

Sudah seminggu aku sama sekali tak menyetubuhi ibuku karena kesibukanku mengelola uang dan emas dan sesekali harus ke kota.

Suatu malam pukul 22.00 kembali ku lihat ibuku habis dari kamar mandi yang baru.

Aku nekat hendak melakukannya malam ini karena kurasakan kantung zakarku sudah dipenuhi sperma dan sperma-sperma ini harus segera disumbangkan ke memek ibuku, seperti biasa kalau aku sange sesaat setelah ibuku keluar dari kamar mandi ku seret tubuh ibuku masuk ke dalam kamar mandi untuk menodainya.

Ku keluarkan batang kontolku yang kini telah berdiri tegak.

“Sayang, apa yang kamu lakukan, jangan sekarang. Nanti ketahuan, pakne lagi ada di dalam”

Tak peduli dengan pembicaraan ibuku aku ciumi bibir manis ibuku dan dia membalasnya, lalu kuarahkan kontolku yang tegang ke lubang memeknya yang merah merekah dan kini mulai basah. “Aakkkh” suara ibuku ketika aku hujamkan ke memek miliknya.

Perlahan-lahan aku mulai menggenjotnya dengan kecepatanperlahan kemudian semakin cepat namun tetap konstan membuat ibuku semakin kelojotan keenakan.

Lalu sesaat kemudian karena sudah lama aku tak memakai rudalku, jadi kepala penisku kini benar-benar tambah sensitif.

Lalu kurasakan ada yang hendak keluar dari zakarku ini namun sesaat kemudian aku dan ibuku terkaget.

“Bune!”, panggil ayahku.

“Tunggu sebentar disini sayang, jangan kemana-mana”, kata bune berbisik kepadaku.

“Iya pakne”, ibuku lalu melepas penisku dari liang vaginanya lalu dengan terburu-buru ibuku memakai pakaian lalu menghampiri pakne dan kini meninggalkanku dalam keadaan kentang potatto.

Aku mencoba menguping pembicaraan mereka, “Bune, bagas lagi dimana?”

“Bagas lagi pergi main ke temannya sampai sekarang belum pulang pakne”, jawab ibuku.

“Bune, malam ini kita ngewe yuk bune”, kata ayahku.

Lalu karena penasaran aku hampiri kamar ibu dan ayahku yang baru tersebut.

Di temboknya terdapat celah ventilasi yang telah sengaja ku rancang saat membangun rumah ini.

Ku ambil kursi secara perlahan ku letakkan tepat dibawah lubang ventilasi tersebut, kunaiki kursi dan mulai memposisikan bola mataku di lubang tersebut.

Kulihat pintu di tutup oleh ayahku namun tidak dikunci, segera setelah itu ayahku membuka sarungnya lalu melepaskan pakaian yang melekat di tubuh ibuku satu persatu.

“Lampunya dimatiin ya bune!”, kata ayahku sambil mematikan saklar lampu.

Saat lampu mati otomatis gerakan kepala dan cahaya mataku dapat terlihat di celah ventilasi tersebut, namun syukurlah yang sempat melihat mataku hanya ibuku.

Ibuku jelas sekarang telah menyadari bahwa aku sedang mengintai mereka karena sesekali dia menoleh ke arah ventilasi tempatku mengintip ini.

“Jangan pakne, biar jelas nanti nggak salah lubang”, jawab ibuku lalu menyalakan lampunya kembali bermaksud ingin melindungiku agar tidak ketahuan ayahku.

Akhirnya kini kulihat tubuh ibuku telanjang bulat dengan sedikit keringat diakibatkan barusan aku menggenjotnya.

Ayahku meraba-raba daerah sekitar selangkangan ibuku, lalu berkomentar “kok warnanya merah gini bune, dan agak basah?”.

“Anu pakne mungkin karena bune udah pengen”, sambil melirik genit ke arah lubang ventilasi.

“Padahal itu memek memerah dan berlendir karena barusan aku genjot”, batinku menimpali perkataan pakne.

Itu sangat membuatku cemburu namun aneh tubuhku terasa semakin panas dan makin nafsu dengan perbuatan iseng ibuku tersebut.

Kemudian kulihat ayahku menghujamkan kontolnya ke vagina ibuku dan menggenjotnya dengan berbagai gaya.

Saat di genjot ayahku, ibuku jelas-jelas sengaja mengeraskan desahannya dan melihat ke arahku bermaksud ingin membuatku semakin cemburu.

Lalu ayahku membalikkan tubuh mulus ibuku, dan sekarang dogy style.

Ayahku sepertinya mulai mengerang keenakan.

Namun saat ayahku kesetanan menggenjot tubuh mulus ibuku dan kutahu pasti sebentar lagi akan keluar dari belakang tiba-tiba ibuku memajukan tubuhnya dan otomatis itu membuat penis ayahku lepas dari vagina ibuku.

Lalu ibuku minta ijin ayahku untuk ke kamar mandi sebentar.

Kulihat di wajah ayahku benar-benar tergambar wajah kecewa dan kentang sama sepertiku tadi.

Setelah keluar dari kamarnya, dengan nekatnya ibuku menghampiriku dan mengajakku ke kamar mandi lagi.

Dia meraih tanganku dan mengarahkanku sampai ke kamar mandi, setelah sampai kamar mandi, dia menunggingkan pantatnya tepat didepanku.

Dengan tanpa sabar aku lalu menusukkan penisku ke lubang anusnya lalu menggenjotnya dengan kasar.

“Pelan-pelan sayang” kata ibuku.

“Berani-beraninya kamu membuatku cemburu seperti ini yanti sayang”, kataku sambil menghujam anusnya dengan kecepatan penuh.

Walaupun aku dibuatnya cemburu, namun aneh, dengan perbuatannya ini aku malah tambah nafsu untuk menyentakkan kontolku ke anusnya dalam-dalam dan semakin cepat.

Lalu setelah aku mengerang ingin memuntahkan spermaku tiba-tiba kembali ibuku dipanggil ayahku.

“Bune!”, panggil ayahku kepada ibuku.

“Sial”, batinku.

Belum sempat aku keluar ibuku kembali mencabut anusnya dari tusukan batang kontolku dan dengan masih telanjang bulat kembali ke kamarnya untuk menemui ayahku.

“Double kentang”, batinku.

Lalu kembali kususul dengan melihatnya kembali dari lubang ventilasi.

Kulihat ibuku masuk, sesaat setelah ibuku masuk, ayahku langsung menarik tubuh montok ibuku lalu menghujamkan kontolnya secara kasar dalam tempo yang pendek.

Dan 5 menit kemudian setelah penggenjotan kecepatan penuh dari ayahku selesai, crooot crooot, crooot sperma ayahku keluar sejadi-jadinya di lubang kenikmatan milik ibuku.

Vagina ibuku kini akhirnya dipenuhi sperma milik ayahku.

Lalu dengan tangannya ibuku langsung menutupi vaginanya bermaksud agar sperma ayahku tetap di dalam dan sambil lari keluar.

Kulihat ayahku terbaring lemas karena kelelahan.

Lalu kembali dengan tangan kirinya menutup vaginanya sendiri, tangan kanan ibuku menarikku masuk kedalam kamar mandi lagi.

“Gila nih ibuku”, batinku.

“Masukin sayang ke memek ibu kandungmu ini, biar sekalian kotornya” ujarnya.

Lalu akhirnya karena sangat nafsu kuhujamkan kontolku ke vagina ibuku yang didalamnya masih terdapat sperma ayahku.

Ku maju mundurkan dengan tempo yang cepat dan aku hentakkan dalam-dalam hingga ibuku kini mendesah sambil menutupi mulutnya sendiri agar desahannya tidak sampai terdengar keluar, setelah beberapa menit akhirnya aku mengerang dan crooot crooot crooot.

Kutambahkan deposit sperma kentalku ke dalam vagina ibuku yang tadi telah di semprot juga oleh ayahku dan kini sperma ayahku dan spermaku bergabung di dalam liang vagina ibuku.

Lalu meleleh keluar sangat banyak sekali dan ibuku membilas vaginanya dengan air lalu kembali ke kamarnya.

Dikamarnya kudengar lagi ibuku merintih kenikmatan, ternyata ayahku sudah bangkit lagi dan kembali melakukan prosesi entot-entotan dengan ibuku.

Lalu malam itu kami ulangi sampai sperma ayahku dan spermaku habis, kami melakukannya secara bergantian namun tetap tanpa diketahui ayahku.

Setelah lelah kamipun tidur.

Paginya, aku bangun tidur tiba-tiba sohibku yang bernama agus menghampiriku.

Mengajakku main catur, saat main catur sesekali dia menanyakan tentang ibuku namun selalu kualihkan pembicaraannya ke materi lain.

Aku mengetahui dari temanku tersebut bahwa tetangga sekitar kampung kami dan tukang sayur mulai membicarakan gosip tentang kami bahwa kami melakukan pesugihan karena secara tidak masuk akal tiba-tiba keluargaku mendadak kaya.

Sebenarnya dugaan mereka sangatlah tepat karena nyatanya aku memang mendapatkan semua kemewahan ini dengan jalan pesugihan.

Namun mereka tidaklah tahu betapa banyaknya penderitaan dan pengorbanan yang kami alami demi mendapatkan kemewahan ini.

Kemudian aku mulai berpikir logis, aku harus mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan hartaku yang melimpah ini jika aku tetap masih ingin tinggal di desa ini tanpa nyinyiran tetangga.

Walaupun aku bisa saja membeli atau membangun rumah dimanapun belahan dunia ini namun tetap saja kecintaanku kepada desa tanah kelahiranku mencegahku untuk beranjak dari tempat ini.

Lalu aku setiap harinya kini berpakaian jas rapih bak orang kaya beneran, pergi ke kota setiap siangnya untuk pura-pura bekerja padahal aku hanya nongkrong ngopi atau sekedar jalan-jalan saja.

Walaupun hanya jalan-jalan tak lupa aku membawa keris wibawa kesayanganku sekedar untuk jaga-jaga.

Suatu ketika aku membeli kopi di kedai kopi Starbutt, namun malangnya aku, kursi outdoor penuh, terpaksa aku gabung dengan meja seseorang di dekatku.

Tak sengaja aku duduk dengan seseorang, dan aku menyapanya seperlunya.

“Permisi mbak, boleh saya duduk disini?” kataku.

“Silahkan kak” katanya menyaut.

“Sendirian aja mbak?”

“Iya kak”, sambil tersenyum manis.

Veronica, si gadis kota.

Dengan wajah cantik natural make up tipis, memakai kaos kekinian yang sangat anggun.

Setelah mulai mengobrol kutahu dia seumuranku, umurnya masih 18-san tahun namun tetap saja aku lebih tua darinya beberapa bulan.

Dia ada di sini karena orang tuanya diserahi bisnis di tempat ini dan veronica terpaksa pindah-pindah sekolah.

Kini dia sedang dalam masa tunggu pendaftaran mahasiswa baru di kampusnya yang terletak di jakarta.

Aku jadi salah tingkah saat ngobrol dengannya karena paras cantiknya, berawal dari obrolan sapaan biasa lama-lama obrolan kami makin dalam.

Kami mengobrol tentang pekerjaan, asal usul, makanan favorit, dan lain-lain.

Sebenarnya aku mengaku padanya bahwa aku hanyalah karyawan biasa, namun itu tetap tidak merubah sikapnya terhadapku. Kurasa dia bukanlah cewek matre.

Setelah pembicaraan kami makin lama maka aku ketahua bahwa dia sebenarnya adalah anak orang kaya.

Dia adalah orang kaya sejati yang sudah kaya sejak lahir, bukan sepertiku yang bisa disebut sebagai orang kaya baru.

Dalam obrolannya, dia menceritakan bahwa kakeknya baru saja meninggal dunia karena terpeleset di sungai ciliwung dan terjadi konflik internal di keluarganya karena berebut warisan membuat gadis tersebut mulai menitikan air mata curhat padaku.

Aku kaget kemudian mengetahui bahwa kakeknya ternyata adalah pemilik dari M*tahari department store yang menguasai bisnis mall M*atahari di negeri ini dan banyak bisnis besar lainnya.

Lalu saat kami mengobrol, sesaat kemudian dia mendapat panggilan telepon dari ayahnya, dan terpaksa kami harus berpisah.

Pada akhirnya kami bertukar nomor hp, lalu sebelum pergi dia berpesan padaku bahwa dia akan menghubungiku untuk sekedar curhat tentang kesehariannya sambil tersenyum lalu masuk mobil mewah ferrari merah miliknya.

Beberapa menit kemudian aku menghabiskan kopiku lalu pulang dengan motor baruku.

Saat sampai rumah saat itu pukul 13.00, saat itu ayahku belum pulang dari sawah kesayangannya.

Hanya kudapati ibuku seorang diri terkapar lemas pingsan di belakang rumah reot.

Dia dalam keadaan telanjang namun masih mengenkan jilbab pink tipis menampilkan perutnya yang menonjol karena dia dalam keadaan hamil 7 bulan.

Disampingnya berantakan robekan pakaian ibuku yang telah tersobek-sobek.

Aku kaget melihat ibuku terlentang telanjang bebas di atas beberapa tumpukan daun pisang segar dengan tubuh mulus ibuku belepotan sperma dimana-mana, di mulut, rambut, perut, dan banyak sekali dari bagian dalam vagina dan anusnya meleleh sperma kental.

Lalu aku hampiri ibuku dan menyadarkannya.

“Bune! Bune! Bune! Bangun!”

Lalu dia tersadar dan menangis.

Setelah itu, kuangkat tubuhnya ke kamar mandi rumahku yang lama dan aku membilas tubuhnya.

Lalu ku basuh seluruh tubuh ibuku yang belepotan sperma sampai bersih.

Aku sekedar membilasnya, lalu kubopong tubuh ibuku ke kamar mandi di rumah yang baru.

Ku nyalakan showernya, ku pencet mode air hangat.

Kusabuni tubuhnya.

Menghandukinya, lalu ku tuntun dia ke kamar luasnya yang baru.

Kubaringkan dia yang masih telanjang bulat ke kasur empuk mewah lalu kutanyai dia.

“Bune kenapa?”, tanyaku.

“Tadi bune diperkosa oleh Pak RT dan preman-preman anak buahnya yang berjumlah 5 orang. Katanya lirih sambil menangis.

“Ini salahku karena akhir-akhir ini aku sering meninggalkanmu bune”, ujarku.

“Bagaimana ini semua bisa terjadi bune? Ceritakan padaku!”, tanyaku.

Jadi gini ceritanya le, waktu itu siang hari bune bermaksud keluar rumah memandangi taman-taman bunga yang indah.

Pak Jumadi (RT) dan anak buahnya mendatangiku dan menanyakan pakne dan kamu ada dimana. Anak buahnya adalah preman-preman berbadan besar.

Sepertinya dia bermaksud ingin menghabisi nyawa pakne dengan kekerasan namun pakne kebetulan tidak ada di rumah.

Kujawab bahwa pakne sedang ke sawah dan kamu sedang pergi bekerja di kota.

Lalu sesaat kemudian tiba-tiba mereka memegangi kedua tanganku dan merobek baju yang ku kenakan.

Aku meronta-ronta menjerit namun percuma, tetangga tidak bakalan dengar karena rumah kita berada di pojokan.

Mereka merobek-robek bajuku namun tetap membiarkan jilbab yang kupakai tetap kupakai. Lalu dengan bergantian mereka meremasi tubuhku dan menyogok-nyogok vagina dan anusku dengan tangan kasar mereka.

Aku mencoba berteriak tapi aku diancam akan dibunuh kalau sampai aku berteriak.

Lalu salah preman-preman itu mengeluarkan pisaunya lalu mencari pohon pisang di belakang rumah.

Mereka menggunakan daun pisang sebagai alas.

Membopong tubuhku yang bertelanjang bulat namun masih mengenakan jilbab kemudian pak RT membuka pakaiannya lalu dia giliran pertama menikmati tubuhku.

Dia menghentakkan penisnya ke semua lubang di tubuhku, vagina, anus, sama mulutku semuanya udah dicoba sama dia.

Lalu setelah beberapa kali menghujam paksa semua lubang tubuhku akhirnya dia crooot mengeluarkan spermanya ke vaginaku.

Setelah itu ke 5 preman datang, atas perintah pak jumadi mereka satu persatu memperkosa bune secara brutal.

Dan lagi-lagi mereka mengejat mengeluarkan sperma-sperma kental mereka ke semua lubang yang bune miliki.

Sampai rasanya semua lubang bune, vagina, anus, dan mulut penuh sperma saat itu.

Alhasil sperma mereka belepotan dimana-mana di tubuh bune akhirnya bune pingsan.

Lalu sesaat kemudian kamu datang menyelamatkan bune.

“Begitukah kejadiannya? Oh ini tidak mungkin kini pakne pasti dalam keadaan yang bahaya bune, bune tunggu sini aku akan mengunci rumah, biar bune aman, aku akan pergi menyusul pakne ke sawahnya”, kataku.

“Awas kau Jumadi, aku akan balas dendam. Kemarin kau mencoba menyantet ayahku dan kini sudah menodai ibuku dengan paksa. Tak akan kuampuni nyawamu Jumadi!” Ucapku karena aku emosi.

Lalu bergegas aku mengambil pisau dapur, kawat, dan karung, sebagai alat tempurku untuk membela diri dan tak lupa aku membawa keris sakti kepunyaanku. Ku cabut kerisku dari sarungnya, lalu ku letakkan di dahiku.

OK bowo, antarkan aku ke posisi pakne!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu