1 November 2020
Penulis —  oedipussy

Mamaku Ratuku

Akhirnya tiba lah hari di mana saat pertama kali aku menghadiri Arisan Binal itu. Aku dan mama berangkat menggunakan mobil mama menuju Villa keluarga tante Silvi di daerah B****. Sesampainya di sana, mama langsung memarkirkan sedan mama di halaman samping Villa tersebut. Lalu sambil mama berkaca di dalam mobil, beliau bilang

“Celana pendek kamu lepasin di sini aja sayang, di Villa ini cuma ada temen-temen mama semua kok”.

Aku yang cukup kaget dengan permintaan mama kemudian bilang***“Serius nih mah aku nanti masuk ke sana langsung dalam keadaan telanjang nih mah?”**. Mama yang masih asyik ngaca kemudian tertawa kecil, mengacak-acak rambutku lalu bilang“Ih kamu nih, emangnya kita ke sana mau acara lebaran apa? Hihihih… udah ah, buruan buka celananya, ditungguin nih!*”. Lalu aku pun menelanjangi diriku di dalam mobil.

Setelah aku keluar dari mobil dalam keadaan telanjang, aku pun bergerak ke samping mobil untuk membukakan pintu mobil untuk mama.

“Duuhhh, anak mama yah, bisa romantis juga ya kamu sayang. Hihihihi” Mama kemudian memegang tanganku, lalu mengeluarkan kaki indahnya yang sedang memakai ‘High Heels’ Pink itu. Setelah keluar dari mobil, beliau pun menutup pintunya. Kemudian mama memasukkan tangannya ke dalam tas kecil mahalnya, mengeluarkan sebuah benda kecil, lalu dengan jari lentik beliau yang berkutex pink itu, kemudian menekan remot itu untuk mengunci mobilnya.

Duit, Duit!

Begitu lah kira-kira bunyi alarm mobil mama.

Mama pun lalu menggandeng sebelah lenganku, sambil mengajakku berjalan bersama menuju pintu rumah besar itu. Ah, Jika dilihat, ini adalah pemandangan yang cukup gila! Mama yang sedang memakai baju ‘Summer Dress’ warna pink yang panjangnya selutut, berjalan begitu anggun sambil menggandeng cowok telanjang!

Cklak… cklak… cklak… cklak… cklak…

Uhhh, suara High Heels mama yang seksi itu cukup membuat kontolku merasa degdegan. Lalu sesampainya kami di pintu, Mama pun memencet bel rumah itu dengan jari lentiknya yang berkilau.

Ting Dung!

Begitu lah kira-kira bunyi bel rumah besar itu.

“Iya jeung, tunggu sebentar ya say!”. Aku dengar ada suara wanita yang menyahut dari dalam rumah. Hmmm, sepertinya itu suara tante Silvi!

Cklak… cklak… cklak… cklak… cklak…

Uhhh, dari balik pintu saja aku sudah mendengar ‘suara langkah binal’ itu! Ah, kontolku pun jadi gugup dan mulai tegang! Lalu tidak lama kemudian, pintu rumah itu pun dibukakan.

“Eh… jeung Winda! Ya ampun say kamu cantik banget sih… mmuachh… mmuachh… kalian udah ditungguin loh sama anak-anak say”. Aku lihat tante Silvi langsung cipika-cipiki menyambut mama.

Sekilas aku lihat penampilan tante Silvi cukup ‘seksi’ kali ini jika dibandingkan dengan penampilan beliau sehari-hari yang dikenal sebagai ‘Ibu Dokter’. Beliau kali ini memakai Mini Dress hitam ketat polos yang panjangnya di atas lutut. Rambutnya pun sudah disanggul, sehingga anting berliannya terlihat sangat mencolok.

“Eh, malah ngelamun aja sih kamu. Sini kasih salam dulu sama tante kamu sayang!”. Mama pun membuyarkan lamunanku atas tante Silvi.“Hihihih… duuuhhh jadi gak enak nih aku jeung bikin anaknya jadi ngelamun gara-gara ngeliatin aku. Hihihihi”. Tante Silvi pun mengatakan itu sambil senyum tersipu lalu memegang-megang sanggulnya. Lalu aku pun menyodorkan tanganku untuk menjabat telapak lentik tangan tante Silvi yang dihiasi gelang berlian itu. Namun anehnya, tante Silvi tiba-tiba malah berjongkok di depan kami!

_“Loh tante ngapain?”_Aku yang kaget dan heran dengan kelakuan tante Silvi yang tiba-tiba jongkok di depanku itu pun membuat mama tertawa kecil, lalu bilang

_“Hihihih maaf ya jeung Silvi. Maklum jeung, anak baru! Hihihihih… situ nak, kamu cipika-cipiki dulu gih sana sama tante kamu!”_.

Aku pun lalu perlahan membungkukkan badanku yang telanjang bulat untuk mendekatkan pipiku supaya bisa cipika-cipiki dengan tante Silvi yang sudah berjongkok di depan kami. Tapi tiba-tiba mama menarik badanku supaya tegak kembali. Lalu sambil cekikikan, mama bilang

_“Hihihih… duuuhh anak mamah, maaf ya sayang, mama lupa ngasih tau ke kamu… Hihihihi”_lalu telapak tangan mama yang lentik itu tiba-tiba memegang kontol ngacengku, lalu mengarahkannya ke wajah tante Silvi. Kemudian mama bilang

“Gini loh nak, kalau cowok mau kasih salam sama kita-kita di acara kayak gini tuh, cipika-cipikinya harus kayak gini loh sayang”. Mama kemudian menempelkan pipi palkonku ke pipi tante Silvi yang masih berjongkok itu, lalu menggesek-gesekkannya. Dalam hati pun aku berkata

_“Astaga, siapa sih yang nyiptain gaya ‘cipika-cipiki’ semacam ini? Aduh, nikmat bener kalau ‘memberi salam’ saja seperti ini caranya!”_. Tante Silvi yang menatapku sambil berjongkok itu pun hanya tersenyum saja sambil menerima salam ‘cipika-cipiki’ dari pipi palkonku.

“Hahahah… hihihihih… wooow… jagoan kita yang udah dinanti-nanti udah dateng loh jeung!”. “duuuhhh gak sabaran deh… kyaaahhh…”. “eh, eh, eh, kaca kosmetikku tadi ke mana say? Mau siap-siap nih…”. “wuuuuww… asyiiikkk… party!”. “Hihihihi, Ya Ampun kalian yah…”. Aku dengar dari jauh suara riuh teman-teman mama sudah bergema di dalam ruangan rumah itu. Kontolku semakin menegang seketika saat mendengarkan cekikikan mereka!

Setelah selesai ‘memberi salam’ dengan tuan rumah di dekat pintu masuk, kemudian tante Silvi pun bangkit, lalu mengajak kami untuk masuk ke dalam rumah. Setelah itu tante Silvi pun menutup pintunya kemudian mengarahkan kami untuk berjalan menuju ruang keluarga.

Ceklak… ceklak… ceklak… ceklak… ceklak…

Begitulah suara High Heels pink mama dan suara sepatu ‘Peep Toe Pumps’ tante Silvi saling bersahutan seiring kami melangkah bersama. Suara itu bagaikan musik pembangkit birahi di telingaku! Kemudian, sesampainya kami di ruang keluarga, kontolku langsung mengangguk spontan saat aku lihat teman-teman mama semuanya ternyata sudah bersiap dan menunggu kami.

Dari sebelah kiri aku lihat senyuman genit tante Nita dengan gaya rambut panjangnya yang dicat kecokelatan dan bergelombang di bagian bawah. Ah, nampaknya dia habis dari salon jika melihat riasan dan gaya rambutnya itu. Beliau terlihat memakai dress ketat warna oranye, menyilangkan kakinya sambil merokok!

Sementara tepat di samping tante Nita yang sedang asyik merokok, aku lihat tante Gina melirikku sambil memegang kaca kosmetiknya. Tante Gina yang berambut pendek seleher itu pun terlihat memakai kemeja lengan pendek warna biru tua yang sangat ketat. Namun kancing bajunya sedikit terbuka, sehingga memperlihatkan belahan dadanya yang terlihat sangat menantang itu!

Lalu di sebelah kanan tante Gina, aku lihat tante Lucy hanya cekikikan saja ke arahku sambil mengetik-ngetik di HP. Beliau memakai jilbab ketat warna cream, dipadukan tanktop putih yang dilapisi oleh Cardigan ketat warna coklat muda. Kali ini mama temenku itu terlihat memakai rok panjang warna cokelat tua.

Kemudian di sofa sebelah kanan tante Lucy, aku lihat Ummi Ijah sedang memegang bantal sofa sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat ketelanjanganku. Penampilan beliau adalah yang paling mencolok di antara mereka. Ummi Ijah memakai jilbab satin panjang warna hitam, dan baju gamis hitam berbahan satin yang cukup panjang dan agak longgar.

“Eh malah ngelamun lagi! Sana, salim dulu sama tante-tante kamu sayang”. Tiba-tiba aku dengar mama berbicara sehingga membuyarkan kekagumanku. Kemudian aku tanya mama***“Anu mah, itu ngasih salamnya sama kayak aku salamin tante Silvi tadi mah?”**. Lalu mama menyentil pelan kontolku dengan jari lentiknya sambil bilang“Ya iya lah sayang, kan tadi mama udah bilang ke kamu, kalau di Arisan mama ini ngasih salamnya ya harus kayak gitu. Memangnya pipi kontol kamu gak mau apa kenalan dulu sama pipinya temen-temen mamah? Hihihih”*. Uhhh kontolku langsung mengangguk-angguk!

“Sini sayang, salim dulu dong sini sama tantenya. Kan kalau mau jadi anak yang baik, kan harus sopan sama tante-tantenya. Hihihih… yuk sini sayang salim dulu sama tante!” aku dengar tante Nita memanggilku untuk menghampirinya. Sembari aku berjalan menghampiri tante Nita, aku dengar mereka malah tertawa kegirangan! Aku yang sudah berada di dekat tante Nita yang masih merokok itu, kemudian mengarahkan pipi palkonku ke pipi kirinya. Selama aku menggesek-gesekkan pipi kirinya dengan kontolku, Tante Nita hanya senyum-senyum saja sambil menatapku.

Setelah aku selesai ‘memberi salam’ dengan tante Nita, kemudian aku bergerak ke samping beliau untuk bersiap menggesek-gesekkan pipi palkonku ke wajah tante Gina. Namun sebelum palkonku menyentuh wajah tante Gina, tante Nita tiba-tiba malah menarik tanganku ke arahnya sambil bilang

“Ehhh… tunggu dulu dong sayang, tante mau ‘seisep’ dulu”. Kemudian tante Nita menggenggam kontolku dengan telapak lentiknya, lalu mengarahkan bibir bergincunya menyedot palkonku.

_“Sllrrppp… mmhhh… plopp… uuhhh… ”._Setelah selesai ‘menghisapnya’, tante Nita pun menatapku sambil mengocok pelan kontolku sambil berkata

**_“‘R****okok’ kamu ini enak banget sih sayang?! Tante suka ngisepnya! Merk apa sih? Hihihihih”_. Lalu tante Nita pun menghisap kontolku lagi.

Melihatku ‘rokok’-ku sedang asyik dihisap oleh tante Nita, teman-teman mama yang melihat kami pun tertawa cekikikan. Lalu tante Gina menyahut

“Iiihhh elo apaan sih Nit, main serobot aja deh! Sabar dikit napa Nit, kita aja belum ‘cipika-cipiki’ semua sama anaknya jeung Winda! Hihihih… Ayo sini Dave, salim dulu sama tante sayang!”. Tante Gina pun menarik tanganku ke arahnya, sehingga hisapan tante Nita pada kontolku pun terlepas dari bibirnya yang berkilau.

“Ihhh jeung Gina sirik aja deh, kan eyke lagi pengen cobain ‘Rokok’-nya si Dave buat sebatang aja kok! Huuuu…”. Tante Nita pun terlihat memanyunkan bibirnya menatapku. Uhhh tante Nita menggemaskan sekali!

Kemudian aku pun memulai ‘ritual’-ku kembali dengan cara menciumi pipi tante Gina menggunakan kontolku. Selagi aku menggesek-gesekkan kontolku ke pipi tante Gina, uniknya tante Gina malah bersikap biasa aja, malah terkesan cuek sambil tetap menatap kaca kosmetiknya. Aku pun jadi gemas sendiri melihat tingkahnya!

Lalu karena saking gemasnya, tanganku pun memegang kepala beliau, kemudian mengarahkan kontolku menuju bibirnya lalu menggesek-gesekkan palkon di sana. Tapi diperlakukan seperti itu, tante Gina malah bersikap biasa aja! Beliau malah masih asyik ngaca seakan-akan tidak terganggu. Bahkan tante Gina malah membuka mulutnya!

“Yeee jeung Gina iiihhh… malah disepongin! Kasih si Dave absen salam dulu atuh say! Kan nanti juga bisa kalau mau diemutin. Hihihihi” Aku dengar tante Silvi menyahut sambil diiringi oleh tawa mama di sampingnya. Lalu aku pun mencabut kontolku dari sedotan nikmat mulut Pramugari pesawat itu. Kemudian aku pun bergerak ke samping, dan menempelkan kontolku ke pipi tante Lucy yang masih asyik mengetik-ngetik di HP-nya itu. Terlihat tante Lucy pun cuek saja saat aku ciumi pipinya yang lembut itu pakai kontolku.

Lalu setelah selesai ‘cipika-cipiki’ dengan tante Lucy, aku pun bergerak ke arah Ummi Ijah yang duduk anggun di sofa sebelah sambil menyilangkan kakinya. Melihat beliau yang hanya tersenyum manis, terpejam dan menyodorkan pipinya, membuat aku menjadi terpana sejenak. Uhhh wanita ini anggun sekali! Kemudian beliau membuka matanya menatapku lalu bilang

“Kenapa nak? Kamu gak mau salim dulu sama Ummi?”. Gilaaakkk, ditanya seperti itu kontolku pun serasa ingin meloncat! Aku pun lalu mengarahkan kontolku ke wajah Ummi Ijah dan mulai menempelkannya ke pipinya. Tapi beliau tiba-tiba berkata

“Udah, jangan kelamaan sayang, kamu cukup kenain dikit aja ya nak, gak usah digesekin-gesekin kayak yang lainnya. Itu gak sopan loh nak! Hihihih”. Ahhh… Ummi kok gemesin banget sih?!

Kemudian aku dengar tante Silvi tiba-tiba memanggilku*“Dave, udahan kan ‘salim’-nya? Habis ini kamu bisa bantuin tante sebentar gak sayang? Ini tante soalnya mau nyiapin minuman dulu. Bantuin tante di dapur sebentar yuk nak?”. Kemudian aku melirik mama untuk mendapatkan persetujuannya. Lalu mama berkata ke tante Silvi**“Ya udah tapi jangan kelamaan ya jeung Silvi, kita kan soalnya belum pada gambreng nih. Hihihih”**. Kemudian tante Sivi pun menjawab mama“Iya say, sama, aku juga udah gak sabar nih mau nyicipin anaknya jeung Winda. Hihihihih… yuk Dave, ikut tante ke dapur sebentar yah sayang?”*. Aku dan tante Silvi pun lalu berjalan ke arah dapur.

Cklak, ceklak, ceklak, ceklak, ceklak…

Uuuhhh terdengar suara langkah seksi sepatu ‘Peep Toe Pumps’ tante Silvi menggema seiring perjalanan kami ke arah dapur. Karena aku mengikutinya dari belakang, mataku pun tidak henti-hentinya dimanjakan oleh goyangan pantat bahenol beliau dari balik mini dress hitamnya yang ketat itu. Ah ngentot, tante Silvi ini bikin sange aja!

Sesampainya kami di dapur, tante Silvi terlihat menyiapkan beberapa gelas di nampan dan menaruhnya di meja makan. Setelah itu beliau kemudian berjalan ke arah Kulkas. Ketika beliau membuka pintu kulkas, aku lihat tante Silvi terlihat sedikit menunggingkan pantatnya untuk mengambilkan botol sirup. Aku yang memandangi beliau dari belakangnya pun hanya bisa mengelus-elus pelan kontolku.

Namun sambil beliau masih menungging di depan Kulkas, tiba-tiba tante Silvi berbicara pelan padaku

“Dave, sini bentar deh”. Aku pun menghampiri beliau tepat di dekat pantatnya yang sedang menungging itu. Lalu tiba-tiba dia menoleh dan berkata

“Dave, tante bisa minta tolong sama kamu sebentar gak sayang?”. Aku yang sedang gugup itu pun membalas beliau***“I, iya tante? Ba, bantuin apa ya tant?”***. Kemudian sambil tante Silvi masih dalam posisi menungging dan menolehku, beliau pun tersenyum dan berkata dengan sangat pelan

“Mmm… kamu bisa entotin tante sebentar gak nak?”. Kontolku pun langsung terkejut mendengar permintaan itu!

“Loh, bukannya di Arisan ini kata mama gak boleh sampai ‘gituan’ tant?”. Aku pun mulai menoleh kanan-kiri seakan mencari celah apakah di dapur ini ada celah bagi orang untuk mengintip kami.

“Aduh, kamu tuh kok kaku banget sih nak? Udah, di sini aman kok, gak bakalan ada yang tahu asalkan kamu entotin tante jangan sampai berisik! Lagian kalau ada orang yang jalan ke sini kan langsung kedengaran! Gimana sih kamu? Hihihih… Udah cepetan gak usah kelamaan mikir, entotin tante bentaran aja, secelup dua celup aja kok yang penting jangan kelamaan dan buat mereka curiga! Ayo cepetan sayang, tante pengen cicipin kontol kamu… nih, tinggal sodok aja kok!”

Lalu aku lihat tante Silvi pun menaikkan bawahan Mini Dress hitam ketatnya sampai sepinggang. Astaga! Tante Silvi ternyata gak pakai kancut! Kontolku pun makin ngaceng berat! Kemudian dengan pikiran yang sudah nekat, akhirnya aku putuskan untuk memasukkan kontolku ke dalam kehangatan memek ‘Ibu Dokter’ itu.

Plok… plok… plok… plok… plok…

Aku pun mengentoti tante Silvi yang sedang menungging itu dengan agak lembut supaya tidak berisik. Lalu tante Silvi pun mengambil botol Sirup dari dalam Kulkas, lalu berdiri pelan-pelan sambil menutupnya. Kemudian tante Silvi menolehku sambil bilang

“ahhh… shhh… yuk nak, sambil jalan ke meja makan… shhh… ohhh”. Kami pun ngentot sambil berjalan ke meja makan. Lalu sambil tante Silvi membuatkan Sirup ke dalam gelas-gelas yang berjejer di nampan, beliau pun menolehku sebentar lalu berbisik

“Dave, shhh… kamu mau gak jadi anak angkat bunda sayanghh? Shhh… owhh… kamu mau gak panggil tante dengan sebutan ‘Bunda’ kalau lagi kayak gini? Shhh… cukup kamu sama tante aja yang tau sayanghh… shhh… kamu mau kan nak jadi anak bunda? Shhh…”.

Wajahnya yang begitu cantik, anggun, dengan tatapan sange membuatku menjawab dengan cepat***“Owhh… shhh… iya bunda, aku mau kok jadi anak angkatnya bunda… ohhh sshhh…”. Kemudian tante Silvi tersenyum dan mengelus pipiku dengan lembut“Ohhh.. shhh… makasih ya nak, bunda seneng dengernya. Soalnya bunda dari dulu pengen banget punya anak cowok! Tapi inget yah nak, kita begini kalau lagi berduaan aja ya sayang yah? Jangan sampai ada yang tau! Nanti kalau kita sudah kembali ke sana, kamu panggil bunda dengan sebutan ‘tante’ lagi aja yah? Biar mereka gak curiga sama kita ya sayang yah?”. Aku yang masih mengentoti beliau pun hanya menjawab“Iya bunda… shhh…”**. Kemudian tante Silvi bilang“Ya udah, ngentotin bundanya udahan dulu ya nak yah? Kita soalnya mau balik lagi ke sana nih sayang. Ini minumannya soalnya udah beres kok. Yang penting kamu udah pernah masuk ke rahim bunda, jadi kamu secara gak langsung udah resmi jadi anaknya bunda. Kapan-kapan kamu bisa kok kalau mau entotin bunda lagi. Ya nak yah? Hihihih”*.

Aku pun mengangguk lalu melepaskan kontolku dari nikmatnya jepitan memek keibuan tante Silvi. Lalu tante Silvi pun menurunkan bawahan mini dressnya kembali. Setelah itu, aku pun membawa nampan minuman dan berjalan telanjang bersama ‘bunda baru’ ke ruang tamu. Sesampainya di sana, terlihat mama dan temen-temen mama lagi asyik ngerumpi.

“Maaf ya kelamaan jeung. Hihihihi… ayo sana nak, taruh minumannya di meja sebelah sana”. Aku pun kemudian menyuguhkan minuman sirup itu ke mereka dan menaruhnya di meja. Kemudian tiba-tiba aku dengar mamaku berkata

“Anak aku gak sampai kamu apa-apain kan jeung Silvi? Hihihih”. Lalu tante Silvi membalas***“Ah nggak kok say, tadi di dapur cuma minta tolong jilatin punyaku bentaran aja kok! Hihihihih”**. Gila, bisa aja nih tante Silvi buat alibinya. Namun tante Lucy malah nyeletuk“Ah jeung Silvi bisa aja deh mau ‘curi-curi’ start. Kan Ratunya aja belum dinobatin! Hihihih… lagian, kalau ngomong-ngomong soal jilatan, kayaknya ada deh yang doyan ngejilat, apalagi kalau orang yang mau dijilatin itu lagi pakai rok yang panjang kayak gini!”*. Tante pun Lucy mengatakan itu sambil melirikku. Ah sial! Ini pasti gara-gara ‘mulut ember’ mama! Omongan mama kadang emang gak bisa dipercaya! Gak bisa jaga rahasia! Dasar emak-emak!

“Eh seriusan jeung ada juga yang suka sama rok panjang gitu? Ya Ampun, aku kirain cuma si Leon aja loh yang suka kayak gitu. Hihihihih”. Aku dengar Ummi Ijah ikut menimpali obrolan tante Lucy. Kemudian tante Lucy pun tertawa lalu bilang***“Ummi nggak percaya? Ya udah kalian liat yah jeung”***. Kemudian tante Lucy dengan cara yang sangat perlahan dan menggoda mulai mengangkat rok panjang coklat tuanya sampai sebatas lututnya. Kemudian setelah melirikku, dengan sambil tersenyum binal beliau berkata

“kira-kira di sini ada gak yah anak yang mau ngejilatin punya mama orang kalau mama orangnya lagi pakai rok panjang sopan kayak gini?” Kontolku pun seketika tersentak mendengarnya, lalu karena saking sangenya dengan godaan nakal tersebut, aku pun langsung menundukkan badan, berjongkok, lalu berjalan dengan merangkak ke arah tante Lucy yang sedang mengangkat rok panjangnya. Beliau membuka pahanya lebar-lebar, dan dengan begitu anggunnya tetap memegangi rok panjangnya itu.

Sontak semua wanita yang ada di ruangan itu tertawa saat melihatku langsung berjalan merangkak ke paha tante Lucy yang sedang mengangkang. Kemudian aku dengar tante Gina bilang

“Iiihhh beneran loh jeung! Langsung jalan gitu dia! Hahahah.. gila, padahal kan kalau mau ngejilat, bukannya lebih gampang ya ngejilatin orang yang pake roknya paling pendek?”. Sesampainya aku di depan selangkangan tante Lucy yang ternyata sudah tidak memakai apa-apa lagi di dalamnya, beliau yang masih mengangkangkan paha dan memegangi rok panjangnya, kemudian membalas ucapan tante Gina

“Ihhh jeung Gina tau gak sih fungsinya rok panjang kayak gini itu sebetulnya buat apa?”.

Lalu tante Gina yang kelihatan bingung itu pun menggelengkan kepalanya dan bilang***“Emang buat apaan sih jeung?”**. Aku yang sudah mulai menjilati memek tante Lucy itu pun mendengar tante Lucy bilang“Ya supaya ketika kita lagi enak dijilatin giniiihhh, sshhh… orang yang lagi ngejilatin kita itu… sshhh… gak ngerasa malu. Shhh… Kenapa gak ngerasa malu? Soalnya… shhh…”*. Sambil menjilati memek tante Lucy, aku dengar suara tawa Ummi Ijah terdengar samar-samar saat beliau mendengarkan ocehan mesum dari tante Lucy. Lalu tante Lucy pun melanjutkan ucapannya

“Soalnya… shhh… soalnya muka orang yang lagi ngejilat itu, bisa ditutupin kayak gini biar gak malu!”. Bluggghhh… selesai mengucapkan itu, kepalaku pun tiba-tiba ditutupi oleh rok panjang beliau.

“Hahahahah… Ya Ampun… Hihihihih…”

Aku dengar suara riuh tawa mereka semua bergema dengan seketika. Sementara pandanganku cukup gelap, karena kepalaku sedang diselimuti oleh rok panjang anggun tante Lucy. Aku yang sedang asyik menjilati memek becek tante Lucy dari dalam rok panjangnya pun hanya menikmati dan sesekali berdesah menikmati sensasi nakal ini.

Kemudian aku dengar suara mereka tiba-tiba serempak mengatakan “Hompimpa Alaium Gambreng!!!”

Anjiiirrr, ‘pemilu’-nya sudah dimulai!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu