1 November 2020
Penulis —  oedipussy

Mamaku Ratuku

“Sayang, gimana? Enak gak masakan mama?”. Tanya mama sambil tersenyum penuh keibuan menatapku. “Ahhh… shhh… enak mah… shhh…”. Jawabku sambil merasakan pedasnya masakan mama hari ini.

“Masak sih sayang? Emang beneran enak? Hihihihi… Mama mengatakan itu sambil membelai pipiku, lalu membersihkan keringatku dari dahiku dengan jarinya yang lentik. “Owh… enak mah… kalau shhh… sambil diginiin sama mamah… owh… Jawabku yang mulai sudah tidak tahan dengan perlakuan mama padaku.

“Huuu… dasar, anak nakal! Masih pagi juga udah minta jatah! Hihihi… cuuuhhh!!!… slrrppp… slrrrppp… Mama lanjut menghisap penisku sambil tersenyum penuh keibuan menatapku dari bawah meja. Sementara aku hanya bisa berdesah sambil sekali-sekali memegang sanggul rambut mama dengan penuh hati-hati.

“Ploppp… gimana sayang? Mama cantik gak kalau pakai kebaya yang ini?” Mama menanyakan itu sambil tetap tersenyum manis menatapku, dengan penisku yang mulai digesek-gesekkannya ke pipinya. Aku hanya bisa mengangguk sambil berdesah menahan kenikmatan yang diberikan oleh mamaku.

Penampilan mama kali ini sangat anggun. Dengan rambut yang disanggul elegan, lalu dengan memakai kebaya ketat semi transparan yang warnanya hampir senada dengan warna kulit beliau yang kuning langsat. Sehingga kebaya ketat mama pun menyembulkan susu besarnya yang sungguh keibuan namun binal itu. Kecantikan dan keanggunan mama itu pun terasa semakin lengkap karena dihiasi kain jarik ketat yang sedang dipakainya untuk berlutut dengan anggun sambil melayani nafsu anaknya.

Melihat Aku yang hanya bisa bengong, terlena, dan hanya bisa berdesah melihat keanggunan penampilannya, mama semakin tersenyum menatapku sambil memainkan lidahnya di kepala penisku.

Kemudian setelah mama mengedipkan sebelah matanya padaku, mama pun langsung menghisap kontolku dengan hisapan yang agak kuat. Namun hisapan beliau selalu tidak lepas dari tatapan keibuan yang meneduhkan. Sementara jarinya yang lentik dan dihiasi oleh Kutex warna merah gelap itu mulai dimasukkan ke mulutku dan bermain-main dengan lidahku sambil mama tetap mengulum kontolku.

“Ooohhh… mah… ssshhh… aduh, kayaknya aku ssshhh… mau kkk… kkkluaar nih maaahhh… Jawabku terbata-bata yang sudah mulai tidak tahan menikmati siksaan kenikmatan ini. Sambil meremasi rambut mama dengan gemas namun tetap hati-hati, aku hanya bisa menganga melihat ketelatenan mamaku yang menghisap kontolku dengan penuh kasih sayang.

Mama yang melihat gelagatku sudah mau keluar, lalu buru-buru melepaskan hisapannya dari kontolku. Sambil mengocok kontolku dengan lembut, mama bilang “ambilin HP mama yang di meja dong sayang”. Lalu aku pun mengambil HP mama yang sebelumnya sudah diletakkan beliau di meja tadi. Lalu dengan bergegas menyerahkannya pada beliau yang nampaknya sudah tidak sabar.

“Kamu diri dulu sayang, biar mama enak motretnya.” Setelah aku berdiri, lalu mama mengarahkan kamera HP-nya ke atas, sambil membenahi sedikit rambutnya, seakan bersiap untuk mengambil posisi Selfie.

Sambil menatapku dengan senyum keibuan tapi terkesan nakal, mama bilang “yuk sayang, sekarang kamu tunjukin ke mama seberapa besar kamu mengagumi mamamu yang cantik ini. Hihihi…” Aku yang sudah tidak tahan dengan tingkahnya pun mulai mengarahkan kontolku ke wajah mama sambil mulai mengocoknya.

Lalu mama yang masih berlutut di hadapanku melihat ke arah kamera, memiringkan sedikit kepalanya sambil memanyunkan bibirnya. Sambil memanyunkan bibirnya mama mulai Selfie sambil bilang “Bilang apa sama mama sayang?”

Crooottt!!!

Pejuku pun langsung berhamburan tidak beraturan ke wajah mama yang sedang Selfie itu.

“Aku… sshhh… sayang sama mamahhh…”

Crooottt!!! Pejuku pun mengenai pipi mama.

“Owh! Terus? Apa lagi sayang?” Kali ini mama sedikit memiringkan wajahnya sambil berpose “Peace” dengan mengedipkan sebelah matanya ke kamera.

Crooottt!!!

“Ahhh… mama cantik… shhh… mama seksihhh…”

Crooottt!!! Semburan berikutnya hinggap di bibirnya yang sedang manyun itu.

“Awhhh… Hihihihi… terus?” Mama pun ganti pose sambil menjulurkan sedikit lidahnya menghadap kamera.

Croottt!!! Semburan panjang melintas di tengah wajahnya sampai ke atas kening mama.

“Oohhh… mama emang nafsuin sshhh…”

Crooottt!!! Semburan pejuku berikutnya hinggap di maskaranya yang panjang dan lebat itu.

“Awh… Ya ampun… Hihihi…”

Mama hanya cekikikan saja saat kupejui lagi riasan wajahnya yang anggun itu. Mama pun berpose seperti orang kaget dengan membuka mulutnya untuk kemudian membuat pose seimut mungkin.

“Awh… ya ampun… banyak banget sih hadiah dari kamu buat mama. Awhhh… Mama sukaaa… ooowwhhh… belum berhenti juga? Ya ampun… awhhh… Hihihi… aduh anak mama segitunya sama mamanya… kyaaahhh”

Mama yang wajahnya kini sudah blepotan pejuku pun menolehku dengan tersenyum penuh keibuan. “Aduuuhhh makasih ya sayang sama semprotan kamuuu, mama ngerasa cantik banget tauk kalau bisa buat kamu sampai gini gara-gara penampilan mama. Hihihi…”.

“Ahhh… iya mah… mamah mau make apa aja tetep cantik kok mah. Siapa yang bisa tahan konak coba kalau punya mama kayak gini”.

Lalu mama yang berlumuran pejuku itu pun bangkit dan mencubit pipiku. “Huuu… dasar anak nakal! Bisa aja gombalin mamahnya… hihihi…”

Setelah mama membenahi sedikit rambutnya melalui kamera HP-nya, lalu mama mulai membersihkan wajahnya yang berlumuran peju itu dengan menjilati jarinya yang lentik itu. Selama proses itu mama tidak lupa untuk tersenyum padaku.

Sambil aku kembali duduk di kursi, dengan nafas yang sedikit ngosngosan, aku bertanya pada mama “Hah… hah… emangnya mama jadi mau ke Arisan Tante Lucy mah?”

Mama yang sudah duduk kembali dengan anggun di kursi meja makan itu pun mulai kembali sibuk menjilati pejuku dari jari lentiknya sembari tangannya yang satu lagi mulai sibuk mengetik HP-nya. “Ya jadi lah sayang, slllrrrpppp… kan mama udah janji. Sllrrppp… lagian kan, slllrrppp… sekalian ngerayain ulang tahunnya si Leon yang ke-19 di sana.

“Loh? Sekalian ngerayain ultahnya si Leon? Berarti menang banyak dong nanti si Leon pas di Arisan mamanya! Ahhh… mama, aku mau ikuttt dong…”.

Mama pun menatapku sebentar, tersenyum, lalu sibuk lagi dengan HP-nya. Melihat mama yang hanya memberi senyum penuh misteri itu, aku pun gemas lalu merengek sambil memegang tangan mama yang sibuk dengan HP-nya itu.

“Iiihhh… Mamah mahhh… aku ikuuuttt… yah? Boleh yah mam? Please…”

“Ihhh… giliran kamu kan udah tahun kemarin sayang. Gantian dong sama temen kamu. Kalau kamu mau, nanti mama kirimin fotonya deh pas di sana”. Mama pun mengatakan itu sambil membelai kepalaku dengan kasih sayang dan mengedipkan matanya padaku.

“Yaahhh mamah… kok aku harus pejuin mama lewat foto sih?! Gak seru ah mah… aku ikut yah mah? Yah?”

“Enggak, pokoknya enggak boleh… kamu kan tiap hari juga bebas kalau mejuin mama sayang. Hihihi… udah yah, mama habis ini mau siap-siap. Hihihi…”

Mama pun lalu meremas kontolku sebentar lalu bangkit dan bergegas pergi dengan cepat meninggalkanku yang mulai konak lagi.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu