1 November 2020
Penulis —  oedipussy

Mamaku Ratuku

Aku masih mengingat dengan jelas kejadian sewaktu bersama Mama, Tante Nita dan Tante Lucy yang sedang asyik ngerumpi di ruang keluarga kami waktu itu. Di saat aku akhirnya menemukan fakta bahwa ada “sesuatu” yang mereka sembunyikan secara diam-diam selama ini dariku. Termasuk ulah si Leon yang sudah dengan begitu lancangnya mengirimkan mamaku foto IG mama yang bergelimangan peju di layar HP-nya si Leon brengsek itu.

Kejadian waktu itu cukup berkesan bagiku, sehingga aku kadang masih sulit untuk melupakannya.

“Tuh kaaan, elo sih Win, dia jadi ngambek kan tuh sama kita-kita”. Tante Nita pun dengan memasang muka seperti wajah yang bersalah ke mamaku, tapi tatapan matanya malah sambil melirik ke arahku. Sepintas aku lihat wajah tante Nita yang agak cemberut mingkem itu, terlihat seperti orang yang sedang menahan tawa padaku.

“Iiihh, apa sih Nit, kan kalian juga tadi yang mancing-mancing atuh jeung. Rasain tuh anak gue jadi ngambek kan! Pokoknya aku gak mau tanggung jawab loh kalau anakku sampai ngambek gitu gara-gara kerjaan kalian. Uhhh… maafin kita-kita ya sayang? Mama pun terlihat seolah-olah membelaku. Lalu menatapku dengan tatapan penuh iba sambil memanyunkan bibirnya.

Aku yang kini sudah mengacungkan kontol tegakku ke arah mereka cuma membalas dengan memasang muka yang sedikit jutek. Walaupun aku menyikapi mereka dengan wajah ngambek, namun Kontolku anehnya malah manggut-manggut menjawab pertanyaan mereka.

“Ya udah sih jeung, tinggal minta maaf ini. Masak sih gara-gara si Leon cuma ketahuan mejuin foto kamu doang, terus si Dave gak dikasih apa-apa sih sama kita-kita. Gimana sih jeung, kan kita katanya udah “Bestie,” malahan udah kayak keluarga sendiri. Ya elah buka-bukaan aja sih jeung. Biarin aja sih si Dave tahu apa yang udah kita lakuin selama ini.

“Ih, lagian sih jeung Winda juga gak bilang-bilang sih ke aku kalau si Dave tuh suka ngaceng nontonin aku kalau lagi siaran gitu. Aku kan juga butuh evaluasi sama penampilan aku say! Lagian wanita normal mana sih yang gak bangga kalau penampilannya ternyata bisa bikin cowok ngaceng? Pffftttt…”. Asap rokok yang mengepul dari bibir seksi milik tante Nita itu seakan mewakili gairahku yang ikut melayang-layang melihat paras kecantikan dan keanggunan dari presenter TV swasta itu.

“Ya udah, terus maunya gimana nih say? Mau ngelakuin itu sekarang? Tapi aku gak ikutan yah? Gak mungkin kan kalau aku ikutan sekarang. Dandanan aku aja masih kayak gini. Malu ah, pakai lipstik aja belum! Mama pun mengatakan itu sambil mengeluh manja ke tante Nita. Namun aku cukup bingung dengan bahasa isyarat mereka.

Belum selesai aku menganalisa pembicaraan mereka, terlihat Tante Lucy yang masih memegang cangkir tehnya sedikit tertawa menatapku yang sedang terbengong-bengong mendengar percakapan mereka. Beliau pun lalu menahan suara tawa mulutnya dengan punggung tangannya yang mulus itu. Sehingga suara gemerincing gelang emasnya tante Lucy itu sempat terdengar olehku.

Tante Nita pun menoleh karena mendengarkan bisikin tante Lucy. Tante Lucy pun menoleh sebentar padaku sambil tersenyum simpul. Senyuman bibir tante Lucy yang berwarna agak coklat glossy itu pun lalu dimonyong-monyongkan ke arahku, tepat ke arah posisiku yang sedang berdiri sambil ngaceng memandangi mereka dari seberang meja.

Tante Nita yang melihat dan mengikuti arah kemonyongan bibir tante Lucy itu pun langsung membuatnya kaget dan tertawa. “Ahahahahahah… ya ampuuun jeung Lucy! Iiihhh… beneran ngiler loh! Terus gimana dong nih? Mau suit sekarang aja? Hihihihi… Aku cukup kaget mendengar tawa mendadak dari tante Nita itu.

“Iiihhh… udah sih ah, jangan digodain terus anakku! Udah tau dia itu lagi ngambek sama kita sampai itunya ikut-ikutan nangis gitu tuh! Ya ampun deh ihhh… Mama yang merasa iba melihat aku yang lagi dalam kondisi ngambek tapi malah digodain sama temen-temennya mamah, membuat mama pun langsung bergegas berdiri dari sofa dan berjalan ke arah seberang meja untuk menghampiriku.

“Iyah sayang… maafin temen-temen mamah yah sayang? Mereka sama sekali gak bermaksud untuk buat kamu marah kok sayang. Maafin mama juga yah sayang, udah bikin kamu malah jadi ngambek gini gara-gara mama ngasih tau foto kiriman Leon tadi. Kamu nggak usah khawatir gitu dong sayang, nanti mama akan ceritain semuanya ke kamu kok, nyeritain kenapa Leon sampai ngirim-ngirimin fotonya mama yang digituin sama si Leon temen kamu.

Aku yang menatap mama dengan emosi yang mulai mereda itu pun, mencoba berusaha untuk tidak tersenyum. Aku mau sok-sok jual mahal. Mama yang melihat gelagat emosiku yang sudah mulai agak menurun itu pun, membuat mama semakin tersenyum lega sambil menatap bola mataku.

Lalu mama dengan sedikit membenahi dan menepuk-nepuk rok daster panjangnya di bagian lutut, mama lalu secara perlahan-lahan berlutut di depanku. Sambil mulai berlutut, mama menatapku dan tersenyum penuh kasih sayang. Setelah pipi mama digesek-gesek dan dielus-eluskan di samping kontolku, mama pun lalu mulai menggulung dan mengikat rambutnya di sana.

Selama mama menggulung dan mengikat rambutnya tepat di depan kontolku yang masih ngiler, mama pun tersenyum mingkem memandangiku. Lalu setelah itu mama memanyunkan bibirnya di depan kontolku dan dengan ucapan penuh nada kasih sayang, mama bilang “mama kalau ngeliatin kamu dari sini, keliatan makin cantik gak sayang?

Aaahhh, kontolku pun langsung mengangguk-angguk dan sedikit ngiler menjawab pertanyaan mamaku yang anggun itu. Melihat malah kontolku yang mengangguk menjawab beliau, mama pun langsung tersenyum menahan tawa sambil memandangku. Lalu mama perlahan memalingkan bola matanya ke arah samping, tersenyum nakal, sambil sedikit menggigit bibir bawahnya.

“Ciiieee… ada yang lagi pengen cantik sendirian nih! Hihihihi…”. Tiba-tiba tante Nita menyahut karena melihat mama yang lagi happy ditodongin kontol ngangguk-ngangguk pas di depan wajahnya.

Mama yang mendengar sindiran tante Nita pun cuma tersenyum sambil bilang “Iiihhh… apaan sih jeung, bukannya ikutan bantuin, malah nyindir lagi! iiihhh… sirik aja deh liatin mama orang lagi digombalin sama kontol! hihihihi”. Mama yang membalas ucapan tante Nita itu pun kembali tersenyum manis menatapku.

Tapi tante Lucy yang mendengar ucapan mama, malah tersenyum menganga memandangi raut wajahku. Setelah tante Lucy melihat lendir pelumasku yang menetes-netes ke lantai, beliau malah bilang gini sama mama “Iiihhh… itunya bawain ke sini aja napa sih jeung, mubazir tauk sampai ngeces gitu ke lantai. Hihihihi… Lagian, teh buatan kamu ini kok kayaknya kurang berasa gitu yah?

Aaahhh aku pun malah semakin merinding setelah mendengar ucapan tante Lucy itu. Apa lendir kontolku itu maksudnya mau dijadiin semacam penyedap rasa buat tehnya gitu? Waduh mamen, membayangkannya saja sukses membuat kontolku mengangguk-angguk lagi di depan wajah mama yang sedang berlutut itu. Mama pun hanya senyum-senyum saja memandangi wajahku dari bawah sana.

Lalu mama dengan tersenyum keibuan, perlahan memegang kedua pahaku dan mulai mengelus-elus kedua pahaku itu. Lalu secara lembut dan lemah gemulai, mama menyentuhkan kuku-kuku panjangnya yang berwarna merah maroon berkilau itu. Mama yang sedang asyik berlutut sambil menggaruk pelan kedua pahaku itu pun, mulai tersenyum manja sambil menggesek-geseki pipi beliau di sepanjang batang kontolku.

Belum selesai aku berbicara dalam hatiku, mama malah bilang “Sayang, kamu mau gak traktir teh spesial buat mamanya Leon sayang? hihihihi… kamu mau gak sayang? Mau yah?”. Ahhh… kontolku pun lagi-lagi langsung mengangguk setuju dengan cepat tepat langsung di muka mamaku!

Mama yang merasakan denyutan kontolku di pipinya yang mulus lembut itu, kemudian tersenyum padaku dan perlahan bangkit dari posisi berlututnya. Setelah mama berdiri tepat di hadapanku, mama memandangi wajahku sebentar dengan senyum penuh keteduhan sambil beliau perlahan membenahi dan merapikan kembali roknya yang panjang itu.

Setelah mama merasa cukup rapi, mama kemudian menggenggam kontolku dengan pelan dan menariknya secara perlahan sambil membawaku berjalan ke arah tante Lucy yang memandangku dengan senyuman nakal sambil sesekali menyeruput tehnya dari cangkir itu.

“Iiihhh… aku gak ditraktir nih jeung?” Tante Nita malah melirik nakal padaku sambil bilang “Aku padahal udah dandan kayak mau lagi siaran di TV loh ini. Hihihi…”. Aku pun melihat tante Nita perlahan-lahan merapatkan duduknya ke samping tante Lucy. Tante Nita pun lalu menghisap rokoknya dengan cara yang begitu anggun namun terkesan sedikit angkuh.

“Iiihhh… kalian berdua tuh yah, emang paling gak bisa deh kalau liat kontol brondong ngaceng dikit! Pasti bawaannya pengen kecentilan minta digombalin! Hihihi… udah ah sini buruan rapetin muka kalian berdua ke sini, mubazir tauk nih jagoan kita udah ngiler terus liat kalian dari tadi. Hihihi…”. Mama pun berkata begitu sambil mengarahkan kontolku ke wajah tante Lucy.

Mama pun secara lemah lembut dengan aura keibuan, perlahan sedikit memeras lelehan lendir kontolku dan menetes-neteskan iler kontolku ke dalam cangkir teh tante Lucy. Tante Lucy yang melihat adegan nakal itu pun menatapku dengan senyum manyun sambil tangannya yang bergelang emas itu diangkat dan diarahkan membelai-belai lembut pipiku.

Mama yang sidikit tertawa melihat aksi tante Lucy itu pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil lanjut mengolesi sisa-sisa iler kontolku ke dalam cangkir teh tante Lucy. Tidak sampai situ, Mama pun dengan isengnya, mengarahkan palkonku tepat di jejak bibir tante Lucy yang membekas di cangkir tehnya itu.

“Ya ampun, artistik banget sih kalian ini… iiihhh mauuu… jadi pengen dilukis sama itu…” Tante Nita yang lagi manja itu pun perlahan merapatkan wajahnya ke pipi tante Lucy. Lalu sambil memasang muka manyun, menatapku penuh harap dari posisi duduknya. Tidak sampai di situ, lidahnya pun lalu dikeluarkan dan menari-nari di pinggiran sudut bibir tante Lucy yang berkilau itu.

Mama yang melihat jilatan tante Nita di samping bibir tante Lucy itu pun, langsung tertawa sambil sedikit meremas kontolku “Hahahahah… iiihhh… sabar atuh jeung, jangan digas. Awas nanti kamu kecipratan loh, emangnya kamu mau harus benerin maskara lagi? Hihihi… inget, hasil Salon loh itu! Hihihihi…”.

Tante Nita pun lalu menyahut “Hahahah… iiihhh kapan lagi atuh jeung digombalin sama kontol kayak gini? Hihihih… ini dia kan jagoannya mamah Winda, jagoan yang udah rela dan baik hati sampai mau mejuin aku lagi siaran di TV. Hihihih… Ih, ih, ih, ih, tuh liat deh, langsung ngangguk-nganguk gitu!!!

Setelah tante Nita berkata seperti itu mereka bertiga pun kembali tertawa sambil sesekali melirik-lirik ke mukaku yang udah mupeng berat. Tante Lucy pun tiba-tiba mengeluh sambil mengelus-elus pelan pipiku “Ahhh… tauk gak sih Win, jeung Nita, tau gini tadi mending aku mampir ke butik Ummi Ijah dulu aja tadi.

Tante Nita pun menyahut “Hihihihih… iiihhh dasar mamah-mamah ganjen deh! Itu kan modelnya agak-agak ketat gitu say, ya pasti tetep ngonakin atuh jeung! Hihihih… eh, eh, eh, tauk gak? Tuh gamis barunya si Ijah yah, kalau jeung Lucy paduin sama Heels-nya si Gina yang dipakai waktu landing di Paris itu, iiihhh gilakkk itu kan tumitnya tinggi banget loh say!

Wah sialan, sempat-sempatnya mereka malah ngerumpi dan tertawa-tawa di depan kontol yang lagi ngaceng gini. Seakan-akan wajah cantik mereka ini sudah biasa ditodongin kontol! Uuuhhh, menggemaskan! Bikin makin ngiler kontolku aja!

Lalu mama pun ikutan menimpali obrolan mereka “Iiihhh jeung Nita mah, Heels-nya si Gina yang itu sih cocoknya sama model rok span pendek gitu deh kayaknya. Makanya si Gina tuh kelihatan cocok banget makenya. Kan seragam Pramugarinya aja kan model-model yang make rok span pendek gitu say!” Mama yang mulai ikut menimpali rumpian mereka pun perlahan melepaskan genggamannya pada kontolku.

Sontak mereka yang melihat anggukan kejujuran atas jawaban kontolku, sukses membuat mereka tertawa dengan gemas! “Hahahahah… iya juga yah jeung, kontol berjiwa muda tuh emang paling jujur dan idealis! Gak selalu harus disogokin memek dulu baru mau membela kebenaran! Hahahah…”. Tante Lucy yang mendengar ucapan tante Nita itu pun tertawa mingkem sambil mengarahkan tangannya yang bergelang emas itu perlahan-lahan ke bawah dan mengelus-elus biji pelerku.

Sementara tangan tante Nita yang nganggur, tiba-tiba memegang pergelangan tangan mama, dan menarik beliau mendekatkan telinga mama ke bibirnya. Tante Nita pun mulai membisik-bisikkan sesuatu pada mamaku.

Mama pun jadi terlihat menungging, akibat berdiri sambil mendengarkan bisikan dari tante Nita. Pantat nonggeng mama di balik daster rumahan yang panjang roknya sampai semata kaki itu pun, terlihat semakin menggoda mataku. Pemandangan ini pun membuatku sekilas berpikiran untuk menaikkan rok panjang mama sampai pinggangnya, lalu mengentoti mama secara doggy tepat di depan teman-temannya.

Ahhh… tapi mataku pun menjadi bingung mau fokus ke mana dulu? Mau lihat pantat nonggeng mamaku yang bohay, atau melihat wajah tante Nita yang berbisik-bisik sambil tersenyum-senyum menatapku? Ahhh atau lebih baik memandangi muka tante Lucy yang menatapku sambil mulai mencicipi teh rasa barunya itu? Ahhh mamah… pilihan ini terlalu sulit buatku mamah!

Di saat aku bimbang dengan siksaan pemandangan nikmat yang memanjakan kontolku ini, aku malah mendengar mama cekikikan sambil tetap membelakangiku.

“Hihihihih… seriusan lu Nit? Yakin?”

“Iyah, psssttt.. psssttt… psssttt… hihihihihi… ya kan? Hihihih… pssttt… psssttt… psssttt… iyah, kayak waktu pas kita… pssttt… psssttt… mau gak?… hihihihihih.. psssttt… psssttt…”

Aku tidak terlalu jelas mendengar obrolan mereka. Yang bisa aku lihat hanya tatapan tante Nita yang terus melirikku sambil terus membisiki mama dengan sesuatu. Ah sial, mama sama tante Nita lagi ngomongin apa sih? Kok main rahasia-rahasian segala gini sih?! Uuuhhh… mana kontolku udah tegang banget lagi!

“Pssstttt… psssttt… pssttt… hihihih…”

“Iiihhh… ogah ah! Lu aja Nit! Hihihihi…”

“Iiiihhh jeung Winda, tapi kan seru tauk! Inget gak waktu kita sama psssttt.. psssttt… psssttt…”

“Hah? iiihhh… yang waktu itu? gelo aaahhh… itu mah ribet tau bersihinnya… hihihihi… oh ya?”

Aku yang penasaran dengan isi pembicaraan mereka hanya bisa konak dan menerka-nerka. Sementara tante Lucy terlihat hanya memandangiku dengan gemas sembari menjilat-jilat membersihkan lelehan teh di samping bibirnya. Aaahhh… mana tahan digodain kayak gini!

“Hihihih… psssttt.. psssttt… psssttt… mau gak?”

“Hahahah… Yakin? Aku gak mau nanggung loh yah! Tapi beresin sendiri yah? Hihihih…”

“Hihihihih… tapi kan kalau ditaro di grup terus… psssttt.. psssttt… psssttt… ya kan?”

“Hahahah… gelooo aaahhh… udah ah, emangnya mau gitu aja? Hihihihih…”

Aku yang sudah tidak sabaran pun akhirnya menepuk pelan pundak mama. Lalu dengan muka yang agak memelas bilang “Mah, lagi ngomongin apaan sih mah? Kok aku gak boleh denger sihhh?”

Mama yang masih menungging itu pun lalu menoleh padaku sambil bilang “Hihihihih… enggak kok sayang, ini nih, tante Nita katanya penasaran banget pengen ngeliatin kamu entotin mamah di depan mereka sayang. Hihihihih”

Jedaaarrr!!! Aku dan kontolku pun terkejut mendengar itu! Bahkan kontolku saking terkejutnya pun mengangguk-angguk terus sampai membuatnya terharu! Cekikikan suara tante Lucy pun samar-samar terdengar di sampingku seiring kontolku yang semakin terharu.

“Se, se, seriusan mah?”

“Yeee seriusan lah sayang. Emangnya Kontol kamu gak mau dimanjain sama memek mamah? Hihihi… Udah ah sini cepetan kamunya sayang, tinggal naikin aja rok mamah.”

Ahhh… mendengar perintah beliau yang begitu seksi dan nakal itu, tiba-tiba membuat kontolku merasa ingin berbakti! Hihihih

Lalu sambil melangkah menghampiri mamahku yang lagi nungging itu, kedua tanganku pun secara perlahan mulai menaikkan rok panjang mamah yang anggun itu sampai ke pinggangnya. Mama yang melihat wajahku dengan muka mupeng dan sange berat itu pun mencoba menahan tawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menatapku.

Mama yang bersiap untuk kuentoti itu pun tersenyum mingkem menatapku. Tapi kemudian senyum mama itu perlahan ditutupi oleh punggung telapak tangannya! Aaahhh mamah, mamah mau dientotin aja kok sempet-sempetnya pose gitu sih?

Aku yang sudah dari tadi tidak tahan karena digodain terus mama dan temen-temennya, perlahan mencengkram kuat lekukan rok bagian belakang daster mama yang kini berada pinggang seksinya itu. Aku pun langsung mengarahkan palkonku menuju kelembutan kasih sayang memek mamaku yang keibuan itu. Ahhh…

Plok… plok… plok… plok… plok…

Melihat aku yang mulai menyetubuhi mamaku dengan sedikit gemas, nafas memburu, dan sedikit tergesa-gesa itu, ternyata malah membuat pecah gelak tawa teman-teman mama yang menonton adegan cabul kami itu. Mereka tertawa-tawa menonton kami sambil sesekali menunjuk-nunjuk padaku.

“Hahahah… tuh liat deh jeung Lucy, romantis banget yah kelihatannya anak sama mamanya lagi ‘quality time’ bersama. Dunia serasa milik berdua, yang laen mah ngekos! Hihihihihi… ssshhhppp… pffffttt… Ahahahahah…”.

Plok… plok… plok… plok… plok…

Mama pun sedikit menahan tawa mendengarkan ocehan mereka. Lalu beliau pun menoleh padaku. Sambil tersenyum menganga mama mulai meremasi rambutku dengan lembut, lalu membelai pipiku dengan penuh kasih sayang.

Plok… plok… plok… plok… plok…

Tante Lucy pun sambil memegang cangkir tehnya, menyahut candaan tante Nita sambil tertawa “Hahahaha… yaeyalah jeung, secara cinta kasih sayang seorang bunda kan gak ada duanya di dunia ini. Tuh semua mamah-mamah di dunia ini kan juga pernah dikontolin sama anaknya sewaktu di kandungan! Hihihihih”

Plok… plok… plok… plok… plok…

“Ahahahahah… gelooo deh lo jeung, udah ah mendingan kita selfie-selfie cantik aja yuk, mumpung lagi kece gini! Hihihihih…”. Tante Nita pun lalu mengambil HP-nya dari tas dompetnya, lalu menatap HPnya sambil menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan sambil sesekali membenahi gaya rambutnya itu.

plok… plok… plok… plok… plok…

Aku yang sedang khusyuk ngentotin mama itu pun perlahan memperhatikan tante Nita yang mulai memoles bibirnya dengan Lipstik. Menyadari aku yang sedang memperhatikannya, tante Nita pun melirikku sambil tersenyum namun tetap melanjutkan memoles bibirnya! Uuuhhh tanteee…

Plokplokplokplokplok… plokplokplokplokplok…

Genjotan pada mamaku pun semakin cepat!

Lalu tante Lucy pun memberikan sesuatu pada tante Nita “Kamu cobain Lipgloss aku ini deh jeung, ini bisa bikin bibir kita mengkilap gitu loh… hihihih”.

plokplokplokplokplokplokplokplok…

Mama yang melihatku terlihat semakin bernafsu memandangi teman-temannya itu, mamaku pun dengan isengnya tiba-tiba memasukkan jari telunjuk beliau yang lentik itu ke dalam mulutku. Saat jarinya berada di dalam mulutku, aku pun langsung menjilati dan mengemut jari mamaku. Mama pun lalu menatapku dengan tatapan mengiba, sambil berkata “Iiihhh sayanghhh… ssshhh…

Plokplokplokplokplok… plokplokplokplokplok…

“Hihihihih… liat deh jeung, kayaknya ada yang udah gak tahan tuh… hihihih… eh jeung Lucy, sinian dong rapetan dikit, foto berdua yuk! Pake pose imut yah? Hihihihih…”.

*ckreeekkk… *ckreeekkk

plokplokplokplokplokplokplokplok…

plokplokplokplokplokplokplokplok…

plokplokplokplokplokplokplokplok…

Aku pun semakin tidak tahan melihat tingkah mereka. Gila… sambil ngedoggy mama yang masih berpakaian lengkap gini, terus sambil ngeliatin temen-temen mamah yang malah cuek sambil selfie-selfie sendiri di dekat kami, uuuhhh membuatku makin gregetan! Dengan cengkramanku pada pantat mama yang semakin kuat, aku pun bertanya pada mamah.

“Mahhh… ssshhh…”

Plokplokplokplokplok… plokplokplokplokplok…

“Iyah sayanghhh??… Oohhh…”

Plokplokplokplokplok… plokplokplokplokplok…

“inihhh… ssshhh… dah mauh… ssshhh… udah mauh kkk… udah mau khelhuarhh mahhh… sshhh…”

plokplokplokplokplokplokplokplok!!!…

Mama yang menatapku dengan tatapan iba pun bilang “owh, owh owhhh… sshhh… terusss???… terusss kenapahhh nak? Sshhh…”.

Plokplokplokplokplok… plokplokplokplokplok…

“Mauh dikeluarinhhh… mauh dikheluharinh di manah maahhh??? owhhh… sshhh…”

Plokplokplokplokplok… plokplokplokplokplok…

“Owhhh… bentarhhh… ssshhh… tungguhhh… merekahhh selesaiii… tunggu mereka selesai suiiittt duluuu… aaahhh”

plok… plok… plok… plok… plok…

Aku yang terlalu asyik ngentotin mama sambil memandangi ekspresinya yang menjawabku berdesah terbata-bata, sampai tidak sadar kalau temen-temen mamaku lagi sibuk suit di sampingku.

Plokplokplokplokplok… plokplokplokplokplok…

“Yeeeyyyy!!! Asyiiikkk!!! Aku yang menang!!! Aku yang duluan!!! Hahahah… sorry yah jeung Lucy, hari ini yang jadi Ratunya aku dulu yah say?! Hihihihih…”. Tante Nita yang berteriak kegirangan itu pun mendadak berdiri dan langsung berjalan melangkah ke seberang meja, tepat di tengah-tengah ruang keluarga.

Plok… plok… plok… Sllleeeppp…

Aku yang sudah melepaskan kontolku dari kehangatan memek mama yang keibuan itu pun, berjalan menghampiri tante Nita yang sudah berdiri menungguku di tengah ruangan. Setelah aku berhadapan dengan beliau dan melihat ada perubahan warna di bibirnya yang semakin berkilau itu, tiba-tiba aku mendengar…

Cklak… cklak… cklak… cklak… cklak…

Hah? Suara ini… suara ini kan…?! Jangan-jangan…

Di saat aku mengalihkan pandanganku mencari arah suara tersebut, aku langsung menganga melihat Tante Lucy yang berjalan begitu pelan, lembut, dan anggun. Sehingga suara tumit Stiletto hitam mengkilat yang mengintip dari bawah rok panjang ketat beliau itu pun sukses menghipnotis detak kontolku! Beliau yang melihatku hanya bisa terpana oleh keanggunan penampilannya, mensedekahiku dengan senyum genit sambil membawa cangkir tehnya itu.

“Mau di sini aja, Nit?”

“Iyah, di sini aja jeung. Hihihih”

“Huuu.. enak yah yang lagi jadi ratu”

“Biarin ih… sirik aja. Hihihi…”

Tante Nita pun perlahan berlutut di depanku.

“Pegangin tehnya bentar dong Nit”

Setelah tante Nita menerima cangkir teh tante Lucy, beliau pun tersenyum memandangku sambil mulai menyeruput tehnya.

Tante Lucy pun melirikku sambil mulai memegangi rok panjang ketatnya itu. Dengan perlahan dan hati-hati beliau mengambil posisi berjongkok, lalu berlutut dengan sejajar bersama tante Nita.

Tante Nita kemudian menyerahkan kembali cangkir tehnya kepada tante Lucy. Setelah menerimanya, tante Nita kemudian perlahan mengangkat kedua lengannya, lalu mulai menggulung rambutnya.

“Ihhh, mau pamerin anting baru ya?”

“Hihihi… tau ajah.”

“Tapi nanti jangan lupa yah?”

“Iyah, nanti aku bagi kok say. Pokoknya kan aku yang harus ngerasain yang pertama. Lagian jeung Lucy emangnya bawa Hijab cadangan? Hihihih… udah ah jeung, kasian tuh si Dave udah gak tahan. Hihihih… yuk sini sayang, manjain kita! 😘

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu