1 November 2020
Penulis —  oedipussy

Mamaku Ratuku

Siang itu aku rebahan di kasur sambil cek Akun Sosmedku. Sambil melihat foto-foto di akun IG mamaku, pikiranku menjadi terawang-awang akan Arisan yang akan digelar di rumah Leon sahabatku itu. Ini memang bukan acara Arisan Cabul pertama kali bagi kami, tapi siapa yang rela coba kalau punya mama yang cantik, anggun, bisa dengan sebegitu bebasnya dipejuin sama temen sendiri?

Uh, gak relaaa… tapi membayangkan itu saja kadang malah bisa membuatku geregetan sendiri. Membayangkan di saat wajah mamaku yang ayu itu berlumuran peju sambil tersenyum menatap temanku itu membuat pelerku menjadi gatal sendiri! Aduh bro, nyokap gue tuh… masa muka nyokap gue yang keibuan itu tega lu pejuin juga sih men?

Semakin aku melihat foto-foto mamaku di Akun Sosmednya, semakin aku larut dalam khayalanku. Aku semakin rindu untuk selalu dekat dengan mamaku yang cantik itu. Mamaku yang selain cantik, lemah lembut, walau kadang agak manja, emang paling ngangenin! Sudah tubuhnya seksi, wajah dewasa dengan aura keibuan, elegan, tapi kebinalannya bisa melebihi seorang perek!

Sempat terbesit ideku untuk menyusul mama diam-diam ke Arisan itu. Tapi setelah aku pikirkan secara matang-matang kembali, segera aku urungkan niatku karena aku sudah berjanji untuk tidak mengecewakan mamaku yang tersayang itu. Ah, biarlah si Leon brengsek itu menang banyak kali ini. Toh, aku pun juga bisa mejuin mamanya yang bohay itu.

Yah begitulah, hubunganku dengan mamaku ini mungkin bukan seperti hubungan normal anak dan ibu pada umumnya. Bagaimana tidak? Keluarga mana sih coba yang bisa dengan sebegitu bebasnya melakukan aktivitas cabul dengan anggota keluarganya sendiri? Bisa berbuat mesum di setiap saat, di mana saja, dan kapan saja tanpa ada satu pun yang melarang?

Mama yang memang berasal dari lulusan luar negeri, memang sudah terbiasa dengan budaya keterbukaan, dan pemikiran yang mungkin “terlampau modern” untuk saat ini. Terbukti, sejak mama pertama kali menangkap basah diriku yang sedang bermasturbasi di kamarku, mama bukannya marah tapi malah menertawai dan mendukungku.

Aku masih ingat dengan kata-kata bijak beliau sewaktu percakapan kami waktu itu. Mama dengan gaya ala-ala sosialita mamah mudanya berkata, “ya ampun deh, parenting zaman now tuh ye masak anak cuma mau Coli aja dilarang-larang dan dibikin ribet sih? Ngewe sembarangan kali tuh yang harusnya dilarang! Kalau laper, ya kan makan.

Sejak kejadian waktu itu lah aku akhirnya bebas mengocok-ngocok pelerku di mana pun yang aku mau. Aku memang hobi sekali coli, bahkan saking asyiknya coli, kadang aku sampai lupa cari pacar sendiri! Kadang aku suka coli sambil nonton TV bareng mamah. Mama yang duduk di sampingku paling hanya senyum-senyum saja sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihatku.

Sering juga ketika mama sedang beraktivitas di rumah, seperti menyapu, mencuci, memasak, aku bisa coli sambil memperhatikan beliau bekerja. Mama pun hanya cekikikan sambil meneruskan pekerjaannya. Namun salah satu favoritku adalah ketika mama lagi sibuk dandan di depan meja rias kamarnya, uhhh, aku bisa coli berlama-lama menghayati tingkahnya dari pantulan kaca.

Tidak jarang pula saking tidak kuatnya pejuku sering tercecer dan kena mama. Entah itu di kaki beliau, tangannya, pantatnya, bahkan kalau lagi beruntung bisa nyembur sampai iket rambut mama. Mama sih biasanya cuek aja, palingan mama hanya senyum sambil geleng-geleng saja melihatku sambil beliau kembali melanjutkan kegiatan make up-nya.

Mama pun akhirnya semakin sering aku pejuin, dan mama pun tidak pernah menolaknya! Karena dia bilang itu tandanya wanita itu masih cantik dan menarik jika sampai ada anak muda yang rela meluangkan waktunya hanya untuk mengocok-ngocok tititnya di depan wanita tersebut. Ahhh mamahku emang gemesin banget!

Walaupun mama terbilang seorang Janda kaya, namun anehnya mama tidak ada niat sekalipun untuk menikah lagi. Bukan berarti tidak ada lelaki yang mencoba mendekati mamaku, tapi Mama sendiri yang bilang dia hanya ingin fokus dengan karirnya sambil mencurahkan segala perhatian dan kasih sayangnya padaku.

Tidak jarang juga mama sering memintaku untuk mejuin beliau kalau mama lagi ngerasa bete. Pernah tuh sewaktu mama punya masalah dengan nasabahnya di kantor, mama meneleponku sekitar jam makan siang dan menyuruhku untuk berkunjung ke kantornya. Aku pun bolos dari kelasku dengan alasan kalau mamaku sedang tidak enak badan.

Sewaktu sampai di kantor mama, aku diajak mama ke sebuah ruangan yang cukup sepi. Lalu di situ mama mulai curhat masalah pekerjaan mama sambil ngocokin pelerku. Seakan-akan pelerku ini adalah pendengar terbaik untuk menampung segala keluh kesah wanita. Anehnya, suara curhatan mama yang seperti suara orang yang sedang mengiba belas kasihan itu, sukses juga membuat pelerku merasa empati bahkan sampai terharu dan menangis.

Entah kenapa setelah aku mejuin mama yang lagi curhat, mood mama bisa langsung berubah dengan drastis! Beliau biasanya akan mengatakan kalimat-kalimat seperti “aduuuhhh… makasih ya sayang udah mejuin mama, mama seneng banget dan langsung ngerasa cantik lagi. ”, atau “ahhh lagi bete gini aja ternyata masih bisa nafsuin, duuhhh orang cantik emang gak boleh sedih ya sayang”.

Aktivitas cabul seperti ini terkadang sudah seperti ritual pelepasan bagi kami. Sering juga jika aku sudah pulang ke rumah dan sedang bad mood akibat punya masalah di sekolah, aku suka menghampiri mama dan langsung menggesek-gesekkan penisku di pantatnya seakan-akan aku sedang menyetubuhinya. Mamaku yang penuh dengan sifat keibuan itu biasanya sangat pengertian kalau sudah melihatku bermuka kayak orang yang lagi ngambek gitu sampai-sampai langsung main tubruk pantatnya.

Beliau yang melihatku sedang galau itu biasanya mama akan langsung menaikkan roknya, menggeser kancutnya ke samping, menatapku dengan penuh iba sambil membelai-belai pipiku dan menenangkan emosiku. Beliau biasanya akan mencoba menyemangatiku seperti “cup, cup, cup… kenapa sih nak? Ada masalah yah sayang?

Mama memang memiliki sifat keibuan sekaligus bisa binal secara bersamaan. Hal itu juga lah yang membuatku sering khilaf dan sampai suatu hari akhirnya secara tidak sengaja malah kelepasan ngentotin mama. Mamaku yang sudah terlanjur aku entoti pun akhirnya hanya bisa pasrah dan malah menikmati kecelakaan yang binal ini.

Untungnya sih mamaku masih KB, sehingga aku tidak perlu khawatir jika keasyikan genjotin mama. Semenjak saat itu aku pun semakin bebas untuk menyetubuhi mamaku kapan pun aku suka. Mama sih berpesan, pokoknya rahasia ini jangan sampai terbongkar cukup hanya kami saja yang tahu. Ahhh senangnya punya mama cantik yang bisa dicabuli setiap hari.

Akibat peningkatan kebebasan ini, pernah suatu ketika di hari libur, kerjaku hanya mengentoti mama saja seharian penuh. Mama yang sedang asyik bermalasan-malasan di depan TV, biasanya hanya rebahan cantik saja, makan pop corn sambil mengangkangkan satu kakinya. Sementara aku yang dibelakang mama hanya menancapkan pelerku di memeknya sambil kami berdua bersenda gurau mengomentari acara di TV.

Mulai dari siaran berita, infotaimen, bahkan sampai iklan pun kami bicarakan sambil kontolku menggesek-gesek lembut kehangatan memek mama dari belakang. Uhhh romantis sekali bukan? Keromantisan yang cabul ini lah yang nantinya membuat mamaku semakin ketagihan, semakin binal dan akhirnya mencoba petualangan yang semakin seru.

Mama memang tergolong wanita karir sukses sehingga memiliki teman-teman dekat yang cukup berkelas. Mulai dari Dokter, PNS, Pramugari, Presenter, bahkan sampai Ustadzah. Mereka semua kebetulan dipertemukan dan dipersatukan karena memiliki nasib yang sama, yaitu sama-sama Janda beranak satu. Mungkin karena kesamaan nasib ini lah yang membuat mereka akhirnya membuat semacam perkumpulan Arisan tante-tante eksklusif untuk menguatkan ikatan batin persahabatan sesama Janda di antara mereka.

Seiring berjalannya waktu, perkumpulan arisan para wanita-wanita janda ini sudah seperti keluarga kedua bagi mereka. Aku sendiri pun sudah dianggap seperti anak sendiri oleh tante-tante tersebut. Namun di antara geng mama, hanya Tante Lucy yang punya anak laki-laki yang kebetulan umurnya sebaya denganku.

Ya, namanya adalah Leon. Sejak saat itu lah aku jadi punya teman bermain dan sahabat baru di luar teman-teman dari sekolahku. Tidak jarang aku dan Leon sering bermain dan menginap di rumah masing-masing. Mulai dari bermain game online, bahkan sampai berbagi film bokep. Keakraban kami berdua, kadang sudah seperti biji peler yang sulit dipisahkan!

Rasa kekeluargaan di antara geng mama itu memang sangat kental sekali. Bahkan tante-tanteku yang kece-kece itu sering menggoda aku dan Leon untuk dijodoh-jodohkan dengan putri-putri mereka. Aku dan Leon hanya cengengesan saja ditawari seperti itu. Bagaimana tidak? Mama-mama mereka saja sudah cantik-cantik dan bohay-bohay, apalagi anak-anaknya!

Ah kita mah mana nolak sih tante, orang mama-mamanya aja udah ngegemesin! Uuhhh, kadang aku tuh suka coli juga sambil mikirin tante-tanteku yang semok itu. Mamaku tentu saja tau dengan kelakuanku ini. Karena tidak jarang ketika aku lagi mesum-mesum asyik sama mama, aku suka membicarakan temen-temen mama itu.

Mamaku sih hanya tertawa gemas saja kalau aku cerita tentang khayalanku sama mama. Aku sering mengatakan seperti “Mah, enak kali yah kalau gesek-gesekin kontolku di muka Tante Nita kalau tante Nita lagi bawain acara berita di TV gitu?” atau seperti “Aduh mah, gimana rasanya yah ngedoggy Ummi Ijah sambil si ummi masih pakai gamis gitu yah?

“Iiihhh… kamu tuh yah, udah ada mamah juga buat dinakalin sama kamu, ehhh kamu malah masih kepengen make temen-temen mamah! Kontolnya kamu nakal banget siiih sayang? Uuuhhh mama cubit nih… Hihihihi…”. Aku biasanya hanya bisa cengengesan saja sambil lanjut entotin mamaku dengan gemas. Namun dasarnya Ibu-Ibu, mulutnya emang kadang suka ember!

Sampai akhirnya aku tahu kalau mama ternyata suka cerita-cerita khayalanku sama mereka. Seperti waktu itu, ketika Tante Nita sama Tante Lucy bertamu untuk ngerumpi di rumahku, aku cukup terganggu dengan suara ketawa-ketawi mereka di lantai bawah. Sewaktu aku mencoba menguping apa yang mereka bicarakan, aku dengar mama bilang kayak gini “Iyah!

Tapi anehnya respon Tante Nita membuatku cukup kaget “Yah ampuuunnn jeung Winda… masak sih say? Duuuhhh senengnya udah bisa bikin horny brondong! Berarti aku masih cantik dong yah?! Ahahahahah… terus terus terus dia habis itu ngapain lagi jeung?” Lalu tiba-tiba suasana menjadi hening. Nampaknya mama bisik-bisik sama mereka.

Setelah itu terdengar suara tertawa yang cukup keras dari mereka bertiga. “Ahahahahahah… seriusan jeung? Ya ampunnn dia sampai segitunya say? Ya ampun… masak sih? Ahahahah”. Aku mengenali suara itu! Ya itu suara Tante Lucy yang berbicara. Lalu setelah itu suasana kembali hening, dan terdengar lagi suara seperti orang yang bisik-bisik.

“Ahahahahahahah… Seriusan say??? Ya ampun? Seriusan dia sampai kayak gitu jeung?? Ke TV??? Terus… Iyah?… Masak sih? Haaahhh??? Itunya beneran pas diarahin ke muka aku??? Aaahhhh… Beneran??? Ahahahahah… iiihhh… jeung Windaaa… maaauuuu!!! Kok gak bilang-bilang sih dari dulu jeung?! Ahhh jeung Winda jahaattt”.

Sial! Aku yakin Mama pasti cerita waktu aku coli lalu mejuin muka Tante Nita di TV! Ahhh mamah mah! Kan aku jadi malu mah! Namun di hari itu juga mama memanggilku dari dari lantai bawah. “Sayang, sini bentar deh… ada yang mau mama bilangin ke kamu”. Waduh, mama pasti mau bikin aku tambah malu nih pikirku.

“I… iyah, ke, ke… kenapa mah?”

“Naaah, nih dia nih jeung yang katanya ngebet banget pengen mejuin muka kamu say. Hihihihi…”. Aku yang kaget mendengar mama langsung berkata seperti itu ke tante Nita, lalu tertunduk malu di hadapan mereka semua. Tante Nita pun menatap dan menyahutiku “Kamu seriusan Dave kamu sange ngelihatin tante siaran sampai rela mejuin TV gitu?

“Yah ampun jeung Winda, aku kirain tuh cuma si Leon aja loh yang suka nakal-nakalan kayak gini. Ternyata si Dave juga diem-diem suka nakalin mamanya sendiri juga yah? Hihihihih” Mendengar Tante Lucy berkata seperti itu, sontak aku seperti tersambar geledek dan langsung menatap beliau dengan terheran-heran.

Lalu Tante Lucy malah bilang gini ke mama “Win, ya udah sih kasih tau aja sih win… gak usah ditutup-tutupin lagi… kasian atuh si Dave… malah gak kebagian… hahahah”. Mama pun tertawa-tawa geli sambil menutup mulutnya dengan cara yang anggun sambil tangannya yang sstunya menyodorkan HP-nya kepadaku. “Hihihih… nih coba deh kamu lihat sendiri kelakuan temenmu itu… hihihih”.

Aku yang masih terheran itu lalu menerima HP mama untuk melihat apa isinya. Dan ternyata… astagaaa!!! Aku melihat foto wajah mama yang sedang tersenyum manis berlumuran peju di atas layar HP seseorang! Setelah aku perhatikan, ya ampun ini kan HP-nya si Leon! Terus pose foto mama yang lagi dipejuin ini kan dari story IG-nya si mama?!

Mulutku hanya bisa menganga sambil melihat gambar wajah mama yang blepotan peju di layar HP itu. Wajahku terlihat tidak terima melihat mamaku diginiin. Parahnya lagi, mama merahasiakan ini dariku! Uhhh aku cemburu, kesel, tapi… tiba-tiba Tante Lucy bilang “iiihhh jeung Winda tega ih, kasian tau si Dave lihat foto mamanya dipejuin temennya… hihihih”.

“Eh, eh, eh, kayaknya ada yang gelisah tuh jeung lihat foto IG mamanya dipejuin sama anak temennya sendiri! Hahahahah…” Tante Nita kini malah ikutan meledekku. Aaahhh sialan! Aku semakin salah tingkah dibuatnya. Mereka bertiga yang ada di hadapanku kini malah kompak menertawakanku. Aku yang sedang dilanda cemburu, sange tapi ngambek itu pun akhirnya menatap tajam ke arah mereka.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan