2 November 2020
Penulis —  AnggaMln

MAKING INCEST FAMILY

Aku terbangun jam 8 malam oleh suara alarm yang kusetel, ya sengaja kusetel alarm karena jam 9 malam akan dimulai acara barbeque untuk semua anggota club motor. Aku segera berjalan kearah kamar mandi, ternyata mamaku juga baru saja selesai mandi, lalu akupun mandi hingga bersih.

Jam 9 aku dan mamaku sudah siap turun kebawah untuk menghadiri acara barbeque. Aku memakai kemeja motif lengan pendek yang kancing atasnya kubuka dua dengan dipadu celana pendek cargo. Sedangkan mamaku menggunakan hot pants jeans cukup pendek dipadu dengan kemeja putih lengan panjang yang terlihat longgar hingga celananya tertutupi kemejanya, jadi sekilas seperti tidak memakai celana.

Kita turun dan berjalan ke arah taman hotel yang cukup luas, tempat kita untuk barbeque. Disana sudah cukup banyak orang, mereka duduk berpasang - pasangan sambil terlihat asik mengobrol. Aku pun mencari bang fariz, dan akhirnya aku menemuinya berdua dengan pacarnya tengah duduk di atas rumput yang di telah dilapisi karpet.

Kita berempat duduk disitu, saling bercengkrama dan bercanda. Sesekali kulirik Nadine, pacar bang fariz itu menggunakan rok bahan diatas lutut dengan atasan baju lengan panjang yang dimasukan kedalam roknya, lumayan juga penampilannya, apalagi wajahnya dihiasi dengan kacamata terlihat begitu nampak cocok.

Kita sudah selesai makan malamnya. Kini kita berempat sedang melanjutkan obrolan sambil menyemil makanan ringan dan juga tentunya ada minuman beralkohol nya, bang fariz dan nadine dari tadi sudah meminum cukup banyak, aku hanya meminum sedikit saja karena disini ada mamaku yang sedari tadi memelototiku, aku sebenarnya tidak ingin minum namun bang fariz dari tadi mendesakku untuk ikut minum juga, ya jadinya aku meminum sedikit saja untuk menghormatinya.

Sekitar jam 11 malam mamaku bilang kepadaku bahwa dia sudah mengantuk, maka kuantarkan dia ke kamar hotel kami, tak akan kubiarkan dia pergi sendirian apalagi banyak orang yang mabuk begini, mamaku sendiri tadi tidak ikut minum.

Setelah dia rebahan di kasur, dan kuberikan kecupan di keningnya sambil mengucapkan selamat malam, mamaku pun hanya balas dengan senyuman. Lalu akupun pamit untuk kembali ke taman lagi karena tadi bang fariz masih ingin ditemani olehku.

Sesampainya kembali di taman ternyata sudah agak sepi, bang fariz sendiri sudah mabuk sangat parah. Dia beberapa kali muntah dan terlihat oleng. Nadine sendiri masih sadar dan tidak terlalu mabuk, hanya matanya saja yg terlihat cukup merah.

Karena kasihan kepada bang fariz yang berjalan saja terlihat sempoyongan, maka kupapah dan kuantarkan dia kekamarnya karena kasihan jika nadine yang harus memapahnya. Cukup susah dan kesal juga mengantar orang mabuk seperti ini, untung saja aku hanya minum sedikit jadi masih bisa membantunya.

Sesampainya dikamarnya, aku dengan susah payah mengantarnya ketempat tidur, sesampainya di tempat tidur dia langsung tertidur, orang mabuk memang beda, tidur bisa secepat itu. Lalu akupun berbalik untuk keluar kamarnya namun hal mengejutkan terjadi.

Ketika berbalik, kulihat Nadine sedang melepaskan pakaiannya. Aku tertegun dam hanya diam memandanginya, dia pun melihatku dengan tatapan menggoda, setelah dia hanya menyisakan bra dan celana dalamnya dia langsung menghampiriku dengan gerakan yang sangat menggoda.

“Guee pengen ngentot sama lo benny sayang… Lo tipe cowok idaman gue banget… Ganteng dan macho” ucapnya manja

Dia pun langsung mencium bibirku sambil berdiri. Aku sejenak masih tertegun karena kekagetanku tadi namun tak lama setelah aku sadar aku langsung membalas ciumannya dengan panas. Kami berciuman dengan saling beradu lidah sambil terus berjalan ke arah sofa.

Setelah sampai di dekat sofa, dia mendorongku hingga terduduk di sofa lalu dia ikut duduk diatas pangkuanku sambil kembali berciuman dengan ganas. Tangannya pun tak diam saja, dia melepaskan kemeja ku hingga aku telanjang dada.

“Emmmmhhh… Badan lo bagus bangett sihh… Gue suka bangetttt” ucapnya meraba dada dan peruku, diusapnya sambil menggigit bibir bawahnya sendiri

Aku sudah tak memikirkan lagi bagaimana jika bang fariz bangun, yang ada dipikiranku hanya bagaimana cara menuntaskan nafsuku yang sudah menggebu - gebu ini akibat dari minuman beralkohol. Padahal aku hanya meminum sedikit namun nyatanya akal sehatku sudah hilang tertelan oleh nafsu.

“Badan lo juga bagus Nad… Gue suka” balasku ikut terbawa nafsu

Kini aku mencoba mengambil alih permainan, kusudahi ciumanku lalu kubuka bra nya, lalu munculah payudara yang berukuran sedang dengan puting berwarna coklat. Kuremas payudaranya dengan lumayan keras, kupilin - pilin putingnya, dia mendesah dengan cukup keras.

Tak kupedulikan desahannya yg cukup keras, toh bang fariz kayaknya udah tepar banget itu. Kulanjutkan aksiku dengan menciumi payudaranya, kuberi cupangan juga disana, tak peduli jika bang fariz tahu. Lalu setelah puas menciumi semua permukaan payudaranya, kini aku mengulum, menyedot dan sesekali menghisap puting payudaranya.

“Emmmhhh… Ohhh… Ya cupangin toketku ben… Uhhhh”

Tak ingin pemanasan berlama - lama, kini kubuka celana dalamnya. Terpampang memek yg berjempu cukup lebat, aku pun mulai meraba dan mengusap - usap memeknya. Kucari klitorisnya dan setelah ketemu ku mainkan dengan jariku, ku gesek - gesek, dan ku tekan - tekan biji sebesar kacang keledai itu. Memeknya pun terasa semakin basah.

“Ahhh… Uhhh.. Emmmphhh… Enakkkk bangetttt gilaaa… Ayooo… Masukinnnn kontolmu ben… Aaahhhhh” desahnya cukup keras

Sesuai komando, tak berlama - lama lagi, kubuka celana dan celana dalamku, Nadine pun sedikit terbelalak ketika melihat kontolku yang cukup besar itu dengan urat - urat yg terlihat menonjol semakin menambah kegagahan batang kontolku ini yang kuberi nama bauman hehe.

“Aikhhh panjang gede berurat lagi… Mana keras banget lagiiii…” ucapnya kaget dengan mata terbelalak

“Sepongin bentar donk Nad… Biar basah nih” ucapku menyodorkan kontolku kehadapan mulutnya

Slruuppp… Slruuppp… Slruuppp… Slruuppp

Nadine pun langsung melahap kontolku dengan buas. Mulut mungilnya terlihat begitu kepenuhan oleh kontolku, namun kulumannya terasa cukup mahir. Tak berlama - lama lagi kuposisikan kontolku didepan lubang memeknya dalam posisi misionaris ini, setelah pas dengan sekali dorongan dan Blesssss, kontolku langsung amblas semua kedalam memeknya.

“Ahhhhhh benny… Gilaaaa memekku rasanya mau robek… Penuh banget…” jeritnya

Memeknya lumayan sempit, lebih sempit dari memek cindy, namun aku lebih suka memek cindy yang terawat. Namun ngentot nadine pun punya sensasi tersendiri, sensasi ngentot pacar orang di dalam satu ruangan dengan pacarnya meskipun dia tertidur. Rasa nikmat dan rasa takut kepergok bercampur jadi satu.

“Ughhh… Memek lo juga sempitt… Gue goyang sekarang ya Nad” desisku

Kontolku mulai kukocok secara tempo standar, sambil kuremas buah dadanya dengan cukup keras. Lenguhan dan jeritan cukup keras terus keluar dari mulut Nadine. Kupandangi bang fariz yang masih terlelap di kasurnya dengan begitu tenang, tak sadar pacarnya sedang dipuaskan didekatnya oleh lelaki lain.

“Ohhhh… Gila kontol lo enakkk bangetttt… Bisa ketagihann nih gueee… Achhhh… Emmmhhh”

Kuteruskan genjotanku dengan cukup cepat, kepala Nadine terus menggeleng - geleng kekanan dan kekiri. Rambutnya acak - acakan. Matanya terpejam dengan mulut terus terbuka sambil terus mengeluarkan desahan dan jeritan. Berisik juga mainnya si Nadine ini.

Tak lama, nafas Nadine semakin tak beraturan, kedua tangannya mencengkram kuat kedua tanganku. Memeknya terasa semakin meremas kontolku, lalu kontolku serasa disiram oleh cairan hangat. Diapun mengejang - ngejang lalu menggelepar dengan nafas tersengal - sengal. Nadine pun mendapatkan orgasmenya.

Plooppp… Kukeluarkan kontolku dari memeknya, kuberi dia sedikit waktu untuk menikmati orgasmenya. Tak lama diapun membuka matanya dan nampak sudah siap bertempur kembali. Diapun berjalan kearah kasur dimana bang fariz tertidur.

“Ayo ben… Masukinnn lagii… Gue pengen digenjot dari belakang” ucapnya sambil menunggingkan badannya di pinggiran kasur.

“Wah gila, nekat banget nih cewek pengen digenjot di deket pacarnya” gumamku dalam hati

Aku pun berjalan menghampirinya, ku posisikan badanku di belakangnya. Terlihat memeknya menyembul di antara kedua pahanya, kuposisikan kontolku didepan liang memeknya dan dengan sekali dorong kontolku kembali amblas semua kedalam memeknya. Agak lebih becek karena cairan orgasmenya, namun masih tetap terasa sempit.

Kumulai memaju mundurkan selangkanganku untuk mengobok - obok liang memeknya dengan kontol kebangganku, akan kubuat dia lemas tak berdaya, akan kuperlihatkan keperkasaan dari si bauman.

Ku sodok memeknya dengan agak cepat dalam gaya doggy style ini, gaya ini merupakan gaya favoritku karena perempuan akan sangat terlihat seksi. Diapun ikut memaju mundurkan pantatnya secara berlawanan untuk mengimbangi sodokanku, kadang sesakali ku tampar kedua bongkah pantatnya yang cukup besar.

Plokkk… Plokkk… Plokkk… Plakkk… Plokkk… Plakkk… Plokkk… Plokkk…

Bunyi benturan antara selangkanganku dengan pantatnya cukup keras, kasurpun bergoyang - goyang akibat persenggamaan kita, namun bang fariz tetap saja terlelap nyenyak, mana ilernya netes - netes ke kasur lagi.

“Riz… Ahhhh… Nih liat pacarmu di sodok kontol gede… Uhhh… Enak bangettt… Emmhh… Ahhhh… Ahhh” racau Nadine

“Ahh iya bang… Cewekmu lagi kugenjot dulu ya bang… Kupuasinn dulu cewekmu yang binal ini… Ughhh” ucapku menimpali

Nadine terus meracau tak jelas, genjotanku semakin kupercepat hingga dia mengejang - ngejang kembali, dan terasa kontolku kembali tersiram cairan hangat. Nadine orgasme untuk kedua kalinya lalu dia ambrukk ke kasur.

Akupun mengambil air minum terlebih dahulu, ku minum air itu lalu kuserahkan juga ke Nadine untuk diminum. Tak lama dia pun nampak kembali siap untuk melanjutkan persetubuhan ini.

“Ah gila kuat bangettt lo… Guee pengen diatas” ucapnya dengan nafas masih tersengal - sengal

Dia pun mendorong tubuhku ke kasur, aku rebahan di samping bang fariz yang sedang bermimpi indah. Nadine pun berjongkok diatas selangkanganku, menempatkan memeknya tepat diatas kontolku yang masih berdiri dengan gagah dan blesss dia menurunkan pantatnya hingga kontolku masuk semua kedalam memeknya.

“Ahhh… Kontol gede enakkk… Uhhh… Mentokkk sampaii rahimm guee… Emmhhh” desah Nadine

Nadine mulai menaik turunkan pantatnya untuk mengeluar masukan kontolku, toketnya nampak bergoyang - goyang tidak beraturan. Matanya terpejam, lalu dia meremas toketnya sendiri sambil meracau menyebut - nyebut namaku. Aku diam saja menikmati pemandangan ini.

Cukup lama dia menggoyangkan pantatnya, kadang naik turunkan pantatnya, kadang pantatnya seperti sedang mengulek kontolku. Aku pun kini menarik tangannya untuk merebahkan badannya ke kearahku. Kudekap badannya lalu ku penetrasi secara cepat mengeluar masukan kontolku ke memeknya dari bawah.

“Aaaaaaa… Ahhhhh… Emmmmhhhh… Uhhh… Ahhhh… Ahhhhhh… Ahhhh” desahnya ketika ku penetrasi secara cepat

Tak lama dia pun menggelepar dan memeknya kembali mengeluarkan cairan orgasme yang ketiga kalinya.

“Ahhh gue keluarrr lagiiii” ucapny dengan nafas tersengal - sengal

Aku pun sudah terasa ingin muncrat maka kubalik tubuhnya hingga sekarang dia berada dibawah, kumasukan kembali kontolku kedalam memeknya. Nadine berapa kali minta ampun karena merasakan ngilu di memeknya namun tak kutanggapi karena aku sendiri sedang mengejar klimaks ku.

Crotttt… Crooottt… Crooottt… Crotttt…

Crotttt… Crooottt… Crooottt… Crotttt…

Aku pun mengeluarkan spermaku didalam memeknya, dia tergeletak pasrah menerimak spermaku didalam memeknya. Ku keluarkan kontolku dari memeknya dan kusodorkan ke mulutnya, mau tak mau dia pun melahap kontolku, membersihkannya dari sperma dan cairan memeknya.

“Ah gila puass bangett gue… Sampe lemes gini… Gue pasti ketagihan nih sama kontol ini hihihi” ucapnya sambil menggenggam kontolku

“Guee juga puas bangett Nad… Makasihh ya… Sorry kalo keluarin didalem hehe” ucapku sambil mengelus - elus rambutnya

“hmm gpp kok… Kalo hamil palingan gue suruh si fariz tanggung jawab hihihi” ucapnya sambil tertawa renyah

“lagian gue seneng kalo hamil anak lo… Pasti anaknya cakep sama kayak bapaknya… Coba kalo lo masih sendiri ben… Gue putusin dah tuh si fariz buat ngejar - ngejar lo” ucapnya kembali

Aku pun mulai mengambil pakaianku dan kembali memakainya.

“Ya jangan gitu Nad… Kasian lho bang fariz… Lagian gue udah sayang banget sama pacar gue” balasku menimpali

“Hihi soalnya si fariz gak se perkasa lo sih… Tapi gpp lah, kasian juga dia dah baik sama gue… Ini jadi rahasia kita berdua aja ya ben” ucapnya sambil merapikan bekas pertempuran kita

“Hehe oke Nad… Yaudahh gue balik ke kamar ya… Kasian cewek gue… Byee” ucapku sambil mengecup keningnya, lalu berpamitan.

Akupun berjalan keluar dari kamarnya untuk kembali ke arah kamarku. Kulirik jam tanganku dan ternyata sudah jam 1 malam, berarti kurang lebih 2 jam aku dan Nadine melakukan persetubuhan itu. Semoga saja ini tidak terulang lagi, gak enak juga soalnya aku sama bang fariz, meskipun ceweknya enak, tapi dia dah baik banget sama aku selama ini.

Sesampainya di kamarku, kulihat mamaku dalam posisi tertidur, kupandangi wajahnya yang terlihat begitu tenang. Aku pun berjalan kearah kamar mandi untuk melakukan ritual cuci muka dan gosok gigi ditambah ritual mencuci si bauman.

Aku kembali ke arah kasur, aku merebahkan diriku disamping mamaku lalu ke kecup keningnya dengan sepenuh hati. Mamaku pun menggeliat dan membuka matanya.

“Udah selesai sayang?” ucapnya dengan mata yang terlihat masih mengantuk

“Iya sayang… Yuk bobo lagi… Kasiann tuh matanya udah kayak panda hihi” ucapku sambil mencolek hidungnya

Kutarik pelan kepalanya agar bersandar didadaku dengan berbantalkan tanganku, Ku elus - elus rambutnya yang sangat wangi itu hingga matanya mulai terpejam lagi. Kupandangi lagi wajahnya yang sedang tertidur ini, wajah yang begitu cantik meskipun tanpa make up, tidak terlihat keriput sedikitpun. Tak berselang lama aku pun ikut tertidur sambil mendekap badannya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu