2 November 2020
Penulis —  AnggaMln

MAKING INCEST FAMILY

Masih POV Lala

Sebelumnya…

“Mam… La… aku ke kamar dulu ya… sekalian mau mandi” ucap mas benny kepadaku dan kepada mamaku

“Iya mas” ucapku dan tante nia bersamaan

Mas benny pun berlalu kearah lantai 2. Aku kembali heran kenapa tante nia memanggil mas benny dengan panggilan ‘mas’ juga, kutatap wajah tante nia, diapun hanya tersenyum penuh arti.

Ah entahlah tante nia hanya menggodaku dengan mengikutiku memanggil ‘mas’ atau memang ada arti lain dibalik panggilan tante nia kepada mas benny.

Lanjutannya…

Dibenakku sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang ini kulontarkan kepada tante nia, seperti kenapa kemarin dia mengaku sebagai istrinya mas benny, jika dibilang dia bercanda sepertinya tidak mungkin karena kemarin tante nia nampak serius.

Namun aku memutuskan untuk diam saja karena aku sungkan bertanya kepada tante nia, biarlah pertanyaan - pertanyaan di kepalaku mengenai mas benny dan tante nia lenyap sendiri, aku hanya beranggapan bahwa celetukan dan tingkah laku mereka mungkin wajar saja bagi mereka berdua.

“Udah yuk mending temenin tante siapin makan malam buat masmu” ucap tante nia membuyarkan lamunanku

“Eh iya tante” balasku mengiyakan

Tante nia pun berjalan kearah dapur sambil menarik tanganku. Sesampainya didapur kita pun memasak makan malam bersama untuk kita bertiga, ternyata tante nia ini ramah dan asik juga, padahal awalnya kukira dia akan seperti kebanyakan tante - tante kaya yang biasanya jutek dan sombong.

“Eh tan dirumah cuma berdua aja? Gak ada pembantu kah?” tanyaku untuk mencoba mengakrabkan diri ke calon mertua, hihi ngarep banget ya.

“Enggak la… untuk sekarang ini tante maaih bisa handle semuanya kok… apalagi benny kalo di rumah tuh harus tante yang masakin” balas tante nia sambil terus fokus memasak

Aku pun memasak sup andalanku untuk mas benny ku tersayang hihi, aku sendiri sudah terbiasa memasak jadi tidak terlalu kesulitan, Aku dan tante nia pun asyik sendiri dalam masakan masing - masing.

POV Lala - End

Aku turun kembali ke lantai bawah setelah mandi, aku pun malam ini hanya memakai pakaian santai. Karena sudah waktunya makan malam maka kubelokan langkahku ke meja makan.

Ternyata disana sudah tersusun rapi beberapa menu makan malam. Malam ini berbeda dengan malam lainnya karena kita makan malam bertiga karena malam ini aku dan mamaku ditemani makhlus cantik nan menggemaskan bernama Lala.

Mama dan lala pun sudah duduk di kursinya masing - masing, kusenyumi mereka berdua. Aku pun duduk di kursi di seberang mereka. Lalu kita pun mulai memakan makan malam kita disertai dengan beberapa obrolan ringan.

“Nyam… Hmm enak banget ini sup mam” ucapku kepada mamaku

“Itu buatan lala… jelaslah enak dibikinnya pake cinta hihi” balas mamaku menggoda lala

“ihh apaan sih tan… biasa aja kok” balas lala dengan kedua pipinya bersemu memerah karena digoda oleh mamaku

“Oh buatan lala… tapi emang enak beneran lho La… wah istriku nanti kalo bisa bikin sup seenak ini sih aku pasti makan dirumah terus” candaku kepada lala sambil tersenyum

“Eh biasa aja kali mas” ucap lala sambil menundukan kepalanya

“Mukamu kok merah gitu la? Jadi gemesin deh hehehe” ucapku kala muka lala semakin merah merona

“Udah sayang… lala nya jangan digodain terus kasian lho udh merah gitu mukanya hihihi” ucap mamaku menyuruhku berhenti menggoda lala, padahal aku suka sekali menggoda dan mencandai lala, ekspresi nya itu lho gemesin banget.

Kita pun melanjutkan acara makan malam kita hingga selesai. Lala dan mamaku pun lantas langsung mencuci piring, awalnya aku ingin membantu namun mereka melarangku.

Kita bertiga pun melanjutkan bersantai di ruang keluarga, mamaku dan lala nampak sudah akrab. Mereka asyik sendiri mengobrol sampai tak memedulikan aku.

“Kamu tau gak la? Masmu ini masih sering tidur bareng sama tante lho… manja banget ya” ucap mamaku kepada lala

“Apalagi masih sering tante mandiin… padahal udah gede ya” ucap mamaku lagi sambil mengerlingkan matanya kearahku, diberi penekanan ketika mengucapkan kata

‘gede’ kepada lala.

Aku kaget ketika mama berucap seperti itu, aku takut lala berpikiran yang enggak - enggak, seperti yang selama ini aku dan mamaku lakukan. Mungkin mamaku berpikiran agar lala bisa perlahan menerima keadaan keluargaku.

Lala pun jelaslah keliatan kaget, meskipun dia lalu bersikap biasa saja seolah mewajarkan hal tersebut.

“Hihi iya tante… udah hampir lulus sma masih aja manja ya” ledek lala kepadaku

“Biarin weekkk… dih ngegosip mulu” balasku kepada mereka berdua sambil memeletkan lidahku

Mereka pun tertawa. Untunglah lala menyikapi omongan mamaku dengan santai seperti tidak mencurigai hal tidak wajar itu, mungkin jika aku masih kecil itu terbilang wajar namun jika aku sudah beranjak dewasa itu seharusnya sudah jauh dari kata wajar lagi.

Sepertinya mama memang serius menjadikan lala sebagai bagian dari keluarga kita, mama sedari tadi menyinggung beberapa hal yang sebenarnya aneh jika dilakukan oleh anak dan ibu, seperti menceritakan bahwa kita memang sering memberikan ciuman di bibir, mandi bareng dan hal tabu lainnya. Mamaku menceritakan hal tersebut seolah hal itu biasa saja.

Cukup laman kita asik mengobrol dan bercanda bersama, lala sepertinya mulai nyaman berada di keluargaku, beberapa kali dia nampak tertawa lepas kala dicandai olehku atau mamaku.

“Mas… tan… kayaknya aku pulang sekarang deh… udah malem” ucap lala kepadaku dan mamaku kala jam sudah menunjukan pukul 11 malam

“Kamu anterin lala ya ben… udah malem gini lho… masa kamu tega cewek pulang sendirian” suruh mamaku kepadaku, tanpa disuruh pun sebenarnya aku sudah berinisiatif mengantarkan lala

“Enggak usah tan… biar aku naik taksi aja” tolak lala kepada mamaku

“Ayo gak usah nolak… pokoknya aku anterin kamu la… aku gak mau kamu kenapa - kenapa lagi” ucapku kepada lala sambil kugenggam tangannya lalu kutarik kearah garasi

“Ehh tan aku pamit pulang ya” pamit lala sedikit berteriak

Di garasi kupilih mengantarkannya menggunakan mobil bmw 3 series ku, kupilih menggunakan mobil karena malam hari di begini cukup terasa dingin di kota bandung sehingga lebih baik menggunakan mobil saja.

Kubukakan pintu penumpang untuk mempersilahkannya masuk, lala pun hanya tersenyum manis sambil memasuki kursi penumpang, lalu akupun masuk ke kursi kemudi, dan menjalankan mobil keluar rumah.

Sepanjang perjalanan kita pun berbincang - bincang, sesekali aku menggodanya dan tentunya wajahnya akan bersemu merah dan dia akan mencubitku mesra. Aku suka sekali sifat lala yang malu - malu itu jadi bikin gemesin soalnya.

Kita pun sampai didepan kosan lala yang juga kosan cindy, perjalanan yang cukup jauh itu tak terasa ketika aku dan lala asik mengobrol.

“Udah sampe aja ya la” ucapku ketika sampai didepan kosannya yang sudah terlihat sepi

“Iya mas… gak kerasa ya… makasih ya mas atas hari ini… sungguh hari yang menyenangkan… makasih juga udah anterin aku pulang” ucap lala sambil tangannya menggenggam tangan kiriku yang berada di tuas persneling.

Kubalikan tangan kiriku hingga tangan kita saling menggenggam. Aku pun menghadapkan tubuhku kearahnya. Tubuhnya dan tubuhku terasa cukup dekat.

“Iya sama - sama… apaansih yang enggak buat si cantik ini” ucapku gombal sambil menjawil hidungnya

“ih apaansih mas… gombal deh” ucapnya sambil memanyunkan mulutnya

“Serius deh la… kamu itu cantik banget… malu - malu, manis & lucu… kamu itu bikin gemesin dehh” ucapku serius sambil mengelus elus pipinya yang merah merona

Suasana pun berubah jadi hening, ala hanya memandangiku, matanya menatap sayu mataku. Entah keberanian dari mana ku pegang dagunya lalu kucium bibirnya. Lala sedikit tersentak dengan bola matanya membesar.

Kuciumi lagi bibirnya, awalnya bibirnya hanya diam tak merespon, namun tak lama diapun membalas ciumanku, matanya dipejamkan, kita pun berciuman hangat, ciuman pelan tak terburu - buru yang terasa mesra.

“Kok matanya ditutup?” ucapku menghentikan ciumanku, lala pun membuka matanya dengan raut muka sedikit kecewa.

“Lala malu mas… itu ciuman pertama lala” balas lala lalu menunduk

Oh shit, itu first kiss nya lala donk, kukira lala gak sepolos kelihatannya, eh ternyata emang beneran polos.

Melihatnya kembali menundukan kepalanya, ku pegang lagi dagunya agar dia menatapku kembali lalu kukatakan “Jangan nunduk mulu donk cantik… tatap wajahku”

Sejurus kemudian kukecup lagi bibirnya, lala pun langsung membalasnya. Terasa ciuman lala masih amatir namun terlihat bersungguh - sungguh. Dari mulutnya sesekali terdengar desah kecil kala berciuman. Kami saling bertukar air liur.

Bibir bawahnya kukulum dan sesekali kugigit pelan. Ku keluarkan lidahku untuk menerobos mulutnya, diapun mengerti langsung membuka mulutnya, kujelajahi bagian dalam mulutnya dengan lidahku hingga lidahku bertemu dengan lidahnya lalu kita saling membelitkan lidah, lidah kita saling menari secara bergantian.

Kitapun berciuman cukup lama, saling mengecup, saling lumat, saling mengulum, dan saling membelitkan lidah. Lalapun nampak sangat menikmatinya.

Ciuman lala begitu tulus, terasa olehku ciumannya bukan hanya sekedar ciuman nafsu namun tersirat juga perasaan lain didalamnya. Namun perasaanku terhadap lala kini hanya sebatas nyaman saja.

Aku terlanjur lebih dulu mencintai sepupunya cindy, meskipun dengan segala kekurangannya, seperti sifat matrenya dan sifat nafsuannya. Namun entah rasa cinta kepada cindy tetap ada meskipun porsinya tidak sebesar cintaku kepada mamaku.

Kita pun menyudahi ciuman setelah cukup lama tenggelam dalam gelombang nafsu. Momen awkward pung terjadi, lala dan aku sama sama diam. Tak lama lalapun keluar dari mobilku.

“Aku masuk dulu ya mas” ucapnya kepadaku

“Iya la… aku juga pulang ya” balasku

Pandanganku beralih kearah kamar cindy, pintunya nampak tertutup, sepertinya dia sudah tidur sehingga akupun mengurungkan niatku untuk mampir ke kamar kosannya, apalagi ini sudah terbilang sudah tengah malam.

Aku pun menjalankan kembali mobilku kembali kearah rumahku, jalanan bandung sudah cukup sepi ditengah malam seperti ini. Sekitar 20 menit kemudian akupun sampai dirumah.

Rumah nampak sudah terlihat sepi, aku pun langsung beranjak ke lantai atas menuju kamar mamaku. Kulihat dia bercermin di meja riasnya, dia terdiam melihat bayangannya di cermin dengan tatapan kosong.

Dia terlihat melamun termenung, entah memikirkan apa, namun tampaknya sesuatu yang penting hingga tidak menyadari keberadaanku. Perlahan kudekati mamaku.

“Hallo mama cantik… lagi mikirin apa sih?” ucapku, kupeluk dirinya dari belakang

“Eh sayang… enggak mikirin apa - apa kok” balas mamaku terkejut tersadar dari lamunannya

“Tidur yuk sayang udah malem” lanjut mamaku sambil menarikku ke kasur

Aku tau dia sedang mencoba mengalihkan perhatianku agar tidak bertanya lebih lanjut lagi, kuturuti saja kemauannya. Entahlah apa yang tadi dipikirkannya, sepertinya sesuatu yang serius.

Namun hal tersebut tak kuambil pusing karena setelahnya mamaku nampak ceria kembali seperti biasanya.

Kini aku dan mamaku pun telah berbaring di tempat tidurnya, dia membelakangi ku lalu menarik tanganku untuk memeluk tubuhnya, aku pun meerapatkan tubuhku ke arahnya lalu kupeluk tubuhnya.

Wangi badannya sangat kusukai, wangi yang selalu berhasil membuatku terbuai. Beruntung sekali aku bisa memilikinya, wanita yang selalu membuatku terpesona oleh paras cantiknya, tubuh seksinya dan mulus tubuhnya.

“Sweet dream honey” bisikku lirih lalu kukecup pundaknya

“You too” balasnya pelan lalu menggenggam tanganku yang melingkar diperutnya

Ku elus - elus tangannya, tak lama mamaku pun terlelap dalam tidurnya. Entah kenapa aku selalu menunggu mamaku tidur terlebih dahulu baru aku akan menyusulnya ke alam mimpinya.

Sore ini aku sedang didalam mall bersama lala, aku memintanya untuk menemaniku membeli kue dan tentunya hadiah untuk ulang tahun cindy besok.

Oh ya hubunganku dengan cindy baik - baik saja, meskipun sudah memiliki mama namun aku tetap memperhatikan cindy, aku selalu merasa harus bertanggung jawab atas kebahagiaan dan keselamatan wanita - wanita yang berada di dekatku.

Namun selama dua minggu belakangan ini sengaja aku tidak lagi memperhatikan cindy, seolah aku sedang ngambek terhadap cindy. Sengaja kulakukan karena aku ingin memberinya kejutan di hari ulang tahunnya.

Aku membeli kue lumayan mahal dengan bertuliskan “‘Happy Birthday Cindy My Lovely Girl’” dan aku juga membeli sebuah buket bunga dengan kartu ucapan yang kutulis dengan segenap rasa cintaku kepada cindy.

Untuk hadiah ulang tahunnya sendiri aku akan memberinya dua tiket konser coldplay, band yang selalu diidolakannya. Tiket yang susah payah kudapatkan, semoga saja cindy suka dengan hadiah yang kuberikan ini.

Aku dan lala kini didalam mobil untuk pulang kearah rumahku, ya aku sengaja tidak memgantarkannya ke kosannya karena nanti dinihari aku dan lala berniat untuk berbarengan mendatangi kosan cindy.

Aku dan lala sendiri sudah semakin akrab, lala juga sering berkunjung kerumahku, dia juga semakin akrab dengan mamaku hingga kadang aku dicuekin mereka berdua.

“Cindy beruntung banget ya punya pacar kayak mas benny” ucap lala dengan pandangan lurus kedepan

“Beruntung gimana?” tanyaku fokus menyetir

“Ya mas benny selalu perhatian banget ke perempuan, selalu memperlakukan perempuan secara manis… jauh banget deh sama cowokku” balasnya pelan

“Hei… aku cuma manusia biasa kok… setiap pria punya cara tersendiri buat memperlakukan wanitanya… mungkin cowok kamu juga punya cara tersendiri buat memperlakukan kamu la… kamu gak bisa menyama ratakan semua pria” terangku menatapnya sambil tersenyum

“Tapi cowokku selalu cuek kepadaku… seolah tidak berharga baginya… padahal aku selalu mencoba menjadi pacar yang bail untuknya… apa aku memang tidak berharga mas?… hiks… hiks…” balasnya terisak menatapku, wajah yang biasanya terlihat ceria kini terlihat begitu sendu

Mendengar lala terisak kutepikan mobilku, ku seka air mata yang mengalir dari kedua matanya menggunakan tanganku.

“Mungkin kamu hanya perlu menunggu la… mungkin dia belum menyadari betapa berharganya dirimu” ucapku menggenggam tanganya untuk menguatkannya

“Kamu itu sangat berharga bagiku sendiri… sikap ceria mu selalu membuat orang - orang di sekitarmu menjadi tersenyum… kamu itu bagaikan sinar bulan ditengah - tengah gelapnya malam… selalu memberi warna tersendiri bagi sekitarnya” tambahku

Mendengar perkataanku barusan, lala pun langsung memelukku erat, dia semakin terisak didalam pelukanku. Sepertinya dibalik sikap cerianya lala menyimpan beberapa kesedihan di hatinya.

“Its oke la… keluarin aja semua kesedihan yang ada di hati kamu… aku ada disini buat kamu” bisikku pelan sambil mengelus rambutnya

Cukup lama lala menangis di dadaku hingga bajuku terasa basah oleh air matanya. Setelah tangisannya reda, lala pun melepas pelukannya, dia tersenyum lebar dengan air mata masih mengalir di pipinya.

“Makasih banyak ya mas… Lala sayang mas benny” ucapnya lalu kembali memelukku

DEGHH… Entah sadar atau tidak lala mengucapkan rasa sayang itu kepadaku, namun mulutku hanya diam tanpa bisa membalasnya, aku sendiri masih bingung terhadap perasaanlu sendiri terhadap lala.

Ku lepaskan pelukannya lalu ku seka lagi air mata itu, lala nampak kembali ceria, wajahnya kembali bersinar. Akupun melanjutkan perjalanan kerumahku tanpa diselingi beberapa obrolan ringan.

Bersambung…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu