2 November 2020
Penulis —  pujasejagat

Mak Mertua Bikin Gara-gara

Sambungannya gan…

Situasi memang cepat berubah, Suami Rina ikut program TKI bekerja di Korea. Rina kemudian bergabung ke rumahku. Mereka bertiga menggelar kasur tidur di kamar bawah. Hubunganku dengan mertua sejak itu agak terganggu. Sulit sekali mencari waktu senggang yang aman. Jika seminggu aku tidak menyetubuhi mertuaku, maka mertuaku pagi-pagi sekali sekitar pukul 3 dia naik ke kamarku lalu membangunkanku.

Sebagai orang yang sudah berkeluarga dan merasakan hubungan suami istri, Rina menangkap ada sikap aneh antara aku dan mertua. Feeling perempuan agaknya susah dikelabui. Kak Rina tidak pernah sekalipun memergoki aku bermain dengan mertuaku, tetapi dia mencurigai aku punya hubungan khusus dengan mertua.

Kak Rina menanyai istriku mengenai kemungkinan adanya hubungan aneh. Istriku mengaku ke padaku bahwa dia tidak bisa berbohong ke kakaknya dan menceritakan terus terang malah dari awal hubunganku dengan ibunya diceritakan semua.

Bukan istriku saja yang diinterogasi, tetapi mertuaku juga di desak untuk berterus terang. Mengetahui bahwa Mirna sudah menceritakan apa adanya, mertuaku tidak bisa berkilah lagi. Dia malah bercerita bahwa mengajari aku bermain dengan posisi yang memuaskan pasangan serta memberi jamu.

Aku jadi malu sekali rasanya jika berpapasan dengan kak Rina. Aku tidak ingin berfantasi sex dengan dia karena rasa malu itu. Rina tubuhnya lebih kecil dari istriku dan lebih pendek. Meski begitu dia memiliki bentuk tubuh yang lumayan bahenol.

Suatu hari ketika aku sedang makan sendirian di bawah, dimana istriku sudah naik ketempat tidur lebih dahulu, aku didekati Kak Rina. Dia berkata sudah tahu semua skandal di rumah ini. Aku diam saja tidak bisa membela diri. Dari roman mukanya tidak terlihat dia marah atau benci. Matanya malah agak genit.

Dari pada aku bingung menjawab semua ocehannya maka aku tanya saja, “Apa kakak mau juga mengajariku.”

“Aku pengen juga dong ngrasai, suamiku kan gak ada, dari pada ngobel-ngobel sendiri mendingan aku main yang beneran, ntar dulu aku tanya istrimu, mana tahu dia bilang gak boleh, aku kan gak enak,” katanya lalu bergegas naik ke kamar istriku.

Sekitar sejam kemudian Kak Rina turun sambil senyum-senyum. “Boleh kok kata istrimu,” kata kak Rina.

Sekarang aku yang bingung, kakak iparku ini kayaknya ngebet di setubuhi, tapi mau main di mana, di bawah ada adik iparku yang masih remaja. Di atas ada istriku. Ini yang memusingkan, sehingga aku tanya “maunya main dimana kak,” tanyaku.

“Ya di atas di kamarmu, si Mirna sudah membolehkan kok, tapi syaratnya dia harus dapat jatah dulu baru selanjutnya kalau dia sudah tertidur baru kamu melayani aku,” katanya sambil berbisik.

Setelah selesai makan dan menghisap sebatang rokok ditemani secangkir kopi buatan kak Rina aku naik ke kamarku. Rupanya istriku masih belum tidur. “Bang kak Rina minta jatah juga tuh, tadi dia sudah ngomong sama aku, tapi abang puasin aku dulu ya bang, aku kan sudah nunggu abang dari tadi,” kata istriku.

Kami membersihkan diri dulu karena aku harus mengoral istriku dulu sebelum ke inti permainan. Setelah dia mendapat orgasme dari oral baru aku masuk ke menu utama. Aku genjot dia 10 menit sudah mengerang-ngerang dan sampai dua kali erangan, aku bisa bertahan.

Istriku bilang dia sudah cukup badannya terasa capek dan ngantuk. Aku sebetulnya ingin menuntaskan hasratku, tetapi mengingat masih ada tugas lagi, maka aku terpaksa menunda mencapai kepuasan.

Badanku lelah sehingga aku akhirnya tertidur hanya mengenakan sarung saja. Entah jam berapa aku merasa kontolku diisap. Kulihat di keremangan kamar, ternyata Kak Rina yang bermain di kontolku. “Lu belum cuci kontol lu ya, masih bau memek, tapi gak apa-apa kok, malah enak,” kata Kak Rina.

Aku merasakan kontolku dikenyot-kenyot dan disedot kuat sekali sampai rasanya spermaku dipaksa keluar. Permainan sedotannya dan jilatannya membuat aku terangsang sekali sampai akhirnya bobol pertahananku dan muncrat di dalam mulut Kak Rina. Bukannya dia lepas kontolku dari mulutnya malah makin disedot dan membuatku kegelian luar biasa.

Kepala kontolku jika habis muncrat rasanya ngilu banget jika tersentuh. Dalam keadaan ngilu itu aku terpaksa menahan dengan sekuat tenaga sampai semua spermaku habis ditelannya. “Mani lu bau pete, lu tadi makan pete ya,” kata Kak Rina.

Aku tadi siang memang melahap pete 2 papan karena ketemu menu ikan bakar, sewaktu ditraktir orang kantorku. Pete dan jengkol memang lauk favoritku. Dalam keadaan sekarang aku jadi malu.

Kontolku yang lemas dimainin terus sama kak lina dan dijilati di sedot sampai akhirnya bangun dan kembali keras. Tubuhku ditariknya dan aku diminta menindih tubuhnya yang ternyata sudah bugil. Kontolku dituntun masuk ke lubang memeknya. Agak susah masuknya kayak memek perawan, Dia pun mengeluh agar aku nekannya pelan-pelan karena agak sakit katanya.

Setelah kontolku bisa masuk semua terasa memeknya sempit banget. Mungkin karena badannya kecil jadi lubang memeknya juga kecil. Aku genjot pelan-pelan rasanya nikmat banget karena sempit dan licin. Aku mempraktekkan posisi yang diajari mertua sehingga kak Rina mulai merasakan enak. Dia tidak mengerang tetapi mendesis pelan.

Menjelang orgasme memeknya terasa makin sempit dan desisan berubah menjadi rintihan yang lumayan keras. Istriku sampai terbangun dan mengingatkan agar jangan berisik, malu kedengaran teangga. Kak Rina berusaha menahan suaranya tetapi menjelang dia orgasme dia merintih lagi malah agak setengah berteriak ketika orgasme.

Aku masih belum apa-apa, artinya kemampuan masih tinggi. Setelah dia menyelesaikan gelombang orgasmenya aku genjot lagi sampai akhirnya Kak Rina orgasme 5 kali baru aku muncrat lagi. Kak Rina tergolong cewek yang mudah dan cepat orgasme. Memeknya adalah yang paling sempit diantara istriku dan mertuaku.

Dengan agak terhuyung karena kata dia badannya lemas banget, dia turun ke kamarnya. Aku meneruskan tidur. Rasanya belum lama aku tertidur sudah ada lagi yang ngenyotin kontolku. Kulihat kebawah, ternyata dia adalah mertuaku. Aku memang bisa ngaceng, tetapi tubuhku terasa lelah sehingga aku minta mertuaku main diatas.

Mungkin dua kali dia orgasme lalu dia menyingkir kembali ke kamarnya. Istriku yang terganggu tidurnya tadi menonton ibunya ngentot dengan aku. Mungkin dia pun terangsang lagi sehingga dia minta izin main dengan posisi dia diatas. Lumayan juga memeknya memang enak juga. Tapi itu pun tidak sampai menghantar aku muncrat meskipun dia sudah dapat 2 kali.

Di luar keadaan sudah mulai terang, padahal aku masih agak mengantuk. Aku bilang ke istriku agar dia berangkat duluan ke kantor, dan memberi tahu orang di kantorku bahwa aku ada urusan pagi nganter surat, sehingga agak siang baru masuk kantor.

Aku manfaatkan tidur sampai jam 10 pagi baru aku bergegas mandi dan sarapan. Ibu dan kak Rina sudah menyiapkan sarapanku. Sambil aku menyantap sarapanku Kak Rina dan Ibu mertuaku menggelendoti ku di kiri dan kanan. Bukan itu saja, tangannya iseng banget merabai kontolku.

Dalam seminggu aku bisa 3 kali main secara marathon melayani nafsu istri, kakak dan mertuaku. Berkat pelayananku yang memuaskan mereka bertiga, mereka pun kelihatannya sangat rukun bersaudara. Pada situasi formal aku memposisikan mereka sesuai dengan kedudukkannya, yaitu sebagai mertua aku hormati, sebagai kakak ipar yang aku segani dan sebagai istri yang aku manjakan.

Selama tidak ada Lina kami bebas menggelar pesta sex. Biasanya kami main di atas. Sering kali istriku belum pulang kerja aku pulang duluan sehingga saat di rumah tidak ada Lina, kesempatan itu dimanfaatkan oleh mertua dan Kak Rina.

Meski pun aku hanya seorang office boy, tetapi aku memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh bos-bosku yang gajinya gede-gede. Mereka kelihatan repot banget main dengan wanita selain istrinya. Ada yang harus membelikan apartemen, mobil, belanja bulanan. Padahal belum tentu seminggu dipakai. Aku membanggakan kemampuanku mengelola asset.

Kemampuanku mengelola asset melebihi kemampuan bos-bosku. Mereka begitu boros mengeluarkan biaya hanya untuk mengelola asset ekstra. Jadi meski aku hanya office boy, tetapi banyak kelebihanku. Perasaan itulah yang membuat aku sering terlalu percaya diri di hadapan bos-bos yang sok pinter dan sok kaya, tapi kedodoran.

Meski pun sudah 3 perempuan yang menjadi santapanku, tetapi aku masih melirik Lina. Bagaimana tidak tubuhnya terlihat sangat sexy, tinggi dan kulitnya putih serta rambut hitam yang lebat. Di usianya yang 17 tahun Lina menjadi sosok wanita yang cantik. Sebetulnya tidak pantas baginya tinggal di rumah yang kumuh seperti rumahku.

Mungkin tidur bertiga di bawah sempit, Lina sering kali memboyong kasur busa tipisnya ke atas dan tidur di ruang santai di luar kamarku. Sebetulnya dia penakut, tetapi karena di atas lega dan semilir, maka dia memilih melawan rasa takut. Kalau dia tidur di atas lampunya tetap nyala sehingga terang benderang.

Sebetulnya aku agak terganggu karena pasti desahan istriku bakal terdengar keluar. Tapi istriku tidak bisa menahan desahannya bahkan erangannya saat orgasme tidak bisa ditekan. Aku mencermati sorotan mata Lina agak menyelidik ke aku. Aku bertanya dalam hati, apakah Lina mengetahui apa mencurigai hubunganku dengan mertua dan kakak ipar.

Menurut istriku, kayaknya Lina gak tau, “Tapi kalau tau ya udah mau apa lagi, orang kenyataannya memang begitu, yang penting dia tidak cerita kemana-mana,” kata istriku.

Aku menganggap Lina tahu, biar aku tidak terlalu repot memikirkan, apalagi perempuan itu instingnya kuat. Mereka bisa menangkap perubahan perilaku orang di sekitarnya yang tidak seperti biasanya. Beda dengan laki-laki yang tidak menangkap sinyal-sinyal yang terpancar dari lingkungan sekitarnya.

Suatu malam ketika habis bertempur aku keluar untuk sekedar mencuci peralatan dan kencing. Kulihat Lina tertidur nyenyak dengan selimut dan daster yang tergulung ke atas. Tapi masalahnya bukan itu. Lina tidak pakai celana dalam, sehingga memeknya dengan jembut tipis terlihat jelas.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan