2 November 2020
Penulis — pujasejagat
Sambungannya gan…
Tidak mudah bagiku menerima begitu saja tawaran istriku. Bukannya munafik, tetapi selama ini aku manaruh hormat dan menyegani mertuaku. Aku juga tidak memperhatikan daya tarik sex mertuaku, karena aku tidak ingin berfikiran macam-macam terhadap beliau. Namun sekarang aku menghadapi tantangan untuk melakukan hubungan dengan dia.
Makin lama makin sulit menolak bujukan istriku. Padahal sejak istriku bercerita aku akan diajari mertua aku jadi tidak berani memandang mata beliau. Aku merasa sangat malu jika bertemu mertua. Malah kalau ku kira di rumah hanya ada mertuaku, aku sengaja menunda pulang sampai di rumah ada Lina atau istriku sudah pulang.
Sampai suatu hari aku terpaksa mengikuti skenario istriku yang intinya aku harus berhubungan badan dengan mertuaku. Malam itu Lina menginap di rumah kakaknya. Aku diharuskan hanya memakai sarung saja tidur di kamar dan lampu digelapkan. Istriku akan tidur di kamar bawah dan ibu mertua akan naik ke atas.
Dalam keadaan tidak mementu menunggu kunjungan mertuaku, tapi kontolku ngaceng. Pikiran di otakku tidak sinkron dengan hawa nafsuku. Mertuaku terlihat masuk ke kamar. Aku diam saja. Dia meraba sarungku lalu diloloskan sarungku dari tubuh. Tanpa menunggu lama dia sudah menggenggam kontolku yang memang sudah mengeras sempurna.
Kulumannya agak berbeda dari istriku. Mertuaku rasanya lebih nikmat membuat aku lupa diri. Tapi aku masih bisa bertahan. Tiba-tiba mertuaku berdiri lalu membuka sarungnya. Aku tidak bisa melihat terlalu jelas. Mertuaku berbaring di sampingku lalu dia menyuruhku menjilati memeknya. Ini adalah pertama kali aku melakukan.
Mertuaku mengajari agar aku mengonsentrasikan jilatan lidahku ke titik yang dia tunjuk. Titik itu terasa agak menonjol. Aku dipaksa agar tidak mengubah-ubah gerakan dan berpindah ke titik selain yang ditunjuk. Berkali-kali aku diingatkan agar jangan berpindah-pindah fokus jilatan lidahku.
Aku suka menjilati itu karena mertuaku mengejang-ngejang dan merintih-rintih. Tangannya memegangi kepalaku agar aku tidak berpindah jilatan. Leherku sebenarnya sudah mulai pegal tetapi aku tahan karena aku suka mendengar erangannya yang akhirnya dia mengerang panjang dan menekan kepalaku ke memeknya dan diperintahkan agar aku menghentikan jilatan.
Aku makin terangsang ketika mertuaku mengatur agar aku menindih tubuhnya lalu menuntun penisku yang keras memasuki lubang memeknya. Luar biasa memek mertuaku yang sudah berumur 40 an gak kalah sempitnya dari memek istriku.
Aku diatur posisinya dan diajari melakukan gerakan, beberapa kali posisiku menindihnya dia ubah-ubah sampai dia mengatakan jangan berubah lagi posisinya dan aku diminta melakukan gerakan yang konstan dan tidak terlalu cepat. Ritme gerakannya santai, tetapi mertuaku terlihat sangat menikmati. Teteknya minta diremas-remas.
Sekitar 5 menit aku genjot, mertuaku mengerang panjang panjang dan mendekapku keras sekali. Memeknya terasa berdenyut-denyut. Setelah itu aku diminta menggenjot lagi dengan posisi seperti tadi. Belum ada 5 menit mertuaku sudah mengerang panjang lagi. Begitulah sampai erangan panjang ketiga aku pun menyemprotkan spermaku.
Mertuaku memang pakar dalam soal hubungan sex. Dia merangsangku sedemikian rupa sehingga tidak sampai setengah jam kontolku sudah mengeras lagi. Kali ini Mertuaku minta di posisi di atas. Dia melakukan gerakan sementara aku pasif saja. Aku meremasi teteknya yang menggantung di depanku. Sekitar 5 menit mertuaku ambruk dan terengah-engah.
Aku main di ronde kedua ini cukup lama sampai kami berdua kelelahan. Aku merasakan kenikmatan bermain dengan mertuaku tidak kalah nikmatnya dibandingkan istriku yang jauh lebih muda.
Jika ada yang pertama, maka pasti ada yang kedua, ketiga dan seterusnya. Begitulah hubunganku dengan mertuaku berlanjut di samping aku tetap melayani istriku. Istri kemudian memujiku karena permainanku menjadi lebih hebat. Pada ronde pertama istriku setidaknya bisa mendapat 3 kali orgasme. Di ronde kedua seringkali istriku menyerah tidak mampu meladeniku sampai aku muncrat.
Permainanku dengan mertua sangat dirahasiakan terhadap kakak ipar dan adik ipar. Aku sering kali curi-curi waktu pulang sebentar di siang hari di saat adik ipar ku belum pulang sekolah hanya untuk melakukan hubungan dengan mertuaku.
Sebagai office boy aku juga merangkap menjadi kurir. Kesempatan bepergian itu aku sempatkan pulang sebentar untuk mereguk memek mertuaku. Mertuaku sangat senang bila aku mengunjungi di siang hari. Dia nafsunya juga besar seperti juga istriku.
Pernah ketika Lina menginap di rumah kakaknya aku main bertiga di satu kamar, bergantian melayani istriku dan mertuaku. Dalam keadaan nafsu diubun-ubun, tidak ada rasa rikuh dan sungkan kepada mertua, aku anggap dia adalah patner sexku yang sangat memuaskanku.