2 November 2020
Penulis —  ratna anida

Ibuku yang montok

Setelah hampir 10 menit aku memainkan, dan menghisap kedua tetek ibuku secara bergantian, ibu lalu berkata padaku; “nak, sudah cukup kamu menetek pada ibu, sekarang gantian giliran ibu yang akan memberikanmu kepuasan mas rian, angkatlah kepalamu dari paha ibu ini, dan berbaringlah disampingku mas…

Sesudah ibu berkata demikian, akupun lalu menuruti perintah dari ibuku, kuangkat kepalaku dari paha ibu, dan lalu berpindah berbaring di sebelah ibu, lantas kukatakan; “memangnya kamu mau memuaskanku dengan cara bagaimana riskaku sayang? ”, sambil sedikit iseng kugerakkan tanganku memegang paha sebelah dalam ibuku.

Ibuku sedikit kaget dengan perlakuanku ini, akan tetapi ibu tidak berusaha menepis tangan kananku ini, malah ibu kemudian menyingkap daster bagian bawahnya. Perlahan ibupun menaikkan daster bagian bawahnya ke atas, dan ibu menatap wajahku lekat-lekat sambil berkata; “mas rian, sekarang sudah tiba saatnya kamu melihat keindahan tubuh istrimu yang juga ibumu ini, termasuk juga vaginaku mas, yang mana kamu dulu keluar dari sini, sebentar lagi kamu akan melepaskan keperjakaanmu disini mas rian, anakku tercinta…

Sebentar lagi akan Riska tunjukkan bagian-bagian dari vaginaku ini mas Rian sayang, dan bagaimana cara memuaskanku mas. Dalam sekejap setelah berkata demikian, daster bagian bawah ibupun telah tersingkap ke atas, dan aku dapat melihat vagina ibuku sudah basah, serta berair, vagina ibuku berbentuk sebuah garis yang memanjang, serta membelah dari beberapa sentimeter di bawah anus hingga berakhir tepat di daerah perineum beberapa sentimeter di bawah perut ibuku.

Ibupun lalu duduk di dekatku, dan kedua pahanya dibukanya lebar-lebar, kemudian ibu memintaku untuk mendekat lebih dekat ke arah pahanya, dan dikatakannya; “nak, kemarilah mendekat lebih dekat ke arahku mas rian, akan riska tunjukkan bagian-bagian dari vaginaku ini, kamu perhatikan baik-baik iya mas…

Akupun lalu perlahan duduk mendekat ke arah ibuku, dan ibupun sudah mengangkangkan kakinya serta kedua pahanya dibuka lebar-lebar, sambil bibir vaginanya dilebarkan dengan jari telunjuk, dan jari tengah tangan kanannya, lalu ibuku berkata; nak, coba kamu perhatikan baik-baik yang sedang riska lebarkan dengan jari telunjuk dan jari tengah ibu ini dinamakan labia mayora atau bibir besar vagina ibu sayangku, bibir labia mayora ini akan merekah, dan membuka seperti kelopak bunga saat seorang perempuan terangsang, sedangkan di sebelah dalam yang berwarna merah muda, dan kelihatan berair itu adalah bibir kecil atau disebut dengan labia minora, dan dibagian tengah labia minora itu terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan urethra yang berfungsi sebagai saluran kencing, tepat di sebelah atasnya terdapat sebuah tonjolan kecil yang kira-kira berukuran sebesar biji kacang hijau atau kurang lebih berukuran 0,5-1,3 cm atau terkadang sedikit lebih besar yang disebut klitoris atau klentit yang sangat sensitif bila disentuh, apabila klitoris itu disentuh dan dirangsang maka seorang perempuan akan merasakan kenikmatan yang teramat sangat, hingga seperti terbang melayang ke awang-awang.

Kemudian tepat pada bagian bawah urethra coba kamu lihat mas, ada lubang berbentuk cincin itu yang dinamakan lubang pembukaan vagina, nah disitulah nanti kamu harus memasukkan penismu anakku sayang, di bagian dalam dinding vagina bila dimasuki jari seperti yang Riska lakukan seperti ini terasa basah, lembut, dan menjepit mas.

Sambil ibuku memasukkan jari telunjuk tangan kirinya ke dalam lubang vaginanya. Sedangkan pada bagian atas sendiri tepat dibawah pusar itu disebut dengan mons pubis atau bukit kemaluan yang ditumbuhi dengan bulu-bulu atau rambut kemaluan.

Nah kamu mungkin pernah mendengar istilah vulva atau kemaluan perempuan itu adalah organ genitalia yang dapat dilihat dengan mata telanjang yang terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, urethra, dan klitoris. Kamu sudah mengerti kan anakku mas Rian sayang tanya ibuku padaku. Akupun lalu menganggukkan kepala pertanda sudah mengerti akan penjelasan ibuku ini.

Sekarang coba kamu praktekkan apa yang telah ibu ajarkan tadi mas Rian sayangku, sudah lama sekali ibu mendambakan hal ini mas Rianku, tetapi baru sekarang impian Riska ini terwujud sayangku. Riska tidak pernah menyesal mencintaimu, dan memberikan semuanya termasuk tubuhku ini untuk dinikmati olehmu anak laki-lakiku satu-satunya, berjanjilah mulai sekarang kamu tidak boleh memikirkan serta mencintai perempuan lain, selain hanya aku saja, walaupun aku adalah ibu kandungmu yang melahirkanmu ke dunia ini, akan tetapi sebentar lagi aku akan menjadi istrimu secara resmi mas Rian Andrianto, sekaligus melahirkan anak-anak kita ini, yang adalah cucuku, juga adikmu nak, sambil berkata demikian mata ibuku terus melirik penisku yang telah menegang maksimal.

Perlahan-lahan akupun lalu merapatkan badanku semakin rapat ke arah badan ibuku Riska, dan kuletakkan sebelah tanganku, lalu kutangkupkan pada payudaranya, sementara tangan kananku mulai membelai bukit vaginanya. Ibuku tak henti-hentinya memelototi penisku yang kini berdiri tegak, dan mengacung-acung, sambil senyum terus merekah di bibirnya yang kecil nan mungil itu yang berwarna merah jambu.

Ibuku lalu berkata; “nak, penismu sungguh dewo (gedhe lan dowo atau besar, dan panjang) mas Rianku sayang, Riska sudah tidak sabar ingin merasakan kontolmu itu, uuhh pasti penuh, dan sesak rasanya memekku ini mas, saat kontolmu masuk ke dalam tempik yang melahirkannya ke dunia ini, vaginaku, vagina ibu kandungmu, apalagi sudah lama sekali memekku tidak dimasuki penis laki-laki mas Rian, penismu amat sangat beruntung anakku sayang bisa kembali memasuki vagina yang melahirkannya, yang hampir semua anak laki-laki di dunia ini mendambakan penisnya dapat memasuki, serta menyodok vagina ibu kandungnya, bahkan kalau bisa sampai sang ibu mengandung, dan melahirkan anaknya, Riska bersyukur sekarang telah menjadi istrimu mas Rian anakku sendiri.

Setelah ibu selesai berbicara aku semakin bersemangat untuk segera menyetubuhi ibuku, dan melepaskan keperjakaanku di liang vaginanya, akupun berjanji pada diriku sendiri akan mengabdikan diriku serta menjaga Riskaku selamanya sebagai ibu sekaligus istriku.

Sebab mendengar mamaku berkata seperti itu tadi, aku tersadar ternyata benar-benar besar rasa cinta, dan sayang Riska mamaku padaku ini.

Aku lalu berkata pada ibuku; “Ibuku Riska tercinta, ibu tidak usah khawatir sayangku, Rian berjanji Rian akan mengabdikan seluruh hidupku untukmu, serta menjagamu sebagai istriku, juga ibuku, kamu jangan khawatir iya Riskaku, penisku ini hanya untukmu seorang selamanya, kontolku ini akan terus memuaskan vaginamu sayangku cintaku, ketahuilah ibuku tercinta tidak ada memek lain yang kudambakan, dan kuimpikan di dunia ini selain hanya vaginamu saja, ibu adalah ibu yang paling beruntung di dunia ini bisa mengambil keperjakaan 2 laki-laki, yang pertama adalah perjaka ayahku Antok Suharmanto, dan dari benih cinta kalian berdua lahirlah aku anakmu yang sekaligus suami sejatimu Rian Andrianto, dan ibu juga akan mengandung, serta melahirkan anak-anakku yang sekaligus cucumu sendiri Riska Damayanti ku.

Oleh karena itulah aku akan menikahimu secara resmi beberapa bulan lagi ibuku Riska Damayanti, agar kita dapat hidup selamanya sebagai suami-istri yang sah, dan legal di hadapan hukum agama, dan negara.

Alhamdulillah ternyata impianku ini tidak bertepuk sebelah tangan, sebab ibupun juga menginginkan hal yang sama padaku ini.

Nah sekarang rilekslah, dan santailah istriku Riska tercinta, aku akan mulai memberikan kepuasan biologis padamu ma, kamu sudah siapkan sayang tanyaku pada ibuku. Ibuku tidak segera menjawab, dan hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu ibu berkata; “iya mas Rian, Riska sudah teramat sangat siap mas, segeralah beri aku nafkah batin, dan penuhilah kebutuhan biologisku ini mas.

Aku lalu berkata pada ibuku; “baiklah Riskaku sayang, sekarang mas Rian akan mulai memberikan nafkah biologis padamu ibuku sayang, Riska nikmatilah belainku ini pada bagian-bagian sensitifmu.” Sesudah berkata demikian perlahan tangan kiriku mulai memilin dan memelintir pentil tetek ibuku yang telah mengeras, sengaja kuusapkan jari telunjuk dan jempolku memutar di daerah areola payudaranya untuk merangsang ibuku.

Sesudah puas memilin pentil tetek sebelah kanannya, tangan kiriku lalu berpindah ke pentil tetek sebelah kiri ibuku, lalu perlahan mulai kupilin, dan kupelintir pentil tetek ibuku yang sebelah kiri. Belum sempat ibu menceracau, tangan kananku sudah kugosokkan di sepanjang celah pudenda (celah memek) ibuku yang telah berair, dan merembes menetes membasahi jari telunjukku ini.

Nyata sekali kalau ibu sudah benar-benar terangsang, dan kulihat perlahan lubang vaginanya merekah seperti kelopak bunga yang menandakan ibuku sudah siap untuk disetubuhi. Aku lalu bertanya pada ibuku; “Riska ibuku sayang apakah penisku yang besar ini muat di dalam lubang vaginamu yang mungil itu, dan tidakkah dek Riska merasa kesakitan saat kontolku ini bersarang di memekmu bu?

Ibuku yang masih menceracau tidak segera menjawab pertanyaanku ini, melainkan ibu masih terus melenguh eemmhh… ooohhh… naaaakk… mas Riaaankku kamu pintar banget memilin, dan memainkan payudaraku ini nak eemhh… beberapa saat kemudian setelah ibu tersadar, spontan ibuku terkaget dengan pertanyaanku ini, apa nak, apa yang kamu katakan tadi mas Rianku?

Aku lalu memberikan isyarat tanda jempol tangan kiriku yang diapit oleh jari tengah, dan jari telunjukku sambil kukatakan; “Dek Riska ibuku sayang, mas Rian takut nantinya adik tidak dapat menikmati sodokan kontolku ini pada memek adik, dan malah merasa kesakitan, sebab kontolku ini berukuran lumayan besar, sedangkan memek adik berukuran mungil.

Ibu lalu meletakkan jari telunjuknya di bibirku, dan spontan dikatakannya; “mas Rian anakku sayang, mas jangan khawatir iya suamiku tercinta, vaginaku ini elastis mas sehingga bisa dengan mudah beradaptasi dengan penis sebesar apapun itu, walaupun tidak bisa langsung, dan membutuhkan waktu beberapa menit mas, akan tetapi lendir kewanitaan yang keluar dari vaginaku ini nantinya akan memudahkan mas untuk menyodok-nyodok vaginaku yang dulu melahirkanmu mas Rian dengan penismu yang besar itu, jadi kamu tidak perlu risau mas apabila nanti Riska merasa agak kesakitan itu karena vaginaku ini masih harus beradaptasi dulu dengan penismu, dan mas harus mendiamkan dulu penis mas selama beberapa menit di dalam vaginaku agar mempercepat proses adaptasi pada vaginaku ini mas Rian.

Aku lalu menganggukkan kepalaku pertanda mengerti, dan sekarang perlahan kumasukkan jari telunjuk tangan kananku ke lubang vagina ibuku yang berbentuk seperti cincin, dan berwarna merah muda, walaupun kulihat bibir labia majora (bibir luar) vagina ibuku ini sudah agak menggelambir atau ndower dalam bahasa jawanya, mungkin karena terlalu sering disetubuhi oleh penis ayahku ini, dan juga sudah pernah melahirkan anak, akan tetapi meskipun begitu kurasakan jepitan dinding-dinding otot vagina ibuku pada jariku masih mampu menjepit dengan kuat.

Kugerakkan jari telunjukku keluar masuk memek ibuku mengaduk aduk bagian dalamnya, sesekali terkadang jempolku sengaja kusentuhkan pada itil atau klitorisnya yang membuat tubuh ibuku sedikit bergetar, dan kepalanya didongakkan ke atas, serta kedua bola matanya pun membelalak, nafas ibupun semakin bertambah berat, dan mamaku terus mendesah juga melenguh tidak karu-karuan; “maaasss Riaaannn ooohh… ssshhh… eeemmmhhh… hhhaaahhh…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu