2 November 2020
Penulis —  ratna anida

Ibuku yang montok

Nama saya Rian Andrianto, kisah ini terjadi pada tahun 2010 lalu saat saya masih berstatus mahasiswa semester 3 di sebuah universitas swasta ternama di kota jogja. Saat itu saya masih berusia 20 tahun, usia dimana hasrat seksual saya sedang tinggi-tingginya. Saya anak tunggal dan itu mengapa kebutuhan akan materi saya selalu terpenuhi.

Secara fisik, saya cukup menarik; tinggi 175cm, berat 64kg, kulit putih (berasal dari keturunan ibu saya yang orang Palembang). Meski demikian, saya terhitung ‘cupu’ dalam hal seks jika dibandingkan dengan teman teman seusia saya. Bayangkan, hingga usia 20 ‘prestasi’ terbaik saya hanya ciuman (plus sedikit grepe2) dengan salah seorang mantan saya sewaktu kelas 3 SMA.

Awal saya memiliki ketertarikan seksual kepada ibu saya sendiri adalah saat saya menginjak kelas 1 SMA. Saya masih berusia 16, dan ibu 37 tahun. Suatu sore di hari minggu, saya hanya berdua dgn ibu di rumah, sedangkan ayah sedang menghadiri undangan peresmian gedung pertemuan di desa sebelah, saat itu saya sedang tiduran sambil membaca majalah di kamar ibu, saat tiba2 ibu keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk kecil yang melilit di tubuhnya.

Handuk itu hanya menutupi sebagian kecil tubuh montok dan putih ibuku. saya bisa melihat bagian atas bongkahan payudaranya dan paha mulus nya yg begitu putih dan halus. rambut dan kulitnya belum sepenuhnya kering sehingga menambah kesan seksi. pemandangan yang sontak membangkitkan naluri kelaki-lakianku.

Jika diperhatikan, ibuku sangat mirip dengan artis ria irawan, ibu tidak sadar kalau saya dari tadi memperhatikan kemolekan tubuhnya. Sayang, pemandangan itu tak berlangsung lama, sesaat kemudian ibu mengambil pakaian nya dari lemari dan kembali masuk ke kamar mandi untuk berpakaian. sejak kejadian itu, cara saya memandang ibu jadi berbeda.

Kebiasaan ibu memakai daster tipis dan longgar kian mempermudah aksiku. hampir setiap hari saya menikmati tubuh molek ibu dan kemudian bermasturbasi. itu menjadi rutunitas hingga saya lulus SMA dan harus merantau ke pulau jawa.

Sejak kuliah, saya hanya pulang 2x dalam setahun, yakni saat libur semester dan saat lebaran, tiap kali pulang ke rumah saya selalu menyempatkan untuk melakukan rutinitas lama saya, dan saya tak pernah bosan. Kecantikan dan kemolekan ibu kian membuatku ketagihan, namun satu hal yg membuat saya penasaran, saya tidak pernah melihat ibu telanjang bulat tanpa sehelai benangpun di tubuhnya.

Hasrat untuk bisa melihat ibu telanjang bulatpun hanya bisa saya pendam dalam hati.

Pertengahan 2010, muncul secercah harapan, lewat bbm, ibu mengutarakan niatnya untuk berkunjung ke jogja. selama hampir 2 tahun saya kuliah, ibu dan ayah memang belum pernah berkunjung ke jogja untuk menjengukku. ibu berencana menghabiskan waktu seminggu di jogja untuk sekedar refreshing dan melepas kangen denganku.

Setelah berhasil meyakinkan ibu untuk menginap di kostku saja selama di jogja, malam itu juga saya langsung menyusun rencana.

Kostku adalah kostan eksklusif dengan fasilitas lengkap ac, springbed, tv lcd, lemari plus kamar mandi di dalamnya. agak susah menemukan celah untuk mengintip ke dalam kamar mandi di kostku karena bangunannya masih terhitung baru. Setelah memutar otak dan mengerahkan segala upaya, akhirnya saya berhasil membuat 2 lubang intip dengan 2 sudut pandang berbeda, satu di lubang kunci yang sengaja saya rusak dan satu lagi di tembok yang saya lubangi dengan bor mikro dan saya tutupi dengan sebingkai poster klub bola favorit saya: manchester united.

Hari yg dinanti nantipun tiba, pukul 5 sore sepulang kuliah saya memacu mobil kesayangan ke bandara. Cuaca saat itu mendung, sesampainya di bandara, saya tak kesulitan menemukan ibu. Sosoknya memang selalu mencuri perhatian di tengah keramaian, ibu saat itu mengenakan kaos putih ketat dan skinny jeans yang membuat body semoknya tercetak sempurna, paling mencuri perhatian jelas payudaranya yang membusung, begitu indah, memenuhi kaos ketatnya dan seakan meronta minta dikeluarkan.

Ada yang baru dari penampilan ibu, ia mengecat rambutnya!. Warna rambutnya yang tadinya hitam kini sedikit coklat menyala dengan porsi yang tepat, ditambah kaca mata hitam yang diselipkan di kepalanya, ibu tampak kian seksi dan berkelas. Usai mencium tangan ibu, saya langsung menarik koper ibu dan kami langsung bergegas menuju parkiran.

Dalam perjalanan menuju ke parkiran, saya tak bisa fokus memperhatikan payudara ibu yang naik turun seiring langkah kakinya. Kadang saya membiarkan ibu berjalan sedikit di depan agar saya bisa melihat bongkahan bokongnya yang indah. Saya sendiri heran, bagaimana bisa ibu yang sudah berusia kepala empat masih memiliki badan yang begitu indahnya.

Sesampainya di mobil, mataku langsung tertuju pada payudara ibu. Kaos putih nya yang tipis basah terkena hujan dan menjadi transparan. Saya bisa melihat dengan cukup jelas bongkahan daging payudaranya yang terbungkus BH hitam. Ibu sempat memergokiku melirik payudaranya, namun tampaknya ia tidak menaruh rasa curiga kepadaku.

di mobil, kamipun berbincang2…

di mobil, kamipun berbincang2…

“Jogja emang lagi sering ujan gini, Yan?”

“Iya bu, klo udah ujan gini biasanya awet. bikin malas kuliah. hehe”

“yeee dasar kamu alasan aja!. udah dibeliin mobil, hujan harusnya bukan alasan biar bisa bolos kuliah!”

“hehe… becanda buuu. rian rajin kok kuliahnya. yaa bolos sekali dua kali mah masih wajar”

“dasar kamu!. itu AC-nya dimatiin aja Yan, ibu menggigil nih. kostmu ada water heaternya kan? ibu mau langsung mandi habis ini.”

dalam hati saya bersorak. yes, ga butuh waktu lama untuk langsung bisa menikmati pemandangan tubuh ibu.

“iya bu, ada. nanti habis mandi istirahat dulu aja, malamnya baru deh kita jalan2.”

Sampailah kami di kost, masuk ke kamar, tanpa banyak bicara ibu langsung mengambil beberapa helai pakaian dan handuk dari kopernya dan langsung masuk ke kamar mandi. Saya pun langsung ambil kuda kuda untuk mengintip. Saya deg degan dan gemetar karena ini adalah percobaan pertama saya mengintip mama mandi.

Perlahan saya rapatkan mata kanan saya ke lubang kunci dan nafas saya terasa mulai sesak… sedetik kemudian, apa yang saya saksikan sungguh sangat menakjubkan. Tubuh ibu tanpa sehelai benangpun yang selama ini hanya bisa saya bayangkan kini terpampang begitu jelas hanya sekitar 2 meter dari bola mata saya.

Posisi ibu membelakangiku, saya bisa melihat dengan jelas kulitnya yang putih mulus, sangat putih!, bodinya montok (bukan gemuk), mataku begitu fokus mengamati setiap lekuk tubuh ibuku, pandanganku kemudian terhenti di bagian bokong ibuku. Bokongnya sangat besar dan membulat, agak berlemak tapi tidak kendor.

Setahuku, ibuku aktif mengikuti senam aerobik di palembang, mungkin itu kenapa badannya masih sangat bagus. nafasku kian sesak begitu ibu berbalik arah (kini menghadap saya). Payudaranya sangat besar. selama ini, setiap saya bermasturbasi, saya tak pernah membayangkan payudara ibu sebesar itu. memang sudah agak turun dan kendor, tapi justru saya menyukai bentuk yang seperti itu.

Payudaranya putih mulus dengan urat2 berwarna hijau. Putingnya berwarna coklat muda dan berdiameter cukup besar. Ingin rasa menyentuhnya saat itu, tapi bisa melihatnya saja saya sudah sangat bersyukur. Kuturunkan celana pendekku, dan juniorku pun sudah tegang sempurna. Mulai kukocok sambil terus memandangi ibu yang sedang menyabuni seluruh tubuhnya.

Sungguh pemandangan yang luar biasa. Sekitar 10 menit aku mengintip ibu dan air maniku pun tumpah di keset depan pintu kamar mandi. keset itu lalu saya balik agar tidak ketahuan ibu, lalu saya pura-pura tiduran di ranjang.

Ibu keluar kamar mandi tanpa sedikitpun rasa curiga. Ia sudah berganti pakaian, memakai daster longgar favoritnya. Ini benar-benar hari keberuntunganku, karena setelah kuperhatikan, tampak jelas bahwa ibu tidak memakai BH di balik daster tipisnya. Pemandangan itu membuat naluri kelaki-lakianku bangkit lagi.

“yan, ibu mau solat. mau bareng ga?”

“boleh bu…”

Usai solat magrib, kami bersantai, ngobrol sambil rebahan di atas ranjang. saya sudah berganti pakaian, memakai kaos dan celana boxer pendek (tanpa CD). ternyata, itu bukan pilihan yg bijak.

Bagaimana tidak, dengan adanya ibu di atas kasur berukuran singel ini, jelas juniorku tidak bisa tidur nyenyak. Ia akan begitu mudahnya berdiri tegak setiap bagian tubuhku menyentuh kulit mulus ibu ataupun saat indra penglihatanku berhasil menangkap objek indah berupa paha mulus ibu saat dasternya tersingkap, kurasa hanya tinggal menunggu waktu ibu melihat juniorku ngaceng.

Saya berusaha menyembunyikan kebenaran dengan menutupinya memakai bantal. Terkadang saya berbalik membelakangi ibu sambil main hape. Kami ngobrol ngalor ngidul selama kurang lebih satu jam. Selama itu pula saya mati matian berusaha agar ibu tak melihat juniorku yang berdiri tegap. Jam 7 malam, kami memutuskan untuk keluar menikmati suasana malam kota jogja.

Tiga hari sudah ibu di jogja, selama tiga hari itu entah sudah berapa kali saya onani dengan ibu sebagai objeknya. sampai suatu malam, muncul niatan gila saya untuk bertindak lebih jauh. Tiga malam tidur bersama ibu, muncul rasa penasaran untuk bisa menyentuh paha, tetek dan bokong ibu. Malam itu ibu memakai tanktop dan hotpants yang sangat pendek.

Pukul 11 malam ibu sudah terlelap. Lampu masih menyala, karena saat itu saya masih asik membaca. saya sengaja membiarkan lampu menyala agar bisa menikmati pemandangan tetek ibu yang nyaris keluar dari tanktopnya saat posisi ibu miring ke arahku. Saya lalu berbaring di sebelah ibu, hanya berjarak kurang dari sejengkal.

Jantungku mulai deg degan, kugerakkan tangan kananku sedekat mungkin dengan tetek ibu, ujung jariku kini hanya berjarak kurang dari 2 senti dari tetek ibu. Saya berharap saat ibu bergerak sedikit, teteknya akan menyentuh jariku, dan benar saja, saat bergerak membenarkan posisi tidurnya, ibu bergerak sedikit ke arahku dan tersentuhlah daging kenyal mulus itu.

Beberapa menit kemudian, tiba tiba ibu terbangun. Sayapun spontan menarik tangan dan pura-pura tidur. Ternyata ibu bangun untuk mematikan lampu. Ibu lalu kembali ke tempat tidur dan kali ini posisinya membelakangiku, di kegelapan kuberanikan diri merapat ke arah ibu hingga lututku menyentuh bagian belakang paha ibu.

Tak ada reaksi dari ibu, mungkin ibu fikir saya benar-benar tertidur lelap dan bergerak hanya untuk membenarkan posisi tidur. Saya pun kian nekat. Entah setan apa yang merasukiku malam itu. saya tak peduli apapun yang akan terjadi. Nafsuku sudah diubun ubun, saya bergerak maju lagi. Juniorku yang sudah mengeras ketempelkan ke pantat ibu.

Tangan kananku kugerakkan ke pinggul ibu. Kini posisiku seakan ingin menyodomi ibu dari belakang. Spontan, ibu mulai merespon, kurasakan pantatnya bergerak sedikit maju menjauhi si junior. Meski demikian, setan di kepalaku berbisik untuk melanjutkan aksiku. Saya tak tahu aksiku ini akan berujung apa.

Bisa jadi ibu akan sangat marah padaku, tapi saya sudah tidak peduli. Saya benar benar ingin merasakan kenikmatan tubuh ibu saat itu. Sudah tak ada logika di titik itu, yang ada hanyalah nafsu birahi. Kurapatkan tubuhku ke tubuh ibu. Kudekap ibu dari belakang, juniorku menempel tepat di belahan pantat ibu, tangan kananku menempel di tetek kanan ibu.

“yan, agak geser dong. ibu kesempitan nih”

“rian mau peluk ibu, sudah lama ga peluk ibu kayak gini”

“iyaaa tapi geseran dikit yaa. ibu hampir nyium tembok nih”

saya tak merespon kalimat ibu. Tak sedikitpun saya bergeser.

“yaaan… kok kamu jadi manja gini toh nak. Masa udah besar kayak gini, itu burungnya udah keras. Malu dong ah… geser ya nak yaa” ibu meminta dengan sangat halus.

Bukannya menuruti permintaan ibu, saya malah makin nekat, tangan kananku yang tadinya hanya menempel pasif di tetek ibu, kini mulai meremas tetak ibu. Sensasi yg luar biasa, tetek besar ibu yg dulu ini hanya bisa saya bayangkan kini bisa kuremas. Begitu kenyal, telapak tanganku tak cukup besar untuk bisa menjangkau seluruh bagian tetek ibu.

sementara itu, di bawah juniorku juga bekerja. Kugesek-gesekkan dengan halus adik kecil ku itu di bokong montok ibu yang dilapisi hotpants berbahan tipis. Tak lama, ibu mulai berontak. Ia bangun dari posisi tidurnya, berdiri dan menyalakan lampu. Jantungku serasa mau copot. tampaknya, ibu marah besar.

“yan!! kenapa kamu nak!. kok ibu sendiri kamu perlakukan kayak gitu!!” ibu memarahiku. Ekspresi wajahnya menunjukkan rasa marah bercampur heran.

“maaf bu. rian gak tahan…” jawabku, sambil menunduk. saya tak berani menatap wajah ibu.

“gak tahan terhadap apa?! aku ini ibumu nak! astaghfirullah! nyebut kamu nak! nyebut!”

perang batin berkecamuk seketika saat itu. anehnya, perang batin yang terjadi adalah antara setan dengan setan lainnya. Setan 1 menggodaku untuk memperkosa ibu, sedangkan setan 2, ia memerintahku untuk memohon-mohon kepada ibu agar mau menuruti nafsu birahiku. Cukup lama saya terdiam. berfikir. Kulirik ibu, tampak ia sedang menangis sambil menatapku dan menutupi bagian dadanya dengan bantal.

“bu… maafkan rian bu, tapi rian sudah dewasa. rian gak tahan ngelihat tubuh ibu setiap hari. rian laki-laki normal bu.”

“kamu sudah kelewatan nak!.” jawab ibu

“bu, rian mohon bu. izinkan rian untuk netek sama ibu malam ini saja. rian gak tahan bu. kasihani rian bu…”

Ibu hanya diam, ia tidak bergerak dari posisinya di ujung tempat tidur. hening. lalu ibu berkata: “setan apa yang merasukimu nak”

“bu, tolong bu. malam ini saja.” paksaku, dengan nada memohon.

hening. Sekitar 5 menit kami terdiam. tiba tiba ibu bersuara. “malam ini saja ya nak.”

setan di kepalaku bersorak girang. juniorku yang tadinya sudah mulai tertidur, langsung terbangun sontak begitu ibu mengeluarkan kalimat tadi.

“tapi ibu gak ngizinkan kamu buat netek. itu kejauhan nak! dosa!. ibu hanya kasihan sama kamu. Ibu mengizinkan kamu buat ngocok. Nanti ibu bantu, tapi ga ada sentuhan ya!. ibu ga mau kebablasan.”

“iya bu…”

Sudah tak ada rasa malu yang kurasa saat itu. Saya hanya mengikuti nafsu birahi, langsung kukeluarkan juniorku yang sudah mengeras maksimal. Kukocok perlahan sambil menikmati pemandangan tubuh ibu. Sementara itu, diujung tempat tidur, hanya berjarak 1 meter dariku, ibu tampak berat hati membuka bajunya.

Ibu tidak melepaskan tanktopnya. tanktopnya hanya dinaikkan ke atas sampai teteknya terlihat. Saya ingin lebih!

“dilepas saja bu, please. buat ini cepat selesai bu! bantu rian bu…”

tanpa kata, ibu menuruti permintaanku. dilepaskannya tanktop putih itu. Nafsuku kian membara, nafasku kian sesak, degub jantungku makin kencang, seiring kocokanku yg semakin cepat.

“berdiri dong bu. rian mau lihat badan ibu semuanya”

“cukup nak. gak usaha aneh aneh ya. ini aja sudah kelewat batas.”

“bu… tolong bu. bantu rian bu. makin ibu nurutin kemauan rian, ini makin cepat bu. please”

Ibupun perlahan beranjak dari tempat tidur. Ibu berdiri dan seakan pasrah mataku menjelajahi tubuhnya. Ibu hanya diam, tak puas memandang ibu dari jarak 2 meter, sayapun mendekat. mimik wajah ibu tampak ketakutan saat saya mendekat.

“gak usah dekat dekat nak. disitu aja.”

saya tak mempedulikan ibu, kini saya hanya hanya berjarak dua jengkal dari ibu, tanganku bergetar. Ingin sekali rasanya meremas tetek ibu. dan ya, saya melakukannya!.

ibu menutup mata. “jangan nak! keterlaluan kamu!”

Saya tak berhenti, bahkan aksiku makin nekat, kujilati tetek ibu, kuhisap putingnya yang mengeras. Ibu hanya diam sambil menutup mata. Ibu menggigit bibir bawahnya, ciri khas wanita saat menahan rangsangan, sesekali tangannya coba menjauhkan kepalaku dari tubuhnya, tapi saya tak menyerah.

Kuturunkan kepalaku, kujilati paha mulus ibu yang dihiasi bulu bulu tipis, pahanya putih sekali! tampak ibu bergetar saat jilatanku kian dekat ke selangkangannya. Sekitar 5 menit saya menjilati hampir seluruh bagian tubuh ibu (kecuali mekinya yang masih tertutup hotpants). Saya mulai merasakan pergerakan air mani di tubuh si junior.

Beruntung, ibu menuruti kemauanku. tampaknya, ibu sudah capek melawan. ibu berlutut di hadapnku, kini wajah ibu berada tepat di depan si junior, digenggamnya kontiku, dikocok sedikit, lalu dimasukkan ke dalam mulutnya. enak sekali. Cukup cepat ibu mengeluar-masukkan kontiku ke mulutnya. tak sampai 1 menit.

maniku mulai terasa akan keluar. kubiarkan ibuku mengulum si junior tanpa tau kalau maniku sudah di ujung dan siap menyemprot keluar. 3… 2… 1… dan crottttt!! banyak sekali maniku tumpah di dalam mulut ibu. Begitu semburan pertama terasa di mulutnya, ibu langsung reflek mengeluarkan si junior dari mulutnya dan melanjutkan dengan kocokan cepat hingga sisa air maniku tumpah di teteknya.

Ibu langsung lari ke kamar mandi, bersih-bersih, dan kembali ke tempat tidur dengan tanktopnya kembali dipakai.

“kelewatan kamu nak. bapakmu aja tidak pernah melakukan ini.”

“iya bu, maaf ya bu. rian salah.” hanya itu kata yang keluar dari mulutku. Kamipun tidur dengan posisi berlawanan arah. diam. hening.

Keesokan harinya pagi pagi buta ibu pulang ke palembang, tak sabar hati rasanya untuk segera menyambut liburan semester dan kembali bertemu ibu, sekaligus memulai babak baru hubunganku dengan ibuku.

Beberapa bulan kemudian akupun libur semester pendek kira kira selama beberapa hari, dan betapa bahagianya aku kembali bertemu ibuku. Saat aku tiba di rumah ibu menyambutku dengan memakai kaos berwarna biru muda, dan rok berwarna hitam. Ibu memelukku erat sekali melepaskan rasa rindu yang tertahan selama ini.

Kami berdua lalu duduk di kursi dan ngobrol ngalor ngidul, lalu aku bertanya ayah kemana kok tidak kelihatan.

Ibuku menjawab:” yan, ayahmu ada tugas selama 3 bulan di kalimantan, dan ayahmu berpesan pada ibu agar kamu menjaga ibu selama ayah bertugas.”

Spontan dalam hati aku bergembira, itu berarti aku dapat melaksanakan rencanaku untuk menikmati tubuh ibu kandungku yang tertunda di kamar kostku beberapa bulan lalu.

Ibu lalu membawakan barang barangku ke kamarku dan meletakannya di sisi ranjang, tak lupa memintaku untuk menata pakaianku di lemari. Setelah itu ibu pergi ke dapur meninggalkanku sendiri di kamar. Aku lalu bergegas mengganti baju hem dan celana lengan panjang yang kukenakan, kemudian segera mandi.

Di kamar mandi aku teringat kejadian saat di jogja lalu, yang membuat penisku menegang. Kurasa aku benar-benar butuh bantuan ibuku sekarang ini.

Selesai mandi akupun berganti kaos dan hanya memakai celana boxer, lalu kucari ibuku, ternyata ibu sedang memasak di dapur.

Aku lalu memeluk ibuku dari belakang dengan tiba-tiba, sambil kedua tanganku kutangkupkan pada payudara ibuku. Ibuku diam saja tidak bereaksi apapun, lalu aku semakin nekat tangan kiriku menurunkan celana boxerku ini dan penisku yang tegang kugesekkan pada bongkahan pantat ibu. Ibuku hanya sedikit berdehem, dan melenguh.

Ibuku menjawab:” sudah cukup nak, ibu tidak ingin mengulangi perbuatan bejat itu lagi, atau ibu akan melaporkanmu ke ayahmu, dan kenapa kamu panggil ibu dengan nama ibu saja, kamu benar benar kurang ajar nak”, tangan ibu mencoba menampar wajahku.

Aku beranikan diri untuk menjawab ibuku: “tampar bu tampar yan sepuas ibu, atau bunuh saja rian sekalian. Rian rela mati asalkan ibu menjadi milik rian.”

Ibuku kaget mendengar kata-kataku, dan menjawab; “baiklah ibu akan turuti semua permintaan rian, asalkan rian tidak bunuh diri, ibu sangat mencintaimu nak.” Ibu berkata demikian sambil air mata terurai di pipinya.

Beberapa saat kemudian ibuku lalu membuka kaosnya, dan roknyapun dipelorotkan, sehingga kini ibuku hanya memakai bh dan celana dalam berwarna krem. Tampak teteknya menyembul dari balik bh nya yang berukuran 36 D itu.

Ibu lalu berkata: “nak ini dosa nak, dosa besar, ibu pasti masuk neraka setelah ini, namun demi rasa cinta ibu yang tulus padamu ibu rela melakukan ini yan.”kata ibuku.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu