3 November 2020
Penulis —  UcihaJhony

Akay dan UMI indah

PART 4

UMI Indah

Indah tertidur di atas sofa di ruang tamu rumah mereka. Mereka tiba di kampung setelah adzan subuh. Sehabis mengganti pakaiannya memakai rok panjang berwarana Pink serta blouse dengan warna senada dan memiliki motif pada bagian tangan. Indah berbaring di sofa dan akhirnya terlelap karena kelelahan akibat perjalanan yang lumayan jauh dengan di bumbui sedikit kejadian antara dia dan anaknya di dalam buss patas Ac semalam.

Akay sedang berbaring menonton tv. Namun ekor matanya mencuri-curi pandang pada sekujur tubuh Uminya yang sedang tertidur.

Tubuh Uminya yang tidur dalam keadaan tertekuk seperti udang itu mulai menaikkan gairahnya, karena memperlihatkan pantat bulat Uminya yang dibalut rok panjang pink dan buah dada yang sedikit tersembul karena diapit oleh kedua tangan Uminya.

Indah sedikit bergerak di atas sofa, sehingga rok panjang yang dipakainya tersingkap memperlihatkan betisnya. Kemudian Indah berbalik membelakangi Akay.

Blousenya yang tersingkap sedikit di bagian belakang memperlihatkan juga pinggang dan celana dalamnya yang berwarna biru muda karena keadaan rok panjang yang dipakainya sedikit melorot ke bawah.

Akay memandang sekujur tubuh itu dengan perasaan yang bergairah. Pandangannya tidak lagi fokus ke tv. Pikirannya kembali pada kejadian hangat bersama Uminya di dalam bus Patas malam tadi.

Kenikmatan meremas-remas buah dada dan mengecup bibir Uminya berputar terus di pikirannya.

Batangnya tegang mengeras. Dia menarik turun relsleting celana jeansnya dan mulai mengocok-ngocok batangnya.

Indah membalikkan tubuhnya kembali menghadap ke tv. Matanya tetap tertutup, masih tertidur.

Gerakan tubuh Uminya itu membuat Akay berhenti mengocok batangnya. Dia memperhatikan sesaat, untuk memastikan Uminya memang sedang tidur.

setelah yakin bahwa Uminya tidak terbangun, Akay dengan cepat mengocok-ngocok batangnya lagi. Sambil mengocok, Akay membayangkan kembali ketika dia memeluk Uminya, meremas-remas buah dada Uminya, mengecup bibir Uminya sampai akhirnya tubuhnya menjadi kejang saat batangnya yang keras itu menyemprotkan air mani berkali-kali.

“Aaaahhhhhhh…”. Desahan yang agak kuat keluar dari mulut Akay saat air maninya menyembur kluar sambil tangannya tetap kencang mengocok batangnya.

Sebagian dari air mani itu menyembur ke atas lantai di depan sofa. Desahan Akay itu membuat Indah tersadar, matanya sedikit terbuka dan dalam keadaan yang agak samar.

dia sempat melihat Akay sedang Onani. Terlihat Akay menoleh ke arahnya sambil terburu-buaru memasukkan kembali batangnya ke dalam celana jeans dan menarik relsletinya ke atas.

Akay terlentang dengan nafas berburu seperti seorang pelari sehabis marathon.

Sekali lagi dia tidak dapat mengontrol pikirannya dengan kejadian-kejadian yang penuh gairah bersama Uminya. Sambil bernafas perlahan-lahan, Akay menoleh memperhatikan Uminya di atas sofa. Dia yakin Uminya masih terlelap.

Indah menggeliat dan membuka matanya.

“Jam berapa ini Kay?”

Indah berkata, sambil meregangkan tangannya serta menguap. Buah dada bulat itu membusung tercetak di balik blousenya. Kepalanya digelengkan kekiri dan kanan, menguraikan rambut ke pundaknya.

“Jam 10 umi…”, Jawab Akay sambil melihat jam dinding di rumah mereka.

“Sudah siang ternyata, Umi mau mandi dulu ya… ”.

Indah benar - benar berAkting seolah baru bangun tidur. Apa yang dilihatnya barusan masih teringat di kepalanya. Begitupun Akay dia juga berpura-pura menonton tv sambil tiduran dengan tangan menopang kepalanya.

“Air apa ini?”.

Spontan Indah berkata saat kakinya menginjak lendirdi depan sofanya. Dalam hati Indah sebenarnya dia tau, itu adalah air mani Akay yang menyembur jauh saat Akay mengocok batangya tadi.

Akay kelu untuk menjawab, dia baru tersadar, rupanya beberapa tetesan air maninya telah menyembur ke atas lantai. Akay sedikit takut, kalau Uminya tau!

Indah tidak berkata apa-apa lagi, sambil membenahi rok di di pinggangnya, dia berjalan ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, indah mencolek dengan jari, air mani yang dipijaknya tadi. Kemudian jari itu dihirupnya.

Bau khas yang sedikit agak tengik.

Indah tersenyum saat mengingat Akay onani tadi.

Dia seorang wanita dewasa dan memahami bahwa onani adalah hal biasa yang di lakukan seorang saat berusia remaja. Cuma dia tidak menyangka dapat melihat Akay sedang Onan di hadapannya.

Indah mulai mengguyur air ke seluruh tubuhnya. Rasa segar kembali menghampiri tubuhnya setelah diguyur air yang dingin berulangkali.

Rasa segar itu membuat dia teringat kembali sentuhan anaknya diatas buah dadanya, kecupan anaknya, dan ingatan saat-saat manis bersetubuh dengan suaminya dahulu.

Dia memainkan jarinya di celah selangkangnya hingga akhirnya mendesah dengan kuat dan tertahan-tahan saat mencapai klimaksnya. Indah bersandar pada dinding kamar mandi dengan nafas yang berburu. Rasa segar yang baru dirasakannya kini bertukar menjadi kelesuan…

Akay lega karena uminya tidak menyadri telah menginjak air maninya. dengan cepat dia mengelap lantai itu dengan tisu yang diambilnya dari atas meja. Kemudian terasa olehnya dia ingin kecing. Ketika melintas di depan kamar uminya ketika ngin ke kamar mandi.

Pintu kamar Uminya sedikit terbuka. Terlihat oleh Akay Uminya hanya mengenakan handuk berwarna putih. Sehelai handuk lagi membalut kepalanya.

Dada Akay berdegup kencang. Pikirannya yang dipenuhi nafsu membuat dia memberanikan diri mengintip Uminya di celah pintu kamar yang tidak tertutup rapat itu.

Lagu ‘ Noah terdengar perlahan dari radio di dalam kamar itu.

Uminya hampir setengah telanjang karena handuk itu hanya melindungi buah dada dan sedikit bagian atas pantatnya. Uminya berdiri di depan cermin lemari rias. Akay terdiam membatu saat dia melihat Uminya membuka handuk yang menutupi kepala dan mulai mengeringkan rambutnya.

Akay tau, tidak sepantasnya dia mengintip Uminya sendiri, tetapi dia tidak berdaya melawan kehendak gairah jiwanya dan kesempatan yg mungkin tidak akan datang kedua kalinya, pikir Akay.

Saat tiba-tiba dilihat Uminya melepaskan kaitan handuk yang memperlihatkan buah dadanya.

Akay melongo, dan menelan ludah Tubuh Akay seakan-akan menjadi kaku, sampai Uminya membuka seluruh handuk dan memperlihatkan tubuh telanjangnya di hadapan cermin.

Akay membesarkan matanya, melotot tak berkedip, dia seakan tidak percaya dapat menatap tubuh Uminya tanpa ada sehelai benangpun.

Uminya masih cantik. Berkulit putih, buah dada yg berukuran sedang, dengan puting hitam kecil. Buah dada itu masih mengkal walaupun sedikit agak kendor ke bawah.

Mata Akay terfokus menatap ke celah paha Uminya, bulu-bulu kehitaman yang tipis melindungi mahkota Uminya. Batang Akay yang tadinya ingin buang air kecil, kini mulai menegang keras di dalam celananya. Uminya menunduk untuk mengambil sesuatu dari laci lemari rias. saat Uminya menunduk dan kakinya sedikit mengangkang.

Akay melotot melihat pantat Uminya yang bulat serta lumayan besar itu, dan dari celah paha dapat dilihatnya bibir vagina uminya yang mengkilap agak lembab.

Akay kembali menelan ludah. Masih tidak percaya dapat melihat tubuh telanjang Uminya.

Dari gerakan tubuhnya Akay dapat merasakan Uminya akan berbalik ke arah pintu.

Buru-buru dia berlalu pergi ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi,

akay kembali onani lagi…

To be contiCroot

Sabar ye…

Heheheh

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu