1 November 2020
Penulis —  dejongos

Wanita Desa yang Sensual

Lanjuuutt…

“ahhh.. berhenti dik… jangannnnn…” kata Bu Mirna setelah tahu saya telah menjilat memeknya.

Akupun berhenti dan bertanya “kenapa harus berhenti bu?”.

“Jangan dijilat dik memek ibu… jijik dan lagi kan itu jorok…” kata Bu Mirna.

“Emang bapak dulu ndak pernah jilatin memek ibu?” tanyaku lagi.

“Ndak…” jawab Bu Mirna.

“Wah rugi Bu…” kataku sambil terus meremas tetek dan menusukkan jari tengahku ke lubang memeknya.

“Rugi kenapa dik?” tanya bu Mirna.

“Rasanya nggak kalah deh bu sama ngentotin memek Ibu, dan lagian juga pasti bikin Ibu tambah terangsang” kataku sambil langsung kembali menjilat memek Bu Mirna. Setelah menjilat bibir memeknya, langsung lidahku masuk menggelitik lubangnya yang semakin basah oleh lendir kenikmatan, lidahku pun terus kuputar dirongga memeknya sehingga menambah kenikmatan bagi Bu Mirna

“ahhh… ahhhhhh dik… uhhhhh… ahhhhh… nikmat banget dik.. terus dik… terus.. jilatin memek ibu… ya di situ diiik… terus… teruuus…”

Saat itilnya aku jilatin dan aku sedot, desahan Bu Mirna semakin menjadi. “ahhhhh… ahhhhhh… uhhhh… uuuuuhhhhh diiik Amaaarr ibu mau keluaaar… ahhhhhhhhh diiikkkkkkkk ibu keluaaaar…” kepalaku langsung ditekan ke memek bu Mirna dengan keras, dan terasa di lidahku lendir hasil orgasme Bu Mirna. Bu Mirna memejamkan mata merasakan kenikmatan yang baru saja dirasakannya sambil berkata, “benar loh dik Amar ternyata memek kalo dijiliat dan disedot rasanya nikmat banget…”

Tiba-tiba ada suara orang datang dari halaman rumah, dan tergesa-gesa kami merapikan pakaian, sedangkan cd Bu Mirna langsung diumpetin kekolong kursi. Ternyata anak Bu Mirna yang kedua pulang dari tempat belajarnya. Setelah anaknya masuk, Bu Mirna malah langsung ngomel dan bertanya kenapa kok anaknya pulang cepat nggak sperti biasanya?

“Ibu belum puas ya…?” aku menggodanya.

Ibu tersipu sambil berkata ”iya sih abis sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini, apalagi memek ibu pengin dientot pakai kontol dik Amar biar kita sama-sama bisa puas, kan dik Amar belum keluar?” kata bu Mirna.

“Iya sih Bu, nanggung rasanya kontol saya ini. Tapi udahlah Bu gak apa-apa karena malam ini saya harus balik ke kota nginep di hotel, dan lagian anak ibu juga sudah pulang. Tapi yang jelas saya senang bisa memuaskan hasrat Ibu…” sambil tanganku meremas teteknya.

“Ahhhh.. dik Amar, tapi rasanya tidak adil kalo cuma Ibu yang mendapat kepuasan. Begini aja, kalua Ibu besok ke kota dan mampir ke hotel boleh nggak dik?” kata bu Mirna.

“Boleh… boleh buu… tapi benar ya bu…?” tanyaku meyakinkan.

“Iya besok jam 10 pagi saya ke sana” kata Bu Mirna sambil tersenyum.

Jam 10 keesokan paginya, pintu kamar hotel diketuk orang dan ternyata Bu Mirna datang untuk menepati janji yang langsung aku sambut dengan pelukan dan ciuman.

“ah dik Amar kok gak sabaran sih?” kata bu Mirna.

Aku nggak peduli, langsung aku lucuti semua pakaian yang dikenakan Ibu Mirna hingga terpampang tubuh telanjang yang begitu menggairahkan. Kubimbing Bu Mirna ke ranjang dan langsung aku emut dan sambil meremas tetek yang begitu montok dan menggoda tersbut.

“aaaaaaahhhhhhhh dik… dilepas dong bajunya…” kata Bu Mirna sambil tangannya melepas baju yang aku kenakan, dan sekarang kami sama-sama telah telanjang bulat.

Kembali aku cium bibir Bu Mirna dan terus turun ke semua lekuk tubuhnya. “ahhhhh… uhhhhh… hisap tetek ibu diik… hisaaaap…” mulutku pun langsung pindah ke tetek bu Mirna sambil tanganku menggesek-gesekan memek yang terasa kenyal dan hangat. “ahhhhh… uhhhhhh… dik… nikmat… dik… ibuuu sudah lama nggak merasakan ngentot… terus…

Ciumanku terus turun ke perut dan akhirnya sampai ke gundukan memek yang begitu merangsang. Langsung saja aku jilat dan sedot itil Bu Mirna yang menonjol itu sambil menggeser posisi ke 69, dan Bu Mirna pun tanpa diminta langsung mengemut kontolku.

“uhhhhh nikmat sekali buuuuu…” kontolku terus diemut keluar masuk mulut Bu Mirna sambil dipijat batangnya “uhhhhh… ahhhhhhh… enak sekali buuuuu…”, saya juga tidak mau kalah, langsung saya putar lidah saya di memeknya sambil jariku tengah sedikit menusuk-nusukan lubang anusnya.

“aduhhhhhh dik… apalagi ini… enaaaaaak banget diiik… ahhhhhhh… aaaaahhhhh”, tiba2 Ibu Mirna mengejang dan terasalah cairan yang keluar membasahi bibir, yang langsung aku sedot hingga habis.

Aku biarkan Bu Mirna istirahat sejenak… sambil terus memainkan puting susunya yang masih menegang. Setelah beberapa saat, aku mulai kembali menghujami tubuh Bu Mirna dengan ciuman sehingga beliau kembali memberikan reaksi yang lebih panas.

“ahhhhhh… uuuhhhhhhh… dik, ayo dik entotin memek Ibu… Ibu sudah kangen dientooott… ahhhhhhhhh… ”, akupun memutar tubuh Bu Mirna untuk mengambil posisi doggy, hingga tampaklah gundukan memek ibu Mirna yang menantang, dengan perlahan kumasukkan batang kontolku secara perlahan, karena terdengar Bu Mirna menjerit seraya berkata “pelan-pelan diiik… memek ibu sudah lama gak dientooot… ssshhhh…” perlahan aku masuk dan keluarkan kontolku hingga akhirnya semuanya amblas ke dalam memek bu Mirna.

“ahhhhhh… uuuuuuuhhhhhhhh… buuuuu… ueennaaaak sekali memek ibuuu… ssshhhhh…”

Dan akupun tak mau kalah dengan mengambil strategi 3:1, tiga kali tusukan setangah batang kontol dan sekali tusukan penuh hingga amblas ke memek Bu Mirna. Sepuluh menit kemudian desahan bu Mirna semakin keras.

“aaahhhhh diiiik… memek ibu enak banget… uhhhhhh kontol dik Amaaarr enaakk banget… uhhhh.. aaahhhh… uuuu… sssshhhh…”

“Terus diiik… memek ibu udah nggak kuaaatttt… diiik… diiik… dik Amaaaar… ibu keluaaaarrrr… aakkkhhhhh…”, desahan Bu Mirna semakin panjang seiring keluarnya lendir kenikmatan.

Setelah istirahat sejenak… bu Mirna langsung mengurut kontolku dan mengemutnya dengan lincah sekali.

“ahhhhh bu… uuuhhhhhh nikmat sekali buu…” desahku.

Kemudian Bu Mirna berhenti sambil berkata “dik Amar, sesuai janji Ibu semalem, maka hari ini Ibu akan memberikan kenimatan yang tidak terlupakan bagi kontol dik Amar…”

Ibu Mirna langsung mengambil posisi di atas setelah mengurut kontolku beberapa saat. Bu Mirna langsung mengangkang dengan membimbing kontolku untuk memasuki lubang memeknya. Terasa sekali perbedaan dengan genjotan yang awal tadi, kali ini memek Bu Mirna terasa lebih seret dan terasa lebih hangat.

“oooooohhhhhh… ahhhhhh… uhhhhhhhh bu enankkkkkk sekali memeeeeek ibu… ohhhhhh kontooll saya ibu apain… uuhhhhhh nikmat banget buuuu…”

Ibu Mirna hanya menjawab dengan desahan nafsnya.

“ahhhhhhh… uuuuuuhhhhhh dik… memek ibu juga nikmat sekali…” pantat Bu Mirna masih terus bergoyang dengan sekali-kali diangkat, sehingga membuat kontolku terasa sangat nikmat melebihi yang aku rasakan dengan istriku.

“ooooooohhhhhhhh… uuuuuuhhhhhh ennnnnaaakkkk sekali bu…” aku meracau.

“nggak percuma aku menginginkan ngentot dengan wanita berumur 35-42 tahunan karena memang berbeda permainan sex mereka, mungkin karena lebih berpengalaman, seperti Bu Mirna yang memeknya terasa sekali empotanya” kataku dalam hati.

“Ahhhhhhhh… uuuhhhhhhhhhibu aku udah gak tahan buuu…”

“sebentar dik Amar, bareng sama ibu…”, kata Bu Mirna sambil terus menggoyang pantat dan menaik- turunkannya sambil mendesah “ahhhhh… dikkkk.. uuuuuuuhhhhh ibu enaaak sekali… ahhhhhh dik ibu juga mau keluar…”

“ya buuu.. akhhuuuu juga… aaakkkhhhhh…”

Ibu Mirna mengejang dan terasa lendir membahasi kontolku.

“terus goyang… Buu… teruuus… nikmat buuuuuuuu… aaakkhhhhhh”, aku menyemprotkan pejuhku ke dalam memek Bu Mirna secara kuat dan akhirnya kami tertidur hingga jam 12 siang kami makan dan terus melanjutkan ke babak kedua.

Karena waktu tugas di kota S tinggal 3 hari, maka dua hari kemudian kami kembali janjian untuk mengulangi kenikmatan seperti kemarin. Itulah pengalaman ku yang pertama dan mungkin yang terakhir, karena saat ini aku sudah tidak bekerja di tempat yang lama. Akupun tidak menyangka akan mendapat sensasi kenikmatan yang luar biasa dengan mengentot wanita usia 35 – 42 tahunan, sehingga kontolku yang normal ukuran orang Indonesia hingga saat ini masih menginginkan hal tersebut terulang, tapi karena tempat Bu Mirna yang jauh dan untuk jajan rasanya takut, terpaksalah mengentoti istriku sambil membayangkan lekuk tubuh wanita-wanita setengah baya yang menggairahkan yang pernah aku temui, bahkan aku sesekali beronani di toilet umum saking sudah tidak tahan membayangkannya.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan