1 November 2020
Penulis — pujasejagat
Aku turun dan di depan hotel kulihat Paino sudah stand by di situ. Aku langsung duduk di becaknya dan aku minta dia mengantar ke soto Triwindu. Paino banyak bercerita, tentang cerita si Marni, Kata Marni menurut Paino aku baik sekali dan duitnya banyak.
Aku jadi teringat cerita film Pretty Woman, aku jadi seperti orang yang diperankan Richard Gere, tapi pasanganku bukan ABG melainkan STW.
Selepas makan aku minta diantar Paino ke Grand Mall. Suasana di Grand Mall, tidak jauh berbeda dengan mall di Jakarta. Baik model pengunjungnya maupun situasinya. Lelah berkeliling tanpa tujuan, akhirnya aku ngopi. Di tengah lagi asyik mengepul, HP ku berdering, No lokal yang tidak aku kenal. Ternyata Marni yang menelepon.
“Ini mas keponakanku, dia katanya pengin ikut ke mall,” kata Marni memperkenalkan Indri.
Indri cukup manis, badannya cukup berisi, kulitnya agak gelap. Umurnya kutaksir sekitar 19 tahun dan rambutnya sebahu lebat dan lurus. Anak ini jika dirawat, bisa kelihatan lebih cantik. Apalagi bakalannya sudah memadai, seperti pantatnya yang padat mirip budenya, pahanya yang padat berisi dibungkus celana jeans.
Kami mengobrol sebentar, dan Indri ternyata bukan tipe pemalu. Dia malah minta aku mencarikan pekerjaan. Dia baru lulus SMA di kampungnya dan ke Solo mau cari kerja.
“Kenapa gak cari pacar dulu, baru cari kerja,” godaku.
“Ah cari pacar lebih gampang oom dari pada cari kerja,” katanya.
Aku jadi tergoda untuk mendandani si Indri menjadi agak modis. “Mau ngga oom beliin baju,” kataku menggoda.
“Mau dong,” jawabnya cepat.
Kami lalu beranjak dari cafe menuju salah satu departemen store. Aku memberinya jatah sejuta untuk dibelanjakan semaunya. Uangnya aku genggamkan ke Indri. “Aku juga mau dong mas,” sambung si Marni. Dia kuberi lagi sejuta.
Mereka berdua berpisah dariku. Hampir satu jam kemudian mereka berdua menghampiriku. Bajunya langsung ganti yang baru. Baju yang lama mereka bungkus. “Oom uangnya masih sisa duaratus, mau aku beliin HP, gak papa ya,” katanya.
Kami lalu naik ke lantai yang banyak terdapat toko HP. Kami berhenti di salah satu toko yang kelihatannya cukup lengkap koleksi HPnya. Indri bingung menghadapi begitu banyak macam, sementara Marni diam saja. Mungkin dia lebih bingung lagi jika disuruh memilih. Aku lalu minta SPGnya untuk menunjukkan HP Nokia yang featurenya cukup lengkap dengan MP3, Radio, kamera 2 M.
SPGnya lalu menyodorkan HP warna pink, kalau nggak salah ingat tipenya supernova. Indri berbisik bahwa harganya mahal. Dia lalu kubisik bahwa aku yang bayar, sisa 200 tadi kusuruh dia simpan saja. Aku minta SPG nya membuka segel kotaknya. Model HPnya memang ABG banget. Dari modelnya Indri sudah merasa sreg banget.
Alagi dia tahu bahwa bisa nyimpan lagu-lagu, dengerin radio dan ada kameranya aku minta sekalian dilengkapi memory cardnya kapasitas 2 GB. Marni kupilihkan tipe yang lebih sederhana, karena aku yakin dia tidak memerlukan MP3, Radio, kamera. Bagi dia HP cukup yang bisa SMS dan nelpon. Sekalian aku belikan kartunya Simpati agar kalau dikampungnya masih ada signal.
Perut sudah mulai lapar lagi, kami meninggalkan toko HP dan berjalan mencari restoran di Mall. Indri jadi kelihatan manja kepadaku di jalan sambil merangkul tanganku, sehingga susunya menempel di lenganku. Kami terlihat seperti suami istri dan seorang anak.
Setelah kenyang aku bayar ke kasir. Indri dan Marni katanya kebelet pipis. Setelah mereka melepaskan hajatnya, Marni menarikku, dia berbisik bahwa Indri mau ikut menginap di hotel, karena katanya dia pingin ngrasai tidur di hotel. Mereka dari mall mau pulang dulu lalu nanti Paino yang diminta menjemput mereka.
Aku langsung menuju hotel dengan sebelumnya menyerahkan HP ke Paino. Si Paino bukan main girangnya mempunyai HP baru. Katanya dia sudah lama mengidam-idamkan punya HP agar langganannya bisa mengontak.
Sesampai di Hotel aku minta Paino menjemput Marni.
Di kamar aku berpikir, bagaimana dengan kehadiran Indri, keintimanku dengan Marni pasti terganggu. Padahal aku berencana membenamkan diri bersama Marni 2 malam lagi.
Tidak ada ide dan aku akhirnya pasarah dengan bagaimana nanti saja