1 November 2020
Penulis —  Bulbull

Mommy Yang Kesepian

Adit membuka matanya, dia lirik jam di dinding. 3:45…

“Waduh… aku ketiduran dari sore dong,” demikian dalam hati Adit menggumam. Teringat kembali sore itu bagaimana dia diajak berpetualang dengan mamanya. Mengarungi samudera birahi yang menggelora. Menghempaskan nya ke pantai kenikmatan yang luar biasa.

“Ahh, mamah memang hebat,“…

“Kenapa senyum-senyum sendiri, Dit?,” suara lembut yang terdengar begitu menyejukkan di telinga Adit mengagetkan nya. Ternyata Rossa sudah berdiri di pintu kamar memperhatikan Adit senyum-senyum sendiri.

“Hmmm, mamah tau kenapa kamu senyum-senyum sendiri, hihi.,” Rossa menggoda Adit.

Adit bangun dari tidurnya dan duduk bersila, masih dengan celana boxernya. Terlihat oleh Rossa kontol Adit berdiri di balik boxernya.

“Iiih, anak mamah ini bener-bener jantan. Bangun tidur ada yang ikut bangun,” Rossa mendekati Adit dan duduk di samping Adit.

“Hehe, mamah liat aja lagi, makasih ya maah pengalaman nya. Adit suka banget.” Kata Adit meraih mamanya dan mencium bibirnya lembut disambut oleh Rossa dengan lumatan mesra penuh kehangatan, tangannya memeluk leher Adit.

Keduanya kembali berciuman layaknya ABG yang baru jadian, tak pernah membuang setiap kesempatan yang ada untuk melepas hasrat dan kemesraan. Rossa begitu erat memeluk Adit, hingga payudaranya yg kenyal menekan lengan Adit. Adit merasakan kelembutan yang hangat menekan tangan nya, dengan segera dia meraihnya.

Di pagi buta itu dua insan sedarah kembali dilanda gairah nafsu birahi yang menggebu-gebu, tak kenal waktu… Ahhh, birahi memang tak mengenal usia dan tak lekang oleh waktu.

Seperti juga Adit dan Rossa..

Rossa melepas ciuman nya. Menatap wajah Adit lekat-lekat. Kamu tampan nak, seperti papahmu. Kembali Rossa memeluknya.

“Mamah kangen ya sama papah?,” sedikit bergetar nada suara Adit. Rossa tidak menjawab, dia kembali menatap Adit. Rossa mengerti dari nada pertanyaan Adit kalau Adit cemburu, hmmm..

“Dulu iya Dit, selalu inget papah. Tapi sekarang kan kamu bisa gantiin tugas papah. Malah kamu lebih hebat dan lebih perkasa,” jawab Rosaa sambil merebahkan tubuhnya di pangkuan Adit. Adit merasa senang dan tersanjung, dia usap rambut Rossa yg tergerai di pahanya. Ada rasa nyaman dalam diri Rossa berada dalam pelukan Adit, selain memang sejak kecil selalu bersama, jadi Rossa sangat mengetahui hitam putih A sampai Z nya Adit…

“Makasih ya sayang, mamah merasa bahagia, merasa muda kembali,” sambil mengusap-usap kontol Adit yang tepat di depan wajah Rossa. Adit yang sejak tadi sudah ngaceng semakin terusik dan hasratnya kembali bangkit. Kontolnya bergerak membesar mendesak celana boxernya yang memang sudah tipis hingga menyembul di depan wajah Rossa…

“Duhh.. Mamah, jadi bangun lagi tuh…” kata Adit sedikit mengeliat keenakan.

Rossa menarik celana Adit perlahan hingga kontol Adit sekarang bebas ngaceng dengan gagahnya di depan wajah Rossa…

“Ahhhhh, sayanggg… Kontol punya mamah kan ini?,” Rossa menggenggam kontol Adit sambil mencium batang kontol Adit dan mengusap bijinya.

“Iya dong, mah, hanya untuk mamahku tersayang… ,” jawab Adit sambil menahan gejolak birahinya yg semakin menggebu. Rossa membalikkan badannya, sehingga sekarang telentang menghadap Adit sementara kepalanya masih bertumpu di paha Adit. Dia menatap wajah Adit penuh hasrat. Adit melihat Rossa berbalik dengan segera meraih payudara Rossa yang terlihat naik turun oleh nafas yang sedang menahan birahi juga.

“Puasin mamah, Dit… ,” Rossa memohon. Sambil beranjak duduk dan membuka dasternya, serta merta dua buah payudara putih dan ranum menggelantung indah di depan Adit. Rossa berdiri dan membuka celana dalamnya. Lengkaplah sudah sekarang dia telanjang di hadapan Adit… Adit meraih pantat Rossa dan mencium memeknya sambil tetap duduk di kasur…

“Mmmmhhh, harumnya memek mamah…” kata Adit sambil memejamkan mata menghirup memek Rossa yang tertutup oleh bulu bulu halusnya. Rossa memejamkan matanya, tangannya terkepal menahan kenikmatan ciuman Adit.

“Ohhhhhh… ssshhhhh… terus sayanggggg… ,” rintih Rossa menahan kenikmatan yang tiada taranya. Kenikmatan yg pernah hilang… Adit dengan lembut menyusuri setiap lekuk tubuh Rosaa yang adalah juga mamanya sendiri. Rossa berbaring telentang memejamkan mata, tangannya terkepal dan kedua kakinya kejang merasakan kenikmatan jamahan jemari dan lidah Adit yang begitu hangat menelusuri setiap inchi kulit tubuhnya…

Keduanya bergumul saling mencium, menjilat meremas, menggigit… Merintih.. Mengerang.. Menggeliat… Mereka menikmati sepuasnya…

Akhirnya kontol Adit melesak masuk ke memek Rossa yg sudah banjir dengan cairan birahi. Kontol Adit yg demikian perkasa menusuk masuk hingga Rossa benar-benar kejang dan menggigil, betapa kenikmatan persenggamaan yang baru dia rasakan kembali…

“Keluarin di dalam memek mamah sayanggg… hhhhhhh… Keluarin sayangggg… penuhi memek mama dengan air mani kamu.. ohhhhhh… terus genjot mamah, Dit… Ohhhh,’ Rossa menyeracau, merintih menggelincang…

Akhirnya keduanya kejang… Sampai di puncak kenikmatan berbarengan…

Terkapar bermandi keringat…

“Kamu hebat sekali sayang, makasih ya anak mamah yang ganteng dan perkasa,” Rossa mengungkapkan kebahagiannya sambil berbaring di dada Adit yang telentang keleahan.

“Mamah juga hebat, Adit sampe kewalahan, makasih juga, mamah udah ngajarin Adit dan memberi Adit pengalaman yg sangat luar biasa,” Adit merangkul Rossa dan mencium keningnya. Rossa memejamkan matanya sambil tersenyum bahagia.

“Ya udah, ke kamar mandi yuk, cuci-cuci… lengket semua badan mamah…” Rossa bangkit sambil menarik tangan Adit.

“Mamah duluan deh, Adit masih menikmati aroma keringat mamah, hehe… Sayang kalo buru-buru di cuci,”

“iiih, dasar jorok.. Ya udah, mamah duluan ya…” Rosa melangkah keluar. Adit memandang Rossa melangkah tanpa busana, Adit melihat tubuh mamahnya begitu seksi, pantatnya masih sangat berisi, terlihat bergoyang lembut ketika melangkah..

“Maaahhh…” Adit memanggil.

“Iyyaah, kenapaaa? Mau ikut,”

“Mamah seksi…”

“Wew…”

“Hahahahaha…”

Rossa, mencibir manja dan menghilang di balik pintu kamar.


Hari itu Sabtu, dan biasanya mereka keluar rumah untuk mencari hiburan, entah itu hanya sekedar makan donat di mal atau nonton film. Tapi kali ini mereka tidak melakukan itu.

“Dit, tadi malam tante Neneng nelpon, dia mau kesini, kangen katanya, udah lama gak ketemu, jadi hari ini gak usah keluar dulu ya, kamu temenin tante Neneng. Kebetulan juga mamah mau ke rumah bi Atun, anaknya sakit jadi mamah mau jenguk, gak papa kan? ,” Rossa memberi kabar pada Adit saat mereka sarapan.

“Tante Neneng yang tinggal di Garut itu ya mah,”

“Iya betul, kamu masih ingat kan,”

“Wah, lupa-lupa inget mah, kan waktu ketemu adit masih SD, kayak apa sekarang tante Neneng ya,”

“Ya masih tetep perempuan atuh, Dit, hahaha,”

“Yee, maksud Adit tampangnyaa.. iiih, mamah, hahaha,”

Keduanya tertawa geli.

Neneng itu masih bisa di sebut adiknya Rossa, lebih tepatnya sepupu Rossa. 4 tahun lebih muda dari Rossa, tidak punya anak hingga saat ini, menurut dokternya, karena suaminya mandul. Berperawakan mungil agak sedikit gemuk tepatnya moleg, putih bersih. Cantik sebagaimana layaknya mojang Sunda.

“Tante Neneng nginap disini, mah?”

“Pastinya begitu, Dit. Masa mau bulak balik Jakarta Garut? Kasian atuh kan jauh,”

“Terus mau tidur dimana mah? Kan kita gak punya kamar buat tamu? Ruangan kamar yang di belakang sudah jadi gudang,”

“Emmm, kamu gak papa kan sehari dua hari ini tidur di sofa?,”

“Iya gak papa mah, Adit juga suka kok tidur di sofa itu,”

“makasih ya sayang, kamu bisa ngertiin kondisi rumah kita,” Rossa merasa tenang, diciumnya bibir Adit.

“Mmmmhhh… ini hadiah buat anak mamah yang ganteng dan baik hati,”

“Hehe.. kurang…”

“Iiiiiih, serakah… nih cium lagi… Mmmmhhhhhhmmmhhhhh,”

Keduanya kembali berciuman…

Tiba-tiba hape Rossa berdering, dengan malas dia mengangkat hapenya. Ternyata Neneng mengabari bahwa dia sudah di depan kompleks perumahan Rossa.

“Adit, tante Neneng sudah di depan, kamu jemput gih, pake ojek aja ya,”

“Iya mah, Adit ke depan ya,” Adit bergegas keluar rumah untuk menjemput Neneng.


Seorang wanita muda dengan celana jeans ketat berkaos hitam lengan pendek berdiri celingukan. Dipundaknya tergantung tas kulit yang tidak terlalu besar. Dengan dandanan yang kasual serta potongan rambut yang sangat pendek, wanita cantik ini terlihat begitu sporty dan segar.

“Tante Neneng?,” sebuah panggilan mengejutkannya. Neneng menengok kea rah suara yang memanggil.

“Iyaa, saya Neneng,” Jawabnya sambil sedikit bingung. Lebih tepat dikatakan tertegun kagum melihat seorang pemuda tampan tingi besar menegurnya.

“Siapa ya?.”

“Ini Adit tante, anaknya mamah Rossa, lupa ya tan?,”

“Haahhh… Adiiit… Astagaaaa… Sampe pangling tante… Kamu gagah pisaaaaann, ganteeennngg… ckckck,” Neneng berdecak kagum memandang Adit dari atas kebawah..

“Yuuk, tante… Kita naik Ojek aja… Jeeekkk! ,” Adit mengalihkan pembicaran, agak jengah dipuji seperti itu di depan orang banyak. Dia memanggil ojek dan berdua beriringan naik ojek ke rumahnya…

(Mampir dulu ah, mau nyarap bubur ayam dulu sama tante Neneng.. hihi. Abis nyarap dilanjut lagi ya brow semuaaa…)

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu