1 November 2020
Penulis — Bulbull
Lanjut ya agan-agan…
Suara berita di tv membangunkan Adit yang terlelap tidur akibat semalam bergulat dengan mamanya hingga mencapai puncak kenikmatan yang tiada taranya. Dia liat mamanya sudah tidak ada di sampingnya. Adit menggeliat bangun dari tempat tidurnya, badan nya serasa kaku dan pegal-pegal..
Adit melangkah gontai keluar kamarnya..
“Maaaah, mamaahh…”
“Iya Diit… mamah di dapuur,”
Adit melangkah menuju dapur. Dia liat mamanya sedang menggoreng sesuatu untuk sarapan.
“Waahh, masak apa mah? Aromanya menggoda sekali euyy…” sambil menundukkan kepalanya ke arah masakan mamanya.
“Cuma bikin mie goreng kok, Dit. Sana ke aer dulu, asem tuhh bekas semalem gak dicuci, iiih…” kata mamanya sambil menyenggol kontolnya Adit yang tertutup celana boxer bututnya. Adit menangkap tangan Rossa, keduanya berpegangan tangan.
“Makasih ya mah, pengalaman semalam. Maaf ya Adit gak kuat lama… maklum Adit kan baru ngerasain begitu mah,” Jawab Adit sambil mencium pipi mamanya.
“Udahhhh, sana gih, mandi sekalian.”
“Mamah udah mandi?”
“Belum, hehe. Baru cuci muka aja.”
“Yeeee, mamah bisanya nyuruh Adit, sendirinya masih asem, wew…”
Keduanya tertawa lepas. Adit beranjak menuju kamar mandi sementara Rossa meneruskan masak untuk sarapannya.
Pagi itu ada sesuatu yang berbeda di rumah itu. Suasana menjadi lebih ceria dari biasanya. Adit juga semakin manja thd mamanya. Karena Rossa memang begitu memanjakan Adit anak satu-satunya itu.
“Mah…” Adit membuka percakapan sambil sarapan di meja makan.
“Iya Dit, kenapa?,”
“Perbuatan kita ini dosa kan mah?” Rossa terdiam.
“Maaf mah, ini kesalahan Adit. Adit terdorong nafsu birahi, gak tau kenapa Adit begitu terangsang malam itu. Mamah begitu seksi dan menggairahkan,” Adit melanjutkan bicara tanpa menunggu jawaban Rossa.
“Masa sih, Dit? Mamah kan udah gak seger lagi, udah mulai peot, nenen aja udah turun begini, tuh liat,” Rossa merasa tersanjung, entah kenapa tiba-tiba dia terangsang lagi, dan sedikit menggoda Adit dengan memperlihatkan payudaranya yang memang pagi itu hanya berdaster tanpa BH.
“Uuuh, mamaahhh… Siapa bilang peot… Masih mulus dan kenceng kok, nenen nya juga menggiurkan Adit, sampe semalem Adit KO.,” kata Adit sambil mengelus payudara Rossa yang sebenarnya tidak peot.
Keduanya tergelak, merasa lucu, aneh bercampur senang. Terutama Rossa yang memang sudah sangat lama tidak merasakan lagi rasanya ngentot, rasanya klimaks. Dan semalam serasa mimpi mendapatkan semuanya dari Adit. Yang memang memiliki kontol lebih besar, lebih panjang dan lebih keras serta perkasa dari suaminya dulu.
“Kamu gak KO kok Dit, Cuma belum bisa mengontrol aja, jadi aja mberosooot… hihihi…” Rossa pindah duduknya, sekarang dia duduk di pangkuan Adit.
“Laahh, Adiiit.. kamu ngaceng lagi? Iiihh, dasar nakal,” kata Rossa merasakan kontol Adit menekan pantatnya.
“iiih, mamahh.. tunggu pembalasan Adit. Adit akan bikin mamah yang terkapar nanti,” Adit memeluk Rossa dengan manja sambil menyorongkan bibirnya. Rossa menyambutnya dan mereka berciuman mesra di ruang makan. Adit tanpa ragu menggerayangkan tangan nya meremas dan memainkan putting Rossa. Rossa menggeliat terangsang, betapa tangan Adit begitu kekar mengenggan payudaranya yg memang tidak terlalu besar tapi cukup ‘mengkal’ karena tidak pernah lagi ada yg menyentuhnya.
“Mmmhh, rasa mie goreng.. hahaha,”
“Tapi suka kaaan?,”
“Suka banget maah, makasih ya mah,” kembali adit mencium Rossa. Keduanya berpelukan lagi dengan mesra.
“Eh, kamu gak kuliah Dit? Jam berapa ini?,”
“Astagaa, mahh… Iyaa lupa, waduh…” Adit segera bergegas ke kamar untuk ganti baju.
“Cepetan sayang, nanti angkotnya keburu penuh, gak kebagian, terlambat deh,” Rossa mengingatkan.
“Adit berangkat ya mah,“Adit mencium bibir Rossa.
Rossa tersenyum senang, menatap Adit dari balik jendela yang berlari kecil menuju pangkalan ojek.
Ada perasaan bahagia pagi itu. Bahagia karena akhirnya bisa kembali menikmati sesuatu yang hilang. Dan dia dapatkan kembali semuanya dari Adit anak kesayangan nya.
Postur tubuh Adit memang tinggi besar walaupun tidak kekar. Berwajah tampan. Berkulit kuning mulus dengan bulu-bulu halus di tangan, kaki, paha juga dadanya. Sementara Rossa berperawakan tinggi untuk ukuran wanita Indonesia. Perpantat besar, semok kata anak sekarang. Payudaranya tidak terlalu besar, tapi cukup menggoda siapapun yg melihatnya ketika Rossa mengenakan kaos ketat.
(Stop dulu ya gan… Ada tamu neh.. bentar dilanjut lagi kalo udah pada pulang tamunya… Okeeehhhh)