1 November 2020
Penulis —  d4ry4v4ri4

Mbak Yem

Yaaaaaaa salah tekan

Lanjut aja ya

Ketiganya saling bercanda dan bahkan aku beberapa kali mendengar oding dan tino nyerempet2. Aku yakin adit juga denger tapi dia gak peduli. Mungkin sudah biasa. Ternyata panorama ini cukup jauh. Tempatnya asik karena bisa ngeliat pemandangan kota yang dipenuhi lampu. Kami berlima duduk di sebuah bale dari tepas bambu yang lantainya juda tepas bambu yang disediakan oleh pedagang jagung bakar.

“Masa..” stefani menyahut setengah berbisik.

“Liat aja kalo gak percaya” jawab oding. Stefani langsung berposisi merangkak melewati tubuh oding dan merapatkan wajahnya ke dinding tepas ngintip ke ruang sebelah. Aku melihat oding meremas tetek stefani yang membuat stefani melihat ke arah oding dan menepis tangan oding dari teteknya dan kembali ngintip ke sebelah.

“Ada apa” tanya tino mendekati mereka sehingga aku melihat tino seperti tengah menyetubuhi stefani yang sedang nungging itu. Aku melihat adit yang mesem2 aja. Oding terlihat nunjukin tangan yang jempolnya terjepit diantara telunjuk dan jari tengah. Tino bergegas nyari lubang ke arah ruang sebelah. Sehingga bagian kemaluannya nempel di pantat stefani yang langsung berbalik.

“Jangan dorong2” bisiknya tanpa berusaha menghindar dan kembali ngintip. Oding kembali ngeremas tetek stefani dan kali ini stefani membiarkan. Adit memelukku dengan bersandar pada dinding.

“Mbak jangan marah ya. Emang gitu kelakuan mereka” bisiknya. Aku gak marah hanya heran dan sebenarnya suasana ini sangat merangsangku. Tangan oding terlihat menyusup dalam kaus stefani dan tino terlihat menggerakkan pantatnya atas bawah di pantat stefani. Aku membiarkan saat jemari adit membuka kancing dasterku dan memasukkan tangannya meremas tetekku.

Kontolnya terasa mengeras di punggungku. Aku melihat ke arah adit dan kami pun berciuman. Nafsuku menggelegak. Aku melepas ciuman dan melihat ke arah mereka, tampak stefani berciuman dengan oding dan tino memegangi pinggang stefani dan menggesekkan kontolnya ke pantat stefani. Terlihat tino membungkuk dan meraih ke tetek stefani dengan kedua tangannya kemudian perlahan duduk menarik stefani sehingga mereka kini duduk dengan stefani berada di depan tino yang tepat di depan ku.

Terlihat tino mengangkat kaus stefani sekaligus bhnya dan oding segera mendekatkan wajahnya ke tetek stefani yang besar dan terdengar lenguhan stefani. Tino melihat kearahku dan tersenyum melihatku bersandar pada adit tang tangannya berada dalam dasterku. Baik adit dan aku membiarkan tino meraih tetekku.

“Kita pulang aja yuk” ajak adit. Mereka pun setuju.

Saat perjalan pulang, mereka tetap bercumbu. Baik tino dan oding nyusu tetek stefani. Aku merasa penasaran sehingga dari jok depan aku memandangi mereka. Saat tangan stefani masuk kedalam celana keduanya, memekku terasa gatal.

“Bukalah celana kalian” perintah stefani. Tino dan oding pun bergegas membukanya sehingga kontol keduanya yang mengeras terlihat mengacung tegak perkasa. Aku melihat adit yang senyum2 aja sambil nyetir. Aku pun gemas sehingga aku membungkuk mendekatkan wajahku ke selangkangannya, menarik turun celana hawaiinya dan langsung mengulum kontolnya.

“Akhhh.. pelan2 aja mbak” lenguhnya. Terdengar desah nikmat dari jok belakang dan aku juga merasa sebuah tangan meremasi tetekku dan saat aku melihat, tino kembali ngeremas tetekku. Memilin pentilnya. Aku menghisap2 kontol adit dengan lembut. Tangan tino melepas tetekku dan meraih paha kananku dan menariknya sehingga kaki kananku naik ke jok kemudian aku merasa tangannya mengangkat rok dasterku.

“Wih.. gak pake daleman rupanya” ujar tino dan langsung ngelus2 belahan memekku. Aku mengerang. Hisapanku terhenti. Aku berpaling ke tino tanpa melepas genggamanku di kontol adit. Selama perjalanan itu kami saling merangsang dan sukurnya perjalan pulang terasa cepat.

Nanti nyambung lagi gan.

Udah malem

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu