1 November 2020
Penulis —  d4ry4v4ri4

Tante Terbaik

Ini kejadiannya waktu aku masih sma. Om Ray -adik ibu- beserta tante maya dan seorang anaknya yang masih berumur 1 tahunan tinggal satu komplek denganku cuma beda jalan dan ngontrak di rumah yang paling ujung. Kalo siang sih asik banget karena dapet view ladang sayuran yang asri tapi kalo malem serem karena jalan yang mentok dengan ladang sayuran itu.

Om ray bekerja sebagai “pengaman” lautan yang dalam seminggu biasanya dapet masuk malam sebanyak 2 hari dan biasanya aku yang disuruh nemenin mereka. Dari awal tugas ini sebenarnya aku dah pengen banget “nidurin” tante maya karena selain memang manis dengan kulit sawo matang yang bersih dan mulus, tanteku ini suka slebor kalo berpakaian.

Celana pendek setengah paha dari bahan jeans yang emang sengaja dipotong dari celana panjang serta baju kemeja yang seperti kebesaran sehingga nutupin celananya yang terkadang aku berfikir dia gak pake celana. Orangnya sih mungil sekitar 155 lah kayak artis yuni shara itu, toketnya biasa aja 32c dan yang paling aku suka itu adalah pantatnya yang bulat dan gede.

“Dit, bentar ya tante mo belanja” kata om ray

Awalnya aku protes tapi karena tante gak berdandan dan janjiin jajanan, aku manggut aja.

“Kalo lama, kutinggal ya” ancamku. Om dan tante ketawa aja.

Seperginya mereka, aku ngecek sepupu kecilku ke kamarnya. Baru kali ini aku masuk kekamar mereka. Cukup nyaman. Mataku melihat ke sekeliling kamar dan kembali keruang tamu. Lagi asik main game di hp, sepupu kecilku nangis. Buru2 ku ambil dia dan menggendongnya sambil keluar rumah buat nungguin tanteku.

“Kenapa rio dit” tanya tanteku sambil buru2 bayar dan masuk.

“Kebangun tan”. Dengan sigap tante ngambil anaknya dari dekapanku sehingga tanganku terjepit diantara anaknya dan belahan toketnya. Bentaran sih tapi efeknya bikin kontie ngaceng.

“Tolong belanjaannya dit” kata tanteku sambil masuk ke dalam. Ya udah kuambil belanjaan yang tergeletak di teras kemudian masuk. Aku tertegun saat masuk kedalam dan melihat tanteku nyusuin anaknya dengan membuka beberapa kancing kemejanya. Walau gak semua tapi sebagian toketnya terekspos jelas keluar dari bra kuningnya.

“Dit, tolong ambilin celana rio dikamar” pinta tanteku. Okelah aku agak sungkan melepas pemandangan ini tapi tetap harus ku lepas.

“Tolong sekalian tukarkan dit” pintanya lagi. Aku seneng banget karena bisa ngeliat dari dekat. Tanganku sedikit bergetar saat melepas celana rio karena tante maya menggerakkan tangannya memegangi pantat rio agar aku mudah menukar celana dan pergerakan yang sederhana itu membawa efek dahsyat padaku.

“Kenapa dit”

“Gpp tan” jawabku tapi tante maya tau sehingga menutupnya dengan tubuh rio.

“Ya elah dit” katanya tertawa dan kembali mindahin rio kepangkuannya kemudian dengan sebelah tangannya memasukkan toketnya ke bra dan ngancingin “hanya” satu kancing. Belahan toketnya masih bisa ku lihat karena ada 2 kancing ysng terbuka. Tante maya bangkit menuju kamar.

“Dit, bawain belanjaan ke dapur ya” perintahnya dengan lembut sambil menuju dapur. Aku pun menurutinya.

“Temenin tante masak dong dit” perintahnya lagi saat aku akan beranjak ke depan. Tumben… Ya udahlah gak usah mikir, aku ikutin aja maunya. Aku pun duduk di kursi dan mulai main game lagi.

“Dit, adukin tolong” perintahnya lagi sambil ninggalin periuk yang sedang terjerang. Dengan malas aku beranjak ke kompor dan mulai ngaduk gulai. Tante maya terlihat motongin sesuatu di talenan kemudian madukin potongan itu ke dalam gulai.

“Yang semangat dong” candanya

“Berapa lama ngaduknya nih tan”

“Gak lama kok. Eh ngaduknya gini nih” katanya sambil megangin tanganku dari belakang. Terasa toketnya nempel dipunggungku. Refleks aku berbalik dan melihatnya tersenyum dan menjauh.

“Kenapa” tanya tante maya seperti nantangin.

“Bisa silap aku nih tan” ancamku sambil senyum. Tante maya tertawa. Momen ini terpotong oleh suara bel.

“Liat siapa itu dit” kata tante maya sambil ngambil centong dari tanganku. Dengan sengaja aku menabrakkan lenganku ke toketnya. Tante maya langsung mukul dengan centong sambil mendelik. Aku ngakak. Ternyata temenku yang dateng mo ngajak jalan dan ku bilang aku musti jaga rumah omku padahal aku males bsnget mo keluar karena udah ada pertanda bagus.

“Siapa dit”

“Anto tan” jawabku mendekatinya.

“Mo ngapain” tanyanya lagi dengan tetap ngaduk gulai membelakangiku.

“Ngajak jalan tan. Ngaduk gulainya begini tan” kataku sambil merapatkan tubuhku ke tubuhnya sehingga kontieku nempel di pinggangnya. Tante maya menoleh padaku dengan tawa manjanya.

“Genit…” Katanya sambil nowel pipiku dan kembali masak. Fix. Aku meletakkan daguku ke pundak kirinya sambil kedua tanganku memeluk pinggangnya. Tante maya menoleh padaku dan sebuah kecupan ringan mendarat di bibirku.

“Enak wanginya tan” bisikku

“Wangi apa dit”

“Wangi ini” kataku sambil membenamkan wajahku ke lehernya. Tante maya memeluk leherku dengan tangan kirinya.

“Udah hampir siap kok”

“Lamaan juga gpp kok” bisikku ke telinganya sambil menciumi belakang telinganya. Tante maya bergidik. Ku elus lembut pinggangnya kearah perut sehingga tangan kananku masuk ke baju kemejanya. Terasa hangat kulit perutnya. Tangan tante maya yang memeluk leherku berpindah mengelus tangan kiriku.

“Sabar ya daripada gosong ini” katanya. aku mengambil tangan kirinya dan mengarahkan ke wajahku. Ku kecup punggung tangannya. Tante maya mengelusi bibirku dengan jemarinya dan aku memasukkan jemarinya ke dalam mulutku. Tante maya menoleh dan mengecup pipiku sekejap dan kembali ngadepin masakannya. Tangan kananku mengelus naik mencari toketnya.

“Jangan nakal dit” katanya sambil menoleh. Aku langsung mencium bibirnya dan dia membalas namun hanya sebentar kemudian kembali masak. Tante maya terdiam saat tsngsn kananku mencapai branya. Tangan kirinya memeluk erat leherku dan mendesah. Aku hanya membiarkan tangan kananku di pertengahan branya. Mengusapi tepian kedua toketnya dengan jari tengah.

“Bentar lagi selesai kok dit” desahnya

“Kan cuman gini aja” sahutku membiarkannya masak. Aku terus mempertahankan posisi sambil nunggu dia selesai. Wangi gulai semakin semerbak tanda selesai. Tante maya mematikan kompor, mengambil kedua tanganku dan berbalik.

“Nakal kamu ya” katanya mendorongku sehingga aku mundur ke belakang dan terhenti oleh meja makan. Dengan liar tante maya menciumi aku. Memeluk erat pantatku sehingga kontieku tertekan rapat di perutnya. Aku pun menjulurkan tanganku meraih pantat besarnya meremas kuat sambil menaikkan roknya. Tante maya melepaskan ciumannya dan menatapku dengan liar.

Kedua tangannyanya berpindah mencari trpian celana hawaiiku dan menurunkannya sekaligus dengan cdku kemudian mencari kontieku sebelah tangannya menggenggam batang kontieku dan sebelah lagi memainkan bijiku. Semua proses itu terjadi tanpa sekalipun dia melepaskan tatapannya. Aku pun membalasnya dengan menurunkan cdnya tanpa menurunkan roknya kemudian jemariku meremasi kedua bongkahan pantat besar nan membulat miliknya.

“Keras kali kon#ol mu dit”

“Pantat tante pun kenyal banget. Lubang ini anget banget tan” jawabku sambil memasukkan jari tengahku lebih dalam ke lubang anusnya. Tante maya mendekatkan wajahnya.

“Adit mau ngentotinnya”. Aku ngangguk dan kembali kami berciuman. Lebih ganas dari sebelumnya. Tangan kami semakin menurunkan pakaian bawah kami sehingga kemaluan kami sudah terbuka bebas. Tante maya berjinjit dan menaruh kontieku ke bawah tubuhnya sehingga batang kontieku membelah mem#knya yang basah.

“Tante emut ya dit” katanya parau sambil memundurkan tubuhnya sehingga kontieku mengacung bebas dan menurunkan tubuhnya sehingga kontieku menyusuri perut dan sangkin tegang dan kerasnya masuk ke sela branya. Tante maya terus turun sehingga branya tertarik keatas karena nyangkut di kontieku.

“Aduh..” erangku karena kontieku srperti mo patah.

“Maaf” katanya sambil ngelepas branya. Tante maya menggenggam erat kontieku dan perlahan menelannya sampai habis. Terasa ujung kontieku memasuki tenggorokannya. Tante maya menatap binal dan mepertahankan posisi itu beberapa lama kemudian perlahan mengeluarkan dan mengulangi lagi. Tatapannya tidak lepas dari ku dan aku membalasnya tanpa ekspresi nikmat ealau rasanya nikmat banget.

Kebinalan tanteku membuatku ngerti kalo dia suka permainan kasar. Bahkan aku meraih belakang kepalanya dan menatik kuat sehingga keseluruhan kontie dan bijiku masuk. Tatapannya semakin binal dan liar. Kedua tangannya memeluk erat pantatku sehingga kedua toketnya menghangat di pahaku. Aku melepaskannya saat tangannya agak mengendur dan begitu terus sampai aku merasa hampir nembak.

Ku raih ketiaknya dan mengangkatnya kemuduan kududukkan di meja. Ku buka pahanya lebar2 sehingga mem3knya terbuka dan memainkan lidahku disana. Tante maya menatap tanpa ekspresi kenikmatan. Hanya desahan dan nafas beratnya yang menandakan itu. Ku raih toketnya dengan tangan kiriku dan mendorongnya sehingga ia bertumpu dengan siku.

“Aaaaaahhhh…” Nafasnya menyengal cepat dan merebah diatas meja. Aku bangkit dan memiringkan tubuhnya kekiri. Mengarahkan kontieku ke sun holenya menekan perlahan sehingga kepala kontie tertelan. Tante maya menatap sayu dengan tersenyum.

“Masukin aja dit”

Aku mendorong kuat sehingga seluruh batang kontieku mentok.

“Ssshhhh…” Desahnya tangannya meremas toketnya. Aku pun bergerak maju mundur. Kumasukkan ibu jariku ke mem3knya yang membuatnya mengerang ku gerakkan lembut. Air susunya menetes membasahi perutnya. Tiba2 rio nangis.

“Bentar ya dit” katanya bangkit dan berlari mendatangi rio. Aku berjalan mengikutinya. Sampai di pintu kamarnya, aku melihat tante maya sedang menyusui rio membelakangiku. Pantat besarnya terlihat sangat menggoda karena kakinya menekuk. Ku dekati dia dan berlutut di tepi ranjang menarik pantatnya mendekatiku. Tante maya menoleh dan menggesr pantatnya kearahku. Ku buka sun hilenya dengan kedua jempol dan memasukkan lagi kontieku. Kali ini aku gak nahan erangan dan desahku. Ku pompa cepat sambil meremas bongkahan pantatnya.

“Pelan dit, rio sedang nyusu” katanya sambil meremas sebelah toketnya.

“Rio udah tidur tan” kataku. Tante maya menahanku dengan tangannya.

“Entot mem3k tante ya dit” katanya sambil beranjak duduk di tepu ranjang ngangkang lebar. Aku masuk ke antara pahanya. Kontie masuk tanpa di bimbing karena…

Besok besok nyambung gan. Udah subuh nih

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu