1 November 2020
Penulis —  andx

Mama pujaan hatiku

Bagian 5

Pembaca yang budiman, mulai bagian 5 ini akan ada sedikit perubahan yakni :

1. Penamaan tokoh utama

2. Perubahan sudut pandang cerita menjadi POV Penulis.

Sekedar informasi, Ari nama panjangnya adalah Andi Ariyanto sedangkan Nursita nama panjang adalah Nunung Nursita. Nah mulai bagian 5 ini penulis akan mengganti nama panggilan Ari - Nursita menjadi Andi - Nunung.

Demikian agar dapat dimaklumi.

Happy Reading.

Siang hari itu seperti biasanya Pak Slamet penjaga makam desa Wonojati sedang melakukan aktivitas nya membersihkan areal makam. Pria paruh baya berusia 65 tahun itu tampak menyeka keringat yang mengucur di wajahnya, merasa sedikit kelelahan karena telah bekerja hampir sepanjang hari. Ia kemudian beristirahat, bersandar di bawah pohon dan menyalakan rokoknya sambil menikmati hembusan angin sepoi-sepoi yang terasa menyejukkan tubuhnya.

Tak berapa lama kemudian datang pengunjung makam yang ingin nyekar. Slamet mengenali mereka yang tak lain merupakan penduduk desa. Ia adalah Bu Lastri yang ditemani salah seorang kerabatnya. Bu Lastri datang untuk nyekar di pusara almarhum pak wardiman dan istrinya. Wanita itu adalah menantu pak wardiman yang kini menempati rumah keluarga besar mereka di desa Wonojati.

Slamet mengamati mereka dari kejauhan sambil menghisap rokoknya. Ia pun kembali teringat akan Nunung Nursita yang tempo hari juga nyekar di pusara orang tuanya. Dalam hati Slamet bertanya-tanya kapan ia akan bisa bertemu kembali dengan Nunung pujaan hatinya tersebut. Membayangkan tubuh montok Nunung seketika batang tongkol Slamet langsung mengeras.

Tak berapa lama kemudian Bu Lastri dan kerabatnya beranjak meninggalkan makam. Namun tanpa disadari handphone miliknya terjatuh di areal pemakaman. Slamet kemudian memungut HP tersebut dan berniat untuk mengembalikannya pada Bu Lastri. Namun kemudian terlintas sesuatu dalam pikirannya. Mungkin saja dalam HP Bu Lastri itu tersimpan nomor kontak Nunung.

Maka langsung saja Slamet menemui salah satu keponakannya untuk meminta bantuan membuka menu buku telepon HP itu, dan mencari nomor kontak Nunung. Dan benar saja Bu Lastri ternyata menyimpan kontak nomor telepon Nunung, adik iparnya. Wajah Slamet langsung sumringah dan berseri-seri, ia pun langsung menyimpan nomor kontak Nunung dalam HP jadul miliknya.

Setelah berhasil memperoleh nomor HP Nunung, maka Slamet pun mencoba-coba untuk mengirimkan pesan SMS kepadanya. Namun ternyata setelah cukup lama tidak ada balasan dari Nunung. Slamet pun merasa sedikit gregetan. Maka ia kemudian mencoba menelepon pujaan hatinya itu. Namun Nunung tak juga meresponnya.

“Assalamualaikum Mbak Nunung ini saya Slamet dari desa Wonojati.”

“Wa’alaikumsalam. Oalah pak Slamet tho. Ada keperluan apa ya kok menelepon saya?”

“Nggak apa-apa kok Mbak, ya cuma ingin sekedar menyambung tali silaturahmi aja.”

Slamet lalu mencoba berusaha berbasa-basi agar dapat mengobrol dengan Nunung. Tapi nampaknya Nunung tak tertarik untuk menanggapi Slamet. Nunung tahu akal bulus laki-laki bangkotan itu yang sepertinya sedang tergila-gila kepadanya.

“Maaf ya pak ini saya lagi sibuk dan tolong sampeyan jangan SMS atau menelepon saya lagi,” ujar Nunung dengan ketus.

Slamet pun merasa tersinggung. “Wah ternyata Mbak Nunung sombong banget sekarang.”

“Udahlah pak, saya tahu kalau sampeyan ini kedanan dan suka sama saya. Mbok ya sampeyan tahu diri, saya kan wanita yang sudah bersuami.”

“Halah jangan sok-sokan alim lah Mbak. Lha wong saya tahu Mbak Nunung diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan putra mbak sendiri si Andi.”

Nunung terdiam. “Lebih baik sampeyan nggak perlu ikut campur urusan keluarga saya. Emangnya sampeyan ini siapa?” Ia pun langsung menutup telepon dengan rasa kesal.

Darah Slamet terasa menggelegak mendapati sikap Nunung yang tak bersahabat itu. “Dasar lonte! Awas kau Nunung tunggulah balasanku. Suatu saat aku pasti akan memperkosamu dan menikmati tubuhmu, wanita jalang!”

Sejak saat itu hati Slamet menjadi tak tenang. Bayangan keinginan untuk bisa memperkosa Nunung selalu menggelayuti pikirannya. Tapi bagaimana ia bisa melakukan hal yang rasanya sungguh mustahil itu? Ah lama-lama aku bisa gila sendiri ini.. bisiknya dalam hati.

Saat Slamet sedang dilanda keresahan tingkat dewa tak dinyana ia mendapatkan kunjungan dari teman lamanya. Namanya Sutejo. Umurnya kira-kira sepantaran juga dengan Slamet. Sudah lama keduanya tidak bersua karena Sutejo selama ini menetap di luar daerah. Melihat sahabatnya sedang bersedih maka Pak Tejo berusaha menanyakan masalah apa yang sedang dialaminya.

“Tentu saja dia menolakku jo,” ujar Slamet. “Memangnya siapa sih yang mau sama laki-laki tua miskin penjaga kuburan seperti aku.”

“Emangnya wanita itu seperti apa hingga bikin kamu jadi tergila-gila seperti ini met? Berapa umurnya?”

“Namanya Nunung. Usianya kira-kira 47 tahun. Sebenarnya aku sudah lama memendam hasratku kepadanya sejak ia masih gadis. Dan saat bertemu kembali setelah sekian lama ternyata dia masih mempesona. Tubuhnya bahenol dan susunya masih montok, itulah yang bikin aku jadi kesengsem kepadanya jo.”

“Hahaha begitu rupanya. Jangan putus asa met,” hibur Tejo. “Bersukacitalah aku datang mengunjungimu hari ini karena insyaallah aku bisa membantumu memecahkan persoalanmu itu.”

“Kau bisa membantuku jo? Bagaimana caranya?”

“Apakah kau tahu apa yang selama ini kupelajari ketika aku merantau keluar daerah? Disana aku banyak bersinggungan dengan hal-hal yang bersifat klenik atau kejawen. Dan nggak dinyana ternyata aku cukup memiliki bakat terpendam. Pokoknya aku cukup paham dengan praktik perdukunan.”

“Wah wah ternyata kamu sekarang jadi dukun tho jo? Hebat kamu.”

“Ya sekedar buat sampingan aja met, itung-itung buat bantuin orang-orang yang kesusahan, ya seperti dirimu ini.”

“Kalau begitu tolong lah aku jo,” pinta slamet mengiba. “Aku ingin dapat memiliki Nunung.”

“Kamu tenang saja met, aku pasti bantuin kamu.”

Sutejo lalu meminta Slamet untuk mempersiapkan beberapa sesaji untuk keperluan ritual. Setelah segala sesuatunya telah siap maka Tejo pun segera memulai ritual, mengirim sihir mahabbah cinta kepada Nunung. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, pelet adalah sebuah sihir mahabbah (cinta) yang digunakan untuk membuat seseorang yang diinginkan menjadi mencintai dan bertekuk lutut terhadap si pelaku, baik melalui amalan tertentu atau pun dengan bantuan orang lain baik dukun mau pun paranormal.

Yang jelas ujung-ujungnya adalah sesuatu hal dimana jin ikut bermain didalamnya. Sihir cinta ini di daerah jawa tengah dan timur dikenal dengan “pengasihan” dan di daerah jawa barat dikenal dengan “pelet”. Pelaku sihir biasanya meminta bantuan dukun, melakukan ritual syaitan (berupa wirid atau puasa bid’ah) atau mendatangi dukun agar wanita atau lawan jenis yang disukainya datang bertekuk lutut dihadapannya.

Praktik sihir ini terjadi di hampir semua kalangan. Seseorang yang sedang terobsesi kepada wanita bersuami bisa melakukan sihir pada targetnya hingga wanita itu jadi gila dan hypersex untuk kesenangannya. Bagi si pelaku ini adalah hal yang sederhana, namun bagi wanita dan suaminya serta keluarganya jelas ini adalah musibah.

Dan benar saja sihir mahabbah yang dilancarkan oleh Slamet melalui perantara Sutejo membuahkan hasil. Nunung merasa dalam beberapa hari terakhir ini pikirannya seperti ling lung dan gelisah. Dalam benaknya tiba-tiba selalu terbayang sosok Slamet hingga membuatnya begitu gelisah dan sulit tidur. Nunung mendadak merasa tersergap rasa cinta yang menggebu-gebu terhadap laki-laki tua itu.

Sementara itu Sutejo kemudian menganjurkan Slamet untuk segera menemui Nunung untuk mengetahui sejauh mana wanita itu sudah terpengaruh sihirnya. Berbekal informasi alamat rumah Nunung yang ia dapatkan dari Bu Lastri, maka kemudian berangkatlah Slamet menuju kota S untuk mengunjungi Nunung. Setelah sampai disana, lelaki tua itu segera mencari alamat rumah wanita idaman hatinya tersebut.

Tanpa kesulitan berarti Slamet dapat menemukan rumah Nunung. Begitu tiba ia terlebih dahulu mengamati situasi disana. Rumah Nursita tampak lenggang namun Slamet belum berani untuk datang dan mengetuk pintu, karena khawatir ada Andi atau Joko, suami Nunung di dalam. Tapi tak lama kemudian Slamet melihat Nunung keluar memanggil tukang sayur yang lewat.

“Nunung..” panggil Slamet.

Nunung menoleh dan terbelalak kaget. “Mas Slamet.. sedang apa disini?”

“Aku ingin menemuimu Nung. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

“Baiklah mas, mari silahkan masuk, kita bicara di dalam rumah aja.”

“Oya ngomong-omong suami sama anakmu dimana Nung?”

“Mas Joko lagi keluar kota, dan Andi sedang pergi touring sama teman-temannya.”

Slamet pun merasa lega mendengarnya. Maka ia pun dengan hati tenang melangkah masuk ke dalam rumah Nunung.

“Oya mau minum apa nih mas, teh atau kopi?” Tawar Nunung.

“Kopi boleh Nung.”

“Dikasih susu nggak?” Ujar Nunung dengan sedikit genit.

“Susu apa nih hehehe..”

“Ya susu sapi lah mas, masa susuku hihi.”

“Maunya susu kamu Nung,” goda Slamet.

“Hush mas Slamet nakal ah.” Ia pun kemudian ke dapur dan membuatkan kopi untuk tamu istimewanya tersebut.

Nunung merasa sangat senang Slamet datang berkunjung menemuinya. Apalagi jujur saja bila akhir-akhir ini ia sering memikirkan lelaki tua itu. Melihat sikap Nunung yang sekarang begitu hangat membuat Slamet jadi merasa yakin kalau wanita itu sepenuhnya telah berada dalam pengaruh sihir mahabbah yang dikirimnya.

“Maaf ya mas kalau kemarin waktu di telepon aku bersikap kurang baik sama mas,” ujar Nunung.

“Nggak apa-apa kok Nung, sudah lupakan saja soal itu,” kata Slamet. “Nunung, kedatanganku kesini tak lain ialah aku ingin mengutarakan isi hatiku kepadamu.”

“Katakanlah mas.”

“Nung, sudah lama aku menyukai dirimu, dan sejak kita bertemu kembali di pemakaman tempo hari aku jadi terus memikirkan dirimu. Untuk itu maukah kau menerima cinta laki-laki tua ini? Rasa cintaku kepadamu benar-benar tulus dari lubuk hatiku yang paling dalam.”

Hati Nunung bergetar mendengar perkataan Slamet. “Iya mas, aku mau menerima cintamu. Akhir-akhir ini aku juga selalu merindukanmu, dan berharap bisa segera bertemu denganmu. Aku senang banget kamu mau datang kesini menemuiku mas.”

Alangkah bahagianya Slamet melihat Nunung kini telah berada dalam genggamannya. “Oh Nunung sayang, kamu milikku sekarang.” Langsung saja ia menyosor menciumi Nunung dan merengkuh tubuh bohay wanita itu dengan penuh nafsu. Rasanya ini benar-benar seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Tangan kasar Slamet yang khas tangan kuli rendahan itu lalu meremasi susu montok Nunung yang selama ini di idam-idamkannya.

“Oohh.. Nunung.. Susu kamu wangi banget nduk.” Slamet terus menikmati susu indah Nunung hingga basah terkena liurnya. Sementara Nunung hanya bisa mendesah-desah menerima perlakuan Slamet yang begitu bernafsu kepadanya. Kontol Slamet kini sudah sangat mengeras dan seperti merengek minta segera dipuaskan.

“Kita kentu yuk Nung, aku udah nggak tahan nih,” bisik Slamet dengan lembut seraya menciumi pipi dan bibir Nunung.

“Kalau begitu kita kentu di dalam kamarku aja mas,” desah Nunung. “Tapi tolong mas kunci dulu pintu depan. Aku mau pipis bentar.”

Slamet pun bergegas menuju pintu depan dan menguncinya dengan benar, kemudian ia mengikuti Nunung menuju ke kamarnya.

“Ini kamar kamu dan suamimu ya Nung?” Tanya Slamet.

“Iya mas. Dulu ini kamar pengantin kami, ranjangnya juga masih yang dulu.”

Slamet pun merasa makin bergairah karena berkesempatan menodai ranjang pasutri yang seharusnya menjadi hak milik Joko sebagai suami Nunung. Dilihatnya di dinding kamar terpampang foto pasutri Nunung dan suaminya, Joko yang tampak harmonis. Dengan sinis Slamet berkata dalam hati “lihatlah Joko, akan kusetubuhi istrimu sepuas hatiku di ranjang ini.

Slamet lalu menarik tangan Nunung dan kembali mendekap erat tubuhnya. Bibirnya menjemput bibir Nunung, desah-desah lembut dari dua insan manusia itu, membuat mereka merasakan kehangatan yang begitu intim. Keduanya kini saling melumat dan lumatan lembut itu pun menjadi pagutan liar. Kini lidah dan bibir mereka saling berebut jilatan, isepan dan kecupan.

Dan bukan hanya sebatas bibir. Jilatan, isepan dan kecupan itu merambah dan menghujan ke segala arah. Keduanya menggelinjang dalam gelombang dahsyat birahi. Nunung menggeliatkan tubuhnya minta agar Slamet semakin erat merangkulnya. Slamet sendiri langsung memeluki dada Nunung. Wajahnya merangsek buah dadanya.

Kedua insan yang sedang dalam birahi tingkat tinggi itu lalu saling membuka pakaian dengan tergesa, seperti tak sabar ingin segera melangkah ke fase berikutnya dalam perzinahan mereka tersebut. Slamet meneguk ludah tatkala melihat tubuh polos Nunung yang telanjang bulat di hadapannya. Kulitnya putih mulus khas wanita jawa ningrat, susunya yang montok ginuk-ginuk terlihat begitu kenyal dan menggemaskan, tempik Nunung yang menggembung nampak sangat ranum dalam bayangan jembutnya yang cukup lebat.

“Kok cuma diliatin aja mas,” kata Nunung. “Kontolnya udah tegang tuh minta dimasukin kesini.” Ia menyibak tempiknya yang menggiurkan dengan jarinya.

Slamet yang sudah diburu nafsu langsung merangsek, membenamkan mukanya ke kemaluan ranum Nunung yang terasa harum. Bibir dan lidah Slamet melumat dan menghisap seluruh perangkat kemaluan itu. Tangan Nunung menangkap kepala lelaki tua itu, menekannya agar lumatan dan jilatannya lebih meruyak masuk ke dalam vaginanya.

Cairan birahi yang asin hangat yang meleleh dari kemaluan Nunung langsung dia sedot dan telan untuk membasahi kerongkongannya yang kering kehausan. Itil Nunung dia lumat dan gigit dengan sepenuh gemasnya. Tekanan Nunung pada kepala Slamet berubah jadi jambakkan pada rambutnya. Pantat Nunung terus naik-naik menjemput bibir dan lidah Slamet.

Kini Slamet yang sudah menanggalkan celana kolornya di lantai segera merangkak ke atas dan memeluki tubuh Nunung. Kontolnya berayun-ayun mencari sasarannya. Paha Nunung yang hangat langsung menjepit tubuh Slamet dengan tempiknya yang tepat terarah ke ujung kontol Slamet. Untuk langkah lanjutannya, mereka berdua, baik yang senior maupun yang yunior sudah terampil dengan sendirinya. Ujung kontol Slamet sudah tepat berada di lubang vagina istri Joko itu. Mereka telah siap melakukan manuver akhir. Dan saat mereka saling dorong, kemaluan Slamet langsung amblas ditelan vagina Nunung. Sambil bibir-bibir mereka saling melumat, Slamet mengayun dan Nunung menggoyang. Kontol tua Slamet dan vagina Nunung bertemu dalam kehangatan seksual birahi yang sungguh terasa nikmat.

“Oohh Nunung tempik kamu rasanya sungguh nikmat.. aawwhh,” erang Slamet. “Sungguh beruntungnya aku bisa ngentotin wanita secantik dirimu..”

“Mmmhhh.. kontol kamu juga mantul mas.. aawwhh.. teruss mass.. teruss ssodookk… oouuhh..” Nunung merengek-rengek tak karuan.

Slamet mempercepat ayunan kontolnya pada lubang kemaluan Nunung. Pertempuran panas keduanya sampai membuat ranjang berdecit-decit. Slamet sangat kagum sekaligus merasakan nikmat yang sangat dahsyat atas penetrasi kontolnya pada lubang vagina Nunung yang serasa perawan itu. Nunung yang menikmati legitnya kontol kekar Slamet menggelinjang dengan hebatnya. Genjotan kontol Slamet yang semakin cepat pada kemaluannya mempercepat dorongan untuk orgasmenya. Kini Nunung merasakan segalanya telah siap berada di ujung perjalanan. Dan dengan jambakan tangannya pada rambut Slamet, bak kuda betina yang lepas dari kandangnya Nunung memacu seluruh saraf-saraf pekanya. Kedua kakinya dia jejakkan keras-keras pada tepian ranjang hingga pantatnya terangkat tinggi untuk menelan seluruh batang kontol Slamet dan datanglah malaikat nikmat merangkum seluruh otot, daging dan tulang belulang Nunung. Cairan birahi Nunung muncrat dengan begitu derasnya. Terus memuncrat-muncrat yang diikuti dengan pantatnya yang terus naik-naik menjemputi kontol Slamet yang juga terus mempercepat sodokkannya untuk mengejar kesempatan meraih orgasme secara berbarengan dengan orgasme Nunung. Dan pada saat muncratan cairan vagina Nunung mulai surut, kontol Slamet yang masih kencang mengenjot vagina Nunung tiba-tiba berkedut keras. Kedutan besar pertama menumpahkan bermili-mili liter air mani yang kental lengket dari kantong spermanya. Dan kedutan berikutnya merupakan kedutan pengiring yang menguras habis kandungan sperma dari kantongnya. Slamet melenguh panjang merasakan nikmat puncak klimaks. Sesaat kemudian mereka berdua terengah-engah dan rebah. Mereka merasa kegerahan, keringat mereka bercucuran. Slamet dan Nunung telah meraih kepuasan yang sangat dahsyat. Slamet benar-benar merasakan ini adalah hari terindah dalam hidupnya. Sementara Nunung meskipun saat ini sedang berada dalam pengaruh sihir mahabbah tapi ada sesuatu dalam hati kecilnya yang berteriak, hingga membuatnya meneteskan air mata. Nunung merasa begitu hina dan kotor setelah Slamet menjamahnya serta menodainya. Karena bagaimanapun saat ini ia masih berstatus istri dari Joko.

Ya, mati-matian Nunung Nursita menjaga kesucian kemaluannya selama ini dari godaan syahwat, meskipun kemudian ia mengizinkan Andi putranya untuk menjamah kemaluannya karena memang Andi pantas untuk mendapatkannya dengan segala perjuangannya dan kerja kerasnya menyokong perekonomian keluarga. Tapi tak dinyana saat ini ia harus merelakan kemaluannya yang bermutu tinggi untuk dinikmati secara cuma-cuma oleh seorang laki-laki tua dekil yang secara fisik dan penampilan jauh dari kata sempurna dan sebenarnya sangat tidak pantas dan layak untuk mendapatkan kenikmatan dari tubuh bohay Nunung yang elok menggiurkan. Yah tapi Nunung memang tak bisa berbuat banyak setelah ia terjerat oleh sihir mahabbah yang terkutuk dari Slamet. Walau begitu Nunung juga jujur mengakui bila dirinya benar-benar menikmati persetubuhannya dengan Slamet. Bahkan Nunung merasa Slamet lebih perkasa dibandingkan dengan Andi, meski sudah cukup berumur. Nunung pun hanya bisa pasrah, karena mulai saat ini Slamet akan senantiasa hadir dalam hari-harinya, dalam hidupnya.. untuk mereguk kepuasan seksual darinya.

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu