1 November 2020
Penulis —  andx

Mama pujaan hatiku

MAMA PUJAAN HATIKU

Di ulang tahunku yang ke 24 aku mendapat kado spesial dari mama. Aku sempat heran karena tak biasanya mama memberi kado ultah. Apalagi sekarang aku juga sudah dewasa, jadi rasanya cukup malu kalau menerima kado ultah. Setelah kotak kado aku buka, aku sungguh terperanjat. Ternyata isi kado tersebut sebuah BH wanita.

“Selamat ulang tahun, Ari. Semoga panjang umur dan sehat sentosa. Maaf mama hanya bisa kasih ini sebagai kado ultahmu. Semoga kamu menyukainya.. —Mama”

Aku tak tahu harus bersikap apa saat itu. Rasa Senang, tegang, malu bercampur jadi satu. Kado mama tersebut memang menyiratkan sesuatu. Sebenarnya aku memang sudah lama memendam hasratku pada mama, ibu kandungku sendiri. Entah kenapa aku selalu bernafsu pada mama yang sekarang telah menginjak usia 46 tahun.

Aku ingin sekali bisa bercinta dengan mama, namun aku sadar bahwa hal itu mustahil. Maka demi memuaskan hasratku aku sering mengintip mama ketika lagi mandi, atau juga menciumi pakaian dalamnya sembari beronani membayangkan mama. Penampilan mama tergolong biasa. Cuma mama memiliki kulit putih n mulus.

Dan sekarang tiba-tiba mama memberiku kado seperti itu. Kado tersebut menunjukkan bahwa mama ternyata telah mengetahui perilakuku yang tersembunyi itu. Saat itu sebenarnya mama sedang sering bertengkar dengan papa. Papaku memang memiliki temperamen yang keras. Jika sudah terbakar emosi maka tak jarang papa memukuli mama.

Malamnya aku tak bisa tertidur karena terus memikirkan kado dari mama tersebut. Aku bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirim sms pada mama yang mungkin sudah terlelap.

“Terimakasih buat kadonya ya ma.” bunyi smsku, singkat.

Tak disangka-sangka, beberapa saat kemudian hp ku berbunyi menandakan ada sms masuk. Ternyata dari mama.

“Sama-sama ri. Maaf ya BH nya belum dicuci, pasti bau tuh.” sms mama.

“Baunya justru wangi banget ma.”

“hm.. diam-diam ada yang naksir mama nie”

“Wajar dong, habis yang ditaksir orangnya cantik sih.”

“Istighfar ri, ini mama, ibu kandung kamu sendiri.”

“Aku cuma ingin membuat mama bahagia. Kita jalani saja pelan-pelan ma.”

“Ya sudah, kita lihat saja nanti.” pungkas mama.

Aku sungguh merasa bahagia dengan kenyataan mama mau membuka diri untuk memahami perasaanku padanya. Memang ini semua seperti sulit dipercaya, namun aku sungguh bersyukur karenanya. Mama saat ini memang sedang labil dan seperti butuh pelarian. Mengingat akhir-akhir ini papa sering mengamuk tanpa alasan yang jelas, sehingga membuat suasana di rumah jadi tak nyaman.

Keesokan harinya, kami bersikap wajar seperti biasanya, sembari menjalani aktivitas masing-masing. Mama bekerja sebagai karyawati di sebuah pabrik garmen. Sementara aku cuma kerja serabutan, seperti papa juga. Siangnya tiba-tiba mama sms aku minta dijemput di tempat kerja. Dengan antusias aku pun segera menuju kesana untuk menjemput pujaan hatiku tersebut hehe.

“Lho mama emangnya nggak kerja?” tanyaku.

“Mama tadi kerasa agak ngga enak badan, makanya minta ijin pulang,” jawab mama.

Dalam perjalanan pulang tiba-tiba turun hujan deras. Aku lalu menepikan motorku dan kami berteduh di sebuah warung gubug kecil yang kosong dan tak terpakai. Melihat mama yang cukup kedinginan, aku lantas memakaikan jaketku padanya supaya hangat. Perlahan-lahan kami pun saling mendekatkan diri. Aku mulai merangkul mama, dan mama bersandar di bahuku.

“Tumben-tumbenan kamu ngesun mama. Biasanya nggak pernah,” kata mama.

Aku tersenyum. “Iya, pengen aja, ma. Masa ngga boleh.”

“Ya tapi kamu jangan malas mandi

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu