2 November 2020
Penulis —  yzfR25

Lily, Adik Sepupu Yang Menjadikanku Pelarian Nafsu

Extra Story

* *

Setelah ‘pertempuran’ ronde pertama, aku keluar kamar sebentar untuk ke ATM dan membeli jus pesanan Lily. Biar seger lagi buat ronde kedua katanya. Ku kunci pintu dari luar karena Lily sedang mandi, lalu akupun bergegas pergi.

Sekitar 30 menit aku baru kembali, saat ku buka pintu ternyata Lily sedang tertidur pulas hanya mengenakan bra dan CD serta berbalut selimut yang sudah tak rapi lagi. Ku letakkan jus di meja, lalu duduk di tepi ranjang. Sungguh pemandangan yang indah, bidadari pemuas nafsuku tertidur pulas, dengan posisi miring wajahnya tetap cantik terlihat dari samping, dan tubuhnya amat mengundang selera.

Nafsuku naik seketika, ku raba pahanya, ku kecup lembut pipinya, tak ada respon apapun. Ku balikan badannya agar telentang, ku jilat payudara atasnya sambil ku usap selakangannya, masih tak ada respon selain gumaman lirih dari mulutnya. “Sial, pules banget ni anak” umpatku dalam hati, ku panggil namanya sambil ku elus pipinya pun dia tetap tertidur.

Aku berjalan ke arah karaoke di kawasan hotel ini yang letaknya di bangunan paling ujung, entah kenapa aku ingin kesana padahal aku tidak suka berkaraoke ria.

Saat melintas di parkiran motor sepintas ku lihat ada cewek berdiri di lorong dekat gudang, sepertinya sedang menelfon. Wajahnya tak terlihat karena membelakangiku, badan mungil, paha mulus, bokong mengkal, pinggul ramping, rambut sebahu, dengan balutan rok pendek dan kemeja ketat, imut juga pikirku.

Saat jarak antara kami semakin dekat, dia yang mendengar suara langkahku pun otomatis menoleh. Dan hal yang tidak terduga pun terjadi..

“Loh Monic? Kamu kok disini?” tanyaku agak kebingungan

“Eh Rizky, aku ini.. emm.. lagi, lagi nunggu jemputan” jawabnya tergagap

Oiya hampir lupa, sekilas tentang Monic. Dia adalah cewek perantauan dari kota hujan, wajah imut, kulit putih mulus, perut ramping, payudara dan bokong yang proporsional, dan yang paling bikin deg-deg ser itu kalo inget empotan vagina mulusnya itu loh, kagak nahann!

Aku tau banyak tentang dia karena dia mantan pacarku, ga perlu diceritain kan gimana kita putusnya? Hahaha eace:

Lanjut ke Monic lagi, dia tampak grogi atau apa lah aku tidah tau pasti. Lalu ku coba bertanya, “Jemputan? Emang kamu abis darimana terus mau kemana Mon?”

“Aku kerja di karaoke situ Ky, baru keluar nih mau pulang” jawabnya

“Oh, pantes. Aku kira kamu ngapain, ternyata pulang kerja” kataku sekenanya

“Kamu sendiri ngapain Ky?” tanya Monic penasaran

“Pas lewat aja, lagi sama temen, tadi niatnya mau liat tempat karaoke” jawabku asal

“Lagi suntuk ya? Keliatan deh butuh hiburan, hehe” goda Monic

“Kalo tadi iya, tapi sekarang mah udah ilang. Ketemu kamu sih, jadi ilang suntuknya” aku coba merayunya

“Alah gombal, mulai deh” kata Monic dengan nada mencibir

Otakku berfikir cepat, bagaimana agar aku bisa melampiaskan nafsuku yang sempat tertahan pada Monic. “Nah dapet ide..” bathinku

Tanpa banyak basa-basi lagi ku dekatkan wajahku pada wajahnya, seolah ingin menciumnya. Sontak Monic menghindar, sambil berkata “Ngawur kamu Ky, kalo ada yang liat gimana?”

Aku hanya tersenyum, aku sengaja melakukannya agar tau respon Monic, dia tidak menolak tapi malu. Kebetulan, pikirku.

Tanpa banyak bicara kugandeng Monic menuju gudang.

“Eh kamu mau ngapain Ky?” tanya Monic

Aku tak menjawab, ku bawa dia masuk ke gudang lalu ku kunci pintunya. “Aku cuma kangen” kataku

Aku tak mau memberinya kesempatan berfikir, langsung saja ku dekap tubuhnya, tak ada respon. Ku kecup lembut bibirnya, tak ada penolakan, hanya ekspresi bingung tampak jelas di wajahnya.

Merasa tak ada penolakan, aku melakukan hal yang lebih berani. Ku pagut mesra bibirnya, ku cumbu, sambil tangan kananku meremas payudara ranumnya dan tangan kiriku mengelus bokong kenyalnya. Monic mulai terbawa suasana, dia membalas ciumanku sambil mendesah. Tubuh Monic mungkin kecil, tapi nafsunya sangat besar.

Tanganku bertindak lebih berani, ku buka kancing atas bajunya, Monic masih asyik dengan cumbuanku. Tapi saat kancing kedua ku buka lalu tanganku masuk menyentuh bagian atas payudaranya Monic menahan tanganku, sambil berbisik “Jangan Ky, ga sempet lagi. Bentar lagi aku dijemput”

Agak kecewa juga aku, tapi tak cukup alasan untuk menyerah pikirku.

“Ya udah, ayo cepet selesein biar kamu bisa cepet pulang” jawabku santai namun dengan kalimat yang berarti memaksa

Wajah monic tampak agak panik, aku yang masih tak mau memberinya waktu berfikir langsung mencumbunya lagi. Singkat namun jangan sampai ada yang terlewat, itu tujuan utamaku.

* *

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu