2 November 2020
Penulis —  yzfR25

Lily, Adik Sepupu Yang Menjadikanku Pelarian Nafsu

Cerita ini tentang hubunganku dengan adik sepupuku, oiya lupa belum kenalan, namaku Rizky. Aku cuma seorang pemuda desa biasa, tinggal di desa yang.. ya, ga pelosok banget sih, tapi cukup jauh dari hingar bingar keramaian kota. Sedikit gambaran tentang lingkunganku, meski di desa, motor mahal dan rumah gedong adalah pemandangan yang biasa, bahkan beberapa memiliki mobil juga.

Kebanyakan dari mereka hidup di tanah rantau, tak sedikit pula yang sampai bekerja di luar negeri, meski cuma jadi asisten rumah tangga (pembokat-red) tapi kalo pas mudik gayanya itu loh. Ceweknya juga cantik-cantik, yang ABG mulus-mulus, biasa lah anak desa baru ngerti mode+pendanaan yang cukup dari ortu yang kerja di luar negeri jadi terawat tampilannya.

Cewek cantik di desaku salah satunya ya adik sepupuku sendiri, Lily namanya. Sebenernya Lily bukan asli adik sepupuku, oke singkatnya gini, dia itu anak dari adik kandung ayah tiriku. Nah loh, ribet kan?

Umurnya masih cukup muda, 24 tahun, 2 tahun lebih tua dariku. Meskipun masih muda tapi Lily ini sudah menikah dari 3 tahun lalu, dan dikaruniai seorang putra yang sekarang berusia sekitar 2 tahun. Lily termasuk anak yang baik, kalem dan ga neko-neko dari jaman kecil dulu ga banyak rubah. Sayangnya dia menikah dengan pria yang pengecut, awalnya manis, setelah ada masalah karena menipu mertua dan saudaranya (termasuk ane :’() dia kabur dan tidak berani pulang, jadilah Lily hidup bak seorang janda sekarang.

Aku dan Lily dulu cukup dekat, waktu jaman SMA aku sering mengantarnya berangkat sekolah karena sekolah kami beda, bahkan tak sedikit temanku atau temannya mengira kami berpacaran. Tapi setelah dia lulus, bekerja, lalu menikah kami seolah menjaga jarak. Tapi semenjak suaminya kabur Lily kembali dekat denganku, kami sering ngobrol sekedar bercanda atau aku yang jadi pendengar setia untuk semua keluh kesahnya.

Dari situ aku tau, dia menanggung beban berat harus bekerja untuk menghidupi anaknya. Dia tak bisa banyak berbagi beban, ibunya di luar negeri, sementara akan sulit pasti bercerita pada ayahnya meski ayah kandung sekalipun, adiknya masih SMP dan memang acuh, sementara saudara meski terkesan perhatian, tapi di belakang mereka justru mengobral aib Lily pada tetangga.

Jadi cuma aku yang bisa Lily percaya, karena aku memang cuek pada lingkunganku jadi tidak mungkin aku bercerita pada tetangga, dia juga bilang kalau aku baik karena mau mendengar dan menyemangatinya. Dan ada satu alasan dia dekat denganku yang menjadi dilema, aku tau dia cukup menaruh hati padaku, aku bisa melihat dari sikap manja dan caranya berbicara padaku.

Hingga akhirnya sebuah awal tak terlupakan pun terjadi..

* *

Pagi itu aku menuliskan akan pergi ke suatu tempat wisata di DM BBM-ku, tak lama Lily mengirim pesan dengan nada bercanda minta ikut. Aku pun iseng mengajaknya dengan embel-embel refreshing. Tanpa diduga dia mau dan menanyakan kapan aku berangkat, kebetulan katanya mumpung liburan karena memang waktu itu sedang libur semester anak sekolah jadi dia yang bekerja sebagai guru TK pun libur juga.

Awalnya aku ragu karena tujuan awalku pergi karena ada bisnis, tapi tak apa lah paling tidak aku ada teman refreshing juga. Aku lalu menyuruhnya bersiap dan berkata selesai mandi aku akan menjemputnya. Dan setelah aku selesai bersiap aku langsung meluncur menuju rumahnya, dan alangkah terkejutnya aku melihat dia yang begitu cantik beda dari dandanan biasanya.

“Hayoo, bengong liatin apa?” katanya menyadarkanku dari lamunan

“Ah enggak, cuma tumben aja dandananmu kayak ABG. Haha” candaku sekenanya

“Loh kan emang masih ABG” jawab Lily dengan nada bercanda

“Ah kamu, malu sama anak woy! Sama muridmu juga, haha” aku mengejeknya, “Eh iya Evan mana?” lanjutku (Evan itu nama anaknya)

“Evan lagi diajak ikut kondangan sama bapak ke tempat sodara, sekalian jalan-jalan katanya” Lily menjelaskan

“Oh pantes kamu dandan gitu, ga ada anak toh” kataku dengan nada sinis

“Haha, gapapa kali mas biar berasa gadis lagi” katanya santai

“Wah kumat. Eh berasa gadis? Emang gadis rasanya gimana ya? Jadi penasaran” tanyaku dengan raut wajah polos

“Mulai ngelantur deh. Berangkat yuk keburu panas nih ntar” katanya dengan tampang cemberut

“Siap non, kita berangkat” kataku

Lily lalu naik ke boncengan dan kami pun berangkat.

Sepanjang jalan kami terus bercanda, kadang aku sengaja ngerem mendadak atau melintas di jalan yang bergelombang agar bisa merasakan tekanan toketnya..

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu