2 November 2020
Penulis —  yzfR25

Lily, Adik Sepupu Yang Menjadikanku Pelarian Nafsu

Tempat yang kami tuju adalah sebuah pantai rekreasi, setelah sampai di lokasi aku lalu memarkirkan motor dan melanjutkan berkeliling dengan jalan kaki berdua. Ku lihat jam masih pukul 09.00, masih banyak waktu bathinku.

Ada kejadian lucu yg kami alami, saat aku membuka jaket aku baru sadar ternyata setelan baju yang kami kenakan berwarna sama, biru muda. Sejenak kami saling pandang, lalu tertawa. Tak ada yang istimewa saat itu, aku lbh banyak di seret-seret oleh Lily untuk sekedar melihat souvenir atau pakaian yang banyak di jajakkan di sekitar pantai.

Panas yang cukup terik membuat kami kelelahan, kami putuskan untuk mencari tempat makan siang. Aku mengajaknya makan di sebuah restoran yang menghadap pantai, duduk berdua sambil ngobrol ringan dan bercanda. Sampai saling menyuapi pun kami lakukan, dengan dalih mencicipi makanan yang memang berbeda pesanan.

Akirnya ku dapatkan sebuah ide..

“Abis ini mau kemana lagi nih?” tanyaku membuka obrolan

“Terserah sopirnya aja, penumpang mah nurut” jawabnya bercanda

“Enaknya kemana? Panas bener, enaknya ngadem ini mah. Mandi seger kayaknya” aku mulai memancingnya

“Nah bener tuh mas, mandi tuh. Di laut yuk?” ajaknya

“Baju basah dong?” tanyaku agak bingung

“Aku udah beli kaos sama celana pantai, ntar mas aku beliin juga deh. Ga afdol ke pantai ga main air, hehe” Lily coba membujukku

“Wah berasa jadi berondong piaraan tante-tante nih, pake mau dibeliin baju biar nurut. Hahaha” kataku bercanda

“Idih pake ngeledek segala, ayo ah keburu sore ntar” ajaknya sambil menggandengku.

Aku lalu membayar makanan dan menuju ke pantai, setelah membeli baju dan berganti baju di WC umum lalu menitipkan barang bawaan kami pun bermain seperti anak kecil di pantai.

* *

Cukup melelahkan juga, hingga kami putuskan untuk mandi membilas badan. Aku mulai melancarkan siasatku..

“Mau bilas di WC yang sekatnya bolong sama airnya keruh?” tanyaku

“Ih ga deh, emang ada tempat lain mas?” Lily mulai terpancing

“Ada tuh di seberang jalan, bisa sekalian ngadem juga” kataku menunjukan sebuah hotel yg tempatnya cukup asri

“Kok hotel? Numpang mandi doang ke hotel” Lily kebingungan

“Ya sewa kamar lah, jadi abis mandi sekalian istirahat” pancingku lagi

“Oke deh” jawab Lily singkat

Aku menggandengnya karena risih pada bayak mata mesum yang memandang tubuh indah Lily yang tercetak jelas dibalik kaus pantainya. Tapi ada sedikit rasa bangga terbesit karena sebentar lagi aku akan menikmati tubuh indah yang banyak dilirik itu.

Setelah booking kamar kami buru-buru masuk, aku sengaja langsung melepas kaosku dan menuju kamar mandi saat Lily juga akan masuk.

“Aku duluan..” godaku

“Aku dong mas, risih nik banyak pasirnya” Lily memelas

“Bareng deh biar adil” ku lanjutkan strategiku

“Kamu yang enak dong mas?” gerutunya

“Yaudah kalo ga mau” kataku sambil ngeluyur

“Iya deh bareng aja, tapi jangan cari kesempatan ya” Lily coba mengancamku

“Gak lah, tapi kalo dikasih sih ga nolak” aku menggoda sambil menggandengnya masuk kamar mandi. Lily terlihat agak canggung tapi juga tersenyum geli saat melihatku dengan santainya melepas semua pakaianku.

Awalnya dia agak canggung, tp akhirnya dia lepaskan juga pakaiannya hingga tersisa bra dan CD saja. Saat aku memandang tubuhnya ternyata dia melirik burungku yang kedinginan, dia tertawa lalu meledekku

“Ahaha, mengkirut ni yee.. Kacian, kedinginan” cibirnya

“Eh ngejek, kalo ntar dia cari mangsa awas aja kamu” aku balik menggodanya, Lily tidak menjawab hanya menjulurkan lidah mencibirku.

Aku memang sengaja jual mahal dan tidak langsung exe, aku ingin dia juga menginginkannya.

Aku menyuruhnya melepas bra dan CD karena banyak terselip pasir, dan Lily sudah tak canggung lagi. Dia lepaskan semua sambil menunduk, tak sadar aku sedang menikmati pemandangan indah tubuhnya yang nyaris tanpa cela. Sekarang di depanku berdiri cewek sexy dengan tingi 163 cm, rambut panjang lurus, face cantik dengan tulang pipi menonjol, toket super 34C, bulu kemaluan tipis, sungguh sempurna.

Seperti tau sedang ku pandangi Lily lalu melihat ke arahku, dan tersenyum geli karena kini penisku sudah mengacung akibat disuguhi tubuh moleknya. Aku tak bisa menahan lagi, ku dekati Lily perlahan, makin aku mendekat dia justru melangkah mundur tapi tidak berusaha menghindar. Dia hanya menggodaku, dengan senyum nakalnya.

Dengan satu gerakan cepat ku gapai kedua tangannya dengan kedua tanganku, raut wajahnya berubah, matanya sayu dan bibirnya mulai agak bergetar. Ku dorong tubuhnya merapat ke dinding, tanpa sengaja tangan kami menekan kran shower yang berada tepat di atas kami hingga air mengucur cukup deras mengguyur tubuh kami.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan