2 November 2020
Penulis —  cintamemekstw

Ku Perkosa Juragan Tembako Usia sekitar 60 Tahun

LANJUT…

Setelah 1 bulan aku bkerja membantu paman, setiap tidak ada pekerjaan aku main ke tempat juragan Tembako Bu Biyah kadang kala juga aku membantu pekerjaan Bu Biyah, semua pekerja dirumah Bu Biyah ada 5 orang sudah brkluarga semua, kalo sore para pekerja pada pulang semua, Klo dirumah Bu Biyah pikiranku selalu kotor karena melihat tubuh montok Bu Biyah yang selalu diselimuti kain gamis tipis dan senyuman yang ramah, sudah hampir 3 minggu aku bkerja dirumah Bu Biyah, aku dan pkerja lainya sdh saling kenal bahkan aku dengn Bu Biyah pun sdh biasa ngobrol tanpa ada rasa canggung, waktu itu jam menunjukan pukul 15.00 Wib tapi langit gelap gulita karena mau hujan, para pekerjapun ahirnya pada pulang dan cuma aku yang belum pulang karena aku disuruh mengantar tembako diDesa sebelah, setelah pulang sampai dirumah Bu Biyah Hujan pun turun dirumah hanya aku dan Bu Biyah, sambil menunggu hujan reda aku pun dibuatkan kopi kebiasanku karena kalo hujan dan suasana dingin penginya buang air kecil terus apa lagi ditambah dihadapanku ada wanita yang ramah tapi menggairahkan, baru kali ini aku melihat Bu Biyah tidak memakai Hijab, dengan rambut yang rapi tapi ada sebagian rambut yg sdh memutih membuat hasratku semakin menggila.

Aku: Bu numpang kamar mandi,

Bu Biyah: ya silahkan Nak kebelakang lurus,

Aku pun segera bergegas ke kamar mandi, kulihat dikamar mandi ada celana dalam yang agak kusam didalam ember, aaah pasti ini milik Bu Biyah, stelah aku kluar aku melewati Kamar Bu Biyah, kulihat Bu Biyah ada didalam kamar sedang menyisir rambut dan mengganti pakean dengan daster motif bunga, pikiranku mulai kacau ingin rasanya aku masuk ke kamar dan aku peluk dari belakang tapi aku juga takut kalo nanti dia teriak2 dan aku digrebek oleh warga, kontolku mulai mengeras melihat Bu Biyah yang montok dan bersih, tanpa sadar dan gk tau ada setan apa yang ada didalam pikiranku ahirnya aku masuk ke kamar Bu Biyah, baru aku tutup pintu kamar Bu Biyah yang semula sedang berkaca kaget gk karuan.

Bu Biyah: Jangan kurang ajar kamu nak, masuk kamar tanpa ketuk pintu, ayo keluar nanti kalo ada orang dikira kita sedang apa.

Tanpa aku jawab aku pun terus mendekat Bu Biyah didepan kaca dengan tatapan tajam dan nafsu yang gk terbendung.

Bu Biyah: Kamu mau apakan ibu nak, ingat nak ini ibu Nak ingat nak ingat,

Setelah mendekat kupeluk Bu Biyah, dia meronta dan mengatakan kata2 yang seharusnya tidak layak dia katakan.

Bu Biyah: Jangan nakal kamu naak, bajingan kamu nak, ingat nak ini ibu, kamu nanti kecewa nak ini ibu, ingat nak ingat.

Dengan suara serak karena kegugupanku dicampur dengan rasa was was aku mengatakan,

Aku: aku suka sama Bu Biyah

Tubuh yang montok dan bersih sekarang sudah ada dipelukanku aku cium leher Bu Biyah dan dia pun selalu meronta ahirnya lepas dari pelukanku dan mendekat diranjang, aku pun terus mengejarnya ahirnya aku peluk dan aku jatuhkan tubuh montok Bu Biyah, grubyaak Bu Biyah tetap melawan dan meronta sambil mengatakan.

Bu Biyah: Nak ingat nak ini ibu, nanti aku teriak luh, ingat nak ini ibu jangan digituin nanti kamu kecewa.

Walaupun Tubuhku lebih besar dan lebih tinggi dari Bu Biyah tapi tenaga Perempuan tetap kalah dengan tenaga laki laki, aku pun terus menggila daster yang Ibu Biyah pake aku angkat sehingga Celana dalam Bu Biyah kelihatan, langsung ku rogoh memek Bu Biyah, aaaaah sungguh tak ku duga memek yang tembem dan banyak bulunya, mungkin rambut memeknya jarang dipotong, sembari aku ciumi tanganku pun aktif mengorek memek Bu Biyah, kulihat Bu Biyah meneteskan air mata tapi aku tidak peduli sekarang perlawanan sudah mulai melemah, mungkin efek dari ciuman yang selalu mengarah ke leher dan colokan jari yang menembus lobang memek Bu Biyah, setelah berapa menit ingin ku lepas Celana dalam Bu Biyah, tapi sebelum aku lepas aku pun melepaskan celanaku dulu, aku berdiri untuk melepas celana.

Kulihat Bu Biyah msih tetap menangis dan membisu sambil membemahkan baju yang berantakan dan celana dalam yang sudah merosot ke paha karena belum aku lepas, stelah celanaku ku lepaskan Bu Biyah kaget melihat aku telanjang dengan kontol yang sudah mengacung rasanya seperti mau lari Bu Biyah, ahirny aku tindih dengan tubuhku, Bu Biyah tetap melawan dan sambil menangis dia berkata.

Bu Biyah: Ingat nak, ini ibu sudah nenek2, ingat nak sudah nak sudah nak,

Ku regangkan kakiknya tetap sulit karena Bu Biyah selalu bertahan menghimpit Kewanitaanya dan Celana dalamnya agar tidak aku lepas, tapi aku tidak tinggal diam aku pun meciumi leher Bu Biyah dan meremas2 susu Bu Biyah, aaah besar sekali susunya.. Bu Biyah selalu mendorongku agar aku pergi dari tubuhnya dan agar aku tidak menckumi lehernya tapi aku tetap bertahan dengan sekuat tenagaku, dalam pikiranku kalo pun Bu Biyah teriak kayaknya tidak terdengar diluar karena hujan yang sangat lebat disertai petir, ahirnya himpitan paha Bu Biyah untuk mempertahankan celana dalamnya agar tidak ku lepas melemah, kini ku raih celana dalam Bu Biyah aku seret ke paha dan sambil aku terus mencium leher serta mencium bibir Bu Biyah walaupun tidak ada respon dari Bu Biyah tapi aku tidak bosan bosannya berusaha mendapatkan respon, setelah celana dalam sampai ke Paha aku pancal pake kaki sambil aku menaiki tubuhnya, Bu Biyah tetap menangis sambil menggeleng2 kan kepalanya karena menolak untuk dicium bibirnya, kini tubuh mungilku sudah berada ditengah2 himpitan paha Bu Biyah, senjata andalan yang dari tadi mengeras ahirnya ku arahkan ke tengah2 paha Bu Biyah yang rimbun, bleeeees aaaaaahhhhh, sekali arahan langsung masuk ke lobang memek Bu Biyah sambil aku tindih tubuhnya dan kulihat matanya melotot dan tangan Bu Biyah tiba2 menghantam pipiku plaaaak, mungkin Bu Biyah merasakan lobang memeknya dimasukin senjata andalanku.

Bu Biyah: kurang ajar kamu nak, bajingan kamu nak…

Walupun kata2 kasar terus keluar dari mulut Bu Biyah tapi aku tidak peduli kontolku yang sudah tertancap dilobang memek Bu Biyah kini ku ayunkan, plook, plook, ploook, plook, Bu Biyah trus menangis kini tanganya yang dari tadi melawan selalu mendorong tubuhku sekarang sudah tak berdaya bahkan tanganya malah untuk menutupi mukanya, kemungkinan malu dan sedih..

aaahhhh aku semakin menggila karena rasa hangat dikontolku sudah mulai terasa, genjotanpun aku percepat.. plok, plok, plok, plok, plok… aaahh, aaaah… aaah… plok, plook, plook, plook… aaaahhaaaaaaaahhhhhhhh kumasukan dalam dalam kontolku dan aaaah crooooot, crooooot, crooooot, croooooot… ahirnya pejuhku keluar dilobang memek Bu Biyah aku pun ambruk diatas tubuhnya dan ku lepas kontol yang sudah melemas…

Rasa Kecewa dan takutpun baru aku rasakan, aku pun bergegas memakai celana dan keluar dari kamar Bu Biyah, ku Cari Bu Biyah tidak ada diruang tamu, aku mencari dibelakang ternyata Bu Biyah dikamar mandi kudengar suara air yang diambil dari bak, mungkin Bu Biyah lagi membersihkan memeknya, sebelum Bu Biyah keluar dari kamar mandi aku pun cepat2 pulang karena hujan sudah mulai reda dan aku juga takut nanti Bu Biyah marah bahkan lapor ke Polisi atas perbuatanku, aku pulang ketempat paman sampai dirumah paman aku langsung mencari paman untuk pamitan kalo aku mau pulang ke rumah orang tuaku dengn alasan ibu sakit, ahirnya pamanpun mengijinkan aku untuk pulang dan aku diantar sampai diterminal, dari rumah paman ke rumahku kira2 5 Jam… setelah naik bis jurusan terminal Kotaku aku pun merasa lega tapi juga was was, karena aku takut kalo nanti Bu Biyah lapor ke Polisi, sampai rumah sekitar jam 23.30 WIB, dirumah bapakn dan ibu sdh tidur aku pun masuk kamar, didalam kamar aku tidak bisa tidur kebayang Bu Biyah dan juga ketakutan kalo sampe Bu Biyah lapor Ke Polisi aku pasti dihukum… sampai jam 04.00 WIB aku blm bisa tidur ahirnya tnpa terasa aku tertidur…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan