Kesalahanku

Aku dan kedua anakku kini tinggal dirumahnya orang tuaku bersama Lilis adek ku. sudah sebulan kami tinggal di sini setelah ku ceritakan semua kenapa kita bercerai. dan kedua anak ku mengerti keadaanku.

Kini aku mulai kehidupan dengan status janda. meski janda kebutuhan seks ku selalu terpenuhi dengan kedua anakku yang selalu memberi kehangatan padaku. meski kami kalo melakukan seks bersembunyi2..

Kemudian orang tuaku meninggal dunia aku merasa kehilangan tapi apa lah daya karena sudah tua dan sakit-sakitan aku hanya pasrah saja.

Tak terasa sudah 1 bulan kematian orangtuaku dan kini aku hanya tinggal dirumah dengan Lilis kedua anakku sudah kerja semua tak meneruskan kuliahnya karena mereka menyadari ekonomi di keluarga kami. kini aku sebagai ibu2 desa yang bekerja di sawah. kehidupanku berbalik 180 derajat tapi aku malah menyukai ke hidupnku sekarang ini dari yang dulu waktu jadi istri lurah.

Wajahku dan Lilis tak jauh beda padahal kami terpaut 5 tahun mungkin dulu aku selalu perawatan sedangkan lilis hanya wanita desa yang selalu di sawah dan kebun.

Waktu itu aku baru saja pulang dari pengajian ibu2 desa aku hanya sendiri sedangkan lilis tak mau ikut dia katanya gak enak badan. sekitar pukul 8 malam aku pulang aku langsung masuk saja kedalam rumahku kemudian ku dapati suara erangan dari dalam. aku langsung bergegas menuju suara erangan tersebut.

“Astaga Lilis .”

“Eh mbak mawar sudah pulang ahhh ahhh ahhh sini ikut kami mbak ahh ahh ahh”

“Kamu ternyata binal juga ya Lis”

“Emangnya mbak gak binal gitu… kedua anaknya pun disikat juga”

“Lho kok kamu tahu Lis”

“Haha ya tau lah Mbk… sini Mbk kontol Sigit lebih besar dari kedua kontol anaknya mbak”

“Emang kamu pernah ngerasain kedua kontol anakku Lis”

“Ya pernah to Mbak”

“Dasar janda gatal kamu Lis”

“Mbak lebih gatal… hahaha… sini enaklho sodokan Sigit”

Kemudian Lilis berhenti lalu menuju ke arahku menggandeng tanganku menuju ranjang. tanganku di arahkan ke kontol Sigit yang super besar baru kali ini aku melihat kontol sebesar itu.

“Gimana mbak besar kan kontol Sigit” aku hanya mengangguk malu lalu kucocok pelan kontolnya sigit itu. sedangkan Lilis sedang berciuman mesra. lalu ku kulum kontol Sigit mulut ku sampai tak muat rasanya.

“Mbak buka gamisnya dan rasakan kontol sigit di memeknya mbak pasti ketagihan”

Lalu ku buka semua pakaianku suusku yang besar bergelantungan.

“Susumu besar sekali mbak”

Lalu aku terlentang Lilis menetek padaku sedangkan Sigit berusaha memasukan ko tolnya ke memekku.

Blesssss masuk sudah kontol besar itu rasanya penuh mentok sampai ke rahimku. lalu dia menggenjotnya

“Aahhhh sakit pelan pelan gitttt ahh ahhh”

Si Lilis terus mengenyoti pentilku sampai merah. Sigit dengan ganasnya menyodok memekku aku sampai kewalahan dengan sodokannya memekku rasanya sangat ngilu. aku sudah orgasme 2 kali sedangkan Sigit belum sama sekali. lalu dia mencabut kontolnya memekku perih sekali lalu kontol agus di kulum oleh Lilis…

Setelah itu Lilis mengeluarkan pejuh sigit dari mulutnya ke mulutku. banyak sekali pejuh Sigit masuk ke mulut ku dan kau menelannya.

“Lis sejak kapan kamu main sama Sigit???”

“Sejak dulu mbak sebelum mbak kesini”

“Nikmat banget kontol sigit besar dan panjang ya..”

“Iya mbak aku sampai ketagihan”

“Kamu gak takut hamil Lis”

“Nggak mbak kan aku selalu minum pil KB”

Setelah itu kami tiduran telanjang sedangkan Sigit pulang dan waktu sudah menunjukan pukul 10 malam. kami bermain 2 jam ternyata tubuhku rasanya capek sekali.

Pagi harinya tubuhku rasanya gak enak seperti masuk angin aku mual mual

“Mbak kenaapa??”

“Gak kenapa kenapa lis.. cuma masuk angin… hueekkkk hueekkkk hueekkk”

“Yasudah nanti berobat ke puskesmas saja ya setelah sarapan”

“Iya Lis.. huekkkk huekkkk huekkkk”

Lalu aku dan Lilis pergi ke Puskesmas terdekat setelah itu aku diperiksa. aku sangat kaget setelah dokter itu memberitahu ku bahwa saat ini aku hamil. dan usia kehamilanku sudah 6 Minggu. dokter itu memberi selamat kepdaku.

Kupikir aku tak haid karena sudah monepouse tapi dugaan ku salah aku sedang hamil dan mengandung anak dari kedua anakku.

TAMAT