1 November 2020
Penulis — Wonxjelex
LANJUTAN DARI “Pak Daud melontarkan pandangan kearah anak gadisnya. Kelihatan air mata mulai bergenangan di tepi mata anak gadisnya.
Pak Daud merasakan peluangnya mulai terbuka
Kalau imah tidak mau memberikan perawan imah kepada bapak, tidak apa-apa. Imah hanya perlu emut kontol bapak aja.. takut nanti bapak mati penasaran, mana tau bapak diterkam harimau tak lama lagi… Pak Daud terus merayu sambil membuat muka memelas.
Hish, bapak kesana terus omongannya… Bapak janganlah berfikir tentang mati. Kami sekeluarga masih memerlukan bapak. Imah tidak mau bapak mati, imah sayang bapak… suara halimah mulai perlahan.
Perasaan kasihan halimah mulai berbaur dengan kesedihan. Melihat halimah mulai lembut, Pak Daud menarik tangan halimah.
Jadi imah setuju mau kulum dan emut kontol bapak ni..? tanya Pak Daud untuk memastikan.
hmmm… mmm… kalau itu yang bapak mau… Tapi kulum saja ya. Lebih dari itu imah tidak mau ya.. balas halimah agak serba salah.
Bapak janji. Imah cuma kulum aja… Asalkan bapak dapat keluar air mani bapak ini… ujar Pak Daud gembira dengan persetujuan anak gadis perawannya itu.
Pak Daud menarik tangan dan sekaligus menuntun halimah kedalam semak. Dengan terpaksa halimah mengikuti bapaknya menuju kedalam semak. Pak Daud berdiri sambil bersandar pada sepohon batang getah yang besar.
Dia menarik resleting celananya yang sudah lusuh dan berbau getah itu kebawah dan mengeluarkan batang kontolnya yang sudah mengeras dan menegang.
pak… besarnya… imah tak pernah melihat kontol orang dewasa. Inilah pertama kali… ujar halimah terkejut melihat kontol Pak Daud yang berukuran kira-kira 18 cm itu.
Inilah kontol yang membuat hamil emak kamu dan menghasilkan kamu… Cobalah kulum… balas Pak Daud sambil menggoyang-goyangkan kontolnya yang kelihatan coklat gelap serta berurat-urat.
Halimah melihat kesekelilingnya, walaupun dia tahu tidak akan ada siapapun kecuali mereka berdua di dalam kebun getah yang terpencil itu.
Halimah mulai meremas-remas kontol bapaknya sambil berlutut diantara selangkangan Pak Daud itu. Sesekali halimah menepis nyamuk yang berterbangan ditelinganya.
Tunggu apa lagi imah???? Cepatlah Kulum batang kontol bapak cepat. Sudah keras banget. pinta Pak Daud tidak sabar.
Tanpa membuang waktu, Halimah mengulum kontol bapaknya dengan rakus, dengan harapan air mani bapaknya akan segera keluar, dan tugasnya selesai dengan cepat.
Aaarrhh… e.. enakkk… aarrrhhh…! Pak Daud mengerang keenakan sambil tangannya menjambak rambut halimah yang berkepang dua itu.
Ternyata harapan halimah tidak semudah yang dibayangkan, karena setelah lima menit mengulum, kontol bapaknya yang masih gagah bertahan. Ternyata kontol Pak Daud mampu menahan emutan demi emutan anak gadisnya.
Uurrkk… uurwekkkk… uuurrkkk…!
Beberapa kali halimah hampir muntah dan terbatuk-batuk ketika bapaknya menekan kontolnya dalam-dalam hingga mencapai anak lidah halimah.
terus emut kuat-kuat imahhmmmenakkk… Aarrhhh…! kata pak daud.
Uuurrkk… aahhh… Kapan keluar air mani bapak aku ini… tahan lama banget.. bisik hati halimah yang kecewa bercampur sakit hati mendengar kata-kata cabul Pak Daud yang belum menunjukkan reaksi akan keluar air mani.
hmm… Gimana kalau aku coba merangsang nafsu anak aku ini. Mana tau dia terangsang… fikir Pak Daud yang masih ingin merasakan kehangatan luban vagina perawan anak gadisnya itu.
Pak Daud mencoba mengapai payudara halimah yang dibaluti baju untuk membangkitkan rangsangan nafsu pada anak gadisnya, tapi halimah berusaha mengelak.
eehh… kenapa ini bapak..? Janganlah raba tetek imah… tegur halimah marah.
Pak Daud mengubah strategi. Pengalamannya dalam seni hubungan seks memang hebat. Tangannya mengelus lembut tengkuk halimah yang sedang berlutut di celah selangkangan, asyik mengulum kontolnya yang masih keras.
Sesekali jarinya bermain-main pada telinga anak gadisnya itu. Halimah mengeliat karena Geli.
Namun sekuat tenaga halimah mencoba menahan nafsunya.
Pak… jangan pak… imah tak mau… pinta halimah sambil menepis tangan Pak Daud.
Namun Pak Daud tak putus asa dan terus merangsang bagian sensitif halimah. Rangsangan terus-menerus membuatkan halimah cemas. Nafasnya mulai kencang dan tak terkawal.
Aaarrhh… bapak tidak peduli..! ucap Pak Daud tidak peduli dengan tepisan tangan anak gadisnya itu.
Tangan kasar Pak Daud dengan rakus menggapai kedua daging kenyal halimah yang masih berbalut bajunya. Tangan Pak Daud meremas-remas dengan kasar bukit kenyal itu.
Aarrhh… uurhh… pak… jangan… imah tak mau… rayu halimah dengan nafasnya yang mulai memburu.