1 November 2020
Penulis —  Wonxjelex

Perawan untuk Bapak

Saya pulang dulu ya bang, udah hampir jam 11 ni. kata Kiah sewaktu melintas di belakang suaminya.

Iya jawab Pak Daud pendek.

Dia berhenti menuangkan getah karet ke dalam ember, karena tertegun memperhatikan bentuk tubuh istrinya yang gemuk menghilang dibalik semak kebun getah itu.

Istrinya pulang ke rumah untuk menyediakan makan tengah hari untuk 2 orang anaknya yang akan pulang sekolah.

Setelah istrinya menghilang dari pandangan, Pak Daud segera meletakkan tempat getah karet yang baru setengah isinya. Matanya liar memperhatikan Halimah, anak gadisnya yang berusia 18 tahun yang sedang mengambil getah karet kira-kira 100 meter dari tempat dia berdiri.

Semenjak tamat sekolahnya, setiap hari imah (panggilan anaknya) ke kebun getah untuk membantu ibu bapaknya menoreh getah menggantikan 2 orang abangnya yang sudah mendapat kerja di pabrik getah ditempatnya. Inilah kerja imah sementara menunggu keputusan kelulusannya.

Pak Daud melangkah ke arah

imah. Walaupun menyadari kehadiran bapaknya, imah seperti tidak ambil pusing, sebaliknya gadis remaja itu terus tekun menuangkan getah ke dalam ember.

hmmm. Halimah ba.. bapak ingin kata Pak Daud terbata-bata dengan nada perlahan.

Imah hanya diam sambil meneruskan kerjanya. Gadis

remaja itu tahu apa yang diminta oleh bapaknya.

imah tunggulah sebentar. Pak Daud tak putus asa terus mengikuti dari belakang anak gadisnya.

Halimah berhenti… Kan kemarin imah sudah katakan, imah gak mau suaranya agak meninggi.

tolonglah imah, bapak sudah tak tahan Pak

Daud terus membujuk.

Mata Pak Daud yang berusia 56 tahun itu menatap sayu wajah halimah.

ibu kan ada, kenapa bapak minta kepada imah? imah terus memprotes walaupun tidak berani memandang wajah bapaknya.

Lubang ibumu sudah longgar, emutannya pun sudah tak kuat lagi, tidak seperti lubangmu. Pasti masih ketat, padat dan mantap Pak Daud

berterus terang sambil menarik tangan anaknya.

Halimah serba salah, Hatinya terasa kasihan terhadap bapaknya yang banyak berkorban membesarkannya.

Namun apa yang diminta oleh bapaknya adalah salah di sisi manapun.

imah gak mau, pak.. Dosa bantah Zaidah sambil mematung.

Jangan begitu, imah kasihanilah bapakmu ini sudah gak tahan lagi rayu Pak Daud lagi.

Halimah terdiam. Hatinya mula ragu, Dia tahu apa yang diminta bapanya amat berdosa, Hubungan sedarah.

Tetapi hatinya terasa kasihan terhadap bapaknya.

“Sekali ni saja bapak minta setelah ini bapak tidak

minta lagi pujuk Pak Daud.

hmm.. bapak bohong Nanti setelah dapat sekali, bapak pasti minta lagi… jawab imah sambil memonyongkan bibirnya.

hmmm gak lah, bapak mau sekali ini saja Sumpah..! Pak Daud cuba memujuk kembali.

Kontol pak daud mulai berdenyut-denyut sewaktu memperhatikan tubuh anak gadisnya yang sedang ranum, namun nampaknya anaknya masih bersikeras.

imah kata tak mautak mau lah Bapak ini tuli apa! Apalagi imah ini masih perawan. Tak mungkinkan halimah mau memberikan perawan imah ni kepada bapak bantah Zaidah lagi.

Hmm.. Yaudahlah, kalau imah tak mau.. Biarlah bapak mati dengan mata terbuka karena imah gak mau turutkan permintaan bapak ni. kata Pak Daud sambil pergi.

Eehh.. bapak mau pergi kemana tu? Sekarang ini kawasan kampung kita ni ada harimau berkeliaran. Bahaya kalau bapak pergi sendirian. tegur imah apabila melihat tubuh kurus bapaknya melangkah pergi untuk masuk lebih jauh ke dalam kebun getah mereka.

“Biarlah, kalau harimau tu mau menerkam bapak. Susah payah bapak membesarkan halimah, tapi ini balasan imah pada bapak. Harimau… ooo… Harimau,

terkamlah aku, telanlah aku. Aku ingin lubang perawan anak gadis aku… rintih Pak Daud dengan nada sayu.

Pak… janganlah bicara seperti itu, imah sayang bapak tapi… balas imah dengan matanya yang mula berkaca-kaca lantaran terharu dan sedih mendengarkan rintihan bapaknya.

Pak Daud melontarkan pandangan ke arah anak gadisnya. Kelihatan air mata mula bergenangan di tepi mata anak gadisnya.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya???

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu