2 November 2020
Penulis — unuydede
BUAH JATUH TAK JAUH DARI POHONNYA
Huft, siang yang sangat membakar, di luar ruangan terasa amat menyengat dan itu membuatku betah didalam minimarket yang full AC. Nampaknya teman-temanku pun begitu. Menunggu waktu pulang yang sebenarnya hanya tinggal lima hingga enam menit terasa bagaikan lima tahun, mungkin ini yang disebut teori relatifitas.
BRUUUUM… BRUUUUUMMMM…
Suara motor yang sangat kukenal terparkir di depan minimarket tempatku bekerja ini. Yah, kedua adikku yang kembar sudah datang menjemputku, Ricky dan Dicky. Aku pun berlari melesat ke gudang dan mengambil barang bawaanku lalu bersiap pulang. Syukur mereka datang tepat pada waktunya.
“Kalian ngga kuliah?” tanyaku pada mereka.
“aku sih libur emang”. Dicky men-starter motor bebeknya, akupun duduk dibelakangnya, sementara Ricky duduk dibelakangku.
Bonceng tiga, tanpa helm, dan aku yakin mereka berdua belum ada yang punya SIM, huft. Kalau saja ada pakpol yang mencegat dan menilang kami, aku hanya berharap kedua adikku yang tampan ini tidak berperilaku seperti dalam video yang sedang viral saat ini.
“dosenku ngga masuk, katanya keluar kota ada kepentingan, padahal dia alasanku semangat kuliah, huft” ujar Ricky sambil mendengus.
“Hilih, Kinthil, kowe semangat ama itu dosen Cuma karena dia bahenol kan? Liat susunya aja kan kamu?” Dicky menimpali adiknya sambil tertawa renyah.
“kalian nih ya, ada cewe kok ya bahas susu to? Merasa tersindir aku loh” akupun ikut menimpali dengan muka cemberut yang kubuat-buat, kedua adikku itu malah tertawa terbahak-bahak.
Tak disangka-sangka Ricky malah meremas dadaku, aku terkejut, Dicky yang merasa ada tangan bergerak-gerak di belakang punggungnya nampak terkejut juga.
“Ric, kowe iki laopo to? (kamu ini ngapain sih?)” Dicky menghardik adiknya.
“Wah iyo mas Dic, susune mbak sekar ternyata gedhi (besar) banget, ngga kalah ama bu Monic” yang dihardik malah cengengesan. Dan aku malah… merasa tersanjung dan sedikit terangsang.
Sampailah kita ke areal persawahan, sebenarnya tak terlalu jauh dari rumah. Beberapa petak sawah disini juga digarap oleh bapak. Kami melihat seorang penjual es legen (yang ngga tau, bisa cek google) mangkal di pinggir jalan. Rasa haus pun mengharuskan kami berhenti dan membeli dagangan si bapak tua itu.
“wah pas banget, tinggal tiga gelas, saya kasih bonus 1 sudah, itung-itung penutupan hari ini” kata si bapak sambil memberikan tiga bungkus plastik es legen. Entah kenapa aku malah teringat promo-promo di tempatku bekerja, LEBIH HEMAT, BELI DUA GRATIS SATU, dan aku tersenyum sendiri mengingatnya.
Kami memutuskan untuk beristirahat di salah satu pematang tempat bapak biasa beristirahat. Kami tak melihat adanya bapak di sana, kemungkinan beliau sudah pulang atau pergi ke kebun jeruk. Kami bertiga duduk di pematang tersebut sambil menghabiskan es yang kami beli tadi.
“waduh, es ku abis ini, mana masih haus aku”. Ricky nampak kesal lalu membuang plastiknya sembarangan (DON’T TRY THIS ANYWHERE!!!).
“samaan ini, punyaku juga abis” kata Dicky yang meletakkan plastiknya di pojokan pematang.
Aku heran dengan para cowok, kenapa mereka kalo masalah makan dan minum selalu cepat sekali habisnya.
“Plastik kalian ini bocor ya? Punyaku aja masih separuh” ujarku sambil memperlihatkan plastikku yang masih ada isinya sekitar separuh.
“tenang aja mas Dic, kalo masih haus kan masih sisa dua minuman lagi”. Ricky tersenyum jahat pada kakaknya, nampaknya yang diajak bicara pun paham apa yang dimaksut.
“Kita laksanain di sini aja emang Ric?”. Dicky dan Ricky menggeser duduknya hingga menjepitku.
Aku masih tak paham maksut mereka, namun aku paham saat Ricky tiba-tiba menelikung tanganku kebelakang hingga es ku jatuh. Dengan gemas Dicky memelukku lalu menciumi wajahku, hingga akhirnya lidahnya berhasil masuk dalam mulutku dan berdansa dengan lidahku. Aku memberontak sekuatnya karena terkejut dengan perlakuan mereka.
“Ini akibatnya kalo mbak suka pakai baju sembarangan di rumah, mbak ngga tau apa kalo seisi rumah itu cowok yang udah baligh semua” ucap Dicky sambil membuka kancing baju seragamku satu persatu. Lalu menyembullah kedua susuku yang terbalut bra berwarna hitam.
Aku tak berani menjawab perkataan Dicky karena takut dia berbuat keji, lebih baik aku diam dan mengatur nafasku yang tersenggal-senggal karena terkejut tadi. Dicky mengangkat bra ku dan, wow! Dicky dan Ricky nampak terpesona dengan kedua gundukan lemak di dadaku itu. Tak perlu menunggu lama, Dicky langsung menyedot puting kananku.
Sementara Ricky berganti mencium bibirku, aku tak melawan, justru membalas cumbuan Ricky. Demi apapun, aku menahan tawa, nampaknya Ricky ini jomblo abadi, dia sama sekali tak bisa membalas tarian lidahku dalam mulutnya, tidak seperti Dicky yang sudah lihai. Nampak air liur kami meleleh keluar dari mulut kami.
SLURP
SLURP
SLURP
SLURP
Dicky dan Ricky bersamaan menghisap kedua susuku, nakal memang, mereka sampai menggigiti putingku, aaaah pasti sekarang memekku sudah sangat basah. Saking asyiknya mereka menyusu padaku, Ricky sampai lupa dan melepas cengkramannya pada tanganku, mereka malah memelukku sekarang.
Tentu aku yang kepalang tanggung hanya bisa mengelusi kepala mereka yang sibuk dengan payudaraku. Dasar kembar, tanpa ada komando, atau kata-kata yang terucap, mereka dengan kompak berusaha melolosi celanaku. Tangan mereka terlihat kompak hingga akhirnya celana dan celana dalamku berhasil mereka lempar ke tengah pematang yang sebenarnya cukup luas ini.
Dicky merebahkanku dan membuka kakiku lebar-lebar, dengan sabar dia mengelusi klitorisku, dan memang benar memekku sudah sangat basah. Lalu kurasakan benda lunak nan basah berusaha masuk ke dalam lubang senggamaku, ternyata itu adalah lidah Dicky yang mulai bergerilya di permukaan memekku. Sementara Ricky masih asyik dengan payudara kiriku, sementara tangannya menggenggam susu kananku tanpa memainkannya.
Kedua adikku sejenak menghentikan kegiatan mereka mengerjai tubuhku dan melucuti celana mereka. Keluargaku tak henti-hentinya membuatku terkejut, kontol kedua adikku ini benar-benar tak jauh berbeda dengan milik bapak. Besar, gagah, dan berurat, hanya saja warnanya lebih cerah.
Dipaksanya aku duduk, lalu kontol Dicky ditempelkan ke hidungku, tentu aku paham apa maksutnya. Mulutku terbuka lebar untuk melahap kontol Dicky, kukulum kepalanya sambil kumainkan lidahku mengitari permukaannya. Sementara tangan kiriku mengocok kontol Ricky.
Kuberanikan diri menelan kontol Dicky hingga masuk ke tenggorokanku. Kumaju-mundurkan kepalaku hingga rasanya kontol Dicky mengentoti tenggorokanku. Rasanya sedikit mual saat kontolnya beberapa kali menyentuh amandelku, tapi semua kutahan. Sementara Dicky hanya memegangi kepalaku yang masih terbalut jilbab biru senada dengan seragamku.
“puaaaaaaaaahhhhhh” aku menghirup udara sebisaku setelah kontol Dicky kulepas dari mulutku, tapi tak lama kembali mulutku sibuk mengoral kontol Ricky.
Kuperlakukan kontol Ricky sama dengan milik kakaknya, terlihat wajahnya mengekspresikan rasa nikmat yang teramat sangat.
“baru pertama disepong cewek ya dek?”. Kulepaskan kulumanku pada kontol Ricky dengan ekspresi mengejek. Sementara yang kuejek hanya memalingkan wajahnya dengan cemberut.
Kami berganti posisi, Dicky memangku tubuhku, dan berusaha memasukkan kemaluannya ke dalam memekku.
“mmmmmhhhhhhh pelan-pelan Dic, aaaaaaaahhhhh gede banget, mbak sampai becek mmmmhhhhhh”. Hanya dengan proses penetrasi saja sudah membuatku meracau tak karuan.
Aku menurunkan pinggulku dan membiarkan memekku menelan kontol Dicky bulat-bulat. Aaaaahhhh kenikmatan ini benar- benar mirip dengan yang diberikan bapak, dan aku akan merasakan dua kali lipatnya karena ada dua batang “mainan” yang minta dimanjakan tubuhku.
SLEP
SLEP
SLEP
SLEP
Kugoyangkan pinggulku menggenjot kontol Dicky, sementara orangnya hanya diam bersandar di tiang pematang sambil menampilkan ekspresi menahan nikmat. Kutarik kontol Ricky menuju “medan tempur”, Ricky kaget dan hanya menurut saja.
“mmmmmhhhhhh mmmmhhhh sssrrrrpppp ssssrrrrrpppp sssrrppppp mmmmhhhh mmmhhhh”. Eranganku tertahan kontol Ricky yang maju mundur di dalam mulutku.
Tak seperti tadi, aku mengemut kontol itu tak sedalam saat proses oral karena aku butuh nafas untuk menggerakkan pinggulku. Dicky memegang pinggulku, tak disangka dia menggenjot memekku dengan cepat hingga aku terpaksa melepaskan kontol Ricky dari mulutku.
“aaaahhhh Dicky, Jangan aaaaahhhh aaaaahhhh kagetin mbak donk… aaaahhhh mmmmhhhh aaaauuuu enak banget Dic” racauanku meluncur dengan lancar.
Aku yang masih gemas dengan kontol Ricky segera menjepitnya dengan susuku, kukocok kontol Ricky seirama dengan genjotan Dicky pada memekku. Ricky yang juga sedari tadi menahan gemas pada susuku menjulurkan tangannya dan menarik putingku dengan sedikit kasar.
“mmmmmhhhh mbak Sekaaaar aaaaah aku udah lama mmmmhhhhh pengen mainin susumu mbak aaaaaahhh anget, empuk, kenyal” Ricky ikut meracau sepertiku.
Ho ho ho tidak secepat itu fergusso, aku masih belum selesai dengan teknikku. Sambil kukocok kontolnya dengan susuku, ku emut kepala kontolnya dan lidahku berusaha masuk kedalam lubang kencingnya. Pemilik kontol itu pun hanya bisa menjerit-jerit minta ampun karena perlakuanku.
“mmmmmhhhh mmmmhhhhh Dicky, lebih cepet! Lebih cepet!! Mbak mau keluu… AAAAHHHHHHH”. Cairan memekku menyemprot membasahi paha Dicky. Aku orgasme pertama.
Tanpa memberiku istirahat, Ricky rebahan dan berharap aku melakukan hal yang sama kepadanya seperti pada kakaknya. Dicky membantuku bergerak menuju tubuh Ricky, dan aku berusaha memasukkan kontol Ricky kedalam memekku.
BLES!!!
Tanpa ampun Dicky menekan tubuhku hingga sekali sentak saja kontol Ricky masuk sepenuhnya kedalam memekku.
“aaaahhhhhhhhh” aku menjerit kesakitan saat kepala kontol Ricky menabrak mulut rahimku.
Ditariknya kepalaku, lalu dicumbulah bibirku oleh Ricky. Akupun melakukan tugasku, menggerakkan pinggulku. Desahanku kembali tertahan oleh mulut Ricky, sementara Dicky terlihat meludahi kontolnya lalu mengocoknya sendiri. Aku fokus dengan pergumulanku melawan Ricky. Hingga tanpa sadar…
SLEP
SLEP
BLESSS!!
“AAAAHHHHHHHH”
Aku melepaskan cumbuanku pada Ricky dan berteriak sekencang-kencangnya. Dicky menerobos masuk kedalam anusku dengan paksa, kurasakan hanya separuhnya saja yang masuk.
“Dicky!! Mbak belum pernah disitu, kenapa kamu… aaaahhhhh aaaaaaaaahhhhh sakiiiiiit aaaaahhhhhhh”. Belum selesai aku protes, Ricky dan Dicky secara kompak menggerakkan pinggul mereka mengebor kedua lubang di selangkanganku.
Rasanya sakit, mual, tapi entah kenapa, memekku malah semakin banjir dibuatnya. Aku hanya bisa menggigit bahu Ricky saat kurasakan sensasi baru di selangkanganku, aku benar-benar melayang terbuai kenikmatan seksual ini.
Kedua kontol raksasa ini tanpa ampun menaikkan tempo kocokannya pada kedua lubangku. Anusku yang tadi terasa sedikit panas jadi mulai terbiasa, sementara memekku semakin kuat menggigit kontol Ricky. Benar-benar tak terlukiskan rasanya. Dicky meremasi kedua payudaraku sementara Ricky memegangi pinggulku.
“aaaaah aaaaahhhh deeeek mbak, mbak, mbak mau… AAAAAAAAAHHHHHHHH” kembali cairan memekku menyemprot tak terkendali hingga badanku sedikit mengejang dan itu membuat kedua kontol yang bersarang dalam tubuhku semakin menggila. Tanpa ampun Dicky memegang pundakku dan menggenjot anusku secepat yang ia bisa, sama halnya dengan Ricky, bagaikan paku yang menghujam deras dalam memekku.
CRUUUUT
CRUTTTTT
SSSSRRRRRRRRR
Kembali cairan memekku memancar walaupun tak sebanyak tadi, aku hampir saja kehilangan kesadaranku. Tak pernah aku merasakan orgasme beruntun seperti ini. Hingga akhirnya kedua kakak-beradik ini melepaskan kontol mereka dari tubuhku dan buru-buru mendudukanku ke pilar pematang sawah, dan…
CROT!!
CROT!!
CROT!!
CROT!!
CROT!
Entah berapa semburan, yang jelas kedua kontol perkasa ini berhasil membuat wajah lesuku benar-benar tertutup sperma, bahkan jilbabku pun ikut belepotan sperma. Untuk bernafas saja sudah sulit bagiku, semua nampak gelap, lalu…
Aku terbangun masih di pematang sawah, tapi keadaan sudah mulai sore. Kudapati diriku sudah berpakaian lengkap, kecuali jilbabku yang sekarang kuliaht basah dan dijemur sekenanya. Kedua adikku nampak masih asyik dengan smartphone mereka. Aku bangkit dan duduk sementara mataku masih berkunang-kunang.
“maafin kami mbak, kami Cuma ngga tahan liat kakak sembarangan di rumah” kata Ricky dengan sedikit terisak.
“iya mbak, Dicky juga baru putus ama pacar, jadi Cuma bisa ngiler liat kakak di rumah” Dicky menimpali.
“kami janji ngga bakal ngulangin lagi” ucap mereka serempak, dasar kembar.
“tidak akan mengulangi lagi?” hahahahaha tidak semudah itu adik-adikku, aku sudah kecanduan dengan kontol kalian.
“yakin ngga mau ngulangin?” tanyaku dengan nada lembut sambil kupeluk mereka berdua.
“yakin banget mbak!” jawab Ricky ketus
Tapi…
Kubuka kancing bajuku hingga terbuka semua, kuangkat bra ku dan kutempelkan wajah mereka ke masing-masing susuku.
“mbak kok ngga yakin ya?” ucapku dengan senyum kepuasan saat mereka berdua mulai mengenyot putingku.