2 November 2020
Penulis —  unuydede

Keluarga kecil Sekar

AKU SAYANG BAPAK

Sebulan sudah setelah kejadianku dengan Risman, hidupku kembali ke aktifitas normal. Bekerja, pulang, jalan-jalan dengan teman. Yang aku tahu, atasanku, pak Hendra sering sekali mencuri pandang ke arahku. Kudengar ada kabar angin kalo beliau suka padaku. Tapi kuhiraukan semua itu, aku tak pernah ingin terlibat cinlok, karena itu bisa mempengaruhi kinerjaku, dan aku tak mau itu.

“semlekoooom” salamku asal-asalan saat pulang.

“wa’alaikum salam” bapak menjawab salamku. Nampaknya beliau tidak pergi ke sawah ataupun ladang hari ini.

“bapak ngga kerja?”. Sebagai anak berbakti, aku segera membuatkannya teh, minuman kesukaan beliau.

“bapak lagi ngga enak badan Kar, encok bapak mulai sering kambuh, obatnya abis sih”. Tak lama teh sudah selesai kubuat, dan bapak meminumnya perlahan karena masih panas.

Kami berbincang ringan sejenak sambil aku merapikan sandal dan sepatu yang tercecer di depan pintu, nampaknya adik-adikku juga sudah pulang dan entah ada dimana sekarang. Aku segera masuk ke dalam kamar dan mengganti pakaian seragamku dengan daster favoritku.

Lalu aku keluar dan pergi ke dapur untuk sekedar menggorengkan tempe dan ikan asin untuk makan siang bapak. Beliau orangnya tidak suka dengan makanan yang “aneh-aneh”, hanya makanan-makanan sederhana seperti ini yang jadi favorit beliau.

Kulihat mata bapak seperti mengurut dari ujung kakiku sampai ke atas kepala, lalu beliau geleng-geleng kepala.

“Kamu sudah gede ya Kar” kata bapak tiba-tiba.

“Kapan to kamu kenalin pacarmu ke bapak?”. Aku tersipu, aku tak mungkin bilang kalau lagi jomblo.

Selanjutnya suasana agak sedikit canggung, antara aku yang sibuk di dapur dan bapak yang enggan melanjutkan pertanyaan-pertanyaan nya. Beliau kembali menyeruput teh yang kubuatkan, dilanjut dengan rokok tingwe yang ia dapat dari temannya di sawah.

Bapak memakan apa yang kumasak, namun kulihat kurangnya nafsu makan bapak. Biasanya beliau mampu menghabiskan semua makanan yang kubuatkan. Nampaknya beliau memang benar-benar kurang sehat.

“bapak kecapekan yah? Mau Sekar pijitin?” kutawarkan pijitan ke bapak.

“yasudah, ke kamar bapak ya”. Aku segera kembali ke dapur untuk mengambil minyak kelapa yang memang kami siapkan untuk hal seperti ini.

Aku masuk dalam kamar bapak yang hanya ada sebuah meja kayu, dipan, dan kasur sederhana, betapa sederhananya beliau, tapi tak mau anaknya mengalami hal yang sama seperti dirinya. Di atas ranjang, bapak sudah tengkurap hanya memakai sarung. Terlihat betapa atletis dan macho nya badan bapak, otot yang besar, perutnya pun tak terlihat buncit seperti kawan-kawan sejawatnya.

Perlahan-lahan kuoleskan minyak kelapa di punggung bapak, lalu kupijit seluruh permukaan punggung bapak sesuai seperti yang dilakukan almarhum ibu saat beliau masih hidup. Tapi emang dasar aku ini rada sableng, saat kulihat sarung bapak sedikit terangkat, pikiranku jadi teringat kejadianku dengan Risman.

Agak lama kupijit, ternyata bapak tertidur, pikiran sehatku mulai kalah, aku memijat paha bapak sambil kusingkap sedikit demi sedikit sarung beliau, dan benar saja, beliau tak memakai apapun dibalik sarungnya. Terlihat sudah ujung kontol bapak, dan ukurannya tidak main-main, yang terbesar yang pernah kulihat langsung.

Aku tertegun dan menelan ludah, sudah se-bitchy inikah diriku? Aku horny karena melihat bapakku sendiri? Masa bodoh, yang kupikirkan sekarang aku gemas dengan alat vital itu. Pelan-pelan kuelusi kepala kontol itu hingga membuat pemiliknya mengernyit dan tanpa sadar membalik badannya sendiri hinga terlentang.

Terpampang sudah kontol besar setengah tegang itu, aku jadi semakin gemas ingin melihat seberapa besar saat ia dalam keadaan tegang sepenuhnya. Kuloloskan kedua tali daster dan bra ku dan kuturunkan hingga menyembullah gunung kembar yang digandrungi mantan-mantanku. Kudekatkan kepalaku ke selangkangan bapak lalu kusedot kepala kontolnya tanpa tanganku menyentuhnya karena sibuk memainkan payudaraku sendiri.

Kusedot-sedot benda kenyal itu, dan aku berhasil membuatnya makin tegang, aku jadi seperti kegirangan sendiri. Lalu kudekatkan payudaraku ke kontol bapak, kujepit dengan hati-hati karena takut bapak terbangun. Kukocok kontol bapak menggunakan payudaraku, naik-turun payudaraku mengerjai batang kenikmatan tersebut.

Alangkah terkejutnya aku, ternyata kontol bapak masih terus menegang, aku pikir tadi sudah ukuran maksimal, ternyata aku salah. Payudaraku seperti sedang menjepit tongkat besi, tongkat besi yang hangat dan hidup namun sangat keras. Inikah ukuran maksimal beliau?

Kuhentikan aktifitas titjob ku, lalu kulepaskan cd yang kupakai. Kembali aku mem-blowjob bapak. Bedanya kalau tadi hanya kepalanya yang kuemut, kali ini kumasukkan sebisaku. Sementara tangan kananku memilin putingku bergantian, dan tangan kiriku mengelusi klitorisku. Basah sekali kemaluanku hanya karena ini.

Aku sudah tidak tahan, kulepaskan semua pakaianku dan membuangnya sembarangan. Aku naik ke atas badan bapak yang masih tidur dan mengernyit, mungkin beliau sedang bermimpi sesuatu, tanpa tahu anaknya berbuat senekat dan sebejat ini.

Kupegang dan kuarahkan kontol bapak menuju liang senggamaku yang sudah sangat banjir. Perlahan senjata andalan bapak masuk ke dalam memekku, baru masuk kepalanya saja sudah terasa sesak mulut kemaluanku.

SLEP

SLEP

SLEP

SLEP

Kunaik turunkan pinggulku agar kontol bapak bisa masuk dengan sukses dalam memekku. Butuh usaha ekstra, namun akhirnya memekku berhasil menelan seluruh batang bapak.

“mmmmmhhhhhhhh aaaaaaaahhhhhh, gede amat sih pak, mmmhhhhhhhh”. Aku tak tahan untuk tak mendesah. Aku sudah tak peduli jika bapak terbangun, langsung saja kugenjot sebisaku.

Kunaik turunkan pinggulku sambil tanganku bertopang pada dada bapak yang bidang, sungguh aku mengagumi badan bapak. Mungkin kalau di webtoon, beliau disebut roti sobek over-cooked.

SLEP

SLEP

SLEP

SLEP

“aaaaaahhhhh sssssssshhhh kontol bapak… uuuuuuhhhhh tebel bangeeeet… aaaaaaahhhh”. Aku benar-benar tak peduli apapun lagi, kenikmatan yang kuderita inilah yang hanya kupikirkan.

Walaupun memekku sudah basah, tapi itu seperti tak berpengaruh, kontol bapak masih sangat sulit kugenjot. Ooooh andai saja bapak terbangun dan melanjutkan dengan menggenjotku. Tapi bapak hanya mengernyit dan kadang sedikit bergumam saja seperti orang mengigau.

Lambat laun, aku mulai terbiasa dengan ukuran punya bapak, memekku pun makin lama makin banjir, cairannya bahkan meleleh sampai membasahi perut bapak. Kumainkan lagi dada kiriku sambil kupilin-pilin putingnya sambil aku membayangkan bapak yang melakukan itu. Terbesit suatu adegan di film biru yang pernah kutonton, ingin sekali aku mencobanya, tapi aku tak yakin bisa.

Sambil tetap kugenjot kemaluan bapak, kuangkat payudara kananku, kuarahkan putingnya ke mulutku, dan… Astaga!! Aku bisa menghisap puting payudaraku sendiri. Kuhisap dan kugigiti pelan putingku dengan rasa gemas yang melanda dan kenikmatan di selangkangan.

SLURP!

SLURP!

SLURP!

SLURP!

Air liurku meleleh di sekujur payudara kanan ku, aku sudah puas membunuh rasa penasaranku. Kulepaskan payudaraku, karena aku sudah tak tahan ingin kukeluarkan seluruh cairan yang sudah terbendung dalam memekku.

Kembali kutopang tanganku di dada bapak, kupercepat goyangan pinggulku seperti orang kesetanan. Tak peduli dengan rasa ngilu yang melanda memekku, aku ingin orgasme sekarang.

“sssshh aaah aaah aaah aaah aaah ssssshhhh bapak! Bapak! Bapak! SEKAR MUNCRAAAAAATTTT”. Kubenamkan dalam-dalam kontol bapak dalam memekku, cairan cintaku membanjir bahkan sedikit memuncrat dan membasahi perut bapak. Tapi ada satu hal yang terjadi di luar dugaanku…

CRUTT

CRUTT

CRUTT

CRUTT

CRUTT

ASTAGA!! Bapak orgasme didalam memekku! Lima tembakan sperma meluncur dengan sukses ke dalam rahimku. Padahal kurencanakan akan meminum sperma bapak. Bagaimana kalau nanti aku hamil anak bapak? Anakku nanti jadi anak bapak atau cucunya? Kurebahkan kepalaku ke dada bapak yang berotot keras dan kini bersimbah keringat.

Aku tidak ingin momen ini rusak karena memikirkan kehamilanku yang belum tentu benar, toh kalau hamil aku tinggal gugurkan saja, karena aku sudah pernah melakukannya. Perlahan aku bangkit dan melepaskan kontol bapak yang walaupun sudah layu tapi masih betah berlama-lama tinggal dalam liang senggamaku.

“mmmmmhhhhhhh” aku sedikit merintih saat proses mengeluarkan kontol bapak dalam memekku. Terasa ngilu memekku masih bergesekan dengan kontol bapak.

PLOP!!

Kontol bapak berhasil keluar, spermanya langsung berhamburan keluar dari dalam miss V ku dan membasahi selangkangan beserta perut bapak. Kucarikan kain seadanya untuk membersihkan cairan jahanam itu dari bapak dan memekku, lalu kubetulkan posisi sarung bapak.

Kembali kukenakan dasterku tanpa kukenakan lagi pakaian dalamku. Lalu aku kembali masuk ke kamarku, dan akupun terlelap karena kecapaian.

Esok paginya aku bersiap berangkat kerja lagi. Kucium tangan kanan bapak, tapi tiba-tiba bapak menarikku dan memelukku. Lalu beliau membisikkan sesuatu.

“Nanti malam pijitin bapak lagi ya, kali ini bapak ngga akan tidur, gantian bapak yang kerja nanti”. Bapak tersenyum penuh arti.

Astaga! Tentu saja, mana mungkin orang akan tertidur sepulas itu kalau “dikerjai” sampai sebegitunya, apalagi aku sempat sedikit berteriak. Aku tersenyum simpul, tersipu malu karena tertangkap basah jadi anak yang nakal. Kukerdipkan sebelah mataku tanda aku setuju, dan akupun berangkat kerja diantarkan oleh Ricky.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan