2 November 2020
Penulis —  Ahnduk

Birahi Anak Autisku

POV Nuril

Sudah 3 hari semenjak kejadian di kamar mandi. Anakku dodo mulai tenang dan tidak mengulangi lagi. Walaupun sekarang dodo memiliki tatapan aneh kepadaku. Aku maklum saja anakku walau begitu memiliki rasa penasaran yang tinggi. Aku akan selalu ada untuknya walau dia salah jalan.

Hari ini bibi dan keponakanku datang dari desa. Tentu saja dalam rangka meningkatkan tali silaturahmi. Aku juga merasa bersyukur karena dapat bantuan tenaga untuk membantu rumah. Mereka akan menginap selama seminggu di rumahku. Beberapa saat kemudian pintu rumahku ada yang mengetuk. Ah mereka datang.

“Bikk lusii, selamat datang”

“Nurill kamu sehat kan nak?”

“Sehat bikk, bibi sendiri apa kabar?”

“Baik baik, hayo ridho sapa budemu”

Aku melihat sedari tadi keponakanku yang bernama ridho bermain hp terus. Udah besar juga sekarang dia.

“Hmmm males”

“Heh kubanting loh hpmu, ayo sapa”

“Ha-lo bibbii.” Jawab ridho terbata bata

Lucu selaki melihat ridho tersipu karenaku. Mungkin karena pertemuan kami dulu hanya ketika ridho masih bayi. Ponakanku nampaknya kagum akan kecantikanku.

“Woahh siapa ini, kok sudah besar” kataku menghapus kekikukan

“Dulu ridho sepinggangnya bude loh” kata ku sambil mengerlingkan mata.

Entah aku salah lihat atau tidak. Celana ridho telah mengembung besar. Apa jangan-jangan?. Ah tidak usah dipikirkan, mana mungkin ridho suka tante-tante seperti aku.

“Eh bi ayo masuk, aku masak banyak”

---

Aku sangat senang dodo mendapat teman bermain. Walau kulihat ridho seperti tidak ikhlas bermain dengan sodaranya yang punya kekurangan mental. Tapi aku senang anakku sudah mulai bersosialiasi. Bibiku juga orangnya enak diajak ngobrol. Banyak keluh kesahku tentang kehidupan kucurahkan kepadanya.

“Nuril, apa tidak kepikiran menikah lagi, single parent berat loh”

“Ah bibi ini bercanda. Mana mau orang sama nuril”

“Waduhh cah ayu ini kok gak percaya diri, di desa itu selalu banyak pemuda tanya ke bibi, katanya ingin meminang kamu”

“Enggak dulu deh bi, nuril masih takut”

“Ingat nuril, wejangan dari bibi. Hati bila tidak digunakan akan berkarat lho”

“Waduh bibi kata katanya kayak motivator di tv-tv aja, om mamat kok gak ikut bi”

“Jangan nuril, bibi takut kayak kejadian waktu itu”

Aku merenung sebentar. Memang wajar bibi tidak mengajak suaminya untuk ikut. Karena pada waktu itu pak mamat yang gelap mata hampir juga memperkosaku. Merinding juga aku kalau mengingat saat itu. Karena ini lagi berbicara sama bibiku. Kuakhiri saja pembicaraan ini.

“Ehh yaudah bi, ayoo tidur

“Eh-eh ayoo

---

Pakaian tidur nuril

Rumahku memang kecil dan hanya memiliki dua kamar. Ridho kutaruh di kamar dodo sedangkan aku, dodo dan bibi tidur sekamar. Rasa lelah saat berjualan sayur tadi membuatku tertidur pulas

“Hmmmmm ahhhhhh ahhhh” desahku

Sampai suatu waktu semilir angin seperti masuk pada celana dalamku. Seperti ada yang masuk, mengaduk vaginaku dan ahhh terasa nikmat sekali. Apa aku cuman bermimpi? Tapi gerakan begitu lembut dan menusuk titik titik nikmatku.

Sekarang tangan tersebut, merangsek ke baby doll tidurku lalu meremas payudaraku lembut. Aku tahu walau ini enak tak bisa kubiarkan. Takutku ada perampok yang berbuat tak senonoh terhadapku dan bibiku. Saat membuka mata aku sangat terkejut.

“Ahhh dodoo, kok gak tidur nakk”

“Dodoo gak bisa tidur mhhaaa, dodo dodo aceng (baca: ngaceng)

“Husss dodo gak boleh lagi, mama udah bilang”

“Tapii dodo ghak bisya tidoer mhaaa, dodo aceng” kataku merengek dengan keras

“Ssssttt dodo, ada bibi sama mas ridho tidur jangan keras keras”

“Dho dhoo dhoo pengenn ditepong (baca: disepong)

Astaga sejak kapan anakku tahu hal-hal tersebut. Bagiku sepong-menyepong adalah tindakan kotor dan hanya hewan yang melakukan. Pacarku yang tak bertanggung jawab pun tak pernah melakukannya

“Dodo mama gak suka omongan kotor”

Entah anakku yang udah sange meregangkan kedua tanganku erat. Aku pun tak berkutik. Dadaku yang membusung dilahapnya dengan gigi-giginya yang tak rata. Nafasnya memburu penuh nafsu.

“Mha mhaa dodo tahu ditepong dari pak ajattt, katanya enakkk”

Kurang ajar si satpam mesum tersebut bisa bisanya mengajari anakku hal tak senonoh.

“Tapi sayang aku ini mama kamu loh, ga boleh gitu, burung itu kotor inget mama bilang” kataku mengingatkan

“Pokokknya dodo mau diteponggggg” kata dodo setengah berteriak.

Aku melihat ke arah bibi yang masih tertidur pulas. Bisa gawat kalau bibi bangun dan mendapati posisiku dengan dodo seperti orang yang mau bersetubuh seperti ini. Akhirnya dengan perasaan mengalah, aku mengiyakan kerewelan anakku.

“yaudahh dodo, jangan disini yaa di kamar mandi aja”

Dodo hanya senyum senyum saja. Dasar anakku memang sudah dewasa. Bagiku ini adalah sex education yang kupelajari di buku ibu dan anak. Lebih baik aku ajari sendiri daripada sampai orang lain macam pak drajat yang melakukannya.

Aku dan dodo mengendap-endap menuju kamar mandi. Risih juga memang menyepong kontol anak sendiri. Apalagi ada sensasi aneh kalau ketahuan ridho atau bibi. Hal yang membuatku entah semangat.

Saat masuk ke kamar mandi, kukunci pelan. Anakku wajahnya sudah tidak beraturan menahan konak tak tertahan. Akhirnya kubuka celana panjang anakku yang menggembung tersebut. Kulihat sudah menggembang sangat besar sehingga membuat mukaku merah. Aku membayangkan bagaimana kalau penis sebesar anakku menyodokku.

Sempak bermotif spiderman anakku sudah jatuh ke tanah. Penis tersebut langsung mencuat lalu menampar wajahku. Dodo hanya cengengesan saja.

“Maafff mhaa”

“Iyaa gapapa sayang”

Aku hanya melihat adegan oral seks pada bokep yang dulu kulihat sama pacarku. Aku condongkan bibir lalu kubentuk bibirku huruf O. Kumasukkan kontol tersebut seperempat saja untuk adaptasi.

“Ohhh mhaaa mhaa nakkkk (baca: enakk)”

Penis anakku terasan asin dan berair. Aku nampaknya harus mengajari anakku beristinjak. Aku lalu menyedot penis tersebut pelan. Anakku sudah blingsatan. Kumajukan mulutku sampai masuk setengahnya lalu tanganku yang lembut mengocok-ngocok kantungnya. Entah mengapa aku sebinal ini.

Sambil menutup mata agar tidak melihat wajah mupeng anakku. Aku majukan lagi sampai kontol tersebut mentok di tenggorokanku. Aku memaju mundurkan mulutku agar anakku mendapat kepuasan optimal. Ini semua buat kamu nak, kasih sayang seorang ibu. Walau sebenarnya perasaan bersalah masih mendera hatiku, entah dorongan mana aku malah semakin memaju mundurkan mulutku dengan semangat.

“Uahhh ahhhh mamaam enakkk wksksm nakk” ceracau anakku tak karuan

Tiba tiba kepalaku ditahan anakku. Dasar anak kurang ajar batinku. Tapi semua terlambat, sudah masuk kok. Anakku memaju mundurkan kepalaku agar proses menyepongku sesuai temponya.

“Mhaah mhaa pake lidahh”

Lidahku kuputar putar pada batang anakku, terus menerus. Terkadang lidahku terasa ngilu karena tergesek oleh kontol keras anakku.

“Mmmmpphhhh mphh” desahku

“Sabar maama sayang” kata anakku

Dodo lalu masuk ke bhku dan meremas payudaraku. Mungkin agar cepat keluar. Aku pun yang tak ingin ketahuan mencondongkan susuku agar diremas remasnya..

“Tetekk nakhall mama nakhall”

Aku yang tersingung dengan kata kata anakku berusaha melepaskan diri namun ternyata cengkaraman anakku sangat kuat. Entah kebinalan diriku semakin bertambah karena saat aku dihina hina anakku sendiri. Aku malah makin semangat memainkan biji pelernya.

15 menit sudah berlalu. Anakku mengalami tanda tanda orgasme.

“Mhaa mhaa terima pejuhkuuu”

Crotttttttt

Cruat

Crotttttt

Sperma tersebut memenuhi mulutku sambil aku memuntahkannya. Aku juga menelan semampuku.

“Makasihh mhaa” kata dodo

Dodo dan nuril tak sadar bahwa ada mata yang bangun dan mengintip kejadian tersebut. Mata tersebut berbinar seperti merencakan sesuatu.

Siapakah orang itu?

Bersambung.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu