2 November 2020
Penulis —  Ahnduk

Birahi Anak Autisku

Lanjutan…

Walau sudah berusia 20 tahun namun secara psikologis dodo masih berusia 10 tahun. Dengan riangnya ia bermain bola di halaman. Waktu istirahat memang waktu favoritnya karena bisa bebas dengan angka dan huruf yang membuat dia pusing. Sebuah alasan kenapa dia masih belum bisa membaca dan menulis. Bola pun terjatuh dan menuju ke kamar mandi yang berada di ujung dan dekat ruang guru.

Saat mengambil bola. Dodo mendengar lenguhan seseorang. Suara yang ia kenal walau autis dodo memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mempelajari sesuatu. Berusaha mengintip, dodo berusaha melihat ke arah lubang kecil pada pintu kamar mandi sambil tangannya menahan tubuh agar tidak kesulitan melihat.

Apa yang terjadi selanjutnya membuat dodo berfikir keras. Pak drajat mengeluarkan kontolnya dari celananya lalu dengan membentuk tangan seperti huruf O ia lalu menangkap kontolnya yang sudah berdiri tegak tersebut lalu memaju mundurkan tangannya. Posisi pak drajat yang menyamping membuat dodo melihat jelas semua kejadian.

Dari raut wajah pak drajat, dodo tahu satpam tua tersebut lagi keenakan. Dahi dodo berkerut. Apanya yang enak dari menggerak gerakan alat kelamin seperti itu? Dodo pernah melakukannya dan mama dodo melarangnya, katanya itu benda kotor gak boleh dipegang apalagi dikocok kocok. Lantas mengapa pak drajat begitu menikmati keenakan apalagi sambil menyebut nyebut nama mamanya.

Proses imprinting/meniru/mengcopy adalah naluri dasar setiap otak makhluk hidup yang sedang berkembang. Melalui proses tersebut bayi makhluk hidup multiseluler (aves, mamalia) memperoleh informasi dasar bagaimana cara mereka bertahan hidup.

---

Berbagai pertanyaan- pertanyaan meghantui kepala dodo. Berulang ulang ia berfikir keras atas kejadian barusan. Kegundah gulananya ia bawa sampai pulang ke rumah.

Dodo saat itu sedang mandi dengan nuril, kedua insan berbeda usia tersebut telah bugil bersama di kamar mandi. Ya memang dodo masih belum bisa mandi sendiri. Jadi sebagai seorang ibu, nuril bertugas untuk memandikan anak satu satunya. Agar efektif nuril selalu mandi bersama anaknya. Bila itu bukan anaknya, melihat nuril telanjang pasti sangat menyenangkan karena bisa melihat tubuh halus, payudara kencang dengan puting berwarna pink dan juga memek yang masih rapat tanpa dipenuhi bulu.

Bertelanjang dengan ibunya, dodo sebenarnya merasakan sesuatu yang aneh dan panas menjalar kepada dirinya. Namun ia tahu apa namanya, sesuatu yang ingin dikeluarkan tapi tak tahu menahu cara mengeluarkannya. Neuron otak dodo mulai tersambung. Misteri diri yang dodo cari mulai ketemu satu per satu. Ia baru menyadari apa yang dilakukan pak drajat disebut masturbasi.

“Dodo, ibu sabuni sekarang yaa”

“Iyhaa mahh”

Nuril menyabuni dengan tekun tubuh anaknya. Entah mengapa berhadap hadapan telanjang dengan anaknya yang sudab dewasa begini membuat birahi nuil mulai naik. Mungkin karena tadi pagi karena sempat dicumbu pak sobri ayahnya mungkin??. Namun ia tepis semua pikiran kotor terhadap anaknya sendiri. Bisa gawat kalau orang sampai tahu bahwa nuril nafsu dengan anaknya sendiri.

Sama halnya dengan dodo, mandi bersama ibunya tidak pernah ia rasakan sepanas ini sebelumnya. Ada perasaan berdebar debar di dalam hatinya ketika melihat ibunya sedang telanjang saat ini. Pantulan pantulan payudara nuril begitu indah bagi dodo. Apalagi saat mandi benda kenyal tersebut selalu bersentuhan dengan kulit dodo sehingga membuat dodo merinding.

Merasa diperhatikan anaknya, nuril hanya melemparkan senyum manis. Senyum yang membuat setiap laki laki meleh dibuatnya. Muka dodo merah tak keruan. Dodo ingin segera keluar dan menyudahi mandi yang semakin aneh dan kikuk tersebut.

Setelah menyabuni punggung dodo, nuril membalikkan badan dodo sehingga mereka berhadapan kembali. Wangi tubuh nuril membuat dodo, diam dan terpaku berbeda saat dulu ia mandi selalu bergerak kesana kemari.

Nuril pun dengan cekatan menyabuni kaki dodo. Saat menyabuni pangkal paha atas kaki dodo. Dodo merasakan enak yang luar biasa. Dibukanya kaki pelan pelan agar nuril bisa terus menyabuni bagian tersebut. Sudah kepalang nafsu, dodo sudah tidak malu malu lagi. Saat tangan nuril pergi dari bagian tersebut, dengan cengkraman kuat dodo menangkap tangan ibunya dan berkata.

“Mha mhaa dodo mau lagi”

Nuril belum sadar lalu bertanya

“Mau lagi apa sayang”

“Sabunn, kakii, dodo, laghii”

Nuril lalu memperhatikan penis dodo yang sudah tegak sepertinya paham dan mulai pergi menjauh. Ia kembali merasakan rasa panas dan risih sekujur tubuhnya. Nuril menyadari bahwa anaknya juga menyukai tubuhnya.

“Jangan sayang, dosaa”

“Mhamm mhammahh dodo mau lagii”

“Jangan sayang itu dosaa” kata nuril dengan nada tinggi.

Mendengar bentakan ibunya yang keras. Dodo mulai berkaca kaca dan ingin menangis. Bagai anak kecil yang tidak diberi permen. Dodo mulai berteriak dan menangis sekencang kencanganya

“Hwaaaa mama jhahatt sama akuuu”

Melihat anaknya menangis. Nuril menjadi iba, bukankah ia akan menjadi ibu hebat seperti ibunya dahulu. Bukankah dodo adalah hasil “kenakalan” masa lampaunya juga. Lantas mengapa sekarang ia bagai orang yang sok suci dihadapan anaknya.

Ia berfikir keras bagaimana agar anaknya tidak menangis lagi dan tidak mengganggu tetangga. Seperti tidak ada jalan lain, nuril mendesah pasrah dan memberikan senyumannya agar anaknya tenang kembali

“Dodo mauu dikocok”

“Iyhaa mahh mauu”

“Yasudah sekali ajaa ya”

“Iyhaa mahh haha” kata dodo kegirangan

Nuril kembali berjongkok untuk menghadap penis anaknya. Ia sabunkan tangannya agar licin dan tidak melukai penis dodo. Penis dodo ternyata besar juga batin nuril lebih besar dari punya mantan pacar yang menghamilinya dulu. Sambil berusaha melawan segala risih dan birahi yang menderanya. Segera ia rapalkan tangannya ke kontol anaknya.

Dengan gerakan pelan ia memaju mundurkan tangannya agar cepat selesai. Dodo melenguh keenakan, semua yang dirasakan pak drajat tadi ia rasakan sekarang. Begitu enak, nyaman dan memuaskan. Dodo bahkan lebih beruntung karena yang mengocok adalah tangan sang empunya langsung

“Ahhhh mhaahhh dodo enakkkk”

Nuril sebenarnya gemas dengan wajah dodo yang kelojotan tersebut. Sudah tampang idiot mesum lagi. Segera ia tepis perasaan tersebut sambil memutar mutar tangannya agar memberikan kepuasan optimal pada anaknya.

Nuril yang sudah jarang disentuh lelaki semakin bersemangat dan penasaran dengan penis anaknya sendiri. Pasalnya pacarnya dulu mungkin hanya 1 menit bila nuril melakukan gerakan memutar tersebut. Namun sudah 10 menit, dodo belum mencapai klimaks.

“Kok gak keluar keluar sayang”

Hal memalukan tersebut keluar saja dari mulut nuril yang juga sudah sange. Membayangkan ia sedang mengocok penis berurat dari seorang lelaki dewasa idiot membuat ia tambah bersemangat dan mengelurakan seluruh kemampuan terbaiknya.

“Mhammahhh dodo ada yang keluarhhh”

Crott

Crott

Benar saja dodo sudah mencapai klimaksnya. Klimaks pertamanya, benda lengket tersebut memenuhi tangan nuril dan sebagian wajahnya. Tidak merasa jijik, nuril langsung saja membasuh muka dan tangannya. Lalu memeluk anaknya sambil berkata

“Aku cinta kamu sayang”

“Iyhaa mah dodo juga cinta mama”

Memang benar cinta ibu anak sejati…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu