2 November 2020
Penulis —  Mr_Boy

Bersetubuh dengan Ibu Kandung

Sejak kejadian pemerkosaan itu, ibuku tak mau jauh dariku dan ibu jadi membenci semua lelaki karena perasaan shock yang diderita ibu ketika diperkosa itu. Kabar menjadi korban pemerkosaan itu sampai terdengar oleh saudara-saudaraku dari pihak ibu juga ayah, selama seminggu itu warung kami didatangi saudara dari jauh maupun dekat hanya sekedar melongok dan memberi semangat.

Musibah yang menimpa ibuku membuatku sadar bahwa pemerkosaan itu ternyata ada sebuah hikmah yang dapat dipetik. Sekarang ibuku sedang mengandung anakku, orang akan menyangka termasuk saudaraku bahwa ibuku hamil gara-gara korban pemerkosaan. Memang kejadian ini membuatku marah, karena satu-satunya kehormatan yang ibu miliki, orang lain pun ikut merasakannya juga.

Setiap malam aku selalu tidur bareng dengan ibu, tapi baik aku atau ibu tak ada yang mau memulai untuk melakukan persetubuhan lagi. Aku berpikir jika aku menyetubuhi ibuku dalam keadaan shock! Sama saja aku tak memperdulikan keadaan psikis ibuku. Tapi aku pun sesungguhnya penasaran, apa yang membuat ibu tak berani memulai untuk ngajak duluan bersetubuh denganku?

Beberapa bulan berlalu perut ibuku sudah menampakkan perubahan, perutnya sedikit buncit dan tubuh ibu terlihat semakin menggairahkan.

Hamilnya ibuku yang menjanda tanpa seorang suami tentunya membuat geger seisi warga kampung disini, tapi mereka semua mengerti bahwa ibuku korban pemerkosaan. Seandainya orang tahu ibuku dihamili anaknya sendiri, tentu aku akan diusir dari daerah ini karena akan membawa sial.

Yang aku pikirkan ternyata selama ini meleset, tidak semua orang menerima kebudayaan sesat yang mau menerima dengan sadar hubungan sedarah dibiarkan begitu saja. Kalaupun diusir dari kampung, aku dan ibuku pasti kena pidana gara-gara kasus seperti ini.

Sudah hampir 3 bulan kehamilan ibuku, aku tak lagi menyetubuhinya lagi. Selain ingin memulihkan trauma ibuku, aku ingin ketika menyetubuhinya dalam keadaan mental ibuku kembali seperti sedia kala dan dalam keadaan sehat, karena sejak diperkosa itu ibuku kadang sering sakit panas. Aku tak mau memaksakan kehendakku menyetubuhi ibuku dalam keadaan seperti itu.

Kini sudah 3 bulan berlalu, akhirnya ibuku kembali sehat lahir batin. Aku sangat senang sekali melihat ibuku seperti dulu lagi yang ceria dan tubuhnya semakin montok saja. Tetangga pun sering berkunjung ke warungku lagi, ngobrol dengan ibuku bercanda dan tertawa.

Ibu selma, “Bu Aminah yang sabar yaa… Kayaknya ketika ibu diperkosa ibu Aminah sedang subur…”

Ibuku, “iyaa Bu sepertinya begitu… Meskipun begitu saya akan tetap menjaga kandungan ini sampai melahirkan… Karena walaupun tak ber ayah… Anakku Arga akan bertanggung jawab mengurus ibunya juga anak yang dikandung ini…”

Ibu selma, “saya senang sekali ibu Aminah tidak melakukan aborsi karena hamil diluar nikah… Karena itu sangat dilarang agama… Selain itu resikonya sangat tinggi… Maaf ya Bu Aminah ngomong saya ceplas-ceplos…?”

Ibuku, “gpp Bu selma… saya malah bersyukur ibu selma juga ibu-ibu yang lain selalu datang kesini menghibur kami… Ibu selma tak perlu khawatir… Justru saya sangat senang akan kehamilan ini… Selama ada anakku Arga saya merasa ada yang melindungi.”

Mendengar kata-kata ibuku, ibu selma dan yang lainnya terlihat bingung dengan jawaban ibuku. Saya dapat membaca apa yang sedang dipikirkan oleh mereka kepada ibuku. Kenapa ibuku malah senang dirinya hamil? Sudah tentu senang, karena didalam rahimnya ibuku sedang tumbuh anakku. Aku dan ibuku hanya tersenyum melihat tingkah mereka yang kebingungan, tapi mereka semua tak begitu memikirkan tentang siapa sebenarnya anak yang sedang dikandung oleh ibuku, yang jelas itu rahasia kami berdua saja yang tahu.

Setelah puas mengobrol akhirnya mereka semua bubar pergi ke warungnya masing-masing, kami disini akur-akur saja tak merasa saling menyaingi dalam berjualan. Malah antara warung yang satu dengan yang lainnya saling berkunjung bergiliran hanya sekedar untuk saling silaturahim dan mempererat tali persaudaraan.

Aku dan ibu sangat bahagia tinggal disini meskipun serba kekurangan, apalagi sekarang ibuku sedang mengandung anak pertama kami. Kebahagiaan ini tak bisa digambarkan dengan sebuah kata, karena kata tak bisa mewakili rasa senang dihati kami yang sedang kami rasakan saat ini.

Suhu udara terasa dingin, angin berhembus kencang diiringi hujan gerimis. Aku tak menyadari bahwa cuaca sedang mendung dari tadi ketika masih ada ibu-ibu ngobrol. Karena sedang tak ada pembeli aku rebahan dipaha ibuku yang besar, sambil menghadap ibuku aku cium perutnya.

“Bu..??”

“Iyaa sayang…”

“Arga sangat senang sekali sudah menghamili ibu… Didalam rahim ibu ada anakku… Anak pertama kita…”

“Iyaa ibu juga sangat senang sayang… Ibu bersyukur sudah dihamili kamu, karena ibu sangat mencintai kamu sayang…” Kata ibuku sambil mengelus kepalaku.

“Bu, jangan marah yaa…?”

“Iyaa sayang… Ada apa?”

“Ibu harus janji dulu jangan marah Bu..?!”

“Ibu janji takkan marah…”

“Mmmm… Ketika ibu diperkosa oleh 7 orang itu aku lihat ibu orgasme… Apa ibu menyukainya disetubuhi oleh banyak lelaki waktu itu? Apakah ibu masih terbayang ingin melakukannya dengan lelaki lain selain Arga bu? Arga takut kehilangan ibu… Arga takut ibu malah ketagihan di entot lelaki lain sehingga menjadi fantasi bagi ibu, uneg-uneg ini membuat Arga selalu kepikiran hal itu ..

“Tega kamu berkata seperti itu sama ibu Arga… Iyaa waktu itu ibu memang orgasme… Memang benar ibu menyukainya… Tapi harga diri ibu lebih sakit dari kenikmatan yang ibu dapatkan sayang…”

“Maafkan Arga Bu… Arga hanya takut bayang-bayang itu mempengaruhi ibu… Arga takut ibu tergoda lelaki lain disaat Arga tak ada didekat ibu” Aku dekatkan wajahku menempel dengan perutnya.

“Sayang jangan kamu samakan nafsu dengan cinta, ketika seorang pelacur menyerahkan tubuhnya bukan berarti dia cinta sama kamu, bisa saja hatinya sedang menangis karena tubuhnya dinikmati oleh orang yang tidak dicintainya. Tapi jika seorang wanita mencintaimu dengan tulus, ibu yakin ketika dia merenggangkan pahanya…

“Bu, apa ibu memaafkan Arga? Saking takutnya Arga kehilangan ibu… Arga sampai berkata seperti itu sama ibu… Maafkan Arga Bu…”

“Gpp sayang… Ibu senang kamu berkata seperti itu… Karena ibu pernah bilang sama kamu untuk saling terbuka jangan ada yang ditutup-tutupi… Coba kalau tadi kamu tak mengatakan itu… Pasti kamu akan terus memendam kecurigaan pada ibu yang sebenarnya tak pernah ibu bayangkan selama ini..”

Sambil tiduran dipahanya, aku iseng-iseng menyentuh pubis vagina ibuku yang terasa lebih padat bahkan sampai mengenai celah memeknya.

“Ihh.. argaaa kamu mah nyolokin memek ibu ihh… Nanti ada yang lihat lho…”

“Maaf Bu… Memek ibu udah baikan kan sekarang?”

“Kamu kok baru nanya sekarang sihh…! Udah sebulan yang lalu ibu udah merasa baikan… Kamunya aja gak peka…” Kata ibuku sambil cemberut.

“Arga kangen memek ibu… Di ijinin gak bu Arga ngelongok anak Arga?”

“Hahaha! Arga… Sayang… Kamu itu bikin ibu gemes ihh..! Kamu kayak ke siapa aja… Kamu minta kapanpun akan ibu berikan kok sayang… ibu juga sebenarnya rindu sama kontol kamu… Tapi ibu malu… Takut kamu merasa jijik sama ibu karena sudah dinodai lelaki lain… Tiap kali ibu mandi sengaja pintunya gak ditutup tapi kamu gak masuk malah ngintip pun tidak…

“Ibu jangan berpikiran seperti itu Bu… Arga sama sekali tak menganggap ibu jijik… Namanya juga musibah Bu kita tak tahu itu akan terjadi… waktu ibu pake handuk itu sebenarnya Arga sange banget lho Bu? Ingin rasanya Arga jilatin memek ibu. Jadi, boleh gak Bu… Arga menyetubuhi ibu lagi seperti dulu…?

“Boleh sayang… Tapi jangan sekarang masih sore… Ihh jangan nyiumin memek ibu Arga… Nanti dilihat orang…!” Kata ibuku, bukannya menjauh malah mengelus kepalaku.

“Arga kangeeenn banget sama ibu, kangen hangatnya tubuh ibu… Rasa juga baunya memek ibu… Maafkan Arga Bu… Sebenarnya tak sopan Arga bilang itu sama ibu… Ibu tetaplah orang yang dulu melahirkanku… Arga tetap menghormati ibu… Hanya saja kontol Arga ini terus menggeliat ingin masuk kedalam memek ibu…

“Sayang, kasih ibu cinta ibu sama kamu jangan disamakan dengan cintanya seorang gadis kepada pacarnya. Ibu yang melahirkan kamu dalam susah payah, merawatmu dengan penuh kasih, cinta ibu sama kamu begitu besarnya… Jika saja pernikahan sedarah legal dibumi ini… Ibu rela mengandung anakmu sebanyak mungkin.

“Kata-kata ibu membuatku yakin bahwa ibuku takkan mungkin membiarkan harga dirinya diambil lelaki lain. Aku yang awalnya takut ibuku ketagihan ingin di gangbang atau membiarkan dirinya disetubuhi lelaki lain di belakangku, ternyata itu hanya pikiranku saja yang terlalu khawatir memek ibuku dinikmati lelaki lain.

Suhu udara semakin dingin, angin berhembus kencang sampai menghempaskan ranting dan dedaunan. Dalam keadaan seperti itu aku pandangi wajah ibuku yang cantik itu begitu mengundang birahiku.

“Kenapa sayang? Kok liatin wajah ibu sihh? Ibu malu diliatin kamu terus ihh…” Kata ibuku mencubit pipiku.

“Bu, Arga udah gak kuat nih… Ngentot yuk bu?… Tuhh lihat kontol Arga udah ngaceng begini lho Bu..?!” Sambil ku perlihatkan kontolku kepada ibuku.

Melihat kontolku yang ngaceng itu mata ibuku terbelalak! Rona wajahnya langsung memerah dan menelan ludahnya. Secara reflek digenggamnya kontolku oleh tangan ibu sambil meremasnya.

“Sayang… Kontol kamu langsung buat ibu merangsang… Yuk ahh..!! Ibu juga kayaknya gak bisa nahan birahi didalam diri ibu… Tutup aja warungnya yaa sayang..? Ibu mau pipis dulu nihh..”

“Asiiikkk!!! Beneran Bu kita mau ngentot?”

“Iyaa… Serius ini! Ibu juga udah gak kuat…”

“Baik Bu… Arga tutup dulu yaa warungnya..??”

“Iyaa tutup aja… Nanti kalau lagi enak-enaknya datang pembeli kan bisa nanggung sayang..”

“Wahh! Ibu pinter banget…” Sambil aku cubit gemas pubisnya yang padat itu ugh!! Buseet ini memek ibuku tebal banget!

Melihat kelakuan mesumku yang nyubit memeknya itu, ibuku membalas mencubitiku, “ayooo…!?!” Kata ibuku sambil tersenyum manis lalu menggigit bibir bawahnya dengan genit.

“Iyaa Bu..! Siap dilaksanakan…!!” Aku langsung bangkit membereskan dagangan lalu menutupnya. Sedangkan ibuku pergi ke kamar mandi untuk biang air kecil dan aku langsung menuju kamar bersiap-siap menghajar memek ibuku.

Kreeettttt…!!! Pintu kamar dibuka, pintu yang terbuat dari empat buah papan yang direkatkan menjadi sebuah pintu itu pun dibuka oleh ibuku. Ibuku datang sambil melemparkan senyuman kepadaku, disertai mimik wajahnya yang begitu cantik sampai aku benar-benar tidak salah memilih wanita yang sangat istimewa.

Ibuku duduk aku pun duduk ditengah kasur, didepanku kini ada seorang wanita ibu kandungku sendiri yang sedang hamil tiga bulanan. Dia adalah satu-satunya wanita yang aku cintai dan sangat aku sayangi, dari dirinyalah sumber dari segala macam kenikmatan ada pada dirinya. Tak ada satupun dari dirinya sesuatu yang tidak membuatku bergairah, nafsuku selalu terpancing untuk menyetubuhinya.

Dengan posisi kami duduk aku belai pipinya yang chubby sambil tersenyum kepada ibuku, tangannya memegang tanganku agar berlama-lama memegang pipinya, matanya terpejam dengan mengusap-usap pipinya ditelapak tanganku. Ahhh…!! Ibuku mendesah lalu berkata, “dari telapak tanganmu… Ibu merasakan kasih sayangmu mengalir ke pipi ibu…

“Ohh… Ibu… Kamu begitu menggoda… Aku merasa senang dari ibu aku akan memiliki keturunan… Bu.. bahagiakan ibu aku setubuhi sampai hamil begini Bu?”

“Karena cinta lah yang membuat ibu rela mengandung anak darimu sayang… Kamu sumber kebahagiaan ibu… Kamulah yang membuat tujuan hidup ibu menjadi sangat berarti…” Kata ibuku sambil menciumi tanganku.

Aku usap rambut kepalanya sambil aku rapikan rambutnya yang terurai panjang itu kebelakang telinganya. Ibu menatapku dengan tatapan yang penuh perasaan cinta, seakan perasaan dihatinya terpancarkan dari tatapannya itu sampai menembus relung hatiku. Rasanya begitu hangat dan terasa lapang dadaku ini melihat ibuku yang penuh daya tarik dari tubuhnya itu.

Ku dekati ibuku lebih dekat lagi, lalu kedua tanganku mulai menyentuh dan meremas payudaranya yang montok berisi itu dari luar dasternya. Ohh.. rasanya begitu padat, kenyal, dan terasa hangat ditelapak tanganku.

Ku tatap wajah ibuku yang putih itu mulai terlihat memerah, pancaran aura kasih sayangnya seakan menerpa wajahku sampai aku terpesona melihatnya, “Bu, dilepas yaa dasternya?” Kataku kepada ibu. Lalu ibu tersenyum dengan senyuman yang membangkitkan gairah seksualku. “Iyaa sayang… Bantu ibu melepaskannya…

Kini terlepaslah kain yang menutupi tubuh ibu, tubuh yang putih bersih, montok berisi juga lembut ketika ku sentuh. Aku sampai menelan ludah melihat pemandangan yang begitu menakjubkan ini. Karena saking nafsunya aku lepas kaosku lalu aku berdiri didepan ibu untuk melepaskan celana panjangku, sebelum aku lepaskan, tiba-tiba ibu bangkit setengah jongkok membantuku melepaskan celana yang aku pakai.

Karena saking dekatnya dengan selangkanganku, ketika tangan ibu menurunkan celanaku beserta celana dalamku, kontolku terlepas dari sarangnya dan berdiri tegak hingga mengenai dagu ibuku. Melihat kontolku yang tegang itu, mata ibuku terbelalak! Tangan ibu dengan sigap menggenggam kontolku dengan kedua tangannya, lalu diciuminya seluruh batang kontolku bahkan sampai digesek-geseknya ke pipinya.

“Ohh… Kontolmu yang sangat ibu rindukan sayang… Mmmuuuaaahhh… Ohhh… Aromanya… Rasanya… Ibu suka sekali sayang…” Ibuku menciumi, menghirup kontolku seperti menciumi seorang bayi mungil yang menggemaskan.

Aku kini sudah bugil didepan ibu, setelah aku lepaskan celanaku yang sudah dimata kaki dengan kedua kakiku, karena ibuku terhipnotis oleh kontolku sehingga ibu lupa melepaskan celana yang aku pakai.

Ibu masih tak mau melepaskan genggamannya, dia malah langsung mengulum kontolku seperti orang yang kehausan dikasih es lilin, Crokkk… Crookkk… Crroookkk…!! Begitulah suara yang aku tangkap dengan Indera pendengaranku.

Ketika ibuku memaju mundurkan kepalanya ughh! Rasanya sungguh nikmat sekali, perasaan nyaman, lembut, hangat juga hisapan mulutnya hampir membuat lututku tak sanggup menahan kenikmatan hisapan mulut ibu.

Aku usap-usap kepalanya sebagai tanda rasa kasih sayangku kepadanya, ibuku semakin menampakkan kebinalannya dengan menyedot dan menelan ludahnya bersamaan dengan rasa kontolku dimulutnya. Sambil di kulumnya kontolku, aku membungkuk melepaskan pengait bhnya sehingga Brolll!!! Payudara ibu yang besar itu menggelayut terlepas dari kekangannya.

Melihat payudara ibuku yang begitu besar seperti batok kelapa yang utuh itu, membuatku semakin membara birahi ini. Aku coba pegang kepala ibuku dengan kedua tanganku lalu aku hentakkan kontolku sampai ujungnya mengenai pangkal tenggorokannya ughh!! Aku melenguh merasakan kenikmatan dari mulut ibuku.

“Sudah bu… Arga ingin menikmati tubuh ibu… Arga kangen ingin meluk ibu sambil memasukkan kontol ini kedalam memek ibu yaa sayang…” Kataku sambil mencabut perlahan kontolku sampai kulihat belepotan oleh air liurnya.

“Iyaa sayang… Ibu sampai lupa kalau ibu juga ingin sekali disetubuhi kamu sayang… Maaf yaa?? Ibu keenakan menikmati penis kamu… Mungkin ini efek bawaan bayi yang dikandung ibu…” Kata ibu melepaskan kulumannya lalu menjilati bibirnya sendiri dengan memutar lidahnya.

“Gpp kok Bu… Nanti diterusin lagi… Kalau keterusan bisa-bisa muncrat di mulut ibu…” Kataku sambil jongkok, dengan posisi seperti itu aku pegang kedua pundaknya, lalu kamipun berciuman dengan ibuku sampai kontolku beberapa kali menunjuk-nunjuk lobang memek ibu yang masih terbungkus cd-nya.

Posisi ibuku yang sedang sama-sama jongkok itu tentunya membuat memeknya yang tembem itu menganga, sambil kami berciuman, tanganku meraba memek ibu dibalik cd-nya. Memang yang aku lihat itu benar adanya, memek ibuku kurasakan terbelah lebar sehingga ketika aku tekan, jari tengahku sampai terjepit terperosok dilobang memeknya bersamaan dengan kain cd-nya.

Aku yang sudah diburu nafsu, langsung mengajak ibuku untuk terlentang dengan isyarat tubuhku mendorong tubuh ibu. Kini ibuku terbaring diranjang dalam keadaan hampir bugil. Payudaranya yang besar sampai bergoyang keatas kebawah karena perobahan posisi ibuku yang mendadak dari jongkok sampai terlentang.

Kedua kaki ibuku masih terbuka lebar menekuk seperti seekor katak yang sedang menempel dikaca, ughh!! Terkejut melihat memek ibuku yang terbentuk indah dibalik cd-nya, ibuku sampai tersenyum melihat ekspresiku melihat memeknya. Ibuku sendiri pun merasa bangga bahwa memeknya sangat dikagumi olehku. Beberapa kali ku menelan ludah, akhirnya aku lepas cd yang membungkus memek ibuku, tentunya ibu membantuku dengan mengangkatkan pantatnya sehingga memudahkan aku melepaskan cd-nya itu.

Dadaku sampai sesak melihat lembah kenikmatan ibuku menampakkan lobang surgawinya yang berkedut-kedut, sehingga mengundang kontolku ini seakan menarikku untuk segera memasukannya. Tapi aku ingin memuaskan mulutku dulu, ku lumat memek ibu dengan jilatan lidahku yang menari-nari dibelahan memeknya “uugghh!!…

Aaahhh… Eeemmmhhhh… Aaahhh…!!!” Ibuku meliuk-liuk menggelinjang kegelian karena daerah sensitifnya ku eksplorasi sampai bagian yang terdalam. Rasanya masih tetap sama terasa asin dan gurih, baunya yang mengundang birahi semakin ku tekan wajahku sampai hidungku pun menempel erat dengan kulit memeknya.

Sungguh aku sudah tak tahan lagi menahan godaan jepitan kenikmatan memek ibu yang terus mengap-mengap seakan membujuk kontolku untuk segera mampir kedalam memeknya. Tanpa menunggu lama aku dekatkan ujung kontolku menempel di pintu gerbang kenikmatan dari segala kenikmatan itu. Ibu mengangguk untuk segera memasukkannya sambil kedua tangannya mengangkat kearahku, agar ketika aku sudah memasukkannya untuk segera memeluknya, menindihnya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu