2 November 2020
Penulis —  Mr_Boy

Bersetubuh dengan Ibu Kandung

Kebiasaan tabu ini terus berlanjut dengan ibuku, sehingga menjadi suatu ritual yang aku dan ibu sudah terbiasa melakukannya.

Seiring berjalannya waktu, cinta kami berdua terus bertambah dan semakin mesra. Kini aku sudah tidak lagi tidur di kamarku, malah sekarang sudah aku bereskan menjadi tempat barang dagangan alias gudang penyimpanan. Baju dan celana aku pun sudah disatukan dengan bajunya ibu dilemari yang sama. Aku merasa seperti sudah menjadi suaminya ibu, meskipun masih ada satu yang kurang yaitu mendapatkan kenikmatan dari memeknya.

Setiap hari seatap sekasur sudah pasti aku selalu petting dengan ibuku, meskipun rangsanganku kepada ibu tidak di memeknya, tapi ibu sering mendapatkan orgasmenya. Ibuku berterus terang kepadaku bahwa dirinya sangat bahagia bisa melepaskan beban birahi selama sepuluh tahun menjanda. Aku pun merasa beruntung spermaku tidak keluar sia-sia, ada ibu yang mau menelannya.

Akibat ritual tabu itu setiap dari kita berdua akan merasa hambar jika sehari saja tak melakukannya. Kelakuan yang dilarang agama dan tabu dimasyarakat ternyata tidak membuat kami malu melakukannya secara terang-terangan. Pikiran kami seakan di doktrin bahwa yang kami lakukan sah-sah saja, lagian kami saling mencintai dan menyayangi.

Sudah 1 bulan aku dan ibu melakukan hubungan tabu ini, semakin seringnya ibu terbiasa meminum cairan spermaku secara langsung dari kontolku. Tak ada ekspresi jorok atau jijik dari wajah ibu ketika menelan spermaku, malahan ibu seperti menikmatinya.

Semakin sering ibu menelan spermaku, semakin ibu bermanja-manja denganku. Kali ini aku dan ibu bermesraan dibelakang rumah menghadap tebing, dibelakang rumah ini takkan ada seorang pun yang tahu kalau disini menjadi tempat mesum aku dan ibu. Kalaupun ada tetangga yang tahu, takkan menjadi masalah besar buat aku dan ibu.

Warung sudah kami tutup, bahan-bahan untuk membuat gorengan sudah lengkap dan tak ada kerjaan lain lagi selain aku dan ibu ngobrol dibelakang warung. Selesai ibuku mandi, dia datang menghampiriku sambil membawa secangkir teh hangat lalu duduk disampingku, dekat sekali sampai aku rasakan hangatnya tubuh ibu ketika kulitku bersentuhan dengannya.

“Ibu, kok sampai repot-repot sih bawain Arga minuman, kebalik bu… Harusnya Arga yang bawain minuman untuk ibu..”

“Gpp kok sayang… Ibu bawain secangkir teh hangat karena ibu merasa kamu satu-satunya lelaki yang sangat ibu cintai. diminum sayang nanti keburu dingin lho…”

“Aku minum yaa ibuku sayang.. (tehnya aku minum) hmmm.. enak sekali Bu.. ibu juga minum dong..” lalu aku memberikan tehnya kepada ibuku, ibu pun meminumnya dari bekas mulutku.

Duduk di kursi kayu yang hanya cukup untuk berduaa dibelakang warung, sangat pas sekali untuk aku dan ibu bermesraan. Suhu udara yang dingin dimalam hari, semakin membuat aku dan ibu merapat.

“Bu, sini duduk dilahunan Arga..” tanpa berpikir panjang ibu pun duduk dilahunanku, bukannya duduk menghadap kedepan. Tapi ibu malah duduk dilahunanku berhadap-hadapan lalu tangannya memeluk leherku.

“Arga sayang… Kamu sudah buat ibu jatuh cinta sama kamu.. jujur, ibu merasa nyaman dan merasa terlindungi bila dekat denganmu. Jika tak ada kamu disisi ibu, ibu tak yakin apakah ibu akan bahagia?… Sayang… apa kamu sayang ibu?” Ibu semakin merapatkan selangkangannya ke perutku, kurasakan hangatnya tubuh ibuku yang montok mendekap tubuhku yang kekar.

“Bu, rasa-rasanya aku perlu meyakinkan ibu lagi. Perasaan Arga sama ibu tak bisa dijelaskan dengan kata-kata… karena ucapan sayang dan cintaku sama ibu tidak sepenuhnya mewakili rasa yang ada di hati Arga selama ini. Bu, sudah 1 bulan lebih Arga menahan nafsu untuk tidak ngentot ibu, meskipun begitu…

Arga merasa bersyukur ibu secara sukarela memberikan tubuh ibu untuk Arga, bahkan ibu sampai mau menelan spermaku tanpa merasa jijik menelannya. Sampai sekarang Arga berusaha menahan kontol Arga untuk tidak memasuki memek ibu, karena ibu tidak mengijinkannya… Arga hingga saat ini mematuhi larangan ibu…

“Sayang, pangku ibu sekarang ke kamar… Tolong setubuhilah ibu malam ini… Ibu yakin kamulah jodoh ibu… Meskipun keputusan ini salah dan berdosa… Tapi dihati ibu hanya ada kamu yang ibu cintai..”

“Maksud ibu, Arga boleh ngentot ibu? Masukin kontol Arga kedalam memek ibu?” Kataku meyakinkan ibuku

“Iyaa sayang.. kamu boleh memasukannya.. ibu sudah percaya dan yakin sama kamu.. kamulah lelaki yang ibu cintai.. lelaki yang berhak mendapatkan memek ibu… maafkan ibu yaa.. kamu begitu sabar menunggu ibu… Kita sudah hidup lama bersama berdua… Ibu tahu sifat juga karakter kamu yang penuh rasa tanggung jawab dan penyayang…

Bawalah ibu ke kamar sekarang sayang.” mendengar ucapan ibu, aku sangat senang sekali. Lalu aku berdiri dan ku angkat tubuh ibu yang montok itu dari luar menuju kedalam kamar ibu, tubuhnya yang besar tak membuatku merasa berat karena aku sudah terbiasa angkat beban. Ibu memeluk leherku dan kedua kakinya menyilang dipinggangku, ku bawa ibuku kedalam kamar lalu ku rebahkan tubuhnya yang montok itu ke tengah kasur.

“Ahh.. nggak kok Bu… Biasa aja… Arga sudah terbiasa olah raga… Bagi Arga tubuh ibu ringan kok…”

Tanpa lama-lama aku langsung menindih ibuku sejajar dengan tubuhnya, sehingga aku seolah-olah sedang menyetubuhinya dengan gaya misionaris. Kaki ibuku sengaja dilebarkannya yang membuat kontolku menekan memeknya yang super duper tembem. Ahh.. rasanya aku ingin sekali menggigitnya, menjilatinya.

Aku pandangi wajah ibuku sejenak, begitu cantik dan menggairahkan. Tubuhku dengan tubuhnya seakan seperti melayang diatas awan karena saking empuk dan hangatnya tubuh ibuku ini. Perasaan cinta, kasih sayang dan gairah nafsu birahi yang seakan menggumpal didalam tubuhku, seakan menjalar mengikuti aliran darahku, sehingga membuat sekujur tubuhku terasa panas dan kontolku langsung berereksi keras sekali.

Sambil aku tekan dan aku goyang-goyang pantatku menekan memeknya, kurasakan sensasinya sungguh sangat nikmat sekali. Bibirku dengan bibirnya saling bertemu dan bercumbu mesra, ku tatap mata ibu dari cara pandangnya menatapku seakan penuh dengan kasih dan sayang. Aku tak menyangka cinta ibu begitu dalam kepadaku, sampai wajahku dielus-elusnya lalu diciumnya kening, pipi juga bibirku.

“Arga, saking cintanya ibu sama kamu terasa sesak dada ini menampung besarnya cinta ibu sama kamu…” ku lihat ibu sampai melelehkan air mata karena saking tak kuatnya menahan gelombang cinta yang begitu dahsyat!

Aku mencoba menenangkan perasaan ibu dengan mencium kening ibuku, lalu aku ciumi bibirnya perlahan-lahan sampai hembusan nafasku dengan ibu saling beradu. ketika aku berciuman dengan ibu, disaat itulah aku mulai memasukkan lidahku kedalam mulutnya. Dengan senang hati ibuku menyambut lidahku itu, tentunya jika lidahku sudah masuk air liurku dengan air liur ibu menyatu didalam mulutnya, karena posisi aku diatas, sedikit demi sedikit sengaja aku keluarkan air ludahku kedalam mulutnya dan ibu menelan ludahku tanpa ragu sedikitpun.

Cintaku pada ibuku semakin besar setelah kuberikan ludahku kepadanya, beberapa menit setelah itu aku hentikan ciumanku, aku pandangi ibuku sehingga ibuku menatap wajahku sambil menjilati bibirnya sendiri, pemandangan itu membuat ibu terlihat seksi.

“ohh ibuku sayang, Arga sangat mencintaimu bu… Gak sabar Arga ingin ngentot memek ibu… Menyatukan tubuh kita… Maaf yaa Bu Arga ngomong jorok sama ibu” Sambil ku tekan-tekan memeknya kupandangi wajah ibuku sehingga kedua mata kami bertemu.

“Ibu juga sayang, ingin merasakan kontolmu didalam memek ibu… Gpp… Ibu suka kok.. Eeemmmmhhhh…” sebelum ibu selesai ngomong, aku ciumi kembali bibirnya juga kedua payudaranya ku remas-remas gemas sekali. Payudara ibuku yang besar membuatku bergairah memainkannya, padahal entah mungkin sudah puluhan kali aku meremas, menyedot, menghisap payudaranya.

Setelah aku ciumi ibu, terus aku bangkit duduk diantara kedua kaki ibu yang merenggang, lalu aku buka baju dan ku lepaskan celanaku. Kontolku ngaceng didepan memek ibuku yang masih tertutup celananya.

“Bu, Arga lepas yaa celananya?”

“Lepasin saja sayang, ibu rela disetubuhi oleh kamu…” Kata ibu sambil mengelus memeknya. Aku sungguh terkesan atas kebaikan ibu yang mau memberikan mahkota kenikmatannya.

Perlahan aku tarik kebawah celananya, ibu pun atas inisiatif sendiri mengangkat pantatnya agar aku mudah melepaskan celananya. Sudah terlihat dari luar memek ibuku yang masih terbungkus kancutnya yang terlihat tembem kembung dan membusung.

Padahal bukan kali ini saja aku melihat memek ibuku dari luar, tapi aku masih menganggap memeknya itu sebuah misteri yang belum aku ungkapkan tentang rasanya.

Kali ini aku cium memek ibu dari luar kancutnya, sambil ku hirup dalam-dalam ku rasakan sensasi aromanya sungguh langsung ngaceng kontolku dibuatnya. Ketika aku sentuh memeknya kutekan-tekan, terasa dijemariku tekstur memek ibuku yang kenyal dan tebal bibirnya, agak padat pubisnya dan ku rasakan hawa hangat yang terpancar dari belahan memeknya ditelapan tanganku.

Puas aku nikmati memeknya dari luar, kini aku beranikan diri memegang kedua kancutnya dan ku tarik kebawah sambil ibuku mengangkat pantatnya. Ku lepas perlahan sedikit demi sedikit terlihatlah memek ibu dari persembunyiannya, bagai kilauan cahaya permata yang menerpa wajahku, aku seperti menemukan harta karun yang tersimpan dan terjaga rapat, aku sungguh terpesona dengan keindahan bentuk memeknya yang begitu penuh kewibawaan.

Karena rasa penasaranku, ku lebarkan kedua kakinya sehingga paha ibuku yang besar merenggang dan menyebabkan memek ibuku yang rapet tiba-tiba mekar memperlihatkan lobang surgawinya. Didepan mataku terlihat lobang kenikmatan terlarang ibu menganga lebar menghipnotis diriku, aku merunduk mendekatinya, lalu terciumlah bau khas memek ibu yang terasa istimewa membuatku melayang-layang bagai candu yang memabukkan.

Untuk pertama kalinya ku jukurkan lidahku menyentuh kulit memek ibuku yang terlihat menggoda, ku susuri setiap inchi daerah kewanitaannya mulai dari belahan memeknya dari bawah keatas lalu menyundul dan menggoyang-goyangkan klentitnya. Rasa yang menggoyang lidah, aroma yang begitu memabukkan, membuat kontolku semakin ngaceng saja.

Ketika lidahku menjilati memeknya ibu, dia mendesah dan menggelinjang. Aku rasakan dari belahan memek ibuku mengandung cita rasa yang benar-benar istimewa! Rasa sedikit asin dan gurih terasa menyelimuti lidahku, bau khas memek ibu sungguh merangsang birahiku. Aku lihat aku amati fisik memeknya masih terlihat bagus dan rapat.

Aku pegang kedua paha ibuku yang besar dari luar sambil menghirup, menjilati, menghisap memeknya. Menjanda sampai 10 tahun bukanlah perjalanan yang sebentar, memek ibu terus mengeluarkan cairan lubrikasi yang membuat jalan menuju rahimnya terasa licin ketika aku colok dengan jari tengahku.

Sudah 20 menit aku menjilati memeknya, ibuku meracau,

“Aahhh… Eeeemmmmmhhh… Argaaa… Ibu mau kellluuaarrr sayyaaannnggg… Crettt.. Crreeett… Ccrrreeett… Uuugggghhhh!!!” Tubuh ibu mengejang hebat diiringi lelehan lendir putih yang keluar dari celah lobang kenikmatan milik ibuku. Aku tahu itu cairan orgasmenya ibu, karena aku juga bukanlah orang yang gaptek akan ilmu pengetahuan.

Rasanya yang asin dan gurih membuatku terus menjilatinya, sampai aku pun berani menelannya tanpa merasa jijik sedikitpun.

Ku lihat ibuku tersenyum memandangku dengan matanya yang terlihat sayu juga nafasnya yang terengah-engah.

Puas aku jilati memeknya yang sudah terlihat mengkilap karena lendir ibu masih keluar, aku biarkan sejenak lalu aku mulai membuka baju ibuku tanpa berkata apapun. Tapi ibuku paham maksudku agar aku membuka bajunya, juga sekalian ibuku melepaskan pengait bhnya dan terpampanglah tubuh polos ibuku didepanku tanpa sehelai benangpun melekat ditubuhnya.

Payudaranya yang besar ku pegang dengan kedua tanganku, sampai aku sendiri seperti memegang sebuah bola yang besar. Aku angkat dan aku goyang-goyang, ku taksir sekitar ½kg beratnya mungkin lebih itu baru sebelah payudara ibuku.

Bagai menggenggam benda pusaka yang berharga, aku cium aku hirup terasa nikmat sekali mulutku menikmati payudara ibuku. Kedua payudaranya terus aku jilati, ku hisap dan ku gigit gemas di putingnya yang sudah terlihat menghitam.

Tatapan mata yang penuh kasih sayang kepadaku, membuatku semakin jatuh cinta dan mencium bibirnya dengan penuh nafsu.

Ku pegang kontolku sudah menegang hebat, terlihat memerah dengan urat-uratnya yang melingkar seperti akar alang-alang menonjol keluar.

Aku beralih posisi dari menunduk kini duduk menghadap kedepan, sehingga kontolku dengan memek ibu bertemu secara langsung tepat diantara kedua kakinya yang sudah mengangkang lebar. Ketika aku dekatkan ujung kontolku, terasa hangatnya suhu memeknya menjalar dari kontolku keseluruh tubuhku sampai aku sendiri terasa gemetar, karena untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku, aku yang darah dagingnya sendiri putra tunggalnya akan menyetubuhi ibuku sendiri.

Tentu ini hal yang sangatlah tabu dan terlarang menurut agama dan norma kesusilaan dalam bermasyarakat. Tapi entah kenapa ada sesuatu dorongan didalam diriku untuk segera menyatukan alat kelaminku dengan ibuku. Cinta, pertentangan, dan nafsu birahi berperang didalam hatiku. Haruskah kulanjutkan kontolku yang hanya tinggal selangkah lagi ku tekan dan masuk atau aku hentikan bahwa ini tidaklah benar?

Belum akal sehatku kembali, pikiranku dan kontolku menyuruhku untuk segera melesakkannya kedalam. Kulihat ibuku dia mengangguk pelan menyetujui aku untuk menyetubuhinya. Akhirnya, dengan perasaan yang mantap dan keyakinan yang kuat! Aku keraskan otot kontolku dan aku tekan kontolku meluncur menghujam kedalam memeknya Bllleeeessskkkkk…!!!

Aaaaahhhhhhh…!!! Uuuuggggghhhhh…!!!! Tenggelam sudah batang kontolku semuanya kedalam memek ibuku, sampai pangkalnya pun tak terlihat saking ku tekannya kuat-kuat kedalam memek ibu. Ku rasakan kenikmatan yang belum pernah ku rasakan dalam hidupku, rasa memek ibuku sungguh nikmatnya begitu luar biasa!

Perasaan hangat, geli, juga lobang memeknya yang terasa menyedot kontolku kedalam, membuatku memejamkan mataku. Aku merasakan kedamaian, perasaan nyaman juga birahiku yang semakin terus meningkat seiring mendidihnya spermaku didalam tubuhku. Otot memek ibu yang seakan meremas, berkedut-kedut kurasakan terasa menempel erat menyelimuti seluruh batang kontolku.

Sambil aku pegang kedua pinggul ibu, dengan perlahan mulai aku tarik ulur kontolku mondar-mandir keluar masuk memeknya. Kontolku ku lihat sampai basah kuyup oleh lendir ibuku, lendir yang mengkilap ketika kontolku keluar masuk membuat mulut memek ibu pun ikut ketarik keluar sampai terlihat monyong.

Kini aku mulai menindih ibu dan kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya yang bahenol, ibu memelukku dan menyambutku dengan senyuman manisnya. Tak terasa tubuh kami berdua sudah mengeluarkan keringat yang kini sudah menyatu melebur menjadi satu. Sambil aku naik turunkan kontolku mengebor lobang memeknya, kuciumi ibuku serta kedua tanganku memegang kedua payudaranya.

Birahi yang semakin panas membuat genjotanku semakin cepat, ibuku yang semula tegang tiba-tiba mengejang! Mendapatkan orgasmenya. Mulutnya ingin meracau tapi aku tutup dengan mulutku. Pantat ibu diangkat keatas sehingga kontolku tenggelam sempurna sedalam-dalamnya, lalu kurasakan kedutan didalam memeknya semakin cepat!

Memeknya kini semakin terasa hangat, licin dan lancar kontolku meluncur kedalam. Keringatku pun mulai bercucuran membasahi tubuh dan wajah ibuku. Genjotan semakin kencang, tekanan pun semakin keras menghujam kebawah, sehingga menimbulkan suara becek Crek.. crek.. crek… karena lobang memeknya yang becek disertai kedua kelamin yang saling beradu.

Sudah 45 menitan aku berhubungan badan dengan ibuku, akhirnya aku merasa ingin ejakulasi dan sudah tak bisa ku tahan lagi.

“Bu, argaa ingin keluar… Keluarin dimanaa??”

“Didalam sayang… Ibu juga mau keluarr.. kita bareng yaaa sayannggg… Aaaahhhhhhh… Oouuuugggghhhh… Entootttt terrruuusssshhh ibu sayyaaannggg…!!”

Tiba-tiba kurasakan vaginanya berkedut hebat! Sampai kontolku terasa ngilu diremas-remas memek ibu dari dalam, lalu aku tekan sedalam-dalamnya sampai ujung kontolku menyentuh mulut rahimnya disertai semburan demi semburan yang sangat kencang Crrrooooottttt… Ccccrrrooootttt… Ccccrrrroooootttttt…!!!

Kontolku memuntahkan semua isinya yang kental kedalam memeknya, sampai berhamburan spermaku memenuhi lobang memek ibuku. “Aahhhhhh… Memek ibu luar biasaaaa… Uuuggghhhh… Ngentoottt buuu… Memekmu enak sayannggg…!!” Aku tekan-tekan sambil melenguh dan memeluk ibuku kuat sekali. Sampai ibu pun mengunci tubuhku dengan kedua kakinya yang melingkar dipantatku, sehingga aku terdiam tak bergerak sambil menikmati setiap kedutan yang kurasakan didalam memeknya.

Beberapa menit kemudian ibu melepaskanku sehingga aku cabut kontolku hingga terlepas dari mulut memeknya, aku sempat melihat dari lobang memeknya keluar banyak sekali spermaku yang terbuang kekasur. Aku tiduran sambil berpelukan, berpandangan dan saling membalas senyuman.

Betapa bahagianya aku dan ibu malam ini, saling memadu kasih beradu kelamin. Ketika aku sedang mengelus pipinya ibu, aku teringat sesuatu, “Bu, tadi Arga ngeluarinnya didalam lho… Bagaimana nanti jika ibu hamil Bu?”

“Kalau ibu mengandung anakmu, apa Arga akan bertanggung jawab?”

“Tentu Bu, aku akan senang jika ibu membiarkanku menghamili ibu..”

“Ibu senang mendengarnya, kalau begitu ibu takkan meminum pil KB, akan ibu biarkan dirahim ibu ini tumbuh anakmu, anak kita sayang…”

“Iyaa Bu, biarkan Arga menghamili ibu. Arga sangat mencintaimu bu.. Arga janji akan bertanggung jawab Bu..”

“Ibu juga sayang cinta kamu, putra ibu kesayangan ibu masa depan ibu… Ibu percaya sama kamu..”

Tiba-tiba kontolku tegang kembali, ibu pun sangat senang dirinya akan disetubuhi lagi. Kini aku yang dibawah dan ibu diatas tubuhku mengangkang duduk sambil memasukkan kontolku kedalam memeknya Bleeessssskk…!! Ku biarkan ibuku kini yang beraksi, aku diam sambil memegang kedua payudaranya yang besar dan montok.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu