1 November 2020
Penulis — 63mpo
Nadine - Part II
Setelah kejadian kemarin, sikap nadine berubah, beberapa kali kuajak bertemu dia menolak, begitu juga chat yang ku kirin ke ponselnya, hanya beberapa yang dibalas dengan kalimat pendek atau bahkan hanya tanda “R read / terbaca” saja yang kudapatkan. Beberapa hari itu pula aku berfikir apa kesalahanku, atau apa yang telah kulakukan menyakiti hatinya???
Hari valentine telah tiba, meski aku tidak begitu perduli hari itu datang tiap tahunya karena tidak mengenal hari tersebut dii keyakinanku, namun hari itu memberiku ide.. Aku nekat mengirimkan bunga dan choklat ke tempat kerjanya, namun karena ingin menghargai privasinya, aku membayar seorang petugas parkir di kantornya untuk menyerahkan bingkisan itu, di dalamnya terdapa swcarik kertas berisi permohonan maaf atas apa yang telah kulakukan sebelumnya.
Aku melanjutkan aktifitas kerjaku, seperti biasa nguli di lapangan, di tengah2 kesibukanku, aku dikejutkan dengan dering telpon genggamku, kubaca nick peneleponya NADINE.. betapa bahagianya aku, serasa panas berganti salju, siang berganti malam, deru mesin proyek terdengar bak kicauan burung yang merdu.
“Halo..” ponselku angkat, “bram, kamu sibuk siang ini?” kudengar suara merdunya.. “iya ni aku lagi di lapangan, kenapa sayang? Eh maksudku Nad..” jawabku, “emmm.. Kamu pulang jam berapa?” tanyanya lagi. “Aku chek out kerja jam 5sore, kenapa? Tapi kalau kamu mau kita bisa bertemu jam 15:00 nanti” balasku.
Jam tiba pukul 15:00 kurang, langsung kupacu kuda besiku kembali ke kos, mandi, bersiap menunggunya, setelah lebih 10menit kudengar suara maticnya di depat pintuku, kurasa ia tau aku ada di kos karena kuda besiku kuikat di depan jendela kamar, langsung dia mengetuk pintu kamarku, aku yang baru selesai mandi masih mengenakan handuk bingung dan tergesa2 mencari baju di lemari, “sebentar nad, tak pake baju dulu, abis mandi nih” teriaku..
Tiba2 dia langsung membuka pintu dan masuk lalu menutupnya lagi dari dalam, tanpa sepatah kata dipeluknya tubuhku… Dalam diam aku membalas pelukanya, dipandangnya sebentar mataku, begitu pula aku “kenapa nad?” tanyaku membuyarkan keheningan, dia membalas “makasih ya buat hadiahnya, sebenernya aku lebih suka boneka daripada coklat atau bunga,” “hahaha maaf nad aku gak tau soalnya..