2 November 2020
Penulis —  Freak Js

Mama Impian

Mari dilanjut gan…

Sepanjang perjalanan pulang aku terus berpikir tentang kak Mona, rasa penasaran semakin membuatku frustasi, aku yakin kak Mona menginginkanku seperti halnya Mama, tapi kenapa kak Mona melarangku menjamah tubuhnya. Sungguh aneh, bagaimanapun caranya aku harus bisa mendapatkan kak Mona.

Sampainya dirumah, sikap kami tidak ada yang berbeda, aku dan kak Mona berusaha bersikap normal. Namun ada sedikit perubahan sikap dari Mama dan Papa, aku masih tidak yakin, apa mungkin ada hubunganya denganku. Aku harus mencari tau, tapi sepertinya waktu kurang tepat. ini adalah malam ulang tahun Mama dan aku tidak ingin merusak suasana, maka aku urungkan niatku untuk mencari tau apa yang gerangan terjadi barusan.

Mama malam itu terlihat cantik sekali, mengenakan gaun berwarna biru muda dengan belahan dada rendah, pastinya memperlihatkan belahan dada Mama yang menggoda itu, warna gaun yang dikenakan Mama membuat kulit putihnya semakin bersinar cerah. Andai saja dirumah cuma ada aku dan Mama, pasti Mama sudah aku entotin sekarang juga.

“Ehemm…” Kata kak Mona sambil menyikutku.

Saat itu kak Mona duduk disampingku, sedangkan Mama duduk disamping Papa.

“Ehh kenapa kak?” Kataku kaget.

Saat itu kak Mona hanya sedikit melototiku, mungkin kak Mona tau kalau aku sedang memandangi Mama.

“Oke.. Makasih ya Papa, Mona, dan Bobby. Malam ini Mama senang sekali, Mama bahagia punya Suami dan anak-anak yang perhatian sama Mama.” Buka Mama.

“Sama-sama sayang, semoga dihari ulang tahun Mama ini, Mama selalu diberi kesehatan, keselamatan, dan tentunya semakin cantik.” Ucap Papa sambil memuji Mama dengan tersenyum.

Kulihat wajah Mama sedikit memerah, mungkin karena malu.

“Bob juga do’ain semoga Mama panjang umur, sehat selalu, dan semakin sayang dengan keluarga kita.” Kataku sambil memberikan sebuah kotak kado kepada Mama.

“Wah… Apa ini sayang. Makasih ya sayang,” ucap Mama sambil berdiri dan memeluku.

“Mona juga punya sesuatu buat Mama, nih buat Mama, Happy birthday ya Ma, selalu sehat, panjang umur dan banyak rejeki.” Kata kak Mona sambil menyodorkan kotak berisikan kado untuk Mama.

“Makasih juga sayang, Mama kan udah tua, masak masih dikadoin sih, kayak ABG aja, tapi makasih ya sayang udah dikasi kado gini.” Balas Mama sambil memeluk kak Mona.

“Sama-sama Ma, tahun kemaren kan Mona gak kadoin Mama, hehe..” Balas kak Mona.

Singkat kata, tentu saja setelah itu kami bertiga menyanyikan lagu kebangsaan acara ulang tahun, kemudian acara do’a dari Mama sebelum meniup lilin diatas kue. Sesekali aku mencuri curi pandang kuarah dada Mama. Meskipun aku sudah sering merasakan dan menikmati dada itu, tetap saja menggoda jika masih terbalut dengan pakaian lengkap.

Setelah kue dibagikan, lanjut ke acara makan-makan, kami habiskan malam itu bercanda ria ditemani alunan musik klasik dan suasana pesta diruang keluarga, hiasan khas acara pesta ulang tahun karya sendiri pun cukup membuat meriah seisi ruangan.

Kulihat wajah ceria Mama malam itu. Sungguh senang rasanya bisa melihat Mama sebahagia itu, berkumpul dengan keluarga, termasuk juga bi Yanti yang baru dapat jatah berkumpul diacara makan-makan. Sebenarnya Mama juga mempersilakan bi Yanti ikutan diacara ulang tahun Mama, cuman mungkin karena tau diri, sebagai yang bukan salah satu anggota keluarga jadi bi Yanti enggan untuk bergabung.

“Sekarang Ma?” Tanya Papa.

Aku heran, apa gerangan maksut dari Papa, kuperhatikan Mama yang sedang mencoba kalung dari kado pemberianku dibantu kak Mona sontak menoleh kearah Papa dengan wajah sedikit bersemu.

“Sebentar Pa, gimana Mon, udah? Bagus kan pa kalung Mama? Ini dari Bobby loh” kata Mama sambil meliriku.

“Bagus juga, pinter kamu Bob pilih perhiasan” kata Papa.

“Bagusan cincin dari Mona ya ma?” Timpal kak Mona tidak terima.

“Iya iya, semuanya bagus kok, Mama suka.” Kata Mama sambil memperlihatkan cicin pemberian kak Mona.

Kemudian Mama duduk kembali disamping Papa.

“Papa yakin?” Bisik Mama pelan ke Papa.

“Haha.. Sesuai permintaan Mama kan, biar Papa yang urus, anggap ini kado dari Papa.” Balas Papa sambil mencium kening Mama.

“Okey.. Bob, Mon, Papa tau kita keluarga. Mungkin agak aneh dan kalian akan sedikit risih, tapi Papa harap Bobby dan Mona bisa mengerti.” Maksut Papa memberi penjelasan, namun aku dan kak Mona masih belum tau maksut sebenarnya dari Papa.

“Maksutnya gimana sih Pa?” Kata kak Mona.

“Kamu udah dewasa, pasti tau kan Mon Incest?” Tegas Papa, to the poin.

“Whatt!.. Papa serius, Papa ngomong apaan sih..” Kaget kak Mona sambil memandang kearahku.

“Hehe.. Mona sayang, gak apalah, kan kita keluarga sendiri. Sudah saling tau kepribadian masing-masing. Lagian Mama ngidam nih sayang. Mama pengen ngerasain incest. Em.. Family Incest.” Jelas Mama.

“Tunggu-tunggu, jadi ini sudah direncanakan kan sebelumya Ma? Pa? Papa dan Mama yakin?” Balas kak Mona dengan nada seperti masih belum yakin dengan apa yang barusan Mama dan Papa bilang.

Sedangkan aku, aku hanya diam saja saat itu. Jantungku berdegup sangat kencang. Mama dan Papa sungguh membuatku jantungan.

“Sebenarnya ide ini awalnya dari Mama. Tadinya Papa juga gak yakin sih, tapi gak ada salahnya juga kita bicarakan. Kalaupun ada dari kita yang keberatan, gak apa kok kalau acaranya kita batalin. Papa dan Mama sudah berdiskusi tadi saat kalian pergi.” Jelas Papa.

“Bobby sih oke aja Pa, kak Mona gimana?” Tanyaku ke kak Mona.

“Hihh.. Dasar ni anak, emm.. Gimana ya Pa? Mona belum yakin.” Kata kak Mona.

“Sayang, pleasee.. Buat Mama yah ya..” Pinta Mama.

“Iya sayang buat Mama.” Tambah Papa.

“Gimana ya Pa? Aneh saja kan kalau satu keluarga ML bareng-bareng? Mona gak abis pikir. Eh maaf Ma, bukan maksut Mona ngalawan Mama. Mona masih belum yakin aja Ma.” Jelas lagi kak Mona.

“Gak apa sayang kalo kamu gak mau, Mama dan Papa gak mau maksa kalian.” Balas Mama dengan nada sedikit kecewa.

“Oke oke fine.. Mona mau Ma? Pa? Tapi kan ada bi Yanti gimana?” Balas kak Mona.

“Tenang aja sayang, bi Yanti sudah Papa lobi kok, tadi sesuai permintaan Mama, setelah kalian memberikan persetujuan maka bi Yanti tidak akan keluar kamar sampai besok pagi. Hehe..” Kata Papa sambil tertawa kecil diikuti tawa Mama, tangan Papa kini merankul pundak Mama, dan tangan kanannya mengelus-elus perut Mama yang membesar.

Akhirnya aku memihak Mama dan Papa, sengaja aku persingkat percakapan kak Mona denagna Mama dan Papa.

“Oke Pa, jadi kita sekarang harus ngapain? Tanyaku singkat.

“Kamu duduk disini Bob, kita tukeran tempat, gpp kan Mon jika Papa duduk disebelah kamu.” Pinta Papa.

“Iya gak apa-apa lah pa,” balas kak Mona.

Kemudian aku berdiri dan duduk disamping Mama, sedangkan Papa sekarang duduk disamping kak Mona. Suasana agak sedikit canggung, aku berusaha rileks. Kedekatkan duduku dengan Mama.

“Santai aja sayang, Mama juga grogi kok, hehe” kata sambil menepuk pahaku.

“Langsung aja deh Ma, Iya bener Bob kamu nyantai aja meski ada Papa, Papa sudah sharing kok sama Mama.” Tegas papa.

“Papa nih, gak usah disuruh sih kalo Bobby pasti udah ngerti Pa..” Kata kak Mona.

“Yeee.. Bob kan cuma nurutin Papa sama Mama, wekkk..” Ejeku ke kak Mona.

“Huuu dasar!” Balas kak Mona sambil memanyunkan bibirnya kearahku.

“Udah udah.. Biar Mama yang mulai, oke sayang?” Kata Mama sambil melirik kearahku dengan wajahnya yang bersemu.

“Mama ini paling bisa bikin Bob seneng. Pasti ini ulah Mama kan? Bisiku pelan ditelinga Mama. Kulirik kak Mona dan Papa tidak terlalu memperhatikan kami. Kak Mona masih terlihat canggung. Sama halnya dengan Papa. Mereka hanya duduk manis saja.

Perlahan aku mulai bekerja didepan kak Mona dan Papa, kuberanikan diri untuk berinisiatif sedikit menciumi leher Mama dari samping, tanga kiriku merangkul pundak Mama, dan tangan kananku mengusap-usap paha Mama sehingga sedikit membuat gaunya naik memperlihatkan paha mulus Mama. Kulirik lagi kearah duduk kak Mona dan Papa, masih tidak ada perubahan, mereka hanya sibuk melototi aku dana Mama.

Melihat hal itu, nafsuku semakin memanas saja. Kemudian kusingkapkan gaun Mama lebih tinggi lagi, lalu sedikit aku renggangkan kedua paha Mama, sehingga membuat selangkangan Mama terekpose didepan kak Mona dan Papa. Mereka berdua hanya melotot keheranan melihat aku dan Mama. Sensasi luar biasa yang aku rasakan kala menikmati tubuh Mamaku didepan Papa dan Kakakku.

Kembali kubelai belai paha Mama, sampai gaunya terbawa naik keatas kebagian dekat selangkangan Mama, lembut sekali terasa kulit mulus Mama. Kubelai kulit mulus paha Mama, kulirik Papa sempat menelan ludah ketika kuperlakukan Mama demikian. Nafsuku semakin meningkat, tak sadar ciumanku kini sudah berpindah mendarat dibibir Mama, Mama pun membalas sambil setengah melirik kearah Papa, kami mulai melakukan ciuman lembut, sambil tanganku dibawah masih meraba raba paha mulus Mama.

“Gimana Mon? Asik tuh kayaknya Mama sama Bobby?.” Kata Papa samar-samar.

“Sshhh… Gabung yuk Pa, melihat Bobby sama Mama memek Mona jadi basah Pa.” Akhir nya kak Mona mulai terbawa, kata-kata fulgar mulai keluar dari mulut kakaku, dengan begini aku bisa sedikit berlega karena adanya tambahan semangat dari kak Mona. Dan mudah mudahan Papa juga bisa menaikan nafsu kak Mona.

Kemudian kak Mona dan Papa bergabung dalam satu sofa dengan aku dan Mama. Sofa itu memang lumayan panjang, mampu ditempati empat orang dewasa, bahkan lima orang juga masih longgar.

“Nah, gini kan lebih nyaman kak.” Kataku ke kak Mona sambil meliriknya. Saat itu posisi duduk kami adalah aku diujung sofa paling kanan, disebelah kiriku Mama, kak Mona kemudian diujung ada Papa.

Tak terasa tangan kiriku yang tadinya merangkul leher Mama sekarang sudah masuk kedalam gaun atas Mama, aku mulai menjamah dua bukit kembar milik Mama, kuremas-remas dan kumainkan putingnya. Kulihat Mama menikmati ramasanku ke dadanya, kak Mona dan Papa terus saja memperhatikan aku dan Mama, kupercepat remasanku didalam gaun biru Mama, terlihat dari sisi luar kalau tanganku sedang mengeksploitasi area dada Mama.

“Ucchhh… Enak Bob, isepin dong sayang puting Mama. Pinta Mama sambil mengeluarkan kedua big boobsnya dari gaun biru muda itu. Kulihat Papa dan kak Mona terbelalak melihat tingkah Mama.

“Pa, buah dada Mama besar banget ya? Boleh Bobby isepin Pa? kataku sambil mendekatkan wajahku kedada Mama dan memandang kearah Papa.

“Lanjutin Bob, Papa suka kok liatin Mama keenakan kamu kerjain.” Balas Papa.

“Ihh Papa genit, malu Pa Mama kalo dikatain gitu.” Kata Mama sambil refleks menutup kedua buah dadanya yang ranum itu.

“Kak liat dada kak Mona dong? Katanya memeknya dah basah tadi? Liatin juga dong kak memek Kak Mona.” Pintaku ke kak Mona.

“Hem enak aja, Mama udah kamu dapetin masak kakak mau kamu embat juga, ini jatah Papa tau.” Balas kak Mona.

“Haha.. Masih aja kalian tu, udah pada gede juga masih suka bertengkar.” Kata Papa sambil tertawa.

Karena tidak mau kalah, kak Mona langsung menyambar bibir Papa, dan Papa yang kaget pun mulai mengimbangi ciuman kak Mona. Seperti biasa, kak Mona suka memainkan lidahnya ketika berciuman. Aku sudah tau tentunya. Akhirnya kak Mona mulai terbiasa, aku palingkan wajah dari mereka, kubiarkan sementara kak Mona dan Papa saling membiasakan diri, dan aku kembali mengulumi big boob Mama.

“Emmhhh ahhh… Trusin sayang, kamu pinter banget.” Gumam Mama sambil tangan kirinya mulai meraba raba ke selangkangan kak Mona. Kulihat ciuman kak Mona dan Papa semakin menggila. Kak Mona tidak memperdulikan gerayangan tangan Mama, atau mungkin bahkan menikmatinya. Tangan kiri Papa kini sudah berada didalam baju kak Mona, pastinya tangan itu sekarang sedang meremas-remas buah dada kak Mona.

“Acchhh… Geli Ma memek Mona..” Gumam kak Mona sambil menatap Mama. Tangan kiri Mama sudah berhasil menemukan tugasnya, dan secara nyata baru kali ini aku melihat lesbian, bahkan meraka adalah Mama dan Kakak permpuanku.

Tak mau kalah dengan Papa, kunaikan gaun Mama lebih tinggi dan aku tarik kebawah CD mama sampai lepas. Kukangkangkan kedua kai Mama selebarnya, kumasukan dua jariku kedalam memek Mama, memek itu sadah sangat basah, sehingga memudahkan dua jariku masuk kedalamnya.

“uuhhh… Sitt.. Yess.. Kocok sayang, emmhhh..” Perintah Mama, kulihat Mama memejamkan matanya ketika aku kocok lebih cepat kedua jariku didalam memek Mama. Sambil aku kembali melahap dengan rakus big boob Mamaku. Kumainkan putingnya dengan gigiku, sedikit aku tarik dan gigit-giti kecil, tentunya hal ini membuat Mama kelojotan, kurasakan tubuhnya bergetar-getar kenikmatan.

Setelah beberapa saat kemudian aku merasakan ada sesuatu yang memasuki liang memek Mama, aku lirik kebawah dan ternyata jari tangan kanan kak Mona dimasukan juga kesana, bersamaan dengan dua jariku yang masih sibuk keluar masuk. Mama semakin mengeliat ngeliat kala itu, bagaimana tidak, memeknya dimasuki empat jari, dua jariku dan dua jari milik kak Mona.

“Ouhhh fuckkk yesss.. Ohhh.. Damnn..” Ceracau Mama sambil mendongakan kepalanya. Kulihat kearah kak Mona, dia mengedipkan mata kirinya kearahku. Sangat genit kakaku saat itu. Sedangkan Papa masih sibuk dengan dada kak Mona, dengan rakus Papa memberikan cupangan demi cupangan didada Kakakku.

Suasana saat itu sangat panas, AC di ruang keluarga kini tidak lagi terasa dingin karena panasnya pergumulan kami berempat. Sampai beberapa saat kemudian kulihat kak Mona menegakkan posisi duduknya untuk melepas semua pakainnya mulai baju sampai celananya sampai bugil dibantu dengan Papa. Akhirnya baru kali ini aku bisa melihat kak Mona telanjang bulat, tepat persis dihadapanku.

Sama dengan kak Mona, akhirnya aku juga melucuti gaun yang dikenakan Mama sampai telanjang bulat, memperlihatkan perut buncitnya yang bergaris tengah berwarna coklat itu. Kuelus perut besar Mama dan kukecup lembut. Kemudian aku rebahkan Mama dengan posisi kepala Mama diletakan dipaha kak Mona sebelah kanan.

Aku sendiri sudah telanjang, perlahan aku mulai mengocok kontolku sendiri yang sudah mengeras dan aku gesek-gesekan dipermukaan memek Mama. kulihat mata kak Mona terpana melihat keperkasaan kontolku.

“Pa Bobby entotin Mama dulu ya? Memek Mama udah basah banget nih Pa?” Kataku.

“Puasin Mamamu Bob, pelan-pelan ya, ingat jangan sampe calon adik kamu bangun. hehe..” Balas Papa.

Tanpa banyak kata langsung aku tancapkan kontolku kedalam memek Mama,

“Sslleeppp… Ucchhh, enak banget Pa memek Mama.” Racauku.

“Emhhh… Yess, kontol kamu berasa banget sayang, uhhh yess ahh…” Gumam Mama.

Kuhujamkan semakin dalam lagi kontolku kedalam memek Mama, terlihat sekali kalau Mama sangat menikmati genjotanku, terkadang sembari kugenjot sambil kubelai belai perut buncit Mama. Tangan kak Mona pun tidak tinggal diam, kini buah dada Mama diremas-remas dengan tangan kak Mona sampai keluar air susu dari big boob Mamaku.

“Pahh.. Mona mau dientotin juga dong kayak Mama.” Pinta kak Mona sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar kearah Papa. Tanpa berlama lama, Papa langsung melepas pakaianya dan memasukan ujung kepala kontol Papa kedalam memek kak Mona tanpa langsung memasukanya semua. Dicabutnya, kemudian dimasukin lagi hanya seujung kepala kontol Papa.

“Kenapa pa? Masukin aja semua pa, memek Mona udah pernah dipake kok. Gak bakalan sakit pa, Masukin Pa, lebih dalam.” Pinta kak Mona.

“Wah Papa gak dapat jatah perawan kamu dong Mon?” Protes Papa.

“Hehehe.. Sorry pa, memek Mona udah pernah dipake mantan pacar Monahhh ahhhh.. Ahhhhh.. Ahhhh… Pa, uhhh trus paa.. emhhh ahhhh ahhhh pa ahhh trus truss ahhh yess..” Belum selesai kak Mona berkata Papa sudah melesakan kontol besarnya kedalam memek kak Mona sampai pangkalnya berulang ulang sampai kak Mona kenikmatan marasakanya.

“Gimana? Kontol Papa gak kalah kan sama punya mantan kamu sayang?” Gumam Papa sambil meremas remas kedua buah dada kak Mona.

“Ahh sialan kak Mona, aku aja gak dikasih jatah tadi waktu dimobil.” Gumamku dalam hati.

“Emmhhh.. Entotin Mona Pa, puasin Mona Pa.. Uchhh yesss… Trus pa, kontol Papa gede banget, emmhhhh yesss pa trus.. Pa trus..”

Mendengar dan melihat kak Mona dan Papa, Mama hanya tersenyum gembira kearahku dan mengeleng gelengkan kepalanya.

Sesaat setelah aku lihat jari tengah Mama menunjuk nunjuk bagian lubang anusnya. Aku rasa menginginkan anal seks. Aku mengiyakanya dengan mengangguk, aku cabut kontolku perlahan dari lubang memek Mama, kulihat Mama sedikit mengkerutkan wajah, mungkin karena geli ketika aku cabut kontolku dari memeknya.

kemudian aku posisikan mama dengan gaya doggy dengan tangan bertumpu pada sandaran sofa, kuambil posisi berdiri dibelakang Mama, mulai aku ludahi lubang anus Mama, kujilati lubang anus Mama, sedikit aku tusuk tusukan lidahku kedalam lubang anus Mama.

“Uchhh geli sayang, hahaha.. Udah ah Bob geli Mama.” Pinta Mama.

Aku hentikan jilatanku ke anus Mama, dan aku gesekan ujung kontolku dipermukaan anus Mama yang sudah aku lebarkan kedua bokongnya dengan tangan kanan dan kiriku.

“Kak? Pa? Liat nih kontol Bobby mau Bobby masukin keanus Mama, kira-kira enak gak ya Pa?” Kataku berpura pura seoalah belum pernah nngelakuinya dengan Mama.

“Wah gila kamu Bob, kasian Mama, apa gak sakit ma?” Tanya Papa yang menghentikan genjotan kontolnya dimemek kak Mona.

“Tenang aja Pa, Mona juga pernah kok dianal sama mantan Mona, rasanya sih pertama agak sesak. Tapi setalah itu enak juga kok Pa. Papa mau coba juga analin Mona?” Sahut kak Mona.

“Hehe.. Sorry Pa, Mama penasaran sih rasanya kayak gimana? Gpp ya Pa Mama coba dianal sama Bobby? Pinta Mama.

“Iya Ma, gak apa. Tapi pelan lo Bob, tak Mamamu kesakitan.” Pinta Papa.

“Tenang aja Pa? Bob masukin ya Pa?” Kataku sambil mulai menekan ujung kepala kontolku dilubang anus Mama.

“Emmhhhh… Uhhh… Tekan lagi sayang.” Pinta Mama.

Aku tekan lagi semakin dalam dan akhirnya kontolku seluruhnya masuk kedalam anus Mama. Terasa berdenyut denyut didalam lubang anus Mama. Kucabut dan kumasukan lagi kontolku sampai anus Mama longgar. Kini irama sodokanku ke anus Mama semakin aku percepat. Mamapun mengimbanginya dengan mendorong tubuhnya kebelakang melawan gerakanku kedepan, sehingga membuat kontolku masuk semakin dalam lagi ke anus Mama.

“Oouugghhtttt… Fuckkkkk! Yess, oohhhh… Pa sumpah enak banget Pa akkhhhh… Yess.. Pa enak banget kontol Bobby Pa..”

“Tu kan Pa? Mama aja keenaka? Gimana, Papa mau coba anus Mama?” Kataku ke Papa.

“Emm boleh juga Bob,” kata Papa sambil menggenjot kak Mona.

Kemudian aku mencabut kontolku daru anus Mama, bahkan setelah aku cabut lubang anus Mama masih membuka, terlihat lubang anus Mama berlubang selebar diameter batang kontolku.

“Sayang, Papa cobain anal Mama dulu ya, biar Bobby yang melayani kamu.” Pinta Papa ke kak Mona.

“Hee’eehhh pa..” Jawab singkat kak Mona yang masih merem melek.

Akhirnya Papa mencabut. Kontol Papa dari memek kak Mona, dan mengambil posisi berdiri dibelakang Mama menggantikanku. Kulihat Papa mulai memasukan kontol besarnya kedalam anus Mama yang sudah longgar bekas aku anal itu. Dengan mudah kontol Papa keluar masuk dilubang anus Mama. Mama juga menikmati sodokan demi sodokan yang dilayangkan Papa.

“Gimana Paa ahhhh.. Enn ennnaakk kan pake anus Mama ahhh.. Paa? Enak.. Pa.. Uchhh… Anus Mama nikmat baget disodokin kontol Papa.” Gumam Mama.

“Ehmmm… Mama gak dari dulu aja kayak gini, emhhh enak banget ma anal di anus Mama..” Kata Papa sambil sibuk menggenjot genjot tubuh Mama.

“Kak, Bobby pake memek kak Mona dulu ya, analnya nanti aja deh. Bobby pengen tau rasanya memek kakak kayak apa sih Hehe..” Kataku sambil mengelus memek kak Mona.

Kak Mona langsung melotot kearahku. Mungkin dia berfikir kalau enak banget jadi aku, udah bisa ngentotin Mama sekarang kak Mona dapat juga kena giliranku.

Perlahan aku tindih tubuh kak Mona, kulumat bibir sexy nya, kupegang kontolku, aku cari lubang kakaku dan aku masukan semua sampai mentok didalam memek kak Mona.

“Oouuuuhhhhh… Bob, gila kontol lu panjang banget, pantesan hup!” Belum selesai kak Mona bicara aku dekap mulutnya dengan tanganku. Matanya melotot kearahku dan mencubit punggungku.

“Akkhhh.. Sakit kak.” Teriaku.

“Kenapa lagi Bob?” Tanya Mama.

“Ini nih Ma, kak Mona nyubil Bobby.” Aduku ke Mama.

“Hahaha.. Kalian ini udah ngentot juga masih bertengkar aja, udah Ma biarin aja suka suka mereka, memang dasarnya kayak gitu” Kata Papa sambil menggelengkan kepala.

Kubalas kak Mona dengan hujaman kontolku semakin brutal, sampai-sampai kak Mona mengerang erang.

“Arrggghhh.. Uhhh.. Bob, ampun.. Ahhh… Emmhhh..” gumam kak Mona.

“Pelan-pelan Bob, kasian tu kak Mona sampe nyengir-nyengir gitu..” Kata Papa.

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu