2 November 2020
Penulis — Bloncoli
Lanjutan…
Perhatian hani mulai beralih di kamar tamunya karena tidak biasanya kasur lipat milik ayahnya digelar siang2 hari begini, tak mungkin ayahnya yg memakai kasur ini karena ayahnya sudah pergi ke luar kota sejak 2 hari lalu dan biasanya akan berada disana berminggu2 berada dirumah hanya 4 hari atau paling lama seminggu dalam sebulan, kasur itu hanya akan digunakan oleh suwarno ayahnya untuk santai sambil tiduran saat menonton tv itupun kalau ayahnya sedang berada dirumah dan hanya ayahnya yg punya kebiasaan tidur di ruang tamu sambil menonton tv.
hani perhatikan lebih seksama ada bercak basah tepat ditengah kasur itu yg hani sendiri tak sempat memeriksa cairan apakah itu karena sudut matanya melihat dikolong sofa ada celana dalam wanita berwarna merah tua yg hani tau betul itu adalah milik ibunya.
“ibu ngapain menaruh cd sembarangan gini” pikir hani dan langsung mengambil cd itu dibawah kolong sofa, hani merasakan cd milik ibunya itu basah dan tanpa pikir panjang lagi hani langsung membawanya ke mesin cuci di halaman belakang.
Saat berjalan ke arah dapur untuk makan siang hani sudah melihat rangga kakaknya sedang makan siang bersama ibunya, terlihat juga ibunya telah mengganti daster yg tadi dikenakanya dengan pakaian biasa kaos dan celana pendek
“lho kak rangga kok ada dirumah? ga ke toko kak” tanya hani sambil mengambil piring.
“gak kakak capek gara2 kamu tu pagi2 kasi kerjaan kakak nyuruh bawa motor ke bengkel segala” jawab rangga sengit
“Yeelah dorong motor nyampe depan kompleks aja capekk, cowok gitu lho” balas hani tak kalah sengit sambil melihat ke arah ibunya yg tepat didepanya.
“Ibu kok kelihatan ceria hari ini bu, pasti menang arisan ya?” celoteh hani dengan mulut penuh
“Uhuukkkkk.. uhukkkk” tiba2 saja rangga seperti tersedak
“Makanya makan pelan2 nasi masih banyak kok” gurau hani
“Eittt kamu kenapa nak?” tampak surti buru2 memberikan rangga segelas air dan rangga langsung meminumnya.
“Ne gara2 si bawel nih bu, ngoceh mulu” jawab ranga, hani tampak cekikian sendiri sambil melahap nasinya, sekilas rangga dan ibunya tampak saling bertatapan.
Malam telah larut, hani menutup lembar terahir buku pelajaran biologinya ia menguap lebar2 lalu merenggangkan badannya, membaca beberapa bab pelajaran sekaligus untuk menghadapi ujian besok sungguh membuatnya diserang rasa kantuk yg luar biasa.
suara tv di kamar tamunya telah lama mati pertanda ibu atau kakak yg biasa nonton disana telah tidur, hani segera bergegas menarik selimutnya namun rasa haus di tenggorokanya kembali memaksanya bangun kearah dapur untuk mengambil botol air dikulkasnya.
Dengan terkantuk2 hani membuka perlahan pintu kamarnya berjalan menuju dapur, untuk sampai dapur yg terletak di belakang rumah hani melewati kamar rangga kakaknya dan kamar orangtuanya.
Namun tiba2 langkah kakinya tersendat begitu tepat berada di depan pintu kamar orang tuanya, hani kaget saat mendengar suara wanita yg sedang merintih2 rasa kantuknya sontak hilang kamar tamu yg gelap dan suasana yg sepi membuat pikiran rani mulai takut.
“suara apakah itu… jangan2 hantu ihhh seremmm” hani bersiap2 akan mengambil langkah seribu saat kembali rintihan itu terdengar pelan, sejenak rani mencoba menguasai ketakutanya, meski ragu2 memberanikan diri untuk mendengangarkan lebih seksama darimana asal suara itu, ia celingukan mencari2 sumber suara misterius itu.
Tampaknya suara itu berasal dari dalam kamar ibunya, ketakutan hani langsung lenyap rupanya suara itu adalah suara ibunya, karena penasaran kemudian hani menempelkan telinganya di daun pintu kamar ibunya.
Suara itu makin terdengar jelas ke arah suara ibunya yg sedang mendesah, hani berpikir ibunya mengigau atau sedang bermimpi, namun ia mulai mencium gelagat yg tidak beres saat ada suara pria yg ia dengar diantara suara desahan2 ibunya itu, untuk lebih memastikan ia lebih mendengarkan suara di balik kamar ibunya lebih seksama
“Nnnhhhhhhh… sshhhhhhhh…” akhirnya beberapa saat menunggu desahan ibunya terdengar lagi kali ini lebih jelas dan hani tidak salah dengar lagi memang betul itu adalah suara seorang pria bersamaan dengan suara erangan2 ibunya.
Kecurigaan hani makin besar saat ranjang didalam kamar juga terdengar berderit2 tanda ada aktifitas intens di atasnya, hani yakin benar suara lelaki itu bukan suara ayahnya karena ayahnya baru berangkat 3 hari lalu pastinya belum pulang dari tugasnya di luar kota.
Hani mulai berpikir cepat atas apa yg sedang terjadi didalam kamar ibunya ia menyadari suara2 itu bukanlah suara ibu yg sedang mengigau atau bermimpi itu adalah suara desahan2 orang yg sedang berhubungan badan, hani mulai yakin ibunya punya selingkuhan dan memasukan lelaki lain kerumah saat ayahnya tidak ada.
“Mungkinkah ibu bisa melakukan hal serendah itu”, penampilan ibunya dari luar setahu hani kalem dan santun tidak pernah aneh2 meski ibunya punya wajah cantik kulit putih dan body bak remaja abg, hani sama sekali tidak pernah menyangka ibunya melakukan perbuatan itu, rasa marah hani mulai timbul dan juga penasaran bercampur menjadi satu, hani ingin memastikan kecurigaanya dan ia sangat berharap pikiran buruknya tentang ibunya salah, lalu ia memberanikan diri untuk mengintip lewat celah ventilasi diatas pintu kamar.
Dengan mengendap2 perlahan hani mengambil kursi kecil di dekat meja tlp dan menaruhnya tepat di bawah lubang ventilasi, pelan hani naik diatas kursi itu walau agak berjinjit hani mencoba mengintip sedikit demi sedikit lewat celah ventilasi.
Kini pandanganya bisa leluasa melihat kedalam kamar ibunya, Untunglah situasi di kamar tamu gelap, hanya lampu di luar rumah saja yang masih menyala, sehingga yg didalam kamar tidak mungkin dapat melihat sosoknya di balik ventilasi.
Di dalam Kamar ibunya hani lihat tampak remang-remang, hanya lampu di samping ranjang yang sedang menyala, namun masih tampak jelas seisi ruangan kamar mereka. Kaki hani mendadak lemas ia kaget luar biasa dan nyaris memekik untung saja ia segera menutup bibirnya dengan tanganya.
Saat hani melihat ke arah ranjang, dua tubuh tanpa sehelai benang sedang bertindihan, seorang pria tampak sedang berada diatas tubuh ibunya, ibunya merebah di atas ranjang dengan selangkangannya terbuka lebar-lebar kedua kaki ibunya tampak mengait paha pria yg menindihnya itu, hani hanya melihat punggung pria diatas tubuh ibunya yang penuh dengan peluh keringat tampak asyik memainkan pinggulnya naik turun di antara selangkangan ibunya sambil menciumi leher ibunya itu, sedangkan Kedua tangan ibunya tampak memeluk erat tubuh pria diatasnya, dengan mata terpejam ibunya terlihat mendesah2 seperti orang kepedasan seakan-akan menahan geli dan nikmat yang luar biasa.
Ternyata kecurigaan hani terjawab sudah, ibunya telah berbuat serong di belakang ayahnya ia lihat dengan matanya sendiri sekarang, ibu yg sangat disayangi dan ia hormati tengah bergumul tanpa busana dengan pria lain disaat ayahnya tidak ada dirumah, hani ingin segera melabrak perbuatan mereka namun entah kenapa hani hanya bisa terpaku berdiri mematung tanpa bisa bertindak apa2 sekejap hani syok dengan apa yg tengah disaksikanya.
jantung hani berdegup amat kencang ia melihat tanpa berkedip adegan mesum yg secara langsung ia lihat di kamar ibunya itu, hani tidak bisa melihat wajah pria itu karena posisinya membelakangi tempatnya mengintip hanya wajah ibunya yg sedang menahan nikmat yg terlihat jelas namun dari postur tubuhnya yg atletis sepertinya hani tak asing dengan pria yg sedang bersetubuh dengan ibunya itu.
Beberapa kali hani tampak menelan paksa air liurnya saat melihat kearah bagian selangkangan ibunya, terlihat penis dari lelaki itu yg ukuranya mirip dengan film2 bokep yg pernah ia tonton di internet tampak keluar masuk di dalam vagina ibunya, sedangkan pantat ibunya terus bergerak kekiri dan kekanan mengimbangi gerakan naik turun lelaki diatasnya, keduanya seolah tidak mempedulikan suara ranjang yg berdecit2 karena hentakan2 yg mereka buat.
Hani merasakan tubuhnya menjadi panas ada getaran aneh dari dalam tubuhnya pemandangan erotis itu membuat rasa marahnya lenyap apalagi saat melihat ekspresi wajah ibunya menandakan betapa besar kenikmatan yg dirasakanya, hani menjadi membayangkan bagaimana rasanya saat penis itu yg memasuki vaginya hani merasakan cdnya basah, hani menjadi bernafsu ia ingin segera menuntaskannya dengan bermasturbasi di kamarnya namun ia merasa sangat sayang melewatkan pemandangan di depanya.
Setelah beberapa menit kemudian, genjotan lelaki dibatas tubuh ibunya itu terlihat makin cepat, keduanya terlihat saling berciuman dengan penuh nafsu, lelaki itu tiba-tiba terlihat berbisik di telinga ibunya yang hani sendiri tak tau apa yg dibisikan pada ibunya dan ibunya hanya mengangguk saja, diantara desahanya terlihat ibunya tampak semakin erat memeluk tubuh lelaki itu sambil menciumi dada bidangnya, keduanya seperti mengerti apa yang akan terjadi.
aaahhhh… Ibunya pun sama, seperti nya juga sedang merasakan puncak kenikmatan ibunya menempelkan kedua telapak tangannya ke pantat lelaki itu, dan menekannya dengan kencang, seperti ingin agar yang sedang masuk di selangkangan ibu itu tertanam dalam-dalam. Ibunya melengguh panjang
‘ouhhhhhhhhhshhhhh.. terusssssss… dikittt llagiii… yaaaaa… rangggaaaaa… ouhhhhh
Ahhhhhhhshhhh….ibu sampaiiiii….ahhhh… ranggggaaaaaa”
Bagaikan tersambar petir di siang bolong saat hani mendengar desahan ibunya meneriakan nama kakaknya saat mencapai organsmenya, hani seperti tidak percaya atas apa yg telah didengarnya, pandanganganya tiba2 berkunang2 saat melihat lelaki itu yg tengah menikmati sisa2 organsmenya sambil menciumi leher ibunya lalu bangkit perlahan sambil terengah2 merebahkan dirinya disamping ibunya yg juga tampak masih ngos2an seperti habis berlari puluhan kilo memperlihatkan wajahnya dan memang benar itu adalah kakak kandungnya sendiri RANGGA.
Astagaaaaaa… apa yg terjadi di rumah ini bagaimana bisa kakak dan ibunya melakukan perbuatan tabu ini, perbuatan yg sebagian atau seluruh manusia menilai adalah sebuah perbuatan yg sangat bejat, hani tak sanggup memikirkan ini lalu berjalan menuju kamarnya dengan berbagai macam perasaan.